Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 02-4/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 02-4/5
Images by : Channel 3

Prim siap membeli obat. Tiba-tiba, ada sekelompok pria berlari melewatinya sambil mengejar seseorang. Karena merasa curiga, Prim mengikuti mereka dan melihat seorang pria sedang di keroyok. Prim segera berteriak meminta pertolongan. Pria-pria itu jadi takut dan lari.
Prim menghampiri pria yang di keroyok tersebut. Pria itu adalah Pong dan dia terluka cukup parah.
Phu merasa khawatir karena Prim tidak juga kembali. Umur panjang, Prim menghubungi Phu dan memberitahu posisi-nya. Phu segera mengemudikan mobil ke posisi Prim. Dan dia terkejut melihat Pong yang babak belur. Prim jelas ikutan kaget, apa Phu mengenal pria itu? Phu berbohong kalau dia tidak mengenal Pong, dia hanya kaget karena takut darah.  
Wat tiba di rumah sakit karena di hubungi oleh Phu. Phu juga memberitahukan kalau Pong belum melihat wajahnya. Wat lega, karena setidaknya, Phu tidak akan ketahuan kalau dia adalah Khun Phuree dari P.Paul.
Prim juga menghubungi Boot dan mengabari kondisi-nya.

Pong berusaha kabur dari rumah sakit. Prim melihatnya dan segera membantu suster untuk menangkap Pong. Pon terus berlari dan tanpa sengaja bertabrakan dengan Wat dan Phu. Phu segera kabur dan bersembunyi. Sementara Wat menangkap Pong. Pong sendiri kaget melihat Wat. Dan saat itu, Pong baru melihat Prim dan dari wajahnya, dapat diketahui kalau dia jatuh cinta dengan prim. Ditambah lagi suster memberitahu kalau Prim adalah orang yang membawa Pong ke rumah sakit.
Pong sudah kembali ke kamarnya. Dokter memberitahukan kalau Pong sudah bisa keluar rumah sakit besok. Pong kemudian mengajak Prim untuk makan malam besok sebagai tanda terimakasih-nya. Wat melarang dan menyuruh Pong untuk menabung saja. Pong malah melawan pada Wat. Wat terlihat tidak menyukai Pong.
Prim kemudian menanyakan pada Wat dimana Phu? Wat berbohong kalau Phu pergi ke toilet karena terkena diare. Pong yang mendengar nama Phu, bertanya pada Wat, apa P’Phu ada disini?
“A… Phu yang dimaksud oleh Khun Prim adalah …. bukan P’Phu yang kau kenal. Tetapi, Tua Phu! (sejenis kacang-kacangan gitu. Kalau di Indonesia, petai cina - kalau nggak salah ya namanya). Anaku buahku,” bohong Wat.
“Tua Phu,” ulang Prim.
“Ya! Itu nama pendeknya,” jawab Wat.
Prim pamit pulang pada Pong. Pong meminta nomor Prim tetapi Prim menolak memberikannya. Dia menyuruh Pong untuk menghubungi Wat saja kalau ada perlu.
Saat keluar kamar, Prim membaca nama panjang Pong yang di tempel di depan pintu kamar rawat. Prim mengenali kalau nama belakang Pong sama dengan nama belakang Khun Pat dan Khun Barami, pemilik dari mall.
Phu menghubungi Khun Pat dan memberitahukan kondisi Pong. Dia juga sudah menghubungi Khun Barami, dan sebelum Khun Barami menjemput Pong, untuk sementara Pong akan menginap di hotel Wat.
Phu bertemu dengan Prim. Dan Prim kemudian memberitahu kalau dia sudah tahu nama asli Phu. Phu kaget mengira Prim benar-benar tahu. Tetapi, Prim memberitahu kalau nama asli Phu adalah Tua Phu! Phu benar-benar malu karena Wat berbohong mengenai namanya, dan bukannya keren, malah memalukan seperti ini. Dan sialnya, Prim terus menerus memanggilnya, Tua Phu!
Saat sudah sampai rumah, Prim masih terus memanggilnya Tua Phu. Tetapi, Prim kemudian memberikan obat diare yang dimilikinya untuk Phu karena dia mendengar dari Wat kalau tadi Phu terkena diare. Phu mengira kalau Prim melakukan hal ini untuk menarik perhatiannya agar mau membantunya masuk ke dalam P.Paul. Prim menegaskan kalau dia tulus dan tidak punya maksud apapun. Terlebih lagi, dia percaya dengan kemampuannya.
Tapi, tidak lama kemudian, mereka saling bercanda. Dan Prim segera kabur masuk ke dalam sambil berlari. Sialnya, dia malah terjatuh! Setelah itu, Prim segera bangkit dan berjalan dengan pelan menahan rasa sakit. Dia malu jika harus ketahuan sakit karena terjatuh. Phu tersenyum melihatnya.
Touch menghampiri Phu yang baru pulang. Dia memberitahu Phu kalau tadi Wat menghubunginya dan memberitahu kalau Pong tertarik dengan Khun Prim. Phu terlihat tidak suka mendengarnya.

Pong sudah keluar rumah sakit dan menginap di hotel Wat. Wat mengawasi dan membantunya. Pong kemudian berpura-pura kelupaan meletakkan ponselnya dimana, dan meminjam ponsel Wat untuk mencoba menelpon. Tetapi, tidak ada jawaban. Pong menduga mungkin ponsel nya ada di dalam salah satu koper-nya, jadi dia terus meminjam ponsel Wat untuk menelpon sembari memeriksa koper-nya. Dan semua itu hanya akal-akalan Pong, saat Wat tidak mengawasi, dia mengawasi, dia diam-diam mencatat nomor ponsel Prim yang ada di ponsel Wat.
Esok hari,
Kondisi alergi Rita semakin parah. Bibirnya membengkak karena alergi tersebut. Dan hal itu juga membuatnya kesulitan bicara dengan jelas. Jadi, Rita harus menulis jika ingin mengatakan sesuatu.

Prim menerima telepon dari nomor tidak di kenal. Dan itu adalah Pong. Prim jelas heran darimana Pong menerima nomornya? Pong berbohong kalau Wat yang memberikannya. Dia juga meminta waktu untuk bertemu Prim hari ini karena ada hal yang ingin dia diskusikan. Dia tidak mau mendiskusikannya dengan Wat karena takut Wat akan menyampaikannya ke ayah dan ibunya. Prim meminta waktu untuk memikirkannya.
Setelah selesai telepon, Boot bertanya apa Pong itu pria yang kemarin Prim selamatkan? Prim membenarkan dan memberitahu kalau Pong juga meminta bertemu. Boot menyuruh Prim untuk pergi dengannya jika ingin menemui Pong.
Pong menunggu di kamar-nya. Dan saat ada yang menekan bel, dia mengira yang datang adalah Prim tetapi ternyata itu adalah Phu. Pong jelas kecewa. Phu memberitahu kalau hari ini Khun Barami sibuk di Bangkok dan tidak bisa menjemput, jadi Pong akan di jemput besok. Pong malah marah karena dia sudah besar dan tidak perlu di jemput-jemput.
“Aku mengatakan hal ini karena aku menganggapmu sebagai adikku. Kau masih anak-anak dan muda. Kau masih punya masa depan yang panjang. Jangan habiskan waktumu untuk kegiatan tidak berguna seperti ini,” saran Phu. “Mulailah hidup baru sekarang. Masih ada waktu.”
Pong mengerti. Tetapi, dia masih punya hal yang harus dilakukan hari ini. Dia kemudian memberitahu kalau dia menyukai Prim walaupun Prim lebih tua darinya. Dan juga, dia sudah menghubungi Prim, dan dalam satu deringan, Prim sudah bersedia datang menemuinya.
Tepat saat itu, seseorang menekan bel pintu. Pong yakin kalau itu adalah Prim. Phu panik dan segera pamit ke kamar mandi karena sakit perut.

1 Comments

Previous Post Next Post