Images by : JTBC
Sidang di lanjutkan,
Hakim Han meminta para saudara untuk membawa ayah mereka di sidang selanjutnya. Putera tertua agak gugup mendengarnya, tetapi karena di pojokkan saudara-saudaranya, dia menyanggupi untuk membawa ayah mereka hadir. Dia bahkan berkata kalau kondisi ayah mereka sudah membaik.
Bo Wang sedang kerja di ruangannya. Tetapi, dia merasa tidak tenang. Dia kemudian bergumam kalau berpikir keras itu tidak cocok dengan style-nya, jadi dia akan melakukan sesuatu.
Dan akhirnya, Bo Wang pergi ke ruangan Ba Reun. Dia datang dan berbasa-basi. Ba Reun mengabaikannya. Dan akhirnya, Bo Wang memberitahu maksudnya, dia mengajak mereka makan malam bersama besok di ahjumma pasar kenalan O Reum. Dia memuji makanan di sana sangat enak. Ba Reun berpikir dan berusaha menebak besok adalah hari apa… Setelah Ba Reun dan O Reum setuju, Bo Wang berbasa-basi bahwa sek. Lee terlihat kurang sehat jadi dia akan mengizinkan mereka membawa sek. Lee. O Reum dan Ba Reun tersenyum menyadari kalau tujuan Bo Wang adalah ingin mengajak sek. Lee makan malam.
Ba Reun teringat sesuatu dan memeriksan profil O Reum. Benar, besok 27 april adalah ulang tahun O Reum.
Ba Reun pulang dan melewati toko kosmetik. Dia terlihat ingin membeli hadiah untuk ulang tahun O Reum. Tetapi, dia merasa tidak pantas, karena mereka tidak punya hubungan apapun. Dan pada akhirnya, dia tetap membelikan hadiah untuk ulang tahun O Reum.
Ba Reun sudah membawa hadiah-nya. Tetapi, dia tidak tahu cara menyerahkan hadiah itu ke O Reum. Dan pada akhirnya, dia tidak jadi memberikannya.
Mereka pergi ke pasar dan makan di tempat ahjumma kenalan O Reum. Mereka menggoda Bo Wang yang semakin tampan. Nenek O Reum datang dan menegur mereka yang selalu mengganggu teman-teman O Reum. Makanan sudah dihidangkan, tetapi sek. Lee belum datang. Bo Wang merasa gelisah dan terus melihat ke belakang. Ahjumma tertawa dan bertanya apa Bo Wang sedang menunggu pacar? Bo Wang membantah hal itu.
Tepat saat itu, sek. Lee datang dan duduk di sebelah Bo Wang. Ba Reun berujar untung sek. Lee datang karena dari tadi Bo Wang sudah menengok ke belakang 100 x.Bo Wang menatap kesal pada Ba Reun. O Reum juga mengejek Bo Wang.
Ahjumma pacar juga memuji sek. Lee yang sangat cantik. Mereka mengira sek. Lee adalah pacar Bo Wang. Bo Wang segera membantah kalau mereka pacaran. Sek. Lee memperkenalkan dirinya dan dia dengan sangat cepat akrab dengan para ahjumma.
Ba Reun terkejut karena O Reum menyebut para ahjumma itu sebagai keluarganya. O Reum membenarkan. Dia memberitahu kalau ketiga ahjumma pasar sudah tinggal 10 tahun di rumah neneknya dan dia pindah kemari paling terakhir. Jadi, mereka adalah para keluarga.
10 tahun yang lalu.
Satu ahjuma pamit meninggalkan pasar kepada nenek O Reum. Dia putus cinta dan kehilangan semua uangnya. Dan nenek O Reum menawarkan ahjumma untuk tinggal bersama dengannya di rumahnya yang tidak terlalu besar. Ahjumma sangat senang dan menangis berterimakasih.
Ahjumma yang lain yang hamil, saat itu, di kejar dan di tendang oleh suaminya. Nenek melihatnya dan berusaha melindunginya. Hingga dia akhinya di tendang oleh suami ahjumma tersebut. 2 orang ahjumma yang tinggal bersamanya, berusaha menghentikan pria itu. Nenek berteriak kepada orang yang menonton untuk menelpon ambulans.
End
“Kau bisa… punya keluarga baru suatu saat nanti. Saat orang-orang melalui semuanya bersama-sama, mereka jadi keluarga. Itulah keluarga,” ujar O Reum.
“Meskipun kalian tidak sedarah, kalian bisa jadi keluarga. Meskipun kalian sedarah, kalian bisa jadi orang asing. Begitukan manusia saat ini?” tanya Ba Reun di dalam hatinya.
Tiba-tiba Yong Jun datang ke sana bersama asistennya. Para ahjumma dan nenek menyambutnya dengan hangat. Yong Jun mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan banyak hadiah. Bo Wang bertanya pada Ba Reun, apa hari ini ulang tahun O Reum? Ba Reun diam.
Para ahjumma menggangumi tas hadiah Yong Jun yang sangat bagus. O Reum merasa tidak nyaman menerimanya. Yong Jun meminta maaf, dia tidak bisa memilih tas yang bagus, jadi dia beli semuanya. Nenek juga merasa tidak nyaman dengan hadiah sebanyak itu, tetapi Yong Jun berkata tidak apa-apa. Dia bahkan mengizinkan para ahjumma untuk memakai tas tersebu.
Yong Jun melihat Ba Reun dan menyapanya. Dia juga menyapa Bo Wang dan sek. Lee dan memperkenalkan dirinya. Dia juga mengundang mereka untuk makan malam babak kedua, dan dia yang akan mentraktir.
Ba Reun dkk, ahjuma dkk pergi untuk makan di sebuah restoran. Yong Jun menuangkan makgeolli dan menawarkan Ba Reun utnuk minum. O Reum melarang dan memberitahu kalau Ba Reun tidak bisa minum. Tetapi, Ba Reun menerima makgeolli tersebut dan meminum habis. O Reum dan Bo Wang merasa khawatir melihatnya.
Bo Wang berbincang dengan sek. Lee dan bertanya apa dia suka dengan pekerjaannya sebagai sekretaris? Sek. Lee balik bertanya apa Bo Wang suka menjadi hakim?
“Aku tak bisa bilang tak suka, itu pekerjaanku,” jawab Bo Wang.
“Sebagai sekretaris? Apa yang ingin kaulakukan?”
“Jika kukatakan, kau akan terkejut.”
“Apa itu?” tanya Bo Wang.
Tetapi, Sek. Lee tidak menjawab. Dia malah pamit untuk pulang duluan karna harus bekerja. Bo Wang segera keluar untuk mengejarnya, tetapi dia tidak menemukan sek. Lee. Sebuah mobil mewah berwarna merah lewat. Dan di dalamnya, terlihat sek. Lee yang mengemudi dengan pakaian trendi.
“Siapa kau sebenarnya, Lee Do Yeon,” ujar Bo Wang.
Yong Jun sudah pulang. Dan yang tinggal di restoran hanya 3 ahjumma, Ba Reun dan O Reum. Ba Reun sendiri sudah tidak sadarkan diri karena mabuk. Para ahjumma menatapnya dan menyebut Ba Reun sangat lucu. Setelah itu, dia mulai menginterogasi O Reum yang pasti mulai terpikat pada Ba Reun. O Reum membantah, baginya Ba Reun hanya senior yang dia kagumi. Para ahjumma malah berebutan ingin memiliki Ba Reun
Ba Reun dan O Reum pulang bersama. Mereka berusaha menyetop taksi tetapi tidak ada satupun taksi yang berhenti. Ba Reun menyuruh O Reum untuk pulang duluan tetapi O Reum tidak mau karena khawatir pada Ba Reun. Tidak lama, sebuah taksi berhenti. Sebelum masuk ke dalam taksi, Ba Reun memberikan hadiah ulang tahun pada O Reum dan mengucapkan selamat ulang tahun. Setelah itu, dia naik taksi dan segera pergi. O Reum tersenyum melihat kotak hadiah tersebut.
Persidangan.
Ayah para saudara hadir di persidangan dengan anak bungsu. Ayah duduk di kursi roda. Dan penampilan anak bungsu terlihat sederhana berbeda dengan penampilan para kakak-kakaknya yang terlihat berkelas.
Putera tertua segera memanggil ayah. Tetapi, ayah tidak mengingat putera tertua. Putri bungsu menangis terisak-isak melihatnya. Ayah malah bertanya kenapa dia menangis? Apa ada pemakaman? Putera kedua langsung menegaskan kalau ayah mereka sudah pikun sejak lama. Putera ketiga meminta warisan di batalkan dan bagi hartanya kepada mereka. (Karena ayah mereka tidak ingat dengan putera tertua, berarti warisan tanah 5 milyar won itu di wariskan dalam keadaan tidak sadar / pikun. Dan tidak sah bagi para saudara).
“Ayahnya bekerja di pabrik dan meninggal dunia. Ayahku mengadopsinya karena dia tak punya siapa-siapa lagi,” lanjut putera ketiga.
“Saya paham dia melakukannya atas dasar belas kasihan, tapi dia harusnya merawatnya hingga menua. Tapi saat ayah berusia 50 tahun, dia memasukkannya dalam kartu keluarga. Sepertinya pada saat itu demensianya mulai menggerogotinya,” ujar putera tertua.
“Mohon jaga bahasa Anda! Adik bungsu Anda mendengarkannya,” tegur Hakim Han.
Tetapi, putera tertua malah menegaskan kalau dia bukan adik bungsu mereka. Anggap saja dia sebagai orang yang melakukan pekerjaan rendahan. Dia bahkan tidak sedarah dengan mereka. Putera ketiga membenarkan, dan bahkan mengancam akan menuntut adik bungsu jika dia menjadi tamak (menginginkan harta warisan). Mereka juga sudah menemukan pengacara yang bagus untuk membatalkan adopsi. Puteri bungsu membenarkan, mereka akan menuntutnya. Dia menyebut adik bungsu yang harus tahu diri.
Hakim Han, O Reum dan Bo Wang terdiam tidak percaya melihat kelakuan mereka.
“Permisi… Apa maksudmu kau akan menuntutku? Bagaimana bisa aku menuntut ayahku sendiri? Lakukan semau kalian. Silakan hapuskan aku dari kartu keluarga,” adik bungsu akhirnya angkat bicara. Dia kemudian berlutut di depan ayah dan dengan suara lembut berbicara, “Ayah, saat pertama kali aku pindah di rumah itu … sebagai seorang anak kecil, aku kelaparan dan menangis. Itulah sebabnya Ayah selalu pulang membawa es krim. Ayah tahu, aku masih ingat rasa manisnya. Rasanya sangat manis. Maaf aku tak bisa menjaga Ayah hingga saat terakhir. Aku akan pamit sekarang. Ayah. Semoga Ayah sehat selalu,” ujar adik bungsu menangis dan beranjak pergi.
Hakim Han tercengang melihatnya.
“Kau mau kemana tanpa aku? Aku takut,” ujar ayah.
Semua yang ada di persidangan merasa sedih melihat hal tersebut termasuk para hakim.
Ibu menyelimuti ayah yang tertidur di ruang tamu. Ba Reun keluar kamar dan melihatnya. Dia memanggil ibu dan bertanya alasan ibu menikahi ayah.
“Kau… Kau tahu kalau darah ayahmu ber-Rh negatif?” tanya Ibu.
“Semuanya terjadi saat kuliah dulu. Bus ekspres yang dulu Ibu tumpangi berhenti tiba-tiba. Di depan bus kami terjadi kecelakaan roda empat. Semua orang ingin melihat apa yang terjadi. Beberapa pria berseragam militer memintanya untuk turun. Dan dia menyelamatkan korban terluka. Ibu juga ikut turun tanpa pikir panjang. Saat ambulans datang, pria tentara itu bilang mereka butuh darahnya didonorkan kepada korban dan dia akan menemani mereka ke rumah sakit. Dia mengambil gelang yang bernomor seri. Tertulis "Rh negatif" di sana. Ibu pikir dia hanyalah pria hebat, tapi dia cukup menawan. Sejak saat itu kita mulai berpacaran. Ibu mengejarnya. Sebenarnya, Ibu mengejarnya karena Ibu pikir dia tampan. Kau tahu, kenapa ayahmu selalu bawa baterai isi ulang setiap dia keluar? Itu karena dia adalah anggota grup orang-orang bergolongan darah Rh negatif. Dia harus selalu siap agar dia bisa mendonorkan darahnya dimana pun dan kapan pun. Ayahmu telah mendonorkan 100 liter darahnya sepanjang hidupnya. Semua itu setara dengan jumlah darah yang dia donorkan sebanyak 20 kali. Itulah ayahmu yang sebenarnya.”
“Kalau begitu anak itu?”
“Anak apa?” tanya ibu bingung.
“Anak itu, yang dibawa ayah. Seorang wanita dan anaknya yang datang saat itu. Dia menyuruh anak itu memperlakukanku sebagai kakaknya.”
“Oh, dia? Dia barusan datang. Dia sudah lulus kuliah. Aigoo. Anak itu sudah dewasa sekarang. Saat ayahmu jadi wartawan, dia punya seorang junior, dan dia adalah putera wartawan itu. Saat dia dipecat, dia pasti merasa sangat berat. Dia mengidap kanker dan meninggal begitu cepat,” jelas ibu.
“Benar begitu?” tanya Ba Reun memastikan.
“Ya. Kau pikir dia siapa?” tanya ibu balik.
Ba Reun merasa malu karena sudah salah paham selama ini. Ibu menyadarinya dan memarahi Ba Reun yang sudah salah paham selama ini pada ayahnya. Dia memberitahu kalau ayah mereka tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu (selingkuh). Dan ibu memanfaatkan kesempatan untuk menjodohkan Ba Reun dengan anak teman gerejanya. Ba Reun menolak.
Ayah terbangun dari tidur-nya. Ba Reun melihatnya. Kini, dia melihat ayahnya dengan pandangan berbeda.
Powerbank yang selalu di bawa ayahnya selama ini, ternyata mempunyai fungsi yang berbeda dari yang di sangka-nya.
Tags:
msham
Lanjut ep 8 nyaaa makin seru yaaa khasus2 yg para hakim hadapi :), klo bisa 1 hari 1 ep full part ny :) coz ny aQ baca ny klo part ny udh lengkap ;), boleh beda2 drama ny tpy part ny harus lengkap biar gx boring nunggu part selanjutny :) makasih :) (:):):):):))
ReplyDelete