Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 01-1/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 01-1/5
Images by : Channel 3
Seseorang pernah berkata bahwa ketika kita sudah menemukan pekerjaan yang ingin kita lakukan, kita harus mencurahkan seluruh hidup kita pada hal itu. Kita harus mencintainya. Tidak protes dengan pekerjaan yang kita lakukan. Kita harus mencurahkan hidup kita untuk meningkatkan kemampuan kita. Itu adalah kunci dari kesuksesan. Tetapi sukses akan lebih berarti jika kamu mempunyai sahabat yang menyertaimu dalam petualanganmu. Teman. Akan bertahan. Toleransi. Kuat. Dan mampu untuk pergi ke setiap tempat di setiap situasi. Bagaimana denganmu? Sudahkan kamu menemukan sahabat petualanganmu? Jika belum…
“Kamu harus mencobanya!” ujar Prim.

Dia sedang membuat video mengenai arti sepatu buatannya. Prim sedang mengikuti kontes Shoes Design Contest 2017. Prim menatap sepatu high heels yang dibuatnya yang diberi nama Cindy, dia memohon agar sepatu itu dapat membuatnya bertemu dengan pemilik dari P.Paul (brand sepatu)! Dengan begitu, dia bisa menjadi desainer sepatu yang terkenal.
Seorang pria, Phuree, sedang menelpon seseorang dan memberitahu kalau dia pergi ke kawasan Charoen Rat. Tempat terbesar retail sepatu di Bangkok.
Phuree tiba di sana dengan menaiki bajaj dan segera berjalan menelusuri kawasan tersebut.
Teman Prim, Rita, datang dengan panik dan memberitahu kalau teman mereka, Boot, kena tusuk oleh seseorang. Prim panik dan Rita segera membawanya ke tempat Boot. Tetapi, sampainya dia di sana, dia malah melihat Boot sedang memukuli seorang pria. Prim sampai bertanya ulang pada Rita, dimana Boot kena tusuk?
“Tadi Boot merebut pisau dari pria itu dan kemudian Boot terjatuh ke atas ku. Dan baju Boot penuh dengan darah,” jelas Rita dengan panik.
Prim melihat ke lantai dan melihat sebuah pisau dan bungkusan minuman merah. Dia tahu yang sebenarnya terjadi dan memberitahu Rita kalau itu bukan darah, tapi cuma sirup. Rita langsung lega mendengarnya.
Prim menghampiri Boot dan bertanya apa yang terjadi? Boot memberitahu kalau pria ini tadi mencoba mencopet tas Rita. Rita segera memeriksa tas-nya.
“Aku tidak punya ayah dan ibu. Aku lapar! Itulah kenapa aku melakukan hal seperti ini,” jelas pria itu dengan suara memelas.
“Buka matamu lebar-lebar dan lihat. Kami bertiga juga anak yatim piatu. Tapi kami tidak mencuri milik orang lain hanya karena kami ingin makan. Jangan gunakan alasan seperti ini untuk bertingkah seperti sampah di masyarakat! Itu menjijikan,” marah Boot.
Mereka tidak menyadari kalau pria itu memberikan kode kepada temannya yang bersembunyi di balik mobil. Boot menyuruh Prim untuk menelpon polisi. Tetapi, pria itu segera mendorong tubuh Boot dan membuat kakinya terkilir. Boot tidak menyerah dan segera mengejar pria itu.
Teman pria tadi, sesama pencopet, pergi ke tempat Prim duduk tadi, dan mengambil laptop Prim yang tertinggal di meja. Phuree lewat saat itu dan merasa curiga melihat gerak geriknya. Pria itu panik dan melempar bungkusan sepatu di meja ke arah Phu. Phu menghindar dan mengejar pria tersebut. Dia berhasil merebut kembali laptop yang dibawa pria itu. Pria itu panik dan segera kabur. Seorang bibi pemilik kedai di seberang, melihat hal tersebut.
Prim dan Rita balik sambil mempopoh Boot yang kakinya terkilir. Boot masih kesal karena gagal menangkap pencopet itu.
Saat itu, Prim melihat ada orang yang duduk di kursinya. Dia segera berlari dan menghajar Phu karena mengira Phu hendak mencuri laptopnya. Bibi pemilik kedai segera menghampirinya dan menjelaskan kalau Phu tadi sudah menolong, jika tidak pencopet sudah membawa laptop Prim pergi. Phu itu bukan pencuri malah penolong. Prim segera meminta maaf karena sudah salah paham.
Prim memeriksa barang-barangnya. Dan masih lengkap. Tetapi kotak sepatu dan sepatu nya tidak ada. Dan saat itu, Prim melihat ke arah jalan dan melihat kotak sepatu itu ada di tengah jalan sementara sepatu desainnya yang untuk ikut lomba, masuk ke ember berisi air hitam. Prim jelas saja sedih.
Phu menghampirinya dan memberitahu kalau sepatu itu masih bisa digunakan jika di cuci. Prim dengan sedih memberitahu kalau sepatu ini bukan mau dia pakai tetapi mau dia daftarkan untuk lomba.
“Ya… itu bagus jika kau sedih sekarang,” ujar Phu.
Prim langsung memelototinya. Phu meminta maaf karena dia hanya mencoba menenangkan Prim. Dia kemudian pamit pergi.
Prim mengejarnya. Dia bertanya apa maksud perkataan Phu? Kenapa dia harus sedih? Phu menghela nafas dan memberitahu kalau Prim mendesain sepatu hanya berdasarkan kebutuhan Prim.
“Tetapi kau tidak pernah memikirkan bahwa sebagian besar wanita Thailand mempunyai kaki yang lebar. Menurutmu, berapa banyak orang dengan kaki ramping yang akan bisa memakai sepatumu dan menjadi secantikmu?” jelas Phu. “Jika kau ingin berada dalam bidang ini, kau seharusnya tidak hanya melihat kebutuhanmu untuk memutuskan segala sesuatu.”
Prim tidak suka mendengarnya. Dia menduga kalau Phu pasti mengerti tentang sepatu, jadi dia ingin tahu seperti apa sepatu buatan Phu. Apa nama instagram-nya menjual sepatu atau brand-nya. Phu membenarkan kalau dia memang menjual sepatu. Prim menantangnya untuk menunjukkan sepatu rancangannya. Tetapi, Phu tidak mau, dia takut kalau Prim akan jantungan jika tahu. Prim berteriak kalau dia mau tahu walaupun harus jantungan. Phu mengabaikannya dan terus berjalan.
Seorang pria pekerja lewat di depan Phu dengan mengangkut gulungan karpet panjang. Prim berteriak menyuruh Phu untuk berhenti. Pekerja itu mengira seseorang memanggilnya, sehinga dia berbalik dan membuat gulungan karpet itu mengenai kepala Phu.
Phu terbangun dan kaget karena berada di ranjang rumah sakit. Suster masuk dan memberikan sebuah surat untu Phu.
Kau berhutang balas budi padaku! Karena aku sudah membawamu ke rumah sakit! Dan aku tidak meminta bayaran. Disisi lain, aku minta kau untuk mengikuti lomba desain sepatu yang di adakan P.Paul. Dan dengan begitu kau akan tahu siapa yang akan sedih (karena kalah)!
Prim sudah berada di babak final desain sepatu. Dan saatnya pengumuman pemenang, tetapi Prim tidak menang. Dia tentu merasa kecewa.
Saat acara sudah selesai, Prim pergi menemui kepala juri dan bertanya alasan kenapa sepatunya tidak menang.

“Itu karena desain sepatumu dibuat tanpa memikirkan realita. Nama dari event ini sudah jelas. Desain sepatu untuk orang Thai. Oleh desainer Thai. Tetapi, kau mendesain sepatumu dengan ujung depan yang sangat lancip. Menurutmu, berapa banyak wanita Thai yang akan bisa memakai sepatumu? Kamu mengerti?” jelas Pa’Gai (juri) dan berlalu pergi.
Prim terhenyak mendengarnya. Rita dan Boot hanya bisa menepuk bahunya sebagai tanda penyemangat.
Mereka bertiga sudah pulang ke rumah. Boot membawakan banyak sepatu untuk di semir oleh Prim untuk meluapkan rasa amarahnya karena kalah. Sepatu itu adalah sepatu dari anak-anak panti. Rita menyemangati Prim untuk tidak marah, dia masih bisa mencoba lagi.
“Aku tidak marah! Tapi aku terluka!” jawab Prim. “Siapa orang itu? Kenapa perkataannya sama seperti Pa’Gai? Siapa dia? Siapa dia? Siapa dia?” tanya Prim sambil terus menyemir sepatu dengan kuat.
Di sebuah restoran mewah. Seorang pria, Touch, memperkenalkan temannya, Phuree, pemilik dari P.Paul kepada keluarganya. Semua orang bertepuk tangan menyambut kedatangan Phuree.
Prim berteriak sambil menyemir sepatu kalau dia terlahir untuk P.Paul. Boot yang kasihan menyarankan Prim untuk kerja di perusahaan lain saja jika terlalu sulit untuk masuk ke perusahaan P.Paul. Prim dengan tegas menolak.
“Aku sudah menyelidiki semua hal. Di P’Paul… adalah satu-satunya tempat yang dapat membuat mimpiku menjadi kenyataan. Tunggu dan lihat saja! Aku tidak akan menyerah! Jika aku mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pemilik P.Paul, aku akan membuatnya tahu bahwa aku adalah wanita top di industri sepatu yang P.Paul perlukan,” ujar Prim dengan menggebu-gebu.
Phu sedang bersantap dengan keluarga Touch yang seorang pemilik perusahaan. Phu memberitahu kalau orang yang dia inginkan untuk bekerja di P.Paul adalah orang yang tidak berpikir kalau diri mereka hebat. Dia mau orang yang mempunyai pikiran terbuka untuk melihat perkembangan industri sepatu di masa depan. Dia juga mau orang yang melihat perkembangan pasar, bukan mereka yang melihat perkembangan harga saham. Dan karena itu, dia dan P.Paul merasa beruntung dapat bekerja sama dengan perusahaan In Touch yang mempunyai pemikiran yang sama.
“Itulah mengapa aku memilih perusahaan ini sebagai perusahaan manufaktur P.Paul di Thailand,” jelas Phu. “Bukan karena Touch adalah temanku.”
Semua orang bertepuk tangan mendengar hal tersebut. Touch mengejek Phu yang mendapat seluruh perhatian keluarganya, bisakah dia di biarkan mendapatkan sedikit perhatian juga? Phu balas menggodanya kalau Touch kan hanya butuh perhatian dari Khun Nam Wan (pacar Touch). Mereka tertawa.
Ibu Touch kemudian bertanya apakah Phu sudah mempunyai pacar? Phu ragu untuk menjawabnya.
Di tempat lain,
Sebuah keluarga, Patchara (istri) dan Barami (suami) sedang makan malam bersama. Dan saat Barami hendak menambah nasi, Pat melarangnya. Dia menyuruh Bara untuk mengurangi makan karena sudah tua dan sebaliknya, dia menyuruh Bara untuk makan buah saja. Anak mereka, Vicky, turun dari lantai atas dengan dandanan cantik. Dia meminta izin untuk keluar menemui Phu.
Pat menghampirinya dan memandangi penampilan putrinya tersebut. Dia mengomentari warna lipstik Vicky dan menyuruhnya untuk menggantinya. Vicky awalnya tidak mau tetapi Pat menatapnya dengan tajam. Akhirnya, Vicky memutuskan untuk mengganti warna lipstiknya sesuai dengan yang ibunya inginkan.


Phu makan malam bersama Vicky di restoran. Dia memberitahu kalau dia mempunyai hadiah untuk Vicky. Dan Vicky langsung senang mendengarnya, dia memegang jari manis-nya mengira kalau Phu akan memberikan cincin untuknya. Tetapi, ternyata semua hanya angan-angan. Phu memberikan hadiah liontin gantungan berbentuk sepatu heels. Dia memberitahu kalau hadiah itu dia beli ketika berkeliling di kawasan Charoen Rat. Vicky sebenarnya kecewa tetapi dia berusaha tersenyum dan berterimakasih atas hadiah Phu.
Vicky kemudian bertanya, apakah Phu mempunyai waktu besok? Karena ayah dan ibunya ingin mengundang Phu untuk mengunjungi mall baru mereka. Phu setuju karena dia juga ingin melihat toko P.Paul yang akan di buka di mall tersebut.
Esok hari,
Prim bekerja di toko P.Paul di mall itu. Dia sedang menawarkan sepatu yang sesuai untuk customer.
Prim kemudian pergi ke ruang staff. Saat itulah, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Khun Samorn (manager mall) dan tiga orang staff lainnya. Khun Samorn memberitahu kalau pemilik P.Paul akan datang ke mall mereka, dan Khun Pat menyuruhnya untuk mencari orang yang bisa menyerahkan buket bunga untuk P.Paul nanti. Angie (staff) yang ada di sana langsung bersemangat, dia menawarkan akan memberikan lipstick baru-nya yang dia beli kemarin untuk Khun Samorn. Dan dengan gampangnya, Khun Samorn langsung menyetujui Angie untuk membawakan buket bunga nanti.
Prim segera pergi menemui Rita yang bekerja sebagai SPG di bagian baju wanita. Dia meminta bantuan Rita. Dia kemudian pergi menemui Boot yang menjadi SPG di toko alat olahraga. Boot lagi mempromosikan alat olahraga tinju kepada customer dan dia mempraktikan kekuatan alat itu dengan menendangnya sementara customer yang memegang alat tersebut. Baru melakukan 2 tendangan, customer langsung melepaskan alat tersebut dan kabur ketakutan karena tendangan Boot sangat kuat dan menyakitkan. Prim menemuinya dan meminta bantuannya.
Angie berada di toilet dan sedang berkaca. Dia berlatih mengucapkan kalimat bahasa inggris : My Name is Angie! I Love Shoes! I Love P.Paul! And I Love you… Angie bahkan bertepuk tangan bahagia merasa pengucapan bahasa inggris-nya sangat bagus.
Saat itu, Rita masuk bersama dengan Prim. Prim dengan suara keras berbicara dengan Rita yang masuk ke bilik toilet kalau dia akan melakukan penge-check-an stock selesai ini karena tadi saat dia mengambil sepatu untuk customer di gudang, sepertinya ada beberapa sepatu yang hilang. Angie kaget mendengarnya dan segera berlari keluar.

Angie mengambil sepatu yang di ambilnya dan di sembunyikannya di sela-sela tangga dan segera mengembalikannya ke gudang. Dia menggerutu kesal karena Prim mau melakukan pengecheckan stock. Dia tidak sadar, kalau Boot diluar, memasang gembok pintu. Saat Angie hendak keluar, pintu sudah terkunci. Dia berteriak meminta tolong tetapi tidak ada jawaban.
Angie menelpon Khun Samorn dan memberitahu kalau dirinya terkunci di gudang. Dan Khun Samorn menyuruhnya untuk menelpon orang lain meminta bantuan, dia menyuruh Angie untuk cepat mencari cara keluar karena dia sudah bersiap dan tidak bisa membantu.
Saat itulah dia melihat Prim yang sedang tegak-tegak sambil memegang kotak sepatu. Karena penasaran, Khun Samorn menghampirinya dan bertanya ada apa? Prim menjelaskan kalau sekarang adalah jam istirahatnya, jadi dia membuat janji ketemu dengan customer yang membeli sepatu jualannya di instagram. Tetapi, customer malah batal membeli karena tidak menyukai desain-nya.
“Tapi, sepatu ini sangat cocok untuk Anda. Ukuran 40,” beritahu Prim sambil menunjukkan sepatu jualannya. “Khun Samorn mau? Aku bisa memberikannya gratis padamu.”
Khun Samorn tentu dengan senang menerima-nya. Dia bahkan menawarkan Prim untuk membantunya menyambut tamu. Dia memberikan buket bunga yang harusnya di pegang Angie kepada Prim. Prim tersenyum senang karena rencana-nya berhasil.
Rita pergi mencari petugas kebersihan yang memegang kunci gembok gudang. Saat menemukannya, dia segera berteriak kesakitan sambil memegang perutnya. Bibi pembersih tentu kasihan dan menghampirinya sembari bertanya keadaannya. Rita memeluk bibi itu sambil berusaha mengambil gantungan kunci yang tergantung di celana bibi pembersih.
Saat itu, seorang teman Angie datang dan memanggil bibi pembersih. Dia meminta kunci gudang karena Angie terkurung. Rita segera bergerak lebih cepat untuk mengambil kunci, dan setelah berhasil, dia segera pamit pergi karena sudah merasa sehat.
Sialnya, saat dia pergi, dia tidak sengaja bertabrakan dengan teman Angie yang lain, yang datang dari arah berlawanan. Tabrakan itu cukup keras hingga membuat kunci yang sudah berhasil di ambil Rita tadi terlempar. Rita berusaha untuk mengambilnya kembali tetapi teman Angie lebih cepat. Teman Angie segera mengambil kunci dan berlari menuju gudang.
Boot yang berjaga di depan pintu gudang menghalanginya. Tetapi, teman Angie yang berbadan besar segera mendorong Boot ke lantai. Dan akhirnya, mereka berhasil membebaskan Angie. Mereka juga segera melapor mengenai Prim dan kedua temannya yang sudah sengaja mengurung Angie di gudang.
Dan teman Angie yang berbadan besar, mendorong Rita dan Boot ke dalam gudang dan mengunci mereka di dalam.
Khun Samorn pamit pergi sebentar pada Prim untuk melihat apakah Khun Pat dan tamunya sudah datang atau belum.

Khun Pat, Khun Barami dan Vicky menyambut kedatangan Phu yang baru tiba di mall. Phu memberikan salam pada mereka. Setelah itu, mereka mulai masuk ke dalam mall.

Angie dan teman-temannya, pergi menemui Prim yang sedang memegang buket bunga. Angie merebut buket dan menegaskan kalau ini adalah tugasnya untuk menyerahkan buket ke pemilik P.Paul. Teman-teman Angie bahkan menahan kedua tangan Prim agar tidak bisa bergerak. Khun Samorn tiba saat itu dan menegur mereka. Angie dengan emosi memberitahu pada Khun Samorn kalau Prim dan temannya sudah sengaja mengurungnya di gudang karena ingin bertemu pemilik P.Paul. Prim berusaha menjelaskan. Tetapi, teman-teman Angie menyeretnya pergi.

Prim berteriak agar Khun Samorn menolongnya. Khun Samorn malah memberi tanda agar Prim tidak bereriak. Khun Pat saat itu, mendengar teriakan dan suara ribut-ribut dari toko P.Paul. Prim berusaha melawan dan tanpa sengaja menginjak kaki teman Angie yang gemuk. Teman Angie itu marah dan segera melempar tubuh Prim hingga Prim menabrak kaca. Prim pingsan.
Khun Samorn melihat kedatangan Khun Pat dan panik. Dia segera menyuruh pegawai pria untuk membawa Prim pergi dan mengobatinya. Setelah itu, Khun Samorn langsung berdiri menyambut Khun Pat. Khun Pat bertanya apa yang terjadi? Khun Samorn menjelaskan kalau ada pegawai yang bertengkar (sambil menatap ke arah Angie). Angie langsung membantah kalau itu bukan kesalahannya. Saat itu, Khun Barami, Vicky dan Phu menghampiri Khun Pat dan bertanya apa yang terjadi? Khun Pat langsung menjawab kalau tidak ada yang terjadi.
Khun Pat kemudian menyuruh Vicky untuk membawa Phu melihat toko yang lain. Setelah Vicky dan Phu pergi, Khun Pat langsung memarahi Khun Samorn. Dia paling tidak suka kalau ada orang yang bertengkar seperti anak kecil di dalam mall-nya. Khun Samorn hanya bisa diam.
Dan…

Khun Samorn memanggil Prim, Rita dan Boot. Dia memberitahu kalau mereka bertiga di pecat hari ini juga dan mereka bertiga tidak akan mendapat uang gaji mereka selama sebulan ini juga. Boot protes, bagaimana dengan Angie dan teman-temannya? Khun Samorn menjawab kalau mereka bertiga di hukum dengan pemotongan gaji. Boot merasa hal itu tidak adil. Khun Samorn dengan marah memberitahu kalau itu karena mereka bertiga yang sudah membuat masalah bukan Angie.
Prim memohon agar dirinya saja yang di pecat karena dia yang bersalah. Dia yang sudah melibatkan Rita dan Boot. Khun Samorn dengan sinisnya, setuju, tetapi, dia mau Prim membuatkan sepatu untuknya. Sepatu untuk di gunakan di pernikahan keponakannya. Dan dia mau dua pasang sepatu. Prim menyetujuinya.
Tetapi tidak dengan Boot. Dia menyuruh Prim untuk menggunakan kemampuannya untuk membuat sepatu kepada orang yang pantas bukan kepada orang egois. Rita juga setuju. Jika Prim tidak bekerja di mall ini, maka mereka juga tidak akan bekerja di mall ini. Khun Samorn kesal mendengarnya.
Prim, Rita dan Boot yang sudah di pecat hendak pulang ke rumah. Tetapi, saat di basement geng Angie mencegatnya.


1 Comments

Previous Post Next Post