Broadcast Network : Tencent
He Lan tidur disofa. Dan Xiumei yang
datang berkujung, tidak melihatnya. Jadi Xiumei naik kelantai atas, ke kamar
tidur He Lan. Namun apa yang dilihatnya disana adalah Pi Pi. Jadi ia pun
membangunkan Pi Pi.
Dan saat Pi Pi terbangun. Xiumei
jadi terkejut, karena melihat rambut Pi Pi yang sangat panjang seperti hantu.
Begitu juga dengan Pi Pi yang juga sama terkejutnya, ketika melihat rambut nya
sendiri yang sangat panjang.
“Wow, ini ajaib. Ini tumbuh dalam
semalam,” kata Pi Pi kagum melihat rambutnya sendiri yang sangat panjang.
“Aku tidak akan bohong,” balas He
Lan.
“Tapi ini terlalu panjang. Aku bisa
saja tinggal lebih jauh darimu,” keluh Pi Pi.
“Maaf. Aku tidak bisa mengontrol
kekuatanku kemarin,” balas He Lan.
Xiumei memperhatikan pembicaraan
mereka berdua dan lalu tertawa kecil.”Tuan He Lan, aku harap kamu tidak
memikirkan perkataanku. Ketika kamu menjadi akrab dengan Nona Guan, kamu harus
memikirkan kekuatanmu.”
“Apa yang akrab?” protes Pi Pi.
“Ketika dia menciummu terakhir kali,
kamu hampir mati. Apalagi bila mau lebih akrab, aku pikir kamu harus menunggu
sampai bulan penuh selanjutnya,” balas Xiumei sambil tersenyum senang.
Karena Xiumei terus menggoda mereka
berdua. Maka He Lan langsung menanyakan alasan kedatangan Xiumei ketempatnya.
Dan ternyata Xuimei datang untuk menjenguk Pi Pi serta membawakan buah untuk
mereka. Setelah itu Xiumei pun pamit.
Awalnya Pi Pi ingin mengantarnya
keluar, namun karena terlalu panjang rambunya. Maka Pi Pi pun tersandung rambut
nya sendiri.
Disamping kolam renang. Pi Pi duduk
dengan ragu dan membiarkan He Lan untuk mengguting rambutnya.
“Apa kamu yakin bisa melakukan ini?
Kamu tidak bisa melihat, kan,” kata Pi Pi.
“Jangan khawatir,” balas He Lan,
mulai memotong rambut Pi Pi.
“Bisa kah aku pulang setelah
memotong rambutku?”
“Belum.”
“Jadi berapa lama aku harus tinggal
denganmu?”
“Apa kamu tidak nyaman?”
“Tidak, tidak. Aku hanya ingin tahu
situasi ku saja.”
“Kamu bisa benar- benar sembuh saat
bulan purnama selanjutnya.”
Disaat tanpa sengaja, He Lan
menyentuh kulit leher Pi Pi. Pi Pi pun berteriak, karena ia merasa kan tangan
He Lan yang begitu dinging. Dan mendengar itu dengan penuh perhatian, He Lan
meinta maaf, lalu mengosok- gosokan tangannya untuk menghangatkan itu.
“Tidak apa. Jangan begitu serius,”
kata Pi Pi sambil memegang tangan He Lan. Disaat He Lan mengosok- gosokan
tangannya. Lalu He Lan pun kembali memotong rambut Pi Pi.
Ada banyak pertanyaan yang melelahkan didunia nyata. Apa yang
dia sukai tentangku? Akankah dia tidak menyukai ku lagi suatu hari nanti?
Apa yang harus kulakukan untuk membuat dia menyukaiku selamanya?
Masalah ini tidak ada didalam dunia Mary Sue (nama tokoh dalam film/ drama).
Karena tidak peduli apapun, dia akan menyukaimu selama- lamanya.
Betapa indahnya. Jadi, bahkan jika Mary Sue hanyalah mimpi.
Tidakkah kamu ingin terus bermimpi?
Ditoko. Seperti biasa Xiu Xian serta
Kuan Yong datang untuk makan. Namun kali ini, Xiu Xian sama sekali tidak mau
makan, namun karena Kuan Yong menariknya, maka Xiu Xian terpaksa masuk kedalam
toko.
“Kita sudah disini. Makanlah
denganku,” bujuk Kuan Yong.
“Aku bilang aku tidak mau datang
kesini,” tolak Xui Xian. Namun terapksa ikut duduk untuk menemani Kuan Yong.
Xiao Ju mendekati mereka berdua dan
memberikan buku menu. Dan Kuan Yong memesan sandwich yang seperti biasa. Namun
Xiu Xian tidak mau memesan dengan alasan ia tidak mau makan sandwich lagi.
“Apa kamu mau aku buatkan hamburger
untukmu?” tanya Xiao Ju.
“Bisakah kamu beritahu aku perbedaan
antara sandwich dan hamburger? Bukankah hanya beda beda lapisan diatas dan
bawahnya?” kata Xiu Xian dengan nada seperti mengejek.
“Xiu Xian, mengapa kamu bicara
seperti itu pada nona Xin?” tanya Kuan Yong, membela Xiao Ju.
Dan karena tidak tahan dengan sikap
Xiu Xian, maka Xiao Ju mengajak Xiu Xian untuk ikut dengannya dan berbicara.
Namun bukannya berbicara. Xiu Xian malah keluar dari toko begitu saja.
Melihat itu Kuan Yong menjadi heran.
Dan Xiao Ju yang tampak sedih, berusaha untuk tidak memperlihatkan itu.
“Sandwich sayur, kan? Aku akan siapkan itu,” kata Xiao Ju, lalu pergi kedapur.
Pi Pi sudah selesai mandi. Ia
berdiri didepan cermin sambil memperhatikan hasil potongan He Lan yangh tidak
tampak terlalu buruk.
“Jangan panggil aku Tuan He Lan
lagi. Panggil saja aku He Lan atau A Xi,” kata He Lan tiba- tiba sambil berdiri
dibelakang Pi Pi. Dan Pi Pi terdiam, karena heran.
“Kemudian panggi aku Pi Pi. Biar
adil,” balas Pi Pi, setuju.
Disaat itu tanpa sengaja, He Lan
melihat dua buah garis merah dpunggung Pi Pi, namun karena tidak tau apa, He
Lan tidak terlalu memperhatikannya.
He Lan mengantarkan Pi Pi pulang.
Didalam rumah dengan pelan Pi Pi mengintip dan memeriksa keberadaan orang
tuanya, lalu mulai berpikir mencari alasan. Dan He Lan pun mengatakan hal yang sudah direncanakan.
“Bilang saja kamu menolong pihak
majalah untuk mewawancarai aku,” kata He Lan. Dan Pi Pi setuju.
“Lalu bagaimana bila Mamaku tanya,
mengapa aku harus tinggal ditempatmu?” tanya Pi Pi.
“Bilang saja pihak majalah mau
melihat kehidupanku lebih mendalam,” jawab He Lan. Dan Pi Pi kembali bertanya,
gimana bila mamanya tidak setuju, pria dan wanita tinggal berdua.
“Beberapa pekerja juga akan ada
disana juga. Jadi dia tidak perlu mengkhawatirkan itu,” balas He Lan.
“Betul. Hati- hati ya. aku menjalani
masa kanak- kanak yang sangat ketat, orang tuaku tidak akan membiarkan aku
tinggal diluar,” jelas Pi Pi.
Tiba disaat itu Ayah pulang sambil
membawa belanjaan. Lalu ia menyerahkan itu kepada Pi Pi dan menyuruhnya untuk
memberikan itu kepada Ibu. Dan untuk He Lan, ia menahan tangan He Lan dan
mengajaknya untuk bicara berdua.
Jadi karena tidak enak, maka He Lan
pun duduk menemani Ayah untuk bicara berdua. Namun belum mereka bicara, mereka
berdua bisa mendengar suara Ibu yang sangat keras didapur.
“Dengar Tuan He Lan tidak terlalu
buruk. Tidak apa jika dia buta, selama dia kaya,” kata Ibu.
“Istriku sebenarnya baik, hanya
terkadang sedikit begitu. Jangan masukan kedalam hati,” kata Ayah dengan ramah
sambil tersenyum kepada He Lan.
“Biasanya, orang seusia kami
harunsya punya beberapa teman, tapi kita tidak bisa karena sikapnya itu.
Seorang teman ku yang miskin datang untuk meminjam uang dariku dan segera aku
mengeluarkan uang, dia datang keluar ntah darimana. Katanya ‘Jangan pinjamkan
ya!’ . Dia menendang semua temanku. Ahyooo… aku begitu malu,” cerita Ayah
kepada He Lan.
Ayah terus saja membicarakan tentang
ini dan itu. Dan He Lan hanya diam saja, mendengarkan. Kebanyakan Ayah
menceritakan tentang Ibu, tentang kekurangan Ibu yang seperti itu dan sifat
baik Ibu.
Tepat disaat itu, Ibu keluar dan
mendengarkan. Dan He Lan pun menunjuk, memberitahu. Lalu Ayah pun langsung
terdiam.
Ketika melihat kalau ternyata He Lan
bisa melihat, Ibu menjadi sangat bersemangat. Dan He Lan pun menjelaskan bahwa
dia hanya sensitive sama cahaya, jadi di hari yang cerah, ia tidak bisa
melihat.
“Dia bisa melihat,” kata Ibu dengan
bersemangat kepada Ayah. Lalu ia mengajak He Lan untuk masuk kedalam. Jadi He
Lan pun mengikuti.
Seperti rencana, Pi Pi mengatakan
kepada Ibu kalau dia harus mewawancarai He Lan, makanya ia akan tinggal
ditempat He Lan. Dan He Lan menambahkan kalau pekerja yang lain akan datang
juga ketempatnya.
“Okay, cukup. Jangan bicara,” kata
Ibu, tiba- tiba, lalu pergi kebelakang.
Melihat itu Pi Pi menjadi khawatir,
kalau Ibunya akan marah. Dan Ayah pun ikut kebelakang untuk memeriksa. Lalu
setelah Ayah juga pergi, Pi Pi mulai mengomel pada He Lan.
“Lihat? Aku sudah bilang tidak perlu
datang, tapi kamu. Aduh.. aku kira kamu bisa membantu!” keluh Pi Pi dengan
frustasi. Dan He Lan pun jadi merasa bersalah.
Namun tanpa diduga, disaat itu, Ibu
malah dengan bersemangat datang sambil membawakan sebuah koper besar untuk
dipakai oleh Pi Pi. Agar Pi Pi bisa menyimpan barang- barang yang dibutuhkan.
Lalu dengan ramah, Ibu mengajak He
Lan untuk makan malam bersama dengan mereka. Karena ia telah membuat makanan
enak untuk He Lan.
Dan melihat itu, Pi Pi menjadi kebingungan,
karena tidak menyangka.
Tags:
Moonshine and Valentine
Maakasihhh 😃
ReplyDeleteSemangat lanjut terus...
ReplyDelete