Sinopsis Korean Drama - LOVELY HORRIBLY Episode 06


Sinopsis Korean Drama - LOVELY HORRIBLY Episode 06
Images by : KBS2
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Phillip berakhir di dalam rumah Eul Soon dengan posisi tubuh tengkurap.
“Aku jatuh dari atap sejam lalu, dan kamu mematahkan punggungku?” gerutu Phillip.
“Bagaimana aku tahu kamu jatuh dari atap?”
“Aku memang jatuh! Arwah sialmu tidak memberitahumu soal itu?”
“Tidak. Aku tidak sempat kerasukan hari ini,” balas Eul Soon (waktu itu, Eul Soon pernah bilang kalau dia dapat ide menulis, karena berpikir dan ada juga yang bilang kalau penulis bisa dapat ide karena kerasukan hantu).
Eul Soon meletakkan kain hangat ke punggung Phillip dan Phillip langsung menjerit karena kain itu panas. Eul Soon kemudian memijat punggung Phillip, tetapi Phillip terus saja meronta kesakitan dan menahan Phillip untuk tidak bergerak.
“Jangan bergerak. Saat masih sekolah, aku adalah atlet, jadi, aku bisa melakukan ini dengan mata terpejam,” ujar Eul Soon.
“Tunggu. Apa? Atlet? Atlet apa?”
“Judo,” beritahu Eul Soon dan memutar leher Phillip.
Bersamaan dengan putaran itu, Phillip melihat foto Eul Soon mengenakan seragam Judo dan meraih juara. Kemudian, dia pingsan.
--

Man. Kang mencoba menghubungi Phillip tetapi nomornya tidak aktif juga. Dia benar-benar khawatir. Yong Man dan Yoon A juga jadi pusing. Yong Man kemudian mengguman kalau peramal itu pasti benar. Yoon A jadi penasaran dan bertanya apa yang di katakan peramal?
--
Eul Soon sedang membaca naskah A Ghost’s Story bagian 3.
Phillip masih pingsan dan bermimpi mengenai Ra Yun yang mengejarnya.
Kamu memintaku terus mendampingimu selamanya. Kamu bilang aku satu-satunya.
Itu adalah kalimat di naskah. Dan anehnya sama dengan kalimat yang pernah Ra Yun ucapkan pada Phillip.
Eul Soon teringat saat melihat Phillip mengejar sosok wanita di hotel tadi, dan dia yang mengejarnya juga karena mengira kalau itu adalah Eun Young. Eul Soon menatap Phillip yang sedang tertidur.
Tiba-tiba terdengar lagu Woman Outside the Window dan Eul Soon segera menutup telinganya berusaha menghilangkan suara musik tersebut. Tetapi, musik itu terus berbunyi. Eul Soon menjadi ketakutan.
“Apa kamu hantu? Hantu? Kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Aku pergi ke gereja. Nama baptisku Joanna. Ditambah, aku suka bawang putih. Sial. Aku harus bagaimana? Sial. Kacang merah. Ya, kacang merah. Kacang merah. Nasi kacang merah. Kue beras kacang merah. Es serut kacang merah. Aku suka kacang merah. Sial. Om mani padme hum. Om mani padme hum,” ujar Eul Soon berusaha mengusir hantu.
Eul Soon sudah tertidur.
Dan sebuah kekuatan misterius, menyalakan laptop Eul Soon yang sudah mati. Kemudian, keyboard mulai mengetik sendiri menulis sebuah kalimat.
Di depan rumah Shin. Jendela yang pecah. Seorang wanita berdiri di luar jendela Melihat ke dalam.
Usai mengetik kalimat tersebut, kekuatan misterius itu pergi keluar dari rumah Eul Soon melalui jendela.
Kekuatan itu masuk ke dalam tubuh peramal yang di datangi oleh Manager Kang dan Yong Man. Peramal itu terjatuh karena di masuki oleh kekuatan tersebut. Dia kemudian bangkit dan meminum sedikit air dan menyemburkannya ke wajah Man. Kang. Setelah itu, dia melempar beras ke wajah manager Kang.
“Begini, ada seseorang yang kuanggap seperti adikku sendiri. Dia mengalami kecelakaan demi kecelakaan belakangan ini. Entah arwah apa yang menempel…,” jelas man. Kang.
“Berani sekali kamu! Manusia tidak bisa hidup tanpa berdosa,” ujar peramal.
“Berdosa? Apa yang aku…”
“Delapan tahun lalu. Kamu mengakhiri sebuah hubungan yang indah.”
“Bukan aku yang melakukan…”
“Kamu merusak hubungan itu, jadi, sudah tugasmu untuk mengembalikan mereka sekarang. Itu tanggung jawabmu.”
“Apakah ada caranya?”
“Dia ingin menikah.”
“Apa? Menikah? Apa ada seorang wanita baik?”
“Burung phoenix yang mendominasi langit selatan digoda oleh seorang wanita dan jatuh ke tanah. Hanya seorang wanita yang bisa menguasai daratan dapat menggunakan energi Bumi untuk membangkitkan kembali sang phoenix.”
“Energi Bumi?”
“Benar. Energi bumi. Seseorang yang melakukan sesuatu yang berkaitan dengan tanah. Naga di kiri, Harimau Putih di kanan. Phoenix di selatan, Kura-kura Hitam di utara. Temukan daratan yang dilindungi oleh keempat arwah ini. Wanita itu ada di sana. Wanita yang melindungi Bumi. Dia sangat dekat,” jelas peramal.
--



Esok hari,
Manager Kang dan Yong Man berkeliling mencari wanita seperti yang di katakan peramal. Mereka mencari daerah yang seperti di katakan peramal. Dari arah selatan rumah Phillip, si Phoenix, kemudian di utara adalah Kura-Kura Hitam (Perkakas Turtle), dan di Kanan adalah Harimau Putih (Toserba Harimau Putih), dan di kiri adalah Naga (odong-odong berbentuk kepala naga).
Mereka menemukannya, sesuai petunjuk peramal.

Phillip terbangun dari pingsannya dan hari sudah pagi. Punggungnya sudah tidak sakit lagi. Dia kemudian melihat Eul Soon yang tertidur di meja. Dia mulai memeriksa naskah Eul Soon tetapi, Eul Soon menahan tangannya. Phillip sampai terkejut. Eul Soon menyuruh Phillip mengembalikan naskahnya (Eul Soon nyebut naskahnya dengan sebutan : bayi-ku). Phillip tidak mau karena naskah itu mengenai dirinya. Eul Soon menekankan kalau itu bukan tentang Phillip. Dan saat itulah, Phillip baru melihat perban di tangan Eul Soon yang berdarah.
Mereka duduk di depan rumah dan Phillip membantu menukar perban Eul Soon.
“Astaga, kamu bodoh sekali. Ini sebabnya orang mencuri naskahmu. Jangan menyalahkan Nona Ki,” ujar Phillip.
“Kenapa tiba-tiba membahas itu?”
“Kamu bilang naskahmu itu bayimu. Orang tua seharusnya melindungi bayi mereka.”
“Jadi, semua orang berpikir aku membiarkan dia mencurinya. Aku menemui semua orang yang terlibat dalam kontes itu. Tapi penulis seperti aku memang pantas jika idenya dicuri. Kamu juga meremehkan aku.”
“Seharusnya kamu menyerah saja. Kamu tidak bisa mewujudkan sesuatu yang mustahil.”
Eul Soon terdiam mendengarnya. “Orang tua mana yang merelakan anaknya? Bagi penulis, naskah kami adalah bayi kami.”
“Beberapa orang tua merelakan bayi mereka,” timpal Phillip.
Phillip kemudian melihat pohon di depan rumah Eul Soon yang berbunga padahal ini adalah bulan Agustus. Eul Soon memberitahu kalau itu adalah pohon apel. Phillip membantah, yang ada di depan rumahnya, itu baru pohon apel. Phillip kemudian berkomentar mengenai kota ini yang terasa aneh dan banyak hal aneh terjadi.
Phillip kemudian bertanya kenapa Eul Soon tidak memberitahunya kalau dia yang menyelematkannya dari longsor. Eul Soon malah kaget, darimana Phillip tahu? Phillip memamerkan koneksinya yang luas lebih dari yang Eul Soon bisa bayangkan. Dia kemudian bertanya alasan Eul Soon tidak memberitahunya.  
“Apa bedanya jika aku memberitahumu? Aku mencoba memberitahumu. Tapi itu akan membuatku mirip penulis mesin penjual otomatis yang memanfaatkan keadaan agar kamu tampil di dramanya. Lebih baik aku tidak bilang,” jelas Eul Soon.
Phillip menekankan kalau dia tetap tidak akan mau menerima drama itu walaupun tahu Eul Soon yang menyelematkannya. Tetapi, dia akan membeli naskah Eul Soon, berapapun harganya. Dia menilai kalau drama itu tidak akan sukses. Dia bahkan menyebut drama itu sampah. Eul Soon jelas marah mendengarnya.
“Namun, mungkin aku akan membutuhkan naskah bersihir itu. Kamu menebak semua dengan benar mulai dari tanah longsor hingga kematian Nona Ki. Juallah tulisanmu kepadaku dan gunakan uang itu untuk mencari pekerjaan lain. Kamu bisa menjadi peramal,” ujar Phillip.
Eul Soon benar-benar kesal mendengarnya. “Tidak semua aktor di negara ini pengecut. Pasti ada aktor yang cukup berani untuk memerankannya. Kamu bukan satu-satunya aktor. Aku yang menolakmu! Aku akan mencari aktor lain. Pengecut sepertimu bisa mundur.”
Eul Soon kemudian masuk ke dalam rumahnya. Phillip menggerutu kesal melihat amarah Eul Soon.
--
Phillip sudah kembali ke rumahnya. Dan Manager Kang bersama Yong Man muncul di depannya dan menyodorkan kotak cincin. Dia mengajak Phillip menikah. Phillip bingung. Manager Kang segera menjelaskan kalau Phillip harus menikahi Eul Soon karena dia wanita yang bisa menghalangi kesialan Phillip.
Phillip menolak hal itu dan menyuruh Manager Kang untuk mencari tahu saja siapa orang yang menghancurka kaca mobilnya dan mengejarnya di lantai lima dan menjatuhkanny dari atap. Manager Kang memberitahu kalau CCTV tidak bisa di periksa karena mati lampu. Manager kang bahkan memberitah kalau dia sekarang merasa takut dan merasa itu adalah perbuatan hantu.
Phillip menekankan kalau hantu itu tidak ada. Man. Kang masih tetap pada pendiriannya, dan hal yang bisa menyelamatkan Phillip adalah menikah.
“Bersamanya saja membuat kakiku terasa lemah dan jantungku berdebar-debar. Mana mungkin aku menikahinya?” gerutu Phillip.
“Kamu pasti tidak tahu, tapi aku juga seperti itu. Jantungku berdebar saat istriku ada di sampingku dan kakiku melemah,” beritah Manager Kang. “Dia bilang jika tidak, kamu akan mati.”
“Aku sudah menghadapi beberapa pengalaman hampir mati. Tanah longsor, penusukan… Kesialanku sudah hilang.”
“Peramal itu mengatakan semua itu akan terus berulang kecuali kamu menyingkirkannya,” bujuk Yong Man.
“Katanya itu akan berlangsung selama setahun. Jadi, nikahilah wanita itu selama setahun saja. Semua memiliki siklus keberuntungan dan punyamu delapan tahun. Pikirkanlah. Kamu hampir mati dalam kebakaran delapan tahun lalu,” tambah Man. Kang.
“Dengar. Aku aktor. Anda presdir agensiku. Aktor akan kehilangan nilainya setelah menikah.”
“Aku tidak mau kehilangan kamu! Itu sebabnya!” tegas Man. Kang.
Phillip bisa menebak ada yang tidak beres, dan man. Kang memberitahu kalau Phillip sudah kehilangan iklan dari perusahaan asuransi dan bank. Phillip menghela nafas dan setuju, dia akan membuat Eul Soon tinggal bersamanya. Man. Kang dan Yong Man jelas senang mendengarnya.
Phillip menelpon Eul Soon, tapi baru dia memberitahu namanya, Eul Soon sudah mematikan telepon. Phillip sampai tidak percaya teleponnya di matikan. Yong Man langsung menyuruh Phillip untuk pergi berlutut ke Eul Soon. Phillip jelas tidak mau. Tetapi, Yong Man membujuknya. Phillip tetap yakin akan ada cara lain, keterampilan terbaik keduanya.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini di k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
--
Eul Soon menyalakan laptopnya dan kaget karena ada ketikan naskah padahal dia tidak menulisnya. Dia segera melihat ke sekeliling rumahnya.
Ponselnya berbunyi, dan saat dia mengangkatnya, dia malah mendengar suara Phillip yang meminta tolong. Eul Soon jelas panik dan segera berlari keluar.
Kebetulan, dia bertemu dengan Sung Joong yang mau mengunjunginya. Dia menyuruh Sung Joong menunggunya karena dia punya urusan mendadak.
--

Eul Soon tiba di dalam rumah Phillip. Dan saat masuk, dia malah melihat Phillip yang sedang bermain piano. Untuk sesaat dia merasa terpesona. Tetapi, kemudian dia merasa kesal, karena dia sudah membawa peralatan tukangnya.
Eul Soon hendak pergi, tetapi Phillip menghentikannya.
“Itu satu-satunya cara agar kamu datang. Karena itu aku melakukannya. Nona Oh. Seperti itulah dirimu. Selalu membantu orang yang membutuhkan,” ujar Phillip dengan lembut.
“Lalu? Kenapa kamu memintaku kemari?”
Phillip mengajak Eul Soon duduk bersama untuk bicara.
--
Sung Joong mengajak ngobrol para tetua yang sedang bermain kartu di depan rumah Eul Soon. Dia bertanya mengenai pohon di depan rumah adalah pohon apel, kan?
Para tetua heran karena Sung Joong bisa tahu padahal banyak orang yang tidak tahu.
“Tapi kebanyakan pohon apel tidak seperti ini. Kenapa pohon ini terlihat seperti ini?” tanya Sung Joong.
“Karena pohon ini telah melewati banyak hal. Ini adalah pohon mahal yang sempat menikmati hidup mewah di rumah keluarga kaya.”
“Lalu kenapa berakhir seperti ini?”
Tahun 1994
Eul Soon mengalami sakit keras. Ayah dan ibu sampai khawatir karena dia tidak kunjung sembuh.
“Putri keluarga itu perlahan-lahan mulai sakit. Seorang peramal menyuruh mereka untuk menggali di antara dua pohon apel di halaman mereka.”

Ayah Eul Soon menggali pohon sesuai perintah dari peramal tersebut (ini peramal yang seperti meramal Phillip saat masih muda dan saat Phillip dan Yong Man nyasar ke tempatnya).
“Saat mereka menggali di antara dua pohon, mereka melihat akarnya terhubung. Pohon yang sehat selama ini mengambil semua nutrisi dari pohon yang mandul.”

Saat Eul Chook (Phillip muda) meraih medali, Eul Soon malah sakit keras.
Putri mereka sekarat sama seperti pohon mandul itu.”

Saat tukang memotong akar pohon, terlihat caira berwarna merah daran mengalir. Para tukang ketakutan dan tidak berani menebang. Ayah Eul Soon mengambil alih kapak dan mulai menebang untuk memutuskan akar yang menyambung tersebut, walaupun tubuhnya harus terciprat cairan tersebut.
“Lalu? Apa mereka mencabut pohon itu dan memindahkannya ke sini?” tanya Sung Joong.
“Mereka tidak hanya mencabutnya. Mereka ingin memastikan pohon itu tidak pernah tumbuh lagi, jadi, mereka mengeringkannya dan membakarnya.”
Pohon apel itu akhirnya di bakar oleh ayah Eul Soon dan peramal.
“Keberuntungan akan pindah. Suatu hari, mereka akan bertemu kembali. Kamu harus selalu waspada. Ingat. Dua pohon tidak bisa bertahan dengan satu akar. Jika kamu ingin menyelamatkan nyawa putrimu, kamu harus membunuh pohon itu,” ujar peramal.
“Lalu tiba-tiba, angin bertiup dengan kencang, dan baranya terbang ke dalam mata si peramal.”
“Bagaimana nasib peramal itu?” tanya Sung Joong penasaran.
“Entahlah.”

“Pohon yang kuat itu mulai bertunas kembali dan mulai tumbuh menjadi pohon  apel yang sehat (pohon apel itu tumbuh di depan rumah Eul Soon kini - perkakas Turtle). Sebelum kota ini dibangun, ini adalah gunung yang kosong. Pohon itu memiliki kemampuan bertahan yang kuat.”
“Bagaimana nasib putri keluarga kaya itu?”
Dan tidak ada yang tahu bagaimana nasib si putri keluarga kaya tersebut.
And…. it’s twist. Kalian tahu dengan siapa Sung Joong bicara? Dengan para arwah. Para tetua itu tidak nyata melainkan hanya arwah.
--
Phillip menyampaikan permintaan maafnya pada Eul Soon. Dan Eul Soon jelas heran.
“Aku selalu ditolong olehmu. Tapi alih-alih berterima kasih, aku malah melawanmu. Aku bedebah, bukan?” tanya Phillip.
“Benar,” jawab Eul Soon jujur hingga membuat Phillip mangap karena kaget.
“Jawabanmu menyakitkan.”
Eul Soon kemudian pamit pergi, tetapi Phillip menahannya lagi. Dia malah mendekati Eul Soon dengan perlahan. Eul Soon menatapnya dan bertanya-tanya apa yang hendak di lakukannya. Phillip menatap Eul Soon dan dalam hati berkata ingin menggoda Eul Soon.
Phillip mengajak Eul Soon memulai dari awal, tetapi Eul Soon menolak. Eul Soon sudah mendekat ke dinding. Phillip mendekatkan wajahnya, dan Eul Soon memalingkan wajahnya.
“Tolong tunjukkan naskah bagian ketiga,” pinta Phillip (gubrakkk!!! kirain mau nyium… hahaha)
“Tidak.”
“Apa yang harus aku lakukan? Kumohon. Aku membutuhkannya,” mohon Phillip dengan berbisik ke telinga Eul Soon.
Eul Soon mendekatkan wajahnya, “Tidak akan kuberikan,” bisiknya.
Eul Soon kemudian mengancam jika Phillip berani melakukan hal seperti ini lagi, dia akan mematahkan leher dan punggungnya. Eul Soon bahkan mengangkat kepalan tangannya, dan saat itu Phillip melihat jimat yang di pakai Eul Soon.
Phillip segera mengambil jimat itu dan mengatakan kalau itu kalung miliknya. Eul Soon meminta agar kalungnya di kembalikan, itu milknya.  
“Punyamu apanya? Ini milikku,” ngotot Phillip.
“Bukan. Ayahku membuatkannya untukku dari pohonku. Dia menyuruhku selalu memakainya,” ujar Eul Soon dan hendak mengambil jimat kalung itu.
“Bagaimana kamu tahu ini kalung?” tanya mereka bersamaan dengan heran (karena jimat kalung itu sudah di buat pendek talinya jadi gelang, tapi mereka berdua, sama sama menyebutnya kalung, bukan gelang).
Flashback
Eul Soon memberikan kalung itu kepada Eul Chook.
“Ini. Akan kupinjamkan kepadamu karena aku sudah tidak sakit lagi. Sekarang kamu juga akan sembuh,” ujar Eul Soon dengan ceria kepada Eul Choon.
End
Astaga. Dia berubah sekali. Kenapa dia berubah drastis begini?” pikir Phillip dalam hati melihat Eul Soon yang sangat berbeda dengan Eul Soon muda yang di kenalnya.
Eul Soon menatap Phillip.
Dan entah karena apa, semua kaca yang ada di rumah Phillip pecah. Phillip segera melindungi Eul Soon dari pecahan kaca itu.
Semua kaca… dari cermin hingga jendela… semuanya pecah.
Di depan rumah Phillip, seorang wanita bergaun putih dan bertopi lebar menatap rumah Phillip sambil berkata : “Aku sudah kembali.”
Phillip dan Eul Soon kaget melihat pecahan kaca dimana-mana.

8 tahun lalu, Apartemen Corina
Phillip berhasil keluar dari kamar yang terbakar dan pingsan di lorong. Saat itu, Eul Soon melihatnya dan menatapnya dengan pandangan yang dingin.
--^^--
Jadi, menurut kalian siapa yang mengambil keberuntungan siapa? Di episode ini kita di beritahukan kalau ternyata saat muda dulu Eul Soon sakit-sakitan dan kita juga di perlihatkan mengenai Eul Chook yang mendapat medali. Bukankah itu awalnya menujukkan kalau Eul Chook yang beruntung?
Tetapi, saat ayah Eul Soon menebang pohon apel dan membuatnya menjadi kalung jimat, Eul Soon menjadi sembuh.
Eul Soon yang sudah sembuh tanpa sengaja bertemu dengan Eul Chook yang sakit dan sering di pukuli oleh ayahnya. Dia kemudian memberikan kalung itu pada Eul Chook dan kehidupan mereka berubah 180 derajat.
Phillip sampai kaget melihat Eul Soon yang saat muda dulu terlihat sangat terawat, ceria dan optimis, sementara Eul Soon yang sekarang terlihat amburadul bahkan suram.
Jadi, apa Ra Yun masih hidup atau tidak? Kenapa selalu ada kekuatan misterius yang mengotak atik naskah A Ghost’s Story? Apa yang Sung Joong lihat? Apa ibu Phillip masih hidup? Atau sudah meninggal dan dia yang mengikuti Phillip selama ini? Apa sebenarnya jalinan takdir antara Phillip dan Eul Soon? Apa mereka bisa sama-sama bahagia berdua?
Dan juga delapan tahun yang lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Eul Soon yang melihat Phillip menatapnya dengan dingin? Dan kenapa sekarang dia seperti tidak mengenalnya?
Yoon A, apa yang sudah di lakukannya hingga selalu takut dan marah jika mendengar nama Ra Yun? Apa dia bekerja sama dengan Manager Kang menghancurkan hubungan Phillip dan Ra Yun?
Dan… masih banyak pertanyaan lainnya, terutama mengenai Eun Young, apa yang dia ketahui? Di tambah lagi, dulu, Eul Soon dkk tinggal di apartemen Corina Unit 505 sementara Phillip bertemu dengan Ra Yun di unit 504, pasti ada sesuatu.



1 Comments

  1. Banyak banget misterinya kakak...
    Semangat terus kakak...

    ReplyDelete
Previous Post Next Post