Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 10-1



Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 10-1
Images by : JTBC
Bo Wang merasa sangat bahagia dan menemui Ba Reun di taman. Dia memberitahu kalau sek. Lee menerima ajakan kencannya malam ini. Ba Reun menghela nafas dan bertanya apa Bo Wang tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang? Bo Wang menjawab kalau dia tidak peduli dengan urusan orang lain.
Sek. Lee ternyata juga sangat bersemangat di ajak kencan hari ini sama Bo Wang. Dia memperbaiki make-up nya dan melihat rambutnya. Dia mengeluh kenapa harus hari ini di ajak kencannya?
Bo Wang segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa cepat pulang. Dan dari info teman hakim seruangannya, dia baru tahu kalau Hakim Gam di tangkap. Teman hakim itu mengeluh dengan kelakukan O Reum, bagaimana kalau O Reum hanya salah paham saja. Bo Wang kemudian di panggil oleh Ketua Majelis Hakim Bae. Hakim Bae menyuruh Bo Wang untuk menggantikannya melakukan mediasi hari ini. Bo Wang menolak karena itu kan tugas Hakim Bae. Hakim Bae memarahinya karena dia sedang dalam suasana hati tidak baik, teman hakimnya di tangkap di depan matanya sendiri.
Bo Wang keluar ruangan dan menuju ruang mediasi dengan kesal. Dia menggerutu kenapa harus hari ini? Dia juga kesal dengan O Reum karena kembali membuat musuh kali ini padahal sudah banyak hakim yang memusuhinya terkait rapat umum hakim tempo lalu.
Bo Wang melakukan mediasi. Tetapi, pihak penggugat dan tergugat tidak mau berdamai dan membuat waktu mediasi berlangsung dengan sangat lama. Bo Wang menyuruh mereka untuk berdamai tetapi mereka tidak mau. Ini kasus mengenai pasangan kekasih yang sudah putus. Si pria (Pengggugat) meminta hadiah yang pernah di berikan untuk di kembalikan tetapi si wanita (tergugat) tidak mau. Bo Wang terus melihat jam sudah jam 6.20 padahal dia janji dengan sek. Lee jam 7. Dan setelah pertikaian panjang, wanita itu kesal dan mengembalikan semua pemberian pria. Bo Wang mengira masalah sudah clear tetapi si pria malah menagih uang biaya telepon yang pernah di bayarkannya. Bo Wang yang sudah kesal, membanting meja. Dia kemudian mengeluarkan uangnya dan memberikan kepada si pria. Jadi, masalah sudah selesai kan?
“Kau! Jangan hidup seperti ini. Kau murahan,” umpat Bo Wang kepada si pria dan berlalu pergi.
Bo Wang terjebak macet padahal jam sudah 6.50. Dan karena itu, dia memutuskan untuk melewati gang saja. Tapi, dia malah tidak sengaja bertabrakan dengan mobil orang. Si penabrak meminta maaf dan bahkan hendak mengganti rugi. Bo Wang segera mengatakan kalau dia baik-baik saja dan mereka bisa pergi saja. Setelah beberapa waktu, akhirnya dia bisa melanjutkan perjalanan. Dia mengebut melewati gang menuju restoran yang di pesannya. Tetapi, ada saja halangan, seperti jalan yang di tutup. Dia mengeluh dan bahkan waktu sudah jam 7.

Sek. Lee tiba di restoran mewah yang di pesan oleh Bo Wang.
Bo Wang kehabisan bensin. Dia mengeluh kenapa banyak sekali halangan untuk menemui sek. Lee. Setelah mengisi bensin, dia melihat mobil-mobil menghalanginya keluar dari parkiran. Dan karena itu, dia memutuskan untuk berlari menuju restoran.
Sek. Lee menanti Bo Wang yang tidak kunjung tiba. Bo Wang akhirnya tiba di restoran. Dia berteriak memanggil sekretaris Lee yang duduk di dekat kaca. Sek. Lee tersenyum melihatnya. Saat Bo Wang hendak ke tempatnya, dia terjatuh karena kelelahan berlari. Sek. Lee panik. Bo Wang segera bangkit dan masuk restoran.
Sek. Lee melihat tangan Bo Wang yang terluka dan merasa khawatir. Bo Wang menegaskan kalau dia baik-baik saja. Yang penting mereka sudsah di restoran.
“Do Yeon. Aku sangat bodoh karena selalu merasa ragu. Aku tidak peduli kau berkencan dengan pria paruh baya dan kerja di bar. Semua itu karena situasi sulitmu. Do Yeon, mulai sekarang, aku berjanji…”
Sek. Lee menamparnya. Bo Wang terkejut. Dia sadar perkataannya sudah salah. Sek. Lee menatapnya dengan mata berkca-kaca. Dia beranjak pergi. Bo Wang tidak bisa menghentikan langkah sek. Lee dan hanya bisa berdiri diam di tempat.
Esok hari,
O Reum pergi ke pengadilan Seoul untuk memberikan pernyataan terkait kasus Hakim Gam. Hakim pembantu yang menanganinya mulai berbasa basi dan mengetik pernyataan O Reum. Hakim itu menulis, “Dia meminta hakim baru yang dekat dengannya untuk mengubah vonis-nya.” O Reum yang mendengar itu, membantah, tadi dia bilang, hakim Gam memintanya untuk melihat dokumen kasus secara keseluruhan bukan mengubah vonis. Hakim pembantu itu malah bilang kalau maksudnya sama saja. O Reum menegaskan kalau itu berbeda.
Dia bahkan mengira O Reum masih terpengaruh Hakim Gam. O Reum tersinggung. Mereka saling bersitegang. Apalagi, hakim itu bilang kalau perusahaan Kosmetik Asia memenangkan kasus walaupun lawannya menggunakan mantan hakim sebagai pengacara. O Reum tertawa sinis, apa seharusnya teman hakim harus selalu menang? Dia kemudian menegaskan kalau dia kesini sebagai saksi bukan korban. Jadi, intinya dia menyurh Hakim pembantu itu menghormatinya dan menulis sesuai pernyataannya.
Saat O Reum sudah kembali, Ba Reun segera bertanya bagaimana tadi? O Reum memberitahu kalau itu berbeda dari bayangannya.
O Reum di telepon dan di panggil oleh Hakim Kepala. Ba Reun merasa khawatir.
“Mereka ingin mempermasalahkan ini, ya? Mereka sering dikritik belakangan. Mereka pasti ingin mengalihkan perhatian. Korupsi di pengadilan. Itu menyamarkan isunya. Kasusnya dilimpahkan kepada jaksa wanita ambisius. Dia pasti bersemangat untuk mendapat pengakuan atasannya. Entah pengakuan dari siapa yang ingin kamu raih. Tapi semoga kamu bijak. Jangan dipermainkan oleh orang-orang ambisius,” ujar Hakim Kepala.
“Aku melaporkannya demi keadilan. Sebagai hakim.”
“Keadilan. Sayangnya, dunia berjalan karena adanya hasrat, bukan nilai yang abstrak. Walau itu demi keadilan, setelah mengeluarkan pedangmu, kamu akan menyentuh bilahnya. Hati-hati, Hakim Park. Jangan terluka terlalu dalam.”
“Jika aku harus terluka, maka biarlah,” tegas O Reum.
Ba Reun dan O Reum berbincang berdua.
“Jika mereka gagal menemukan yang mencurigakan darimu, mereka akan memeriksa hakim lain yang dekat dengan Hakim Gam. Daftar hakim yang dia datangi. Mereka akan memeriksanya. Alih-alih permintaan halus yang kurang berdampak, mereka ingin menemukan suatu transaksi yang berdampak pada hasilnya. Karena itu jauh lebih indah,” ujar Ba Reun.
“Sudah tugas mereka menemukan hal-hal itu. Jika mereka harus melakukannya, biarlah.”
Kemudian lewat dua hakim penggosip yang menyindir O Reum sebagai penegak keadilan. Ba Reun marah mendengarnya dan mencengkeram leher bajunya. O Reum menghentikannya dan mengajak Ba Reun untuk masuk.
O Reum kembali pergi ke pengadilan Seoul dan memberikan keterangan.
Seorang hakim datang dan hendak masuk ke ruangan Ba Reun dan O Reum. Sek. Lee menghentikannya dan bertanya ada keperluan apa. Hakim itu memberitahu kalau dia adalah Hakim Kim dari dept. Sipil 99 dan dia rasa tidak perlu menjelaskan alasannya bertemu dengan rekan hakim lainnya. Dan dia langsung masuk.
Sek. Lee tertunduk. “Benar. Aku hanya seorang sekretaris.”
Hakim Kim masuk dan memberitahu dengan emosi kalau Hakim Hong sekarang di panggil ke pengadilan Seoul untuk memberikan keterangan. Dia merasa kesal karena ulah mereka melaporkan sesama hakim, membuat situasi menjadi jelas. Dia memberitahu kalau Hakim Gam juga menemuinya tetapi dia mengabaikannya. Tapi, emang Hakim Gam seburuk itu? Ba reun menghentikannya dan memintanya untuk kembali ke ruangannya.
O Reum pergi keluar. Dia ingin menemui Hakim Hong.
O Reum berbincang dengan Hakim Hong. Hakim Hong memberitahukan kalau dia baik-baik saja. Dia hanya mengatakan fakta. Dia juga merasa kalau hakim disana seperti berusaha mengarahkannya (mengatakan sesuatu yang menyalahkan Hakim Gam). O Reum meminta maaf karena ini semua salahnya hingga Hakim Hong terlibat. Hakim Hong mengatakan kalau yang dilakukan oleh O Reum sudah benar.
O Reum kemudian bertanya apa Hakim Sung masih menyulitkan Hakim Hong? Hakim Hong menjawab kalau Hakim Sung sangat sibuk akhir-akhir ini sehingga tidak mempedulikannya. Hakim Sung sedang mempromosikan Pengadilan Niaga. Dia sangat sibuk membuat tesis mengenai hal tersebut dan mempromosikannya ke kenalannya di bidang hukum.
Hakim Kepala dan Hakim Agung mendengarkan siaran berita terkait Hakim Gam.
Menurut sumber kami di Kejaksaan, Ketua Majelis Hakim yang ditahan sebagai perantara, memiliki hubungan yang dekat dengan banyak hakim muda, dan sepertinya dia menggunakan hubungan itu demi keuntungannya dan meminta mereka melakukan perintahnya yang melanggar hukum.   
“Orang-orang selalu berpikir mereka mengenggam pisau yang tajam itu,” gumam Hakim Agung. Dia kemudian menerima telepon dari Pengadilan.
Hakim Han bertemu dengan teman hakim yang terkenal dengan mediasi. Hakim itu merasa kasihan dengan Hakim Gam karena karirnya pasti akan hancur, masyarakat lebih percaya dengan berita di TV tanpa tahu kebenarannya. Dia juga merasa kalau O Reum terlalu berlebihan hingga semua menjadi seperti ini. Hakim Han menyuruhnya untuk tidak bicara sembarangan. Hakim itu meminta Hakim Han untuk tidak membela O Reum hanya karena O Reum hakim anggotanya.
“Salahkan aku kalau kau butuh orang yang perlu di salahkan. Semua itu salahku. Akulah yang memanas-manasi Gam Seong Ho dan aku memberitahu Ketua Hakim. Namun, Seong Ho-lah yang melakukan apa yang tidak seharusnya di lakukan. Jangan menyalahkan orang lain yang tidak bersalah,” marah Hakim Han dan pergi.
O Reum menerima telepon dari Hakim Han untuk datang ke ruangannya bersama dengan Ba Reun. Saat mereka menemuinya, Hakim Han meminta mereka untuk tidak patah semangat. Dia menyuruh mereka untuk terus maju walau ada masalah apapun. Ba Reun memuji Hakim Han yang sangat keren karena tidak berpaling dari mereka. Hakim Han senang mendengar hal tersebut.
Hakim Han kemudian memberikan berkas kasus baru. Kasus mengenai “Konfirmasi Pembatalan Pemecatan, Penggugat Kim Da In.” O Reum dan Ba Reun merasa tidak asing. Bukankah Kim Da In adalah saksi dari kasus ‘bulu dada’ itu? (untuk tahu kasus-nya, baca episode 03). Hakim Han membenarkan.



Post a Comment

Previous Post Next Post