Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 18 - part 1


Broadcast Network        Tencent




Pi Pi masuk kedalam sebuah ruangan remang- remang yang diterangin oleh cahaya lilin. Lalu pada saat itu, ia mendengar suara seorang gadis yang tertawa.


Dan pada saat ia berbalik, ia melihat Hui Yan yang masuk kedalam ruangan, mengejar kupu- kupu. Dan ketika kupu- kupu itu terbang keluar, maka Hui Yan pun keluar dari ruangan itu.



Saat Pi Pi berbalik lagi. Ia melihat Hui Yan dewasa yang sedang berdiri menatapnya sambil tersenyum dengan lembut. Lalu dengan perlahan, Pi Pi pun berjalan mendekatinya. Pi Pi menyentuh pipi Hui Yan, lalu tersenyum kepada Hui Yan.


Xiao Ju pulang kerumah sambil membawa sekotak kue. Tapi sesampainya ia dirumah, Ayahnya malah mau pergi ke universitas untuk menemui seorang temannya, membahas sesuatu.



“Apa kamu tau ini hari apa?” tanya Xiao Ju sambil memegang kotak kue itu didadanya. Namun Ayah Xiao Ju sama sekali tidak sadar.

“11 September. Hari peyerangan teroris. Mengapa? Aku salah?” kata Ayah Xiao Ju, menjawab. Dan lalu ia berjalan untuk pergi.



“Pa!” panggil Xiao Ju, saat Ayahnya berjalan pergi begitu saja.

“Huh? Ada apa? Apa kamu tidak enak badan atau kamu lapar? Ada makanan didalam kulkas. Makanlah duluan. Aku akan segera kembali,” balas Ayah, lalu pergi.


Saat Ayah telah pergi, Xiao Ju membuang kue yang dibawanya kedalam tong sampah. Setelah itu ia masuk kedalam rumah.



He Lan mengikuti Pi Pi di universitas. Dan merasa risih, Pi Pi menyuruh agar He Lan tidak mengikutinya. Tapi tetap saja, He Lan mengikuti Pi Pi, dia bahkan membukakan pintu kelas untuk Pi Pi.

“Eh… aku mau masuk ke kelas. Berhenti mengikutiku. Kamu akan mengangguku,” kata Pi Pi kepada He Lan.

“Mengapa kamu jadi mengabaikan ku?” tanya He Lan, kebingungan.

“Pikirkan sendiri,” balas Pi Pi. Lalu masuk kedalam kelas.


Didalam kelas. Dua orang teman mendekati Pi Pi. Mereka memuji pacar Pi Pi yaitu He Lan, menurut mereka He Lan sangat baik dan tampan, membuat semua orang iri melihatnya. Dan mendengar itu Pi Pi merasa tidak nyaman.



Pi Pi lalu curhat kepada seorang temannya itu,”Bagaimana jika pacar mu terlihat bagus seperti dia, tapi dia menyimpan 4 sampai 5 foto mantannya dirumahnya? Akankah kamu masih berpikir dia bagus?”

“Tidak mungkinlah! Bagaimana mungkin dia melakukan itu?” balas teman Pi Pi, tidak percaya.

“Mantannya terlihat persis seperti ku juga,” jelas Pi Pi.


“Benarkah? Berarti dia memperlakukan kamu sebagai pengganti saja? Itu begitu keterlaluan,” komentar teman Pi Pi yang lainnya. Dan Pi Pi membenarkan itu. Lalu pada saat itu dosen masuk dan pelajaran pun dimulai.

He Lan dengan setia berdiri diluar ruangan kelas. Menunggu Pi Pi.



Qian Hua pulang kerumah. Dan pada saat itu, He Lan menelponnya. Tapi dengan sengaja, Qian Hua tidak mengangkat telpon dari He Lan itu dan mematikan hpnya.


“Qian Hua, apa kamu sudah pulang? Telpon aku ketika kamu punya waktu,” kata He Lan, meninggalkan pesan suara untuk Qian Hua.




Selama dosen menjelaskan pelajaran. Pi Pi sama sekali tidak mendengarkan dan sibuk menggambar dibukunya. Ia menggambarkan seekor anjing dan memberikannya nama Husky He Lan. Lalu dengan wajah cemberut, Pi Pi melihat kearah gambar anjingnya itu.



Ketika bel berbunyi dan orang- orang mulai keluar dari dalam kelas. He Lan yang menunggu didepan kelas menjadi keheranan, karena ia tidak melihat Pi Pi keluar. Jadi He Lan pun bertanya.



“Oo.. dia sudah pergi lewat pintu yang lain,” jawab teman Pi Pi tersebut. Lalu setelah itu, ia memperingakan He Lan untuk tidak memainkan perasaan seorang wanita. Dan mendengar itu, He Lan pun menjadi kebingungan.



Ditoko. Xiao Ju merayakan ulang tahunnya sendirian. Ia bersulang dengan kalender dan mengucapkan ucapan selamat ulang tahun untuk dirinya sendiri. Lalu tepat disaat itu, Xui Xian dan Kuan Yong datang sambil membawa kue. Mereka mengejutkan Xiao Ju dan  mengucapkan selamat ulang tahun kepada Xiao Ju.



Dan mendapatkan kejutan dari mereka berdua, Xiao Ju tersenyum dengan senang. “Bagaimana kalian bisa tau?” tanya Xiao Ju.

“Tentu saja kami tau. Bukankah kamu ada menyebutkan itu sebelumnya? Sudahlah. Jangan bertanya lagi,” balas Xui Xian sambil menyalakan lilin.



Setelah lilin telah menyala. Xui Xian dengan riang menyuruh agar Xiao Ju mendekat dan membuat permintaan. Dan sambil tersenyum kecil, Xiao Ju mendekat dan lalu melipat tangannya serta menutup matanya. Namun karena Xui Xian dan Kuan Yong terus menatapnya, maka Xiao Ju pun tidak jadi membuat permintaan.


“Bagaimana aku bisa membuat permintaan, jika kalian berdua menatap padaku?” kata Xiao Ju, bercanda kepada mereka.

“Kalau gitu, kami pergi dulu,” balas Xui Xian sambil mendorong Kuan Yong untuk ikut pergi bersamanya.

“Eh… jangan! Jangan! Aku akan membuat permintaan,” kata Xiao Ju dengan cepat, lalu membuat permintaan dan setelah itu meniup lilinnya.


Bertiga. Xiao Ju, Xui Xian, dan Kuan Yong makan serta minum bersama. Mereka saling bertanya satu sama lain. Xui Xian bercerita kalau dia tau ulang tahun Xiao Ju adalah dari nama, Ju dari chrysanthemum yang berarti september. Dan Kuan Yong tau, karena seseorang melihat kalender dan menandai tanggal 11.



Lalu giliran kedua, karena tidak tau harus menanyakan apa, maka Kuan Yong tidak bertanya. Maka dari itu, Xiao Ju lah yang bertanya. Ia menanyakan kepada Kuan Yong tentang siapa yang Kuan Yong sukai, apa itu Fang Jin Xue.
“Tentu bukan,” jawab Kuan Yong.

“Apa kamu bodoh? Bukankah aku suda bilang dia tidak suka Fang Jin Xue?” tambah Xui Xian. Dan Xiao Ju pun tidak bertanya lagi.



Giliran ketiga, Xui Xian menanyakan pada Xiao Ju siapa Ibu Xiao Ju. Dan mendengar itu, Xiao Ju langsung terdiam dan ekspresinya berubah menjadi sedih.

“Tidak apa, jika kamu tidak mau cerita,” kata Kuan Yong yang menyadari hal itu sambil menepuk Xui Xian yang duduk disebelahnya, sebagai tanda. Setelah itu mereka bertiga sama- sama tidak ada yang bicara lagi. Hujan pun turun dengan deras nya diluar.



“Ketika aku kecil. Mama ku sering membawaku makan malam dengan seorang pria. Pria itu benar- benar baik, sopan, dan lembut. Pria itu membawa ku belanja dan ke taman bermain. Pria itu juga orang yang mengajariku caranya menggunakan garpu dan pisau,” kata Xiao Ju mulai bercerita.

Dan Xui Xian serta Kuan Yong sama- sama mendengarkan dengan serius.


“Saat itu, aku selalu berpikir betapa luar biasanya jika Pria itu menjadi Ayahku. Jadi orang lain tidak akan memanggilku anak orang gila lagi. Aku juga merasakan kalau Mama ku benar- benar bahagia dengannya. Kebahagiaan yang Mama ku tidak pernah miliki dirumah," kata Xiao Ju.



"Mamaku bersama dengan Pria itu selama 7 tahun. Saat akhirnya aku tumbuh, aku tidak bisa mengerti dia lagi. Aku tidak mengerti bagaimana seorang wanita bisa mempunyai dua hubungan pada waktu yang sama. Mamaku melukai ayahku, melukai Pria itu, dan melukai ku. Apa yang kalian pikirkan? Bagaimana bisa seseorang menjadi begitu egois? Aku tidak tau caranya memberitahu Ayahku. Aku bilang kalau Mamaku masih peduli pada Ayahku. Tapi aku juga bilang Mamaku tidak ingin meninggalkan Pria itu,” kata Xiao Ju.



Saat Kuan Yong dan Xui Xian menatap padanya dan mendengarkan nya dengan begitu serius. Xiao Ju pun bertanya pada mereka,” Jika mamaku lebih berani dan menceritakan kepada Ayahku serta Pria itu tentang hubungannya. Bisakah mereka bertiga tetap bersama dan duduk bersama, seperti kita sekarang?”



Xui Xian serta Kuan Yong sama sekali tidak bisa menjawab. Mereka hanya diam. Dan menyadarinya Xiao Ju pun mengajak mereka untuk minum saja lagi.

2 Comments

Previous Post Next Post