Images by : JTBC
Ba Reun mengajak O Reum untuk melihat lingkungan di pengadilan karena ini hari pertama O Reum menjadi hakim pengadilan. Mereka melihat orang yang membawa mobil dan melanggar lalu lintas, tapi suaranya lebih keras dari polisi yang mengatur. Ada juga ibu-ibu yang protes karena formulir pengaduan harus di isi sendiri. Semua orang itu berteriak kalau harusnya mereka mendapat pelayanan terbaik karena semua pekerja pengadilan itu di gaji dari uang mereka, uang pajak.
Setelah itu mereka pergi melihat jalannya peradilan. Ada hakim yang sedang melakukan sidang untuk kasus penggelapan pajak dan tersangka di nyatakan bersalah. Tersangka malah berteriak agar mobilnya tidak di sita. Ba Reun menjelaskan pada O Reum kalau dia yakin mobil itu pasti sudah di buat dengan nama orang lain. Dan juga, selama penyitaan, penyitaan mobil selalu paling sulit dilakukan.
Setelah itu, mereka menyaksikan sidang kasus perdata. Lucunya, saat pengacara bertanya, saksi selalu menjawab lebih dan tegas. Hakim kemudian angkat bicara dengan berterimakasih karena sudah menghafal semua jawaban, tapi, jawaban saksi selalu lebih cepat daripada pertanyaannya. Pengacara sampai terdiam menyadari kebohongannya.
Ba Reun berbisik pada O Reum kalau sidang kasus perdata selalu penuh dengan kebohongan. Orang Korea terlalu baik hingga mau melontarkan sumpah palsu tanpa rasa bersalah saat diminta bantuan oleh orang terdekatnya.
Tapi, merasa kasus perdata itu lumayan. Dulu dia menangani kasus pidana dan harus meneliti mengenai pemerkosaan, pembunuhan dsb. Tapi itu lah tugas mereka untuk memeriksa dengan seksama hal yang kasar dan buruk di dalam. O Reum mengerti dan berterimakasih atas nasihat Ba Reun.
Seorang anggota kongres hendak masuk ke ruangan hakim. Tetapi, sek. Lee dengan tegas menolak hal tersebut karena mereka belum membuat janji temu. Ba Reun yang melihat suara ribut-ribut, menghubungi sek. Lee dan bertanya ada masalah apa? Sek. Lee memberitahukan kalau ada seoang anggota kongres yang ingin bertemu dengan Ba Reun dan dia bilang alumni SMA Ba Reun. Ba Reun menyuruh sek. Lee mempersilahkan mereka masuk.
Anggota kongres masuk dengan senang dan menyapa Ba Reun dengan semangat. Dia bilang tahu mengenai Ba Reun saat melihat foto Ba Reum di alumni SMA. Dia datang untuk meminta bantuan karena rekan bisnis-nya terlibat masalah hukum. Ba Reun dengan tegas menolak, lagi pula mereka tidak saling kenal dan itu juga melanggar kode etik hakim. Terus, mereka hanya satu SMA tetapi berbeda angkatan. Anggota kongres tersinggung dan mengancam akan menurunkan Ba Reun dari kursi hakim. Ba Reun tidak takut karena dia tidak akan bisa di turunkan.
"Jika tidak di makzulkan atau menerima hukuman penjara, hakim tidak bisa di berhentikan dari jabatannya," jelas Ba Reun.
Dan Ba Reun langsung mengusirnya. Anggota kongres pergi dengan marah.
"Aku benci manusia. Bertahan di pekerjaan ini selamanya berarti aku akan membenci manusia seumur hidupku. Dapatkah aku melakukannya?" tanya Ba Reun pada dirinya sendiri.
O Reum kembali usai perkenalan dengan para karyawan pengadilan. Dan mereka berdua mulai bekerja mempelajari kasus-kasus.
Ba Reun menerima pesan. Pesan itu berisi link yang mengarahkan ke video saat O Reum menendang selangkangan pria cabul di kereta. Tepat saat itu, telepon O Reum berdering.
Ba Reun dan O Reum pergi menemui Hakim Han. Hakim Han memarahi mereka mengenai video tersebut, yang membuatnya sampai harus menghadap Hakim Kepala. Dia memarahi O Reum karena bertindak sendiri dan mencoreng nama hakim, seharusnya O Reum melapor ke polisi saja. Lagipula, korban juga salah karena mengenakan rok mini. O Reum tidak setuju dengan hal itu, yang salah adalah pria karena sudah bertindak cabul. Hakim Han berteriak menyuruhnya untuk tidak membantah, seharusnya wanita mengenakan pakaian yang pantas.
Ba Reun berusaha membela O Reum karena tindakan O Reum tidak salah. Tetapi, Hakim Han berteriak menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Dia harusnya menghormati hierarki.
Tepat saat itu, ponselnya berbunyi. Telepon dari istrinya. Dia segera mengusir Ba Reun dan O Reum keluar. Setelah itu, dia menunduk untuk mengambil ponselnya yang terjatuh dan menjawab telepon dari istrinya. Dia menjawab dengan suara yang lembut dan tertawa - tawa.
Saat dia mematikan telepon dan berdiri, dia baru melihat kalau Ba Reun dan O Reum masih di sana. Ba Reun segera membawa O Reum keluar. Sementara itu, Hakim Han hanya bisa tersenyum getir karena merasa malu.
Ba Reun pergi menemui temannya, Hakim Jung Bo Wang, di departemennya. Dia hendak bertanya mengenai Hakim Han. Bo Wang memberitahu kalau Hakim Han memang pemarah tetapi tidak jahat. Ba Reun tidak percaya.
"Setelah mengenalnya, dia tulus dan polos. Tapi kemarahannya bisa meledak di pengadilan."
"Selain itu, ini yang ku dengar dari atasanku. Dia punya masalah rendah diri. Dia jauh lebih tua daripada koleganya. Dia beberapa kali tidak lulus ujian advokat. Dia alumni universitas yang tidak ternama. Maka itu, dia tidak dekat dengan banyak orang. Dia mengikuti prisipnya sendiri. Dan orang lain tidak mengganggapnya normal. Mayoritas pegawai kantor ini alumni Universitas Seoul. Tentu saja, ada orang cerdas dan pintar sepertiku,” jelas Bo Wang.
Ba Reun memandangi Bo Wang, seorang lulusan sekolah teknik K. Tapi, Ba Reun merasa kalau Hakim Han itu mengagumkan karena berusaha keras untuk bisa menjadi hakim. Usai mendapat informasi, Ba Reun kembali ke ruangannya.
Bo Wang sendiri merasa kalau tahun ini, departemen 44 akan menarik tahun ini.
Dia sendiri juga melihat para Ketua Hakim itu saling memuji dan menyanjung satu sama lain.
Sementara itu, Ba Reun bekerja hingga jam 10 malam dan sudah hendak pulang. Sementara O Reum masih sibuk bekerja. Ba Reun sendiri merasa khawatir dengan O Reum karena masalah video tersebut, tetapi O Reum memberitahu kalau dia baik - baik saja.
“Sulit bertahan di komunitas ini jika kamu mencolok. Apapun niatmu, jika hasilnya jelek, kamu tidak akan dilindungi,” nasihat Ba Reun.
O Reum mengerti dan berterimakasih atas nasihat tersebut.
Saat keluar, Ba Reun bertemu dengan seorang nenek yang memintanya untuk melihat siapa hakim yang bertanggung jawab atas kasus-nya. Ba Reun melihat berkas pengadilan dan tertulis kalau gugatan penggugat di tolak. Ba Reun menjelaskan kalau ingin melakukan naik banding, hal itu tidak bisa dilakukan di pengadilan ini. Nenek itu marah dan menampar Ba Reun. Dia terus berteriak agar putra-nya di kembalikan. Satpam segera menarik nenek itu pergi dari gedung pengadilan.
Tags:
msham
Semangat kakak update nya^^
ReplyDelete