Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 7 - part 1




Broadcast Network        Tencent




Qian Hua berlari didalam hutan. Menghindari kejaran orang- orang berpakaian hitam yang membawa obor dan mengejarnya. Disaat itu tanpa sengaja, mungkin karena sudah terlalu lelah, Qian Hua pun terjatuh.


Qian Hua yang sudah tidak kuat untuk berlari lagi, bersembunyi di dekat semak- semak. Dan ketika itu He Lan datang, ia mendekati Qian Hua dari belakang serta membekap mulut Qian Hua agar tidak berteriak.



“Lepaskan pakaiamu. Kamu terkena realgar (info by google translate mineral lunak, kemerahan yang digunakan sebagai pigmen dan kembang api). Anjing mereka bisa menemukanmu,” kata He Lan, menjelaskan.

Qian Hua menurut dan membuka pakaian luar yang dipakainya. Setelah itu He Lan memberikan pakaian hitam nya kepada Qian Hua untuk menutupi bahu Qian Hua yang terbuka.


Lalu untuk menolong Qian Hua. Maka He Lan mengambil pakaian merah milik Qian Hua dan pergi untuk mengalihkan perhatian. Sedangkan kepada Qian Hua, ia meminta agar Qian Hua tetap disini dan menunggunya.



Disuatu pondok kecil. Dengan api seadanya sebagai penerangan, He Lan mengurus dan merawat Qian Hua yang terluka. Dilengan Qian Hua ada suatu luka bakar yang besar sekali dan He Lan menaruh obat disana.



“Rubah utara benar. Kita tidak seharusnya terlalu dekat kepada manusia,” kata Qian Hua disaat He Lan memberikan obat pada lukanya.


“Aku dengan ibuku adalah manusia. Tapi aku tidak pernah bertemu dia. Dia memberikanku hidup. Dan dia mati untuk itu. Aku lahir buta. Saat itu aku berpikir untuk apa aku hidup, harusnya aku mati saja. Tapi kemudian seorang manusia lain mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkanku,” cerita He Lan. Sambil tetap fokus mengobati luka Qian Hua.



“Kamu… Tuan He Lan,” kata Qian Hua.

“Ya. Jadi kita tidak boleh menghakimin siapapun, mau mereka manusia ataupun rubah. Jangan membenci ketika kamu dilukai. Beri dirimu kesempatan,” balas He Lan.


Selesai mengobati luka Qian Hua. Dengan sopan, He Lan menyelimuti kembali tubuh Qian Hua memakai pakaian hitamnya.



Qian Hu sedang fokus memperhatikan dokumen yang ada padanya. Dan dari jauh, dibelakang pohon yang berada ditaman, Wang Xuan menyelinap sambil membawa kamera.



Dan sekretaris Qian Hua yang menyadari hal itu, memberitahukanya kepada Qian Hua. Tapi Qian Hua tidak peduli dan menyuruh sekretarisnya untuk mengabaikan itu saja.



Wang Xuan sangat profesional. Saat ia sedang memotret dan nyamuk- nyamuk mengigitinya. Ia mengeluarkan senjatanya, yaitu obat nyamuk semprot. Dan menyemprot sekelilingnya.


Di bar. Tian Xin mengabarkan kalau Jia Lin sudah selesai dan akan segera ke sini juga. Lalu disaat itu, Pi Pi melihat Chen Nan dan ceweknya. Ia menceritakan kepada Tian Xin bahwa kelihatannya Xiao Ju menyukai pria itu.

“Xiao Ju akan sedih bila melihat mereka bersama,” kata Pi Pi.



Disaat itu, teman- teman Tian Xin mengajak Tian Xin untuk ikut menari bersama mereka. Jadi Tian Xin pamit kepada Pi Pi yang tidak mau ikut menari. Dan kebetulan sekali Xiao Ju datang, jadi Tian Xin memintanya untuk menemani Pi Pi.


“Tidak… aku sibuk,” tolak Xiao Ju, tapi Tian Xin sudah keburu pergi.

“Sibuk? Sibuk apa?” tanya Pi Pi, heran.

“Pacar temanku merayakan ulang tahunnya. Aku disini untuk bersenang- senang.”

“Teman yang mana? Apa yang kamu bicarakan itu Chen Nan?”

“Bagaimana kamu tau?”

“Dia barusan lewat. Dia dengan seorang wanita. Itu pacarnya kan?”

“Itu mungkin dia.”



Dengan pandangan bersahabat, Pi Pi meminta agar Xiao Ju agar jangan pergi dan terlibat dengan Chen Nan lagi. Dan dengan sikap biasa, Xiao Ju membalas kalau Pi Pi tidak perlu khawatir.

“Tunggu aku. Aku akan segera kembali,” kata Xiao Ju, menenangkan.

“Tetaplah samaku, Xiao Ju. Aku sedikit takut,” pinta Pi Pi.



“Disini banyak orang. Apa yang kamu takutkan? Apa kamu takut dimakan oleh rubah?” tanya Xiao Ju, bercanda, karena mengerti. Lalu ia pun pergi meninggalkan Pi Pi.



Tepat disaat itu, Kuan Yong serta Xi Xuan datang. Mereka menghampiri Pi Pi dan menyapanya, lalu menanyakan dimana Xiao Ju berada. Dan Pi Pi menunjukannya kepada mereka, karena sikap Xi Xuan yang bertanya dengan serius.



Ditengah orang- orang yang sibuk menari. Xiao Ju melihat Chen Nan yang sedang bersenang- senang dengan ceweknya. Lalu melihat itu, Xiao Ju tidak mendekat. Ia duduk dan minum sambil menunggu kode dari Chen Nan.


Chen Nan yang melihat Xiao Ju, memberikan kode agar Xiao Ju mendekat. Tapi sebelum mendekat, Xiao Ju menghabiskan dulu minumannya. Setelah itu barulah ia berdiri dan ingin mendekat ketempat Chen Nan.



Namun tepat disaat itu, Xiu Xian datang. Ia menahan tangan Xiao Ju dan mengatakan agar Xiao Ju tidak pergi kesana.

“Aku hanya membantu teman,” kata Xiao Ju.

“Bagaimana bisa ia teman? Kamu biasanya sedikit pintar. Tapi kini kamu bertingkah seperti babi padanya,” balas Xiu Xian, menasihatkan.



Mungkin karena Xiao Ju tidak mendekat. Maka Chen Nan yang datang mendekat. Ia mengajak Xiao Ju untuk ikut bersamanya. Dan dengan kuat, Xiao Ju menepis tangan Xiu Xian yang memegangnya, lalu tersenyum kepada Chen Nan dan mau mengikutinya.

“Kami sedang berbicara sekarang,” kata Xiu Xian dengan tegas. Sambil menahan tangan Xiao Ju lagi.

“Nah.. kalian bicaralah,” balas Chen Nan, menginzinkan.


“Apa yang kamu katakan?” kata Xiao Ju sambil melepaskan tangan Xiu Xian.

“Tidak bisakah kamu melihat, kalau ia sedang memperalatmu?” balas Xiu Xian.

“Mengapa dia tidak bisa memperalatku? Setidaknya aku berguna,” balas Xiao Ju, keras kepala.

“Xin Xiao Ju!” balas Xiu Xian mulai sedikit emosi.



Mungkin. Kuan Yong berjalan dan dengan sengaja menabrak cewek Chen Nan, lalu meminta maaf dengan sopan. Setelah itu ia menuju ke meja bar dan menanti cewek Chen Nan mendekatinya. Sambil berpura- pura main hp.



“Apa yang sedang kamu baca?” tanya cewek Chen Nan. Mendekati Kuan Yong.

“Hanya berita,” balas Kuan Yong.

“Siapa yang memainkan hp nya di klub? Apa kamu sendiri?”

“Ya.”

“Kamu pasti punya pacar. Pria yang baik!”

“Nona, apa kamu sudah punya pacar?” tanya Kuan Yong. Berhenti memainkan hpnya dan memandang kearah cewek Chen Nan.



“Aku… aku single,” balas cewek Chen Nan, berbohong.

“Bagaimana bisa wanita cantik sepertimu masih single?”

“Bagaiamana denganmu?” tanya cewek Chen Nan sambil tersenyum mendengar pujian dari Kuan Yong.

“Aku juga single.”

“Bagaimana bisa pria tampan sepertimu masih single?”



Cewek Chen Nan mengambil pena dan sebuah kertas kecil. Lalu ia menuliskan sesuatu dan setelah itu mencium kertas tersebut. Dan kemudian memberikannya kepada Kuan Yong.

“Ini WeChat (salah satu sosmed) ku,” kata cewek Chen Nan. Lalu pergi meninggalkan Kuan Yong. Dan dengan lembut, Kuan Yong memberikan senyuman terbaiknya kepada cewek Chen Nan.



“Jangan mengambil keuntungan dari orang lain. Dia adalah temanmu. Tidak seharusnya kamu memperalatnya seperti itu. Kamu sangat kasar,” kata Xiu Xian dengan nada tajam, memperingatkan Chen Nan.



“Cukup,” potong Xiao Ju. Lalu kepada Chen Nan, ia meminta agar Chen Nan kembali saja, nanti ia akan datang.

“Okay. Aku akan menunggumu disana,” balas Chen Nan, lalu meninggalkan mereka berdua.


“Xu Xian, apa yang kamu mau? Kamu pikir aku tidak tahu? Kamu pikir aku mau melakukan ini? Aku naif. Serakah. Tidak berguna. Aku menginginkan sesuatu yang tidak bisa kumilki. Tapi sekarang aku mengerti, jadi aku kesini untuk mengakhirinya. Aku ingin mengingat, aku tidak pantas,” kata Xiao Ju dengan pandangan yang nampak sakit, namun berusaha tegar.



Xiu Xian ingin menahan Xiao Ju lagi. Tapi saat melihat pandangan Xiao Ju yang seperti itu, maka ia tidak jadi menahan Xiao Ju lagi.



Jia Lin datang dan mendekati Pi Pi. Dengan berterus terang, Jia Lin mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin ia bicarakan kepada Pi Pi.



Namun disaat itu, Tian Xin datang dan memotong. Ia meminta izin kepada Pi Pi untuk meminjam Jia Lin sebentar. Ia lalu menarik tangan Jia Lin.

Post a Comment

Previous Post Next Post