Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 04-3/5



 Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 04-3/5
Images by : Channel 3
Prim takut dengan Khun Pat. Dia bertanya apa yang ingin Khun Pat bicarakan dengannya? Dan Khun Pat menyebut Prim tidak tahu malu, setelah gagal mendapatkan anaknya, sekarang dia mengincar calon menantunya.
“Sekarang, berapa banya yang kau tawarkan? Uang? Atau tubuh?” hina Khun Pat.
Prim jelas tersinggung. “Jika aku bilang bahwa aku tidak seperti yang Anda pikirkan, Anda pasti tidak akan percaya.”
“Benar! Aku hanya percaya dengan yang ku lihat sendiri. Karena orang-orang di keluargaku sangat polos. Tidak tahu bagaimana menilai orang lain. Tetapi, aku akan melindungi mereka menjadi korban dari orang yang berharap ingin menjadi kaya raya! Dan jika kau tahu, siapapun yang berusaha menipu mereka atau membuat mereka sedih walau hanya sedikit, aku akan mengejarnya hingga mati!”
Prim mengerti dan berniat pergi tetapi Khun Pat malah marah. Prim jadi emosi, apa yang sebenarnya Khun Pat inginkan? Ingin dia minta maaf? Begitu.
Khun Pat membenarkan. Tetapi, Prim tidak mau, karena dia tidak salah apapun.
Prim beranjak pergi. Tetapi, Khun Pat tetap tidak terima. Dia berteriak menyuruh Prim berhenti. Prim tidak mau dan terus berjalan. Khun Pat mengikutinya sambil terus berteriak. Phu mendengar teriakan tersebut dan mengikuti dan Vicky yang melihat Phu pergi, mengikutinya juga.
Prim sampai di depan lift dan berjumpa dengan Khun Barami yang baru kembali. Khun Pat berhasil mencapai Prim, dan dia segera memegang siku Prim yang terluka dan mendorongnya jatuh. Untunglah Phu datang saat itu, dan menolongnya.
Pertengkaran Khun Pat dan Prim menarik perhatian pegawai lainnya. Khun Barami juga heran dengan sikap Khun Pat dan memintanya untuk tenang. Tetapi, Khun Pat tidak mau. Dia terus berteriak dan bahkan membuat pengumuman kalau Prim tidak boleh lagi menginjakkan kakinya di sini.
“Tapi, aku yang membawa Khun Prim ke sini,” beritahu Vicky.
Khun Pat langsung memelototinya, yang membuat Vicky langsung terdiam. Khun Barami yang mendengar perkataan Vicky, jadi tahu kalau wanita itu adalah Prim. Dan Vicky membenarkan.
“Akhirnya kita bisa bertemu,” ujar Khun Barami dan mengeluarkan cek-nya.
“Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Khun Pat marah dan merebut cek tersebut.
“Aku ingin menunjukkan tanggung jawabku sebagai ayah Pong.”
“Aku tidak mengizinkannya.”
Khun Barami tentu marah atas sikap Khun Pat yang tidak mau mengakui kesalahan anak mereka. Dan Khun Pat yang merasa marah akhirnya membuka cek itu senilai 1000 baht dan memberikannya kepada Prim
“Otak yang tidak digunakan untuk bekerja dan hanya merayu putraku demi mendapatkan uang dengan mudah. 1000 baht lebih daripada cukup!”
Prim memandang penuh kemarahan atas ucapan Khun Pat tersebut. “1000 baht. Aku rasa itu tidak cukup! Aku mau 100.000 baht!”
“Keterlaluan!”
“Itu tidak akan cukup jika di bandingkan dengan apa yang harus ku lalui karena putramu!”
Khun Pat emosi. Dia merobek cek tersebut dan melemparkannya ke muka Prim. Dia bahkan menantang Prim untuk melaporkan putranya ke polisi. Prim tidak takut dan menantang Khun Pat balik, apa dia yakin ingin Pong dilaporkan?
“Jika kau pikir orang sepertimu dapat melakukan sesuatu padaku, maka lakukan saja!”
“Orang sepertiku pasti akan menang! Bahkan jika aku tidak punya banyak uang. Tetapi Thailand masih memiliki organisasi yang akan selalu siap menolong para wanita yang teraniaya. Dan aku juga punya saksi yang dapat menyatakan bahwa putramu adalah orang yang berbahaya.”
“Siapa?” tantang Khun Pat. “Siapa? Siapa yang akan menjadi saksimu? Jangan bilang kalau itu adalah teman-temanmu. Aku akan menyeret mereka semua ke penjara!”
“Aku yang akan menjadi saksimu,” ujar Phu.
Tentu semua yang ada di sana terkejut. Terutama, Khun Pat yang tidak menyangka kalau Phu akan memihak pada Prim. Phu menjelaskan kalau dia tidak memihak tetapi dia tahu siapa yang salah dan benar. Jadi, dia ingin Pong belajar agar Pong tidak mengulang kesalahan yang sama pada wanita lain.
Khun Pat terdiam dan tidak bisa membantah. Dia merasa malu. Khun Barami menyuruh Vicky untuk membawa Khun Pat kembali ke kamar, tetapi Khun Pat menepis tangan Vicky. Khun Pat memperingati Prim karena sudah berani menjadikannya sebagai musuh.
Khun Pat kemudian mengusir semua karyawan yang menontonnya untuk pergi dari sana.
Khun Barami menuliskan cek 100.000 baht dan memberikannya kepada Prim. Dia meminta maaf atas kelakuan putranya. Prim menerima cek tersebut dan berterimakasih.
Vicky menenangkan Khun Pat di ruangannya. Tetapi, Khun Pat kesal, dia merasa Vicky juga memihak pada Prim. Dan dengan emosi, dia menyuruh Vicky untuk sadar, Phu tadi memihak pada Prim. Vicky menjawab kalau dia merasa tidak ada yang salah dengan perbuatan Phu tadi.
Khun Pat menampar Vicky, “Jika kau masih bodoh seperti ini, suatu hari nanti, Prim akan mencuri Phu darimu!” peringati Khun Pat.
Vicky memandang ibunya dengan kesal. Dia merasa sakit hati atas tamparan Khun Pat.
Khun Samorn, Angie dan gang berkumpul untuk menggosipkan mengenai pertengkaran Khun Pat dan Prim. Angie bahkan menyebut kalau Prim sudah cari mati karena berani bikin perkara dengan Khun Pat. Teman-temannya setuju. Dan bahkan mereka berencana untuk menyerang Prim dan kemudian melapor pada Khun Pat, di jamin Khun Pat akan senang dan bahkan memberikan mereka bonus.
Khun Barami sendiri di ruangannya. Dia memikirkan mengenai Prim yang terasa sangt mirip dengan Phon.
Flashback
Mobil Khun Barami mogok di pinggiran kota. Dan saat dia keluar untuk memeriksa, tanpa sengaja dia menginjak sebuah kayu yang berpaku. Dan saat itu, Phon datang dan menolongnya. Khun Barami jatuh cinta pada pandangan pertama pada Phon.
Phon mempopoh Khun Barami ke rumahnya dan membantu-nya melepaskan sepatu. Untunglah, paku yang menancap tidak mengenai kaki Khun Barami. Phon kemudian memanggil Dam untuk membantunya memperbaiki sol sepatu.
Dam keluar dan terkejut karena melihat Khun Barami. Phon lebih terkejut lagi karena ternyata Khun Barami dan Dam saling mengenal. Dam memberitahu kalau Khun Barami adalah pemilik dari mall tempatnya bekerja.
Khun Barami kembali mengunjungi Phon keesokan harinya. Dia meminta Phon untuk membuatkannya sepatu baru.
Flashback END
“Paphon,” guman Khun Barami mengingat kenangannya bersama Phon.

Malam hari,
Prim berkumpul bersama teman-temannya dan dia sudah menceritakan bagaimana kelakuan Khun Pat padanya. Boot sangat marah mendengarnya dan dia melampiaskan kemarahannya dengan menendang samsat-nya. Rita merasa sedikit bersyukur karena Phu memihak pada Prim.
Prim memberikan cek yang di terimanya dari Khun Barami. Dia menyuruh Rita dan Boot untuk menggunakan uang tersebut. Rita bisa menggunakannya untuk membawa ayah-nya berobat dan Boot dapat menggunakannya untuk memperbaiki atap panti asuhan.
“Jika kau tidak ingin menggunakan uang itu, kenapa kau menerimanya dan membiarkan mereka menghinamu?” tanya Boot.
“Bahkan jika aku tidak menerimanya, Khun Pat tetap akan melihatku dengan pandangan menghina. Jadi, aku terima saja dan menggunakannya untuk kepentingan orang lain. Bukankah itu lebih baik?” jawab Prim.
“Aku harap Tuhan dapat melihat apa yang sudah Khun Prim lakukan. Dan mempertemukanmu dengan ayahmu segera,” doa Rita.  
Semua langsung berteriak ‘amin.’
Esok hari,
Touch sedang berdiskusi bisnis dengan ayahnya mengenai bahan manufaktur untuk pembuatan sepatu P.Paul.
Dan kemudian, saat mereka selesai berdiskusi, mereka baru menyadari kalau ada Wat yang sedang tidur di sofa. Touch segera membangunkannya dan Wat segera memberi salam pada Ayah Touch. Ayah Touch memperingati Wat untuk tidak mengajak Touch menggoda wanita karena dia ingin Touch fokus mempelajari bisnis.
Dan setelah Ayah Touch pergi, Touch mengajak Wat pergi untuk menghilangkan stress-nya.
Boot memberitahu Prim kalau hari ini dia tidak bisa tidur di rumah Prim karena ibu panti mau pergi ke dokter dan memintanya untuk menemani anak-anak panti malam ini. Rita juga tidak bisa menemani Prim karena ibunya sedang sakit, jadu dia harus pulang untuk menjaga ayahnya. Prim mengerti dan menyuruh mereka untuk tidak khawatir mengenainya.
Prim membingkai kembali sketsa sepatu peninggalan ibunya dari ayahnya. Dia bergumam kalau suatu hari nanti mereka pasti bisa bertemu. 

Post a Comment

Previous Post Next Post