Sinopsis C-Drama : Die Now (Episode 3 : Pemenang) part 1



Network: Sohu TV

Dengan nafas, terengah-engah, Qing Zhi terbangun. Ia tampak sangat kelelahan serta kesakitan, sehingga ia pun menangis. Lalu disaat seperti itu, Qing Zhi mengingat masa lalunya.



Qing Zhi yang saat itu masih remaja, melihat ketika Ibunya berusaha menghentikan Ayahnya untuk tidak minum-minum lagi. Tapi Ayahnya malah marah-marah dan mengasari Ibunya.

Orang lain berpikir aku peduli pada keluarga yang penuh cinta. Tapi siapa tahu, menikah dan cinta tidak ada hubungannya. Hari ini Ayah memukul Ibu lagi. Dia selalu begitu kalau sedang mabuk. Pria itu semuanya jahanam.



Suatu hari, Ayah Qing Zhi, menyuruh Qing Zhi untuk bertemu dengan Tuan Muda dari Grup Long yang seumuran dengannya. Dan karena mereka merupakan partner paling penting, maka Ayahnya mengharapkan ia untuk memberikan kesan yang baik.

Sebenarnya Qing Zhi sangat ingin sekali menolak, tapi ia tidak berani. Maka dari itu ia pun menyetujui hal tersebut.



Didalam bioskop. Menonton sebuah film romantis. Qing Zhi tampak tidak nyaman dan tidak menyukai itu. Wajahnya tampak cemberut terus. Dan ketika Tuan Muda ingin menyuapinya dengan popcorn serta minum.

Qing Zhi, tanpa berkata apa-apa, langsung menghindar.



Aku sudah siap untuk ini, ini takdirku sejak lahir. Tapi hal yang tak bisa aku terima adalah aku menjalin hubungan dengan orang yang mengerikan. Aku tidak mau melakukan ini. Nasib akan memaksaku untuk memilih.

Tiba-tiba pada saat itu, terdengar pengumuman yang memberitahu bahwa telah terjadi kebakaran di dalam gedung. Serta lampu peringatan menyala. Sehingga dengan cepat dan panik, setiap orang berlarian keluar dari dalam ruang bioskop.

Begitu juga dengan Tuan Muda. Karena takut untuk mati, maka tanpa memikirkan Qing Zhi, ia langsung berlari duluan.



Disaat itu sebenarnya, Qing Zhi juga ikut berlari untuk keluar, tapi tanpa sengaja ia terjatuh. Dan setiap orang yang lewat, tidak memperdulikannya. Lalu pada saat itu juga, sialnya, sebuah papan huruf jatuh menimpanya.



Ketika Tuan Muda melihat bahwa Qing Zhi tertimpa oleh papan huruf. Bahkan Qing Zhi sampai mengulurkan tangannya, meminta tolong. Tapi ia tidak peduli dan tetap berlari keluar. Ia meninggalkan Qing Zhi begitu saja.

Tepat ketika, Qing Zhi mulai akan kehilangan kesadarannya. Ia melihat seorang pria belari kearahnya. Pria itu mengangkat papan huruf yang menimpanya.



“Siswa, bangunlah! Siswa, kau tidak apa-apa?” tanya Pria itu. Dan disaat Qing Zhi yang telah kehilangan kesadarannya, tidak lagi bisa menjawab.

Maka dengan cepat, Pria itu merobek lengan kemeja panjangnya dan lalu berlari menuju kearah galon air. Ia membasahi kain robek itu dengan air. Lalu kembali lagi dan menolong Qing Zhi.

“Mengapa kamu berdarah?” tanya Pria itu, saat melihat ada luka dikening Qing Zhi.


Dan Qing Zhi yang telah agak sadar, tapi masih lemah sebenarnya. Ia menyuruh Pria itu tidak mengkhawatirkan dirinya dan pergilah duluan.

“Tak apa, aku akan mengeluarkanmu dari sini,” balas Pria itu. Yang teryata adalah Xia Chi.

Setelah itu, Xia Chi memberikan kain robek basah itu kepada Qing Zhi, untuk dipakai menutupi hidungnya. Lalu sesudah itu, Xia Chi langsung mengendong Qing Zhi dan berlari keluar.



Qing Zhi yang telah pulih, berkaca dicermin. Ia memperhatikan luka yang membekas dikeningnya. Dan setelah itu, ia mengambil gunting lalu memotong sendiri poninya. Sehingga bekas luka itu tertutupi.

Tapi saat aku tersadar, aku sudah ada dirumah sakit. Tidak ada yang tahu siapa yang menyelamatkan aku. Aku juga tidak tau. Mungkin aku tidak akan pernah tahu, tapi caranya menyentuh hatiku sama seperti bekas luka ini, aku tidak akan pernah bisa menghapusnya. Aku tersentuh, bukan karena dia telah menyelamatkan hidupku. Tapi karena apa yang dikatakannya.


“Jangan khawatir, aku pasti akan membawamu keluar dari sini. Selama aku hidup, aku tak akan membiarkan kau mati.

“Dan bekas luka ini membuatku berhenti menjadi anak yang penurut dan mudah menerima.”



Dihari penerimaan mahasiswa/I baru. Qing Zhi melihat penyelamatnya dulu, yaitu Xia Chi yang sedang dipaksa untuk bergabung kedalam klub oleh Meng Qing. Dan karena hal itulah, ia memutuskan untuk bergabung kedalam klub fiksi misteri.




“Kalau begitu, sampai jumpa di klub fiksi misteri, Xia Chi,” kata Qing Zhi menyapa, lalu pamit pergi dari sana. Dan Meng Qing yang mendengar itu, langsung menuduh Xia Chi yang ternyata mengenal Qing Zhi.

“Tidak. Hanya saja… terasa tidak asing,” jelas Xia Chi sambil menatap terpesona kearah Qing Zhi yang berjalan makin menjauh.


Dipagi hari, Qing Zhi berlari pagi ditaman. Dan disana Xia Chi telah menunggunya untuk menyatakan cinta, tapi sayangnya Qing Zhi dengan sengaja tidak menyadari itu dan tetap berlari mengabaikan sapaan Xia Chi kepadanya.



Hingga akhirnya ketika Xia Chi berteriak memanggilnya, maka pada saat itulah Qing Zhi baru mau berhenti berlari. Dan menyadari perasaan Xia Chi kepadanya, maka sebelum Xia Chi menembaknya, Qing Zhi langsung berteriak kalau ia setuju.



“Pria yang mengejarku sejauh 5 km. Untuk apa lagi? Jadi tentu saja, melihat kamu berlari sejauh 10 km, aku setuju,” kata Qing Zhi dengan nada riang sambil mendekati Xia Chi.

Mendengar itu, Xia Chi langsung menganguk dengan senang, tapi setelah itu ia merasa heran sendiri dengan maksud perkataan Qing Zhi dan menanyai 5 km nya lagi itu apa.

“Kita harus balik lagi,” kata Qing Zhi, lalu mulai berlari duluan untuk kembali ke asrama. Dan dengan senang, karena telah diterima, maka Xia Chi pun ikut berlari untuk kembali ke asramanya.





Dipertengahan jalan. Qing Zhi mengeluarkan sebuah koin dari sakunya. Dan ia lalu mengingat kembali kenangannya. Dulu dibawah air mancur, Qing Zhi menggunakan sebuah koin untuk membuat harapan agar bisa bertemu kembali dengan penyelamatnya dan setelah selesai, Qing Zhi lalu membuang koin itu kedalam kolam air mancur.

“Kamu akan muncul, kan? Aku akan menunggumu. Selamanya,” kata Qing Zhi.



“Aku akan menunggumu… selamanya, Xia Chi,” kata Qing Zhi, berharap seperti dulu, menantikan penyelamatnya. Dan pada saat itu, dinding bercahaya itu kembali bergerak mendekatinya, tapi karena saking lelahnya, Qing Zhi sama sekali tidak bisa menghindar dan hanya bisa berharap agar Xia Chi akan datang untuk menyelamatkannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post