Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 17 - part 1




Broadcast Network        Tencent

Dimasa Tang, hiduplah seorang bernama He Lan Jing Ming, dia menikahi seekor rubah. Istrinya yang rubah mengunjungin rumahnya pada hari libur, membawa hadiah. Semua melihat kecantikan dia. Keluarga dan pelayannya menerima hadiah dari dia selama festival perahu naga.

Percaya kalau hadiah itu tidak membawa keberuntungan, mereka membakar sebagian besar dari hadiah itu. Sambil menangis, dia bertanya,”Mengapa kamu membakar hadiah ku?”


Mereka kemudian menyimpan hadiah dari dia, Seseorang lalu meminta sebuah cermin dengan bunga emas yang dilukis dibagian belakangnya. Jadi dia menyelinap kerumah dan mencuri cermin itu. Tapi dia dipukul sampai mati saat dia melarikan diri.

Dikutip dari ‘Catatan luas dari cerita- cerita aneh’.



Didalam kamar. Putri Xi Yan menata  beberapa perhiasannya dan menyimpannya kedalam sebuah kotak kecil. Dan disaat itu Qing Mu masuk kedalam kamar, melihatnya membuat Xi Yan terkejut.

“Kamu menakutiku. Cepat, duduk pintunya. Aku tidak ingin kakak ku tau kalau aku telah kembali,” kata Xi Yan cepat.



Saat Qing Mu telah menutup pintu dibelakangnya. Ia berjalan dan mendekati Xi Yan. “Aku segera datang, ketika mendengar kamu kembali,” kata Qing Mu.

“Apa kakak ku tau aku sudah kembali?” tanya Xi Yan. Dan Qing Mu menggelengkan kepalanya, tanda tidak.

“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Qing Mu, melihat Xi Yan yang tampak sangat sibuk menyimpan barang- barang.


“Ji Ming tinggal dengan orang tuanya di rumah utama. Jadi aku harus membawa hadiah saat pertama kali aku menemui mereka. Lagian banyak hal yang tidak ku gunakan. Jika itu bisa membawa kebahagiaan untuk keluarga Jing Ming, itu akan menjadi pertukaran yang layak,” jelas Xi Yan sambil sibuk mengambil beberapa  barang lagi didalam lacinya.



Qing Mu heran dan bertanya kenapa Xi Yan melakukan ini, kepadahal manusia hanya bisa hidup sebentar saja. Dan Xi Yan menjawab, karena walau manusia hanya punya waktu hidup yang singkat daripada mereka, tapi mereka menghargai waktu yang dihabiskan bersama.

“Bahkan jika hanya Jing Ming yang memperlakukan mu dengan baik dan manusia yang lain tidak,” balas Qing Mu.

“Itu cukup bagiku jika hanya Jing Ming yang baik padaku,” balas Xi Yan.



Mendengar itu, Qing Mu terdiam. Ia lalu mengambil sebuah kertas merah,”He Lan Xi,” kata Qing Mu membaca tulisan pada kertas itu, sambil melihat kearah seorang bayi kecil.

“Ini nama yang Jing Ming pilihkan untuknya. Aku belum ada memilihkan nama untuk bayiku ini. Qing Mu, mengapa tidak kamu yang pilihkan nama untuk bayiku?” kata Xi Yan dengan lembut.



“Bagaimana dengan Jing Ting?”

“Jing Ting. Tenang seperti air, menggemparkan seperti suara petir,” kata Xi Yan setuju, sambil tersenyum kepada anaknya dan memanggil anaknya Jing Ting.

Dan melihat senyuman Xi Yan, Qing Mun pun ikut tersenyum kecil.


“Jadi He Lan bukan anak Ketua Qing Mu?” tanya Qian Hua, menyimpulkan. Dan Putri Zhao Yang menganggukan kepalanya, tanda iya.



Ibu mertua Xi Yan mencobai perhiasan rambut yang dibawa oleh Xi Yan. Dan melihat Ibu mertuanya tampak senang, Xi Yan pun tersenyum.

“Xi Yan. Aku dengar dirumah sebelah ada sebuah cermin bunga emas yang tidak ternilai. Pinjam kan itu supaya aku bisa mengaguminnya,” pinta Ibu mertua.



Dan mendengar permintaaan Ibu mertuanya itu, Xi Yan terdiam, tidak menjawab. Lalu dengan sikap yang tidak baik, Ibu mertua Xi Yan meletakan perhiasan rambut yang diberikannya diatas meja sambil mendesah.


“Dikemudian hari, dengan susah payah, adikku mencuri cermin tersebut. Dia tidak kehilangan hidupnya disana, tapi dia mati dirumah suaminya sendiri,” kata Putri Zhao Yang, bercerita.



Beberapa orang datang kerumah He Lan. Seorang dari mereka memberitahukan kalau sebuah barang dari rumah mereka telah dicuri dan pada saat itu ia melihat istri He Lan lah yang mencurinya.

“Ketika aku menyuruh seseorang untuk menangkapnya, dia menghilang didalam asap,” jelas orang tersebut.



Mendengar tuduhan itu, Ibu mertua Xi Yan menjadi gugup. Sedangkan Jing Ming yang tidak tau apapun menjadi kebingungan, namun dengan tegas dia membela istrinya.

“Mengapa kamu tidak meminta Istrimu keluar  dan suruh dia bicara? Jika dia tidak keluar, aku akan mengambil tindakan,” balas orang tersebut dengan tegas, menantang.


Dan mendengar itu, Ibu mertua langsung menyuruh pelayannya memanggilkan Xi Yan. Sedangkan Jing Ming diam.


Ketika Xi Yan keluar, orang tersebut langsung bertanya. Dan Xi Yan pun menjawab dengan bohong,”Malam itu… aku ada didalam kamarku. Aku tidur diatas tempat tidur. Aku tidak ada keluar,” kata Xi Yan, menjawab.

“Tolong pergilah,” kata Jing Ming kepada orang tersebut.



Orang tersebut sama sekali tidak percaya, ia meminta agar Xi Yan membuktikan perkataannya. “Aku punya sebotol wine realgar yang digunakan khusus untuk menundukan iblis. Nyonya, jika kamu benar- benar bukan iblis, kemudian minumlah ini,” katanya.

“Ini begitu kasar!” teriak Jing Ming sambil menunjuk orang tersebut.


“Jika dia tidak minum, aku akan langsung bertindak dan melaporkan keluarga He Lan menyembunyikan seorang Iblis!” balas orang tersebut.

Ibu mertua tampak ketakutan. Ia lalu menyuruh Xi Yan untuk meminum itu dengan alasan demi kebaikan nama keluarga He Lan. Dan karena itulah, maka Xi Yan pun setuju untuk meminum itu.



“Xi Yan,” kata Jing Min, menghentikan Xi Yan.

“Tidak apa,” balas Xi Yan dengan lembut. Lalu ia meminum wine realgar yang diberikan kepadanya itu. Dan setelah itu, Xi Yan yang masih baik- baik saja, menatap tegas kepada orang tersebut.


“Saat itu, ketika adikku menikah dengan manusia. Aku memutuskan hubungan dengannya. Aku tidak pernah menyangka… kalau kami tidak akan pernah bertemu lagi,” kata Putri Zhao Yang, bercerita.



Didalam kamar. Xi Yan bercermin dan menatap dirinya sendiri yang tampak sangat pucat. Lalu dengan tidak bertenaga lagi, Xi Yan berbaring dilantai sambil memeluk anaknya.


“A Xi. Jangan khawatir. Segalanya akan membaik,” kata Xi Yan dengan lemah kepada anaknya. Dan tepat disaat itu Qing Mun datang.



Saat melihat kondisi Xi Yan, Qing Mun dengan segera mendekat. “Xi Yan… Aku tidak bisa percaya kalau mereka akan melakukan ini kepada mu,” kata Qing Mu sambil mengenggam tangan lemah Xi Yan.

“Pergi cari kakakku. Selamatkan anak ini. Aku tidak pernah memohon apapun padamu,” pinta Xi Yan.

“Jangan bicara lagi,” balas Qing Mu.



“Anak ini tidak bersalah. Dia adalah anakku. Jika kamu menyerahkannya pada manusia, mereka akan memperlakukannya seperti seorang monster. Kamu tau kalau darahku mengalir dalam nadinya. Aku serahkan dia dalam perawatanmu. Aku percaya kamu akan menjaganya dengan baik,” kata Xi Yan, lalu menutup matanya.

Qing Mun dengan sedih, memanggil- manggil nama Xi Yan. Namun Xi Yan tidak membuka matanya.


Qing Mu membawa He Lan bayi bersamanya. Dan ketika ada orang yang bertanya padanya, ia menjawab bahwa anak ini adalah anaknya dan Ibu dari anak ini adalah seorang manusia dengan nama keluarga He Lan, tapi kini Ibu dari anak ini telah mati ia bunuh.


“Qing Mu berbohong kepada kami semua,” jelas Putri Zhao Yang.



Ketika Putri Zhao Yang tidak mau menolong anak itu, Qing Mun pun langsung memberitahu kalau anak ini adalah darah daging Xi Yan. Jadi Putri Zhao Yang harus menolong anak ini.

“Jika bukan karena hubungan itu, Xi Yan tidak akan mati,” kata Putri Zhao Yang dengan tajam. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh anak itu. Tapi Qing Mun langsung mengelak.



“Harapan terakhir Xi Yan adalah agar kamu menyelamatkan anaknya. Ini adalah apa yang dia tinggalkan,” jelas Qing Mun. Ia memberikan cermin milik Xi Yan kepada Putri Zhao Yang.

“Hanya hubungan bernasib malang yang bisa menyelamatkannya. Temukan gadis manusia murni dan panen hatinya untuk dimakan pada tanggal yang. Dengan begitu penglihatan dia saat malam bisa sembuh. Lalu ada satu syarat, dia dan gadis manusia itu harus saling mencintai dulu,” jelas Putri Zhao Yang.


Dan Qing Mu menganggukan kepalanya. Lalu bertanya,”Akankah dia bisa sembuh total?”

“Jika dia berharap untuk menyembuhkan penglihatannya saat hari cerah. Dia mesti terikat dengan rubah wanita berdarah murni. Pada malam pernikahan mereka, darah kotor dalam tubuhnya akan dibersihkan,” jelas Putri Zhao Yang, lagi. Lalu pergi meninggalkan Qing Mu.



“Siapa yang tau. Seratus tahun kemudian keluarga Tushan melahirkan seorang gadis yaitu kamu. Setelah Qing Mu mempelajari tentangmu, dia melakukan semua yang dia bisa untuk membuat perjanjian antara kamu dan He Lan Jing Ting,” cerita Putri Zhao Yang.

“Jadi sebenarnya. Aku hanyalah obat untuk dia,” kata Qian Hua, menyimpulkan.



Putri Zhao Yang membenarkan itu,”Bagi Qing Mu, kamu dan manusia itu adalah obat, Aku tidak tau dia akan sampai sejauh itu demi anak bajingan itu.”

“Aku tau mengapa. Untuk Xi Yan,” balas Qian Hua. Dan Putri Zhao Yang tertawa.

“Bagi Xi Yan? Tapi Xi Yan tidak mencintainya. Dan kamu, He Lan Jing Ting tidak mencintaimu. Kamu dan Qing Mu sama- sama menyedihkan,” balas Putri Zhao Yang.



“Apa kamu menyesal telah menyelamatkan He Lan?” tanya Qian Hua.

“Iya. Aku sangat menyesalinya. Xi Yan menikahi manusia dan melahirkan He Lan Jing Ting. Itu awal kesalahan dimulai. Lalu itu bertambah buruk. Banyak tragedi terjadi. Bukankah manusia itu mati juga salah satu dari tragedi yang disebabkan kesalahan itu?” balas Putri Zhao Yang dengan tajam.



Saat Qian Hua terdiam, Putri Zhao Yang melanjutkan,” Sebagai kakak Xi Yan, aku bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan.”

“Bagaimana rencanamu untuk memperbaiki itu?” tanya Qian Hua.

“Aku ingin segalanya kembali seperti bagaimana semestinya. Contohnya, He Lan Jing Ting harusnya tidak pernah menjadi pewaris. Aku akan membuat Zhao Song menjadi pewaris. Lalu manusia itu harusnya tidak mati untuk He Lan lagi. Aku berencana mengembalikan hidup normalnya. Tapi ada satu syarat, maukah kamu menerimanya?” tegas Putri Zhao Yang.



Qian Hua setuju untuk menikah dengan Zhao Song. Namun ada satu yang tidak bisa ia terima, yaitu He Lan Jing Ting bukanlah sebuah kesalahan. Karena He Lan tidak pernah melukai orang lain, walaupun itu benar He Lan berbeda karena darah manusia.

“Mengapa kamu tidak bisa menerimanya? Alasan dia pindah ke utara adalah karena dia mau memberi kita kebebasan. Kebebasan yang berbeda dari kamu,” kata Qian Hua. Membela He Lan.



Putri Zhao Yang mengetawai Qian Hua dan mengatakan kalau suatu hari, Qian Hua akan setuju dengan pendapatnya ini. Lalu karena Qian Hua menerima syaratnya, maka ia setuju memberitahukan cara menyelamatkan Pi Pi.



“Hati yang dipanen mengirimkan energi kehidupan. Ketika manusia itu mati, energi hidupnya di kirim kepada He Lan Jing Ting. Jadi selama He Lan Jing Ting hidup, dia akan terus menyerap energi manusia itu. Wanita itu tidak akan pernah melewati waktu mekar,” jelas Putri Zhao Yang.



“Jadi untuk menyelamatkan wanita itu. He Lan Jing Ting harus mati,” tegas Putri Zhao Yang. Dan mendengar itu Qian Hua tampak sedih.

“Jadi jika He Lan mengorbankan hidupnya untuk Hui Yan. Maka Hui yan akan bisa hidup penuh lagi,” kata Qian Hua, menyimpulkan.

“Benar. Dengan kondisi, manusia wanita itu harus mencintai dia juga,” tegas Putri Zhao Yang, lagi.



Tepat disaat itu Bo Zhong masuk kedalam ruangan dan mengabarkan kepada Putri Zhao Yang, kalau Qing Mu telah berada disini. Dan karena itu, Putri Zhao Yang pun pergi. Namun sebelum itu, ia meminta agar Qian Hua memikirkan itu.



“Mungkin… kamu bisa memilih untuk tidak menceritakan pada mereka,” kata Putri Zhao Yang. Lalu pergi, meninggalkan Qian Hua yang menangis karena dilema.



Qi Lin kalah bertarung melawan Qing Mu. Dan tanpa berkata apa- apa lagi, Qing Mu mengambil kembali Pearl milik Qi Lin. Lalu mau pergi.


“Apa kamu tau? Qian Hua begitu menyedihkan. Dia tidak punya moment bahagia sejak A Xi pergi dari pernikahan mereka. A Xi tidak mencintai Qian Hua,” kata Qi Lin sebelum Qing Mu pergi.


“Dengarkan ini. Qian Hua hanya satu- satunya yang bisa menyembuhkan A Xi,” kata Qing Mu dengan tajam sambil menunjuk Qi Lin menggunakan jari telunjuknya.



Saat Qing Mu berjalan pergi. Qi Lin yang tidak menyerah langsung berlari kedepan Qing Mu dan berlutut dihadapannya. Pertama, Qi Lin mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan Qing Mu kepadanya selama ini. Kedua, Qi Lin mengatakan kalau ia tidak peduli dengan posisi pewaris dan akan menyerah, hanya saja ia meminta agar Qian Hua diberikan kepadanya.



“Aku bilang padamu sekarang. Jangan memikirkan tentang posisi pewaris. Bahkan jangan berpikir untuk memiliki Qian Hua lagi!” tegas Qing Mu dengan tajam. Lalu menyimpan Pearl milik Qi Lin disaku jasnya dan berjalan pergi.



Bo Zhong datang memberi hormat kepada Qing Mu yang akan keluar. Ia memberitahukan bahwa Putri Zhao Yang ingin berbicara kepada dia. Tapi Qing Mu tidak mau dan dia melemparkan Bo Zhong menjauh dengan kekuatannya.

Bo Zhong yang terlempar, tidak bisa berbuat apa- apa. Karena kesakitan.



Putri Zhao Yang melihat itu dari dalam ruangan. Ia lalu mendekati Qi Lin yang masih dalam posisi berlutut. Ia berdiri dibelakang Qi Lin dan tampaknya Qi Lin merasakan kehadiran Putri Zhao Yang.




Qian Hua masuk kedalam hall pernikahan. Namun tidak ada siapapun lagi disana. Yang ada disana hanyalah dirinya sendiri ditengah ruangan yang besar.

Post a Comment

Previous Post Next Post