Sinopsis K-Drama : My ID Is Gangnam Beauty Episode 2 - part 1




Network: JTBC


Karena Mi Rae hanya diam saja. Maka Kyung Seok pun menyuruh agar Mi Rae melupakan pertanyaanya,” Kamu hanya memiliki nama yang sama dengan orang yang ku kenal,” kata Kyung Seok, lalu berjalan pergi.


Dia Do Kyung Seok. Beberapa orang lahir memiliki kehidupan sehari- hari yang terlihat seperti pemotretan. Ikon sekolah Menengah Jaryong, Do Kyung Seok. Dia hanya berjalan …

Saat Kyung Seok berjalan, semua wanita tampak terpukau dan terpana melihat ketampanannya.


Dia hanya mengerjakan latihan …

Kyung Seok duduk didalam kelas, tampak seperti sedang termenung. Dan tampak seorang siswa lain duduk sambil menundukan kepala dibelakangnya.



Dia hanya memiliki lengan yang sakit … tapi inilah dunianya.

Dikantin. Walaupun tangan Kyung Seok diperban, namun setiap siswa baik cewek maupun cowok tetap terpana melihatnya berjalan.



Di antara banyak pemotretannya, yang legendaris adalah Hujannya Kyung Seok.

Disaat semua murid memakai payung karena hujan. Hanya Kyung Seok lah yang dengan santainya berjalan dibawah hujan tanpa menggunakan payung. Dan setiap siswa yang melihatnya, menyingkir dan memberikan jalan untuknya.


Bahkan ada beberapa siswa yang menutup payungnya dan mengikuti dia. Karena sikap Kyung Seok itu tampak sangat keren.

Dia pindah setelah itu, tapi semua siswa di sekolah mengenalnya.



Mi Rae berjalan mengikuti Kyung Seok dari belakang. Dan tampaknya Kyung Seok menyadari itu.

Tapi aku tidak mengenalmu. Aku akan mengabaikanmu.



Episode 2 : Kamu harus cantik dari awal

Mi Rae menginap dirumah Hyun Jung. Dia memperlihatkan foto- foto yang dimilikinya selama ospek kepada Hyun Jung.

“Apa aku masih punya ciri- ciri wajah lamaku?” tanya Mi Rae. Namun Hyun Jung tidak mendengarkan dan sibuk melihat foto ospek teman Mi Rae, terutama Soo Ah yang cantik.



“Dia tidak akan bertanya lagi, bukan? Haruskah kubilang beda sekolah? Tapi jika seseorang dari sekolah kita muncul, tamatlah aku,” keluh Mi Rae dengan gelisah.

“Kamu tidak jelek juga. Kamu tampak cantik,” komentar Hyun Jung melihat foto ospek Mi Rae.



Karena Hyun Jung tampak tidak mendengarkan, maka Mi Rae pun bertanya apa Hyun Jung mendengarkan. Dan Hyun Jung pun membalas, “Hei, dia tidak akan mengenalimu. Bahkan Ayahmu tidak kenal. Jadi bagaimana Do Kyung Seok mengenalimu?”

“Kurasa dia hanya ingin bicara denganmu,” gumam Hyun Jung. Lalu dengan semangat duduk dan bertanya,” Apa dia tertarik padamu?”


“Omong kosong,” balas Mi Rae.

“Tapi apa kamu ada terlibat dengannya ketika sekolah? Bagaimana dia mengingatmu? Sungguh misteri,”  balas Hyun Jung, lalu tiduran.



Mi Rae mulai mengingat- ingat. Saat sedang duduk dihalte busway sambil menikmati musik, ia melihat Kyung Seok yang berdiri tidak jauh. Kyung Seok tampak tersenyum padanya.

“Dia sama seperti orang lain,” gumam Mi Rae.


Kyung Seok datang ke rumah sakit, dia mengunjungin seorang bernama Yoo Jin. Disana Yoo Jin sedang bersama dengan kekasihnya. Kekasihnya tampak sangat khawatir kepadanya.



“Sakit? Ingin ditiup?”

“Ya,” kata Yoo Jun dengan manja sambil menunjuk dahinya.

Ketika menyadari kedatangan Kyung Seok, Yoo Jin pun bangun dan meminta agar Kyung Seok mengantarkan kekasihnya pulang, karena ini sudah larut malam.



“Apa kamu ditendang keluar?” tanya Kyung Seok. Dan kekasih Yoo Jin tampak kaget dan bertanya.

“Aku memberitahu Ayah, kalau aku akan memulai bisnis sendiri,” jelas Yoo Jin.

“Kamu punya uang untuk usaha?” tanya Kyung Seok. Dan mendengar itu kekasih Yoo Jin tampak makin tidak mengerti.

“Toko Bir,” jelas Yoo Jin.



“Oh, tidak. Lalu bagaimana dengan warisan Ayah?” tanya si kekasih kepada Yoo Jin. Dan dengan jujur, Yoo Jin mengatakan kalau ia tidak akan mendapatkan apapun. Namun ia akan memberikan banyak bir gratis setiap hari kepada si kekasih.

Mengetahui kalau Yoo Jin tidak akan mendapat warisan apapun, maka si kekasih (Ah Reum) memutuskannya.



Yoo Jin mengejar Yoo Jin yang mau menaiki taksi. “Apa kamu mengencaniku karena warisanku?”

“Kamu kehilangan kredibilitasmu. Aku bukannya perhitungan, tapi kamu hanya tidak bertanggung jawab,” balas Ah Reum, lalu masuk kedalam taksi dan pergi.



“Kakimu terlihat baik- baik saja. Kenapa kamu berbaring? Kamu kehilangan kredibilitasmu,” kata Kyung Seok didekat telinga Yoo Jin yang sedang sedih.

“Kamu bercanda disaat seperti ini?” balas Yoo Jin, kesal.



“Huuu … haruskah aku meniupkannya?” balas Kyung Seok, lalu melemparkan jaket kepada Yoo Jun dan berjalan pergi.

“Hei, Do Kyung Seok. Do Kyung Seok!” teriak Yoo Jin. Lalu segera mengikuti Kyung Seok,” Tunggu aku.”



Menaiki mobil. Yoo Jin yang menyetir.

Yoo Jin sama sekali tidak tampak terlalu sedih dengan putusnya hubungan dia dengan kekasih tadi. Malah dia sibuk membahas tentang wanita lain. Maka Kyung Seok pun berkomentar,” Bukankah terlalu dini untuk memikirkan wanita lain?”



Disebuah tempat yang masih agak berantakan. Yoo Jin menuangkan minuman untuk Kyung Seok.

“Kapan kamu mengambil alih?” tanya Kyung Seok sambil memperhatikan ruangan.

“Ini sedang pembangunan,” jawab Yoo Jin. Lalu mengajak Kyung Seok untuk minum. Dan mereka pun bersulang sebagai ucapan selamat untuk Kyung Seok yang berhasil masuk perguruan tinggi.



Yoo Jin kembali menuangkan minuman. Dia menanyakan apa alasan Kyung Seok masuk ke jurusan kimia dan apa Ayah Kyung Seok mengizinkan. Dan Kyung Seok menjawab,” Entahlah. Aku ingin melakukannya bahkan ketika dilarang.”

“Apa kamu ingin tahu tentang Ibumu?” tanya Yoo Jin.


“Jangan bicara kan orang yang sudah mati. Dia sudah mati bagiku.”



Kedua orang tua Hyun Jung sangat kaget melihat perubahan wajah Mi Rae. Dan Hyun Jung pun meminta agar kedua orang tuanya jangan seperti itu. Tapi Mi Rae sama sekali tidak masalah, dia membungkuk dan menyapa mereka berdua.

Lalu setelah itu, Mi Rae pamit pada mereka semua dan pergi.


Ketika Mi Rae telah keluar dan menutup pintu. Dia langsung mendengar suara kedua orang tua Hyun Jung yang membicarakannya.

“Dia punya nyali! Oh ya ampun, bagaimana dia bisa melakukan itu dibelakang Ayahnya?” kata Ibu Hyun Jung. Dan Mi Rae tampak sedih mendengarnya.

“Sebaiknya kamu tidak melakukan hal seperti itu dibelakang Ayah,” timpal Ayah kepada Hyun Jung. Dan Mi Rae mengambil nafas, lalu pergi dari sana.



Di hari upacara penerimaan. Dalam perjalanan menuju kampus, didalam mobil.
“Terlalu berisik,” keluh Ayah Kyung Seok yan sedang memejamkan mata tidur sebentar, karena jalanan yang macet dan banyaknya suara klakson.

“Siapa yang pergi ke acara penerimaan zaman sekarang? Pasti berisik begitu foto Oppa keluar,” keluh Adik Kyung Seok.


Tiba- tiba sebuah motor lewat dan menabrak kaca spion mobil. Sehingga mereka semua menjadi kaget. Lalu si Supir dan Ayah Kyung Seok turun dari mobil.

Dengan sikap yang ramah, Ayah Kyung Seok sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, malah di mengkhawatirkan si pengemudi motor yang adalah pengantar barang.


“Tolong bagikan cerita ini dengan semua orang. Ingat wajahku. Aku anggota kongres, Do Sang Won,” kata Adik Kyung Seok yang melihat itu dari dalam mobil.




Dan Kyung Seok hanya tersenyum, melihat si Supir yang sibuk menfoto Ayah dengan si pengantar barang.



Kedua orang tua Mi Rae berjalan kaki bersama menuju ke kampus Mi Rae. Dengan gaya yang sangat rapi, Tae Sik berjalan dengan bangga sambil membawa sebuket bunga untuk anaknya Mi Rae.

Dan semakin semangatnya, dia tidak sadar kalau Istrinya telah tertinggal jauh dibelakang. Begitu juga dengan Eun Shim, karena sibuk menelpon dengan Mi Rae, dia tidak sadar kalau suaminya telah menghilang.



Ketika sedang bertelponan dengan Ibu, Mi Rae terkejut, karena tepat disaat itu Ayahnya muncul dihadapannya.



Ayah tidak mengenali Mi Rae sama sekali. Yang dia tahu orang yang ada dihadapannya adalah senior Mi Rae. Dan dengan semangat dia menanyakan restoran mana yang bagus, karena dia mau merayakan penerimaan putrinya.

Dan dengan perasaan bersalah, Mi Rae terdiam, tidak bisa menjawab.



“Ayah. Ayah, aku Mi Rae,” kata Mi Rae mengakui dirinya, setelah terdiam agak lama. Dan hal itu membuat Ayah terkejut mendengarnya.

“Aku putri Ayah, Mi Rae,” tegas Mi Rae, ketika Ayahnya yang terkejut hanya diam saja. Dan Mi Rae berjalan selangkah mendekat pada Ayah, tapi Ayah malah mundur.




Ibu mendekati Ayah dan berusaha untuk menjelaskan. Tapi Ayah tidak mau mendengarkan. Ayah menjatuhkan buket bunga yang dibawanya dan berjalan pergi dengan cepat.



Dengan perasaan bersalah serta sedih, Mi Rae mengikuti Ayah dan memanggil, “Ayah! Ayah! Ayah!” panggilnya sambil menangis. Namun Ayah tetap berjalan dan tidak mau berbalik.



Lalu Mi Rae pun memegang tangan Ayah dan meminta maaf kepadanya.

Ayah menepis tangan Mi Rae dan dengan pandangan terluka ia melihat pada Mi Rae. “Aku tidak mengenalmu,” kata Ayah, lalu berjalan pergi. Dan Mi Rae pun mulai menangis.




Kyung Seok berfoto bersama dengan Ayah dan Adiknya dihalaman kampus. Disana ketika dia melihat anak lain sedang berfoto dengan Ibunya, pandangan Kyung Seok tampak sedih.


“Ada masih terlihat keren!” puji sekretaris Ayah Kyung Seok yang mengambil foto mereka. Lalu lucunya, dia bilang,”Tunggu, ini wajahku.” Karena ternyata mode kameranya, kamera depan  bukan kamera belakang.



Ketika melihat kalau Mi Rae masih tampak sedih serta merasa bersalah. Ibu langsung menyuruh agar Mi Rae jangan khawatir, karena nanti dia yang akan menjelaskan kepada Ayah. Dan Mi Rae pun tersenyum kecil sambil mengangukan kepalanya kepada Ibu.



Tae Sik merenung didalam taksi. Dia mengingat saat pertama kali dia mendapatkan taksi baru yang akan dikemudikannya sendiri. Ketika itu dia meminjam kamera untuk memotret taksi barunya dan juga Mi Rae.

“Aku ingin menggantung foto Mi Rae,” kata Ayah dengan bersemangat.



“Ayah. Apa aku harus difoto?” tanya Mi Rae, ragu.

“Ayah ingin menggantung fotomu dan melihatnya setiap kali Ayah butuh kekuatan. Ini permintaan Ayah,” bujuk Ayah.



Saat Mi Rae akhirnya setuju untuk difoto. Dengan sangat bersemangat Tae Sik menyuruh Mi Rae untuk berdiri di dekat taksinya dan lalu dia memotret Mi Rae berkali- kali. Bahkan Istrinya saja, tidak dia foto. Hanya Mi Rae lah yang difotonya.


Dengan sedih serta kecewa, mungkin. Tae Sik menatap foto Mi Rae yang digantung di taksinya.



Hari pertama dikampus. Mi Rae bertemu dengan Yoo Eun dan Jung Boon yang ternyata memiliki kelas yang sama juga. Jadi bersama mereka pun berjalan dan memasuki kelas.




Didalam kelas. Mi Rae disapa oleh banyak orang dan karena tidak terbiasa, maka dengan agak canggung Mi Rae membalas sapaan mereka semua.  Dan ketika Soo Ah masuk kedalam kelas, semua orang langsung berganti menyapa Soo Ah.

“Dia sudah sangat populer,” komentar Jung Boo.



Chan Woo yang berada dikelas yang sama juga memanggil Mi Rae dan mengajak mereka bertiga untuk duduk bersama. Dan karena tidak enak, maka Mi Rae dan mereka berdua pun pindah duduk didekat Chan Woo.


Chan Woo memulai pendekatan. Dia mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan nilai A untuk kelas ini di tahun pertama dan alasan dia kemari adalah untuk melihat Mi Rae.



Won Ho serta Sung Woon yang duduk dibelakang dan melihat sikap Chan Woo pada Mi Rae juga menyadari hal itu. Dan mereka mulai membicarakan nya.

“Mi Rae memang menonjol di antara wanita- wanita disini,” komentar Sung Woon.

“Sungguh? Tapi ketika Soo Ah masuk ...” balas Won Ho sambil melihat pada Soo Ah yang duduk didepannya.



Mi Rae yang tidak terbiasa, merasa canggung. Dia hanya tersenyum dan menanggapi dengan singkat saja, ketika Chan Woo berbicara kepadanya.

“Jika kamu memiliki pertanyaan, tanyakan pada Oppa. Oppa mendapat nilai A di kelas ini pada tahun pertama. Dan Oppa memiliki materi khusus untuk kelas ini. Profesor ini menggunakan soal ujian yang sama setiap tahun,” jelas Chan Woo dengan suara pelan di dekat Mi Rae.


Mendengar tentang itu. Jung Boo juga mau. Dan Chan Woo membalas,” Urus sendiri. Mi Rae dan aku punya hubungan khusus.”

“Aku?” tanya Mi Rae, terkejut.

“Kita bahkan melakukan love shot, bukan?” balas Chan Woo dengan percaya diri dan mengajak Mi Rae untuk makan siang berdua saja nanti.




Dikantin. Kyung Seok makan sendirian. Mi Rae dan Chan Woo makan berdua. Dan Soo Ah yang baru datang melihat itu.



Disaat Chan Woo mulai membahas tentang perasaan suka nya, Mi Rae pun menjadi tersedak dan terbatuk- batuk. Lalu Mi Rae pamit untuk ke kamar mandi sebentar.



“Aih, kenapa dia bersikap polos?” gumam Chan Woo.

Post a Comment

Previous Post Next Post