Network: Sohu TV
Dengan
nafas, terengah-engah, Qing Zhi terbangun. Ia tampak sangat kelelahan serta
kesakitan, sehingga ia pun menangis. Lalu disaat seperti itu, Qing Zhi
mengingat masa lalunya.
Qing
Zhi yang saat itu masih remaja, melihat ketika Ibunya berusaha menghentikan
Ayahnya untuk tidak minum-minum lagi. Tapi Ayahnya malah marah-marah dan
mengasari Ibunya.
Orang lain berpikir aku
peduli pada keluarga yang penuh cinta. Tapi siapa tahu, menikah dan cinta tidak
ada hubungannya. Hari ini Ayah memukul Ibu lagi. Dia selalu begitu kalau sedang
mabuk. Pria itu semuanya jahanam.
Suatu
hari, Ayah Qing Zhi, menyuruh Qing Zhi untuk bertemu dengan Tuan Muda dari Grup
Long yang seumuran dengannya. Dan karena mereka merupakan partner paling
penting, maka Ayahnya mengharapkan ia untuk memberikan kesan yang baik.
Sebenarnya
Qing Zhi sangat ingin sekali menolak, tapi ia tidak berani. Maka dari itu ia
pun menyetujui hal tersebut.
Didalam
bioskop. Menonton sebuah film romantis. Qing Zhi tampak tidak nyaman dan tidak
menyukai itu. Wajahnya tampak cemberut terus. Dan ketika Tuan Muda ingin
menyuapinya dengan popcorn serta minum.
Qing
Zhi, tanpa berkata apa-apa, langsung menghindar.
Aku sudah siap untuk ini,
ini takdirku sejak lahir. Tapi hal yang tak bisa aku terima adalah aku menjalin
hubungan dengan orang yang mengerikan. Aku tidak mau melakukan ini. Nasib akan
memaksaku untuk memilih.
Tiba-tiba
pada saat itu, terdengar pengumuman yang memberitahu bahwa telah terjadi
kebakaran di dalam gedung. Serta lampu peringatan menyala. Sehingga dengan
cepat dan panik, setiap orang berlarian keluar dari dalam ruang bioskop.
Begitu
juga dengan Tuan Muda. Karena takut untuk mati, maka tanpa memikirkan Qing Zhi,
ia langsung berlari duluan.
Disaat
itu sebenarnya, Qing Zhi juga ikut berlari untuk keluar, tapi tanpa sengaja ia
terjatuh. Dan setiap orang yang lewat, tidak memperdulikannya. Lalu pada saat
itu juga, sialnya, sebuah papan huruf jatuh menimpanya.
Ketika
Tuan Muda melihat bahwa Qing Zhi tertimpa oleh papan huruf. Bahkan Qing Zhi
sampai mengulurkan tangannya, meminta tolong. Tapi ia tidak peduli dan tetap
berlari keluar. Ia meninggalkan Qing Zhi begitu saja.
Tepat
ketika, Qing Zhi mulai akan kehilangan kesadarannya. Ia melihat seorang pria belari
kearahnya. Pria itu mengangkat papan huruf yang menimpanya.
“Siswa,
bangunlah! Siswa, kau tidak apa-apa?” tanya Pria itu. Dan disaat Qing Zhi yang
telah kehilangan kesadarannya, tidak lagi bisa menjawab.
Maka
dengan cepat, Pria itu merobek lengan kemeja panjangnya dan lalu berlari menuju
kearah galon air. Ia membasahi kain robek itu dengan air. Lalu kembali lagi dan
menolong Qing Zhi.
“Mengapa
kamu berdarah?” tanya Pria itu, saat melihat ada luka dikening Qing Zhi.
Dan
Qing Zhi yang telah agak sadar, tapi masih lemah sebenarnya. Ia menyuruh Pria
itu tidak mengkhawatirkan dirinya dan pergilah duluan.
“Tak
apa, aku akan mengeluarkanmu dari sini,” balas Pria itu. Yang teryata adalah
Xia Chi.
Setelah
itu, Xia Chi memberikan kain robek basah itu kepada Qing Zhi, untuk dipakai
menutupi hidungnya. Lalu sesudah itu, Xia Chi langsung mengendong Qing Zhi dan
berlari keluar.
Qing
Zhi yang telah pulih, berkaca dicermin. Ia memperhatikan luka yang membekas
dikeningnya. Dan setelah itu, ia mengambil gunting lalu memotong sendiri
poninya. Sehingga bekas luka itu tertutupi.
Tapi saat aku tersadar,
aku sudah ada dirumah sakit. Tidak ada yang tahu siapa yang menyelamatkan aku.
Aku juga tidak tau. Mungkin aku tidak akan pernah tahu, tapi caranya menyentuh
hatiku sama seperti bekas luka ini, aku tidak akan pernah bisa menghapusnya.
Aku tersentuh, bukan karena dia telah menyelamatkan hidupku. Tapi karena apa
yang dikatakannya.
“Jangan
khawatir, aku pasti akan membawamu keluar dari sini. Selama aku hidup, aku tak
akan membiarkan kau mati.”
“Dan bekas luka ini
membuatku berhenti menjadi anak yang penurut dan mudah menerima.”
Dihari
penerimaan mahasiswa/I baru. Qing Zhi melihat penyelamatnya dulu, yaitu Xia Chi
yang sedang dipaksa untuk bergabung kedalam klub oleh Meng Qing. Dan karena hal
itulah, ia memutuskan untuk bergabung kedalam klub fiksi misteri.
“Kalau
begitu, sampai jumpa di klub fiksi misteri, Xia Chi,” kata Qing Zhi menyapa,
lalu pamit pergi dari sana. Dan Meng Qing yang mendengar itu, langsung menuduh
Xia Chi yang ternyata mengenal Qing Zhi.
“Tidak.
Hanya saja… terasa tidak asing,” jelas Xia Chi sambil menatap terpesona kearah
Qing Zhi yang berjalan makin menjauh.
Dipagi
hari, Qing Zhi berlari pagi ditaman. Dan disana Xia Chi telah menunggunya untuk
menyatakan cinta, tapi sayangnya Qing Zhi dengan sengaja tidak menyadari itu
dan tetap berlari mengabaikan sapaan Xia Chi kepadanya.
Hingga
akhirnya ketika Xia Chi berteriak memanggilnya, maka pada saat itulah Qing Zhi
baru mau berhenti berlari. Dan menyadari perasaan Xia Chi kepadanya, maka
sebelum Xia Chi menembaknya, Qing Zhi langsung berteriak kalau ia setuju.
“Pria
yang mengejarku sejauh 5 km. Untuk apa lagi? Jadi tentu saja, melihat kamu
berlari sejauh 10 km, aku setuju,” kata Qing Zhi dengan nada riang sambil
mendekati Xia Chi.
Mendengar
itu, Xia Chi langsung menganguk dengan senang, tapi setelah itu ia merasa heran
sendiri dengan maksud perkataan Qing Zhi dan menanyai 5 km nya lagi itu apa.
“Kita
harus balik lagi,” kata Qing Zhi, lalu mulai berlari duluan untuk kembali ke
asrama. Dan dengan senang, karena telah diterima, maka Xia Chi pun ikut berlari
untuk kembali ke asramanya.
Dipertengahan
jalan. Qing Zhi mengeluarkan sebuah koin dari sakunya. Dan ia lalu mengingat
kembali kenangannya. Dulu dibawah air mancur, Qing Zhi menggunakan sebuah koin
untuk membuat harapan agar bisa bertemu kembali dengan penyelamatnya dan
setelah selesai, Qing Zhi lalu membuang koin itu kedalam kolam air mancur.
“Kamu
akan muncul, kan? Aku akan menunggumu. Selamanya,” kata Qing Zhi.
“Aku
akan menunggumu… selamanya, Xia Chi,” kata Qing Zhi, berharap seperti dulu,
menantikan penyelamatnya. Dan pada saat itu, dinding bercahaya itu kembali
bergerak mendekatinya, tapi karena saking lelahnya, Qing Zhi sama sekali tidak
bisa menghindar dan hanya bisa berharap agar Xia Chi akan datang untuk
menyelamatkannya.
Tags:
Die Now