Broadcast Network : Tencent
Dimasa
Tang, hiduplah seorang bernama He Lan Jing Ming, dia menikahi seekor rubah. Istrinya
yang rubah mengunjungin rumahnya pada hari libur, membawa hadiah. Semua melihat
kecantikan dia. Keluarga dan pelayannya menerima hadiah dari dia selama
festival perahu naga.
Percaya
kalau hadiah itu tidak membawa keberuntungan, mereka membakar sebagian besar
dari hadiah itu. Sambil menangis, dia bertanya,”Mengapa kamu membakar hadiah
ku?”
Mereka
kemudian menyimpan hadiah dari dia, Seseorang lalu meminta sebuah cermin dengan
bunga emas yang dilukis dibagian belakangnya. Jadi dia menyelinap kerumah dan
mencuri cermin itu. Tapi dia dipukul sampai mati saat dia melarikan diri.
Dikutip
dari ‘Catatan luas dari cerita- cerita aneh’.
Didalam
kamar. Putri Xi Yan menata beberapa
perhiasannya dan menyimpannya kedalam sebuah kotak kecil. Dan disaat itu Qing
Mu masuk kedalam kamar, melihatnya membuat Xi Yan terkejut.
“Kamu
menakutiku. Cepat, duduk pintunya. Aku tidak ingin kakak ku tau kalau aku telah
kembali,” kata Xi Yan cepat.
Saat
Qing Mu telah menutup pintu dibelakangnya. Ia berjalan dan mendekati Xi Yan.
“Aku segera datang, ketika mendengar kamu kembali,” kata Qing Mu.
“Apa
kakak ku tau aku sudah kembali?” tanya Xi Yan. Dan Qing Mu menggelengkan
kepalanya, tanda tidak.
“Apa
yang sedang kamu lakukan?” tanya Qing Mu, melihat Xi Yan yang tampak sangat
sibuk menyimpan barang- barang.
“Ji
Ming tinggal dengan orang tuanya di rumah utama. Jadi aku harus membawa hadiah
saat pertama kali aku menemui mereka. Lagian banyak hal yang tidak ku gunakan.
Jika itu bisa membawa kebahagiaan untuk keluarga Jing Ming, itu akan menjadi
pertukaran yang layak,” jelas Xi Yan sambil sibuk mengambil beberapa barang lagi didalam lacinya.
Qing
Mu heran dan bertanya kenapa Xi Yan melakukan ini, kepadahal manusia hanya bisa
hidup sebentar saja. Dan Xi Yan menjawab, karena walau manusia hanya punya
waktu hidup yang singkat daripada mereka, tapi mereka menghargai waktu yang
dihabiskan bersama.
“Bahkan
jika hanya Jing Ming yang memperlakukan mu dengan baik dan manusia yang lain
tidak,” balas Qing Mu.
“Itu
cukup bagiku jika hanya Jing Ming yang baik padaku,” balas Xi Yan.
Mendengar
itu, Qing Mu terdiam. Ia lalu mengambil sebuah kertas merah,”He Lan Xi,” kata
Qing Mu membaca tulisan pada kertas itu, sambil melihat kearah seorang bayi
kecil.
“Ini
nama yang Jing Ming pilihkan untuknya. Aku belum ada memilihkan nama untuk
bayiku ini. Qing Mu, mengapa tidak kamu yang pilihkan nama untuk bayiku?” kata
Xi Yan dengan lembut.
“Bagaimana
dengan Jing Ting?”
“Jing
Ting. Tenang seperti air, menggemparkan seperti suara petir,” kata Xi Yan setuju,
sambil tersenyum kepada anaknya dan memanggil anaknya Jing Ting.
Dan
melihat senyuman Xi Yan, Qing Mun pun ikut tersenyum kecil.
“Jadi
He Lan bukan anak Ketua Qing Mu?” tanya Qian Hua, menyimpulkan. Dan Putri Zhao
Yang menganggukan kepalanya, tanda iya.
Ibu
mertua Xi Yan mencobai perhiasan rambut yang dibawa oleh Xi Yan. Dan melihat
Ibu mertuanya tampak senang, Xi Yan pun tersenyum.
“Xi
Yan. Aku dengar dirumah sebelah ada sebuah cermin bunga emas yang tidak
ternilai. Pinjam kan itu supaya aku bisa mengaguminnya,” pinta Ibu mertua.
Dan
mendengar permintaaan Ibu mertuanya itu, Xi Yan terdiam, tidak menjawab. Lalu
dengan sikap yang tidak baik, Ibu mertua Xi Yan meletakan perhiasan rambut yang
diberikannya diatas meja sambil mendesah.
“Dikemudian
hari, dengan susah payah, adikku mencuri cermin tersebut. Dia tidak kehilangan
hidupnya disana, tapi dia mati dirumah suaminya sendiri,” kata Putri Zhao Yang,
bercerita.
Beberapa
orang datang kerumah He Lan. Seorang dari mereka memberitahukan kalau sebuah
barang dari rumah mereka telah dicuri dan pada saat itu ia melihat istri He Lan
lah yang mencurinya.
“Ketika
aku menyuruh seseorang untuk menangkapnya, dia menghilang didalam asap,” jelas
orang tersebut.
Mendengar
tuduhan itu, Ibu mertua Xi Yan menjadi gugup. Sedangkan Jing Ming yang tidak
tau apapun menjadi kebingungan, namun dengan tegas dia membela istrinya.
“Mengapa
kamu tidak meminta Istrimu keluar dan
suruh dia bicara? Jika dia tidak keluar, aku akan mengambil tindakan,” balas
orang tersebut dengan tegas, menantang.
Dan
mendengar itu, Ibu mertua langsung menyuruh pelayannya memanggilkan Xi Yan.
Sedangkan Jing Ming diam.
Ketika
Xi Yan keluar, orang tersebut langsung bertanya. Dan Xi Yan pun menjawab dengan
bohong,”Malam itu… aku ada didalam kamarku. Aku tidur diatas tempat tidur. Aku
tidak ada keluar,” kata Xi Yan, menjawab.
“Tolong
pergilah,” kata Jing Ming kepada orang tersebut.
Orang
tersebut sama sekali tidak percaya, ia meminta agar Xi Yan membuktikan
perkataannya. “Aku punya sebotol wine realgar yang digunakan khusus untuk
menundukan iblis. Nyonya, jika kamu benar- benar bukan iblis, kemudian minumlah
ini,” katanya.
“Ini
begitu kasar!” teriak Jing Ming sambil menunjuk orang tersebut.
“Jika
dia tidak minum, aku akan langsung bertindak dan melaporkan keluarga He Lan
menyembunyikan seorang Iblis!” balas orang tersebut.
Ibu
mertua tampak ketakutan. Ia lalu menyuruh Xi Yan untuk meminum itu dengan
alasan demi kebaikan nama keluarga He Lan. Dan karena itulah, maka Xi Yan pun
setuju untuk meminum itu.
“Xi
Yan,” kata Jing Min, menghentikan Xi Yan.
“Tidak
apa,” balas Xi Yan dengan lembut. Lalu ia meminum wine realgar yang diberikan
kepadanya itu. Dan setelah itu, Xi Yan yang masih baik- baik saja, menatap
tegas kepada orang tersebut.
“Saat
itu, ketika adikku menikah dengan manusia. Aku memutuskan hubungan dengannya.
Aku tidak pernah menyangka… kalau kami tidak akan pernah bertemu lagi,” kata
Putri Zhao Yang, bercerita.
Didalam
kamar. Xi Yan bercermin dan menatap dirinya sendiri yang tampak sangat pucat.
Lalu dengan tidak bertenaga lagi, Xi Yan berbaring dilantai sambil memeluk
anaknya.
“A
Xi. Jangan khawatir. Segalanya akan membaik,” kata Xi Yan dengan lemah kepada
anaknya. Dan tepat disaat itu Qing Mun datang.
Saat
melihat kondisi Xi Yan, Qing Mun dengan segera mendekat. “Xi Yan… Aku tidak
bisa percaya kalau mereka akan melakukan ini kepada mu,” kata Qing Mu sambil
mengenggam tangan lemah Xi Yan.
“Pergi
cari kakakku. Selamatkan anak ini. Aku tidak pernah memohon apapun padamu,”
pinta Xi Yan.
“Jangan
bicara lagi,” balas Qing Mu.
“Anak
ini tidak bersalah. Dia adalah anakku. Jika kamu menyerahkannya pada manusia,
mereka akan memperlakukannya seperti seorang monster. Kamu tau kalau darahku
mengalir dalam nadinya. Aku serahkan dia dalam perawatanmu. Aku percaya kamu
akan menjaganya dengan baik,” kata Xi Yan, lalu menutup matanya.
Qing
Mun dengan sedih, memanggil- manggil nama Xi Yan. Namun Xi Yan tidak membuka
matanya.
Qing
Mu membawa He Lan bayi bersamanya. Dan ketika ada orang yang bertanya padanya,
ia menjawab bahwa anak ini adalah anaknya dan Ibu dari anak ini adalah seorang
manusia dengan nama keluarga He Lan, tapi kini Ibu dari anak ini telah mati ia
bunuh.
“Qing
Mu berbohong kepada kami semua,” jelas Putri Zhao Yang.
Ketika
Putri Zhao Yang tidak mau menolong anak itu, Qing Mun pun langsung memberitahu
kalau anak ini adalah darah daging Xi Yan. Jadi Putri Zhao Yang harus menolong
anak ini.
“Jika
bukan karena hubungan itu, Xi Yan tidak akan mati,” kata Putri Zhao Yang dengan
tajam. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh anak itu. Tapi Qing Mun
langsung mengelak.
“Harapan
terakhir Xi Yan adalah agar kamu menyelamatkan anaknya. Ini adalah apa yang dia
tinggalkan,” jelas Qing Mun. Ia memberikan cermin milik Xi Yan kepada Putri
Zhao Yang.
“Hanya
hubungan bernasib malang yang bisa menyelamatkannya. Temukan gadis manusia
murni dan panen hatinya untuk dimakan pada tanggal yang. Dengan begitu
penglihatan dia saat malam bisa sembuh. Lalu ada satu syarat, dia dan gadis
manusia itu harus saling mencintai dulu,” jelas Putri Zhao Yang.
Dan
Qing Mu menganggukan kepalanya. Lalu bertanya,”Akankah dia bisa sembuh total?”
“Jika
dia berharap untuk menyembuhkan penglihatannya saat hari cerah. Dia mesti
terikat dengan rubah wanita berdarah murni. Pada malam pernikahan mereka, darah
kotor dalam tubuhnya akan dibersihkan,” jelas Putri Zhao Yang, lagi. Lalu pergi
meninggalkan Qing Mu.
“Siapa
yang tau. Seratus tahun kemudian keluarga Tushan melahirkan seorang gadis yaitu
kamu. Setelah Qing Mu mempelajari tentangmu, dia melakukan semua yang dia bisa
untuk membuat perjanjian antara kamu dan He Lan Jing Ting,” cerita Putri Zhao
Yang.
“Jadi
sebenarnya. Aku hanyalah obat untuk dia,” kata Qian Hua, menyimpulkan.
Putri
Zhao Yang membenarkan itu,”Bagi Qing Mu, kamu dan manusia itu adalah obat, Aku tidak
tau dia akan sampai sejauh itu demi anak bajingan itu.”
“Aku
tau mengapa. Untuk Xi Yan,” balas Qian Hua. Dan Putri Zhao Yang tertawa.
“Bagi
Xi Yan? Tapi Xi Yan tidak mencintainya. Dan kamu, He Lan Jing Ting tidak
mencintaimu. Kamu dan Qing Mu sama- sama menyedihkan,” balas Putri Zhao Yang.
“Apa
kamu menyesal telah menyelamatkan He Lan?” tanya Qian Hua.
“Iya.
Aku sangat menyesalinya. Xi Yan menikahi manusia dan melahirkan He Lan Jing
Ting. Itu awal kesalahan dimulai. Lalu itu bertambah buruk. Banyak tragedi
terjadi. Bukankah manusia itu mati juga salah satu dari tragedi yang disebabkan
kesalahan itu?” balas Putri Zhao Yang dengan tajam.
Saat
Qian Hua terdiam, Putri Zhao Yang melanjutkan,” Sebagai kakak Xi Yan, aku
bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan.”
“Bagaimana
rencanamu untuk memperbaiki itu?” tanya Qian Hua.
“Aku
ingin segalanya kembali seperti bagaimana semestinya. Contohnya, He Lan Jing
Ting harusnya tidak pernah menjadi pewaris. Aku akan membuat Zhao Song menjadi
pewaris. Lalu manusia itu harusnya tidak mati untuk He Lan lagi. Aku berencana
mengembalikan hidup normalnya. Tapi ada satu syarat, maukah kamu menerimanya?”
tegas Putri Zhao Yang.
Qian
Hua setuju untuk menikah dengan Zhao Song. Namun ada satu yang tidak bisa ia
terima, yaitu He Lan Jing Ting bukanlah sebuah kesalahan. Karena He Lan tidak
pernah melukai orang lain, walaupun itu benar He Lan berbeda karena darah
manusia.
“Mengapa
kamu tidak bisa menerimanya? Alasan dia pindah ke utara adalah karena dia mau
memberi kita kebebasan. Kebebasan yang berbeda dari kamu,” kata Qian Hua.
Membela He Lan.
Putri
Zhao Yang mengetawai Qian Hua dan mengatakan kalau suatu hari, Qian Hua akan
setuju dengan pendapatnya ini. Lalu karena Qian Hua menerima syaratnya, maka ia
setuju memberitahukan cara menyelamatkan Pi Pi.
“Hati
yang dipanen mengirimkan energi kehidupan. Ketika manusia itu mati, energi
hidupnya di kirim kepada He Lan Jing Ting. Jadi selama He Lan Jing Ting hidup,
dia akan terus menyerap energi manusia itu. Wanita itu tidak akan pernah melewati
waktu mekar,” jelas Putri Zhao Yang.
“Jadi
untuk menyelamatkan wanita itu. He Lan Jing Ting harus mati,” tegas Putri Zhao
Yang. Dan mendengar itu Qian Hua tampak sedih.
“Jadi
jika He Lan mengorbankan hidupnya untuk Hui Yan. Maka Hui yan akan bisa hidup
penuh lagi,” kata Qian Hua, menyimpulkan.
“Benar.
Dengan kondisi, manusia wanita itu harus mencintai dia juga,” tegas Putri Zhao
Yang, lagi.
Tepat
disaat itu Bo Zhong masuk kedalam ruangan dan mengabarkan kepada Putri Zhao
Yang, kalau Qing Mu telah berada disini. Dan karena itu, Putri Zhao Yang pun
pergi. Namun sebelum itu, ia meminta agar Qian Hua memikirkan itu.
“Mungkin…
kamu bisa memilih untuk tidak menceritakan pada mereka,” kata Putri Zhao Yang.
Lalu pergi, meninggalkan Qian Hua yang menangis karena dilema.
Qi
Lin kalah bertarung melawan Qing Mu. Dan tanpa berkata apa- apa lagi, Qing Mu
mengambil kembali Pearl milik Qi Lin. Lalu mau pergi.
“Apa
kamu tau? Qian Hua begitu menyedihkan. Dia tidak punya moment bahagia sejak A
Xi pergi dari pernikahan mereka. A Xi tidak mencintai Qian Hua,” kata Qi Lin
sebelum Qing Mu pergi.
“Dengarkan
ini. Qian Hua hanya satu- satunya yang bisa menyembuhkan A Xi,” kata Qing Mu
dengan tajam sambil menunjuk Qi Lin menggunakan jari telunjuknya.
Saat
Qing Mu berjalan pergi. Qi Lin yang tidak menyerah langsung berlari kedepan
Qing Mu dan berlutut dihadapannya. Pertama, Qi Lin mengucapkan terima kasih
atas segala kebaikan Qing Mu kepadanya selama ini. Kedua, Qi Lin mengatakan
kalau ia tidak peduli dengan posisi pewaris dan akan menyerah, hanya saja ia
meminta agar Qian Hua diberikan kepadanya.
“Aku
bilang padamu sekarang. Jangan memikirkan tentang posisi pewaris. Bahkan jangan
berpikir untuk memiliki Qian Hua lagi!” tegas Qing Mu dengan tajam. Lalu
menyimpan Pearl milik Qi Lin disaku jasnya dan berjalan pergi.
Bo
Zhong datang memberi hormat kepada Qing Mu yang akan keluar. Ia memberitahukan
bahwa Putri Zhao Yang ingin berbicara kepada dia. Tapi Qing Mu tidak mau dan
dia melemparkan Bo Zhong menjauh dengan kekuatannya.
Bo
Zhong yang terlempar, tidak bisa berbuat apa- apa. Karena kesakitan.
Putri
Zhao Yang melihat itu dari dalam ruangan. Ia lalu mendekati Qi Lin yang masih
dalam posisi berlutut. Ia berdiri dibelakang Qi Lin dan tampaknya Qi Lin
merasakan kehadiran Putri Zhao Yang.
Qian
Hua masuk kedalam hall pernikahan. Namun tidak ada siapapun lagi disana. Yang
ada disana hanyalah dirinya sendiri ditengah ruangan yang besar.
Tags:
Moonshine and Valentine