NB : Maaf ya. kemarin aku sempat berhenti tulis sinopsis film
ini. Tapi sekarang, aku akan lanjutkan lagi, dikarenakan komentar dukungan dari
kamu yang membaca sinopsis ini. Terima kasih banyak dan silahkan membaca ^.^
Network : Channel 3
Vi
begitu bangga dengan Nok. Dia memuji ide Nok yang menggunakan alasan pesta Full
Moon untuk menjebak Wat agar membatalkan janji nya dengan si Ratu kecantikan,
yaitu Khae.
“Kamu
tidak seharusnya melakukan itu, sayang. Aku kasihan padanya. Pimolkhae mungkin
berharap untuk mengumumkan bahwa Wat adalah miliknya didalam majalah itu. Dan
kamu menghancurkan mimpinya. Oh kasihannya Pimolkhae!” kata Vi sambil tersenyum
senang.
“Mengapa
kamu mengasihanin Pimolkhae sampai tersenyum,” balas Nok sambil tersenyum juga.
Lalu sambil tertawa, Nok dan Vi ber high five dengan gembira.
Nok
menjelaskan bahwa ini adalah balas dendam nya, karena Khae telah
mempermalukannya kemarin malam. Dan Vi pun mengingatkan bahwa untuk melawan
Khae, Nok tidak boleh menggunakan emosinya, tapi gunakan lah kepintaran.
“Lihat!
Hari pertama kamu menggunakan otakmu. Kamu mendapatkan Ayahmu kembali. Kerja
bagus, putriku!” puji Vi.
Nai
yang baru pulang kerja, tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan Vi serta Nok
yang berada di ruang tamu. Namun dia hanya diam saja dan tidak menyela mereka
berdua.
“Apa
kamu pikir Pimolkhae akan menemanin Ayah juga?” tanya Nok, ketika teringat akan
sesuatu. Dan sambil tersenyum penuh ide, Vi menatap pada Nok. Lalu seperti
mengerti dengan rencana Vi, maka Nok pun
tersenyum.
Seorang
wanita datang menemui Khae dan Ibu Khae (Thorsaeng). Dia berterima kasih karena
Khae serta Thorsaeng telah memperbolekan Beauty Channel untuk merekam disini.
Dan dengan sikap ramah, Thorsaeng balas berterima kasih, karena Dao telah
memilih toko mereka untuk masuk ke dalam program nya.
Lalu
Dao pun mengundang Khae untuk tampil sebagai bintang tamu di programnya juga.
Karena begitu banyak fans yang mengirim kan email kepada mereka dan ingin
mengetahui rahasia kecantikan Khae.
Dan
sebelum Khae sempat bersuara. Thorsaeng dengan bersemangat, langsung menyetujui
penawaran yang diberikan oleh Dao. “Tidak masalah. Untuk program mu, Khae akan
menceritakan semua rahasianya. Benar kan, sayang?”
“Kapan
kamu akan datang untuk melakukan shooting?” tanya Khae dengan ramah.
“Besok,”
jawab Dao. Dan mendengar itu, Khae menjadi terkejut serta terdiam.
“Dia
bersedia. Untuk Khun Saengdao, dia selalu siap. Itu benar kan, Khae?” tanya Thorsaeng
dengan sedikit nada paksaan. Dan dengan terpaksa, maka Khae pun tersenyum.
Di
café. Vi berkumpul bersama Dao dan seorang temannya (berambut pendek). Disana
Vi mengatakan bahwa dia telah menduga kalau Khae serta Thorsaeng tidak mungkin
menolak tawaran Dao, sebab mereka berdua ingin menjadi terkenal.
“Terima
kasih ya, Nong Dao. Karena sudah mau memberikan waktu di dalam program mu untuk
mewawancarai mereka berdua,” kata Vi dengan senang.
“Tidak
apa, sis. Lagian, waktu toko Pimolkhae ditayangkan, tidak ada seorang pun yang
akan menonton TV. Karena itu sedang liburan panjang. Dan itu bagus bagiku untuk
bisa menghabiskan waktu,” balas Dao. Dan mendengar itu, Vi serta temannya
tertawa keras.
“Apa
kamu tahu, Nong Dao memasang hastag #Nokteam,” tambah seorang teman Vi.
Tiba-
tiba teman Vi teringat bahwa dalam merekam program, Dao hanya membutuhkan waktu
sehari. Sedangkan Wat akan berada di pulau selama beberapa hari. Dan mereka
khawatir, Khae akan menyusul Wat.
Dao lalu
menjelaskan agar mereka tidak perlu khawatir, sebab normalnya memang merekam
itu hanya butuh waktu sehari, tapi bila ada sesuatu yang salah, maka mereka
harus merekam ulang lagi.
“Dao.
Apapun yang kamu inginkan, silahkan. Dan kirimkan aku bon nya, aku yang akan
membayar semua nya itu,” kata Vi menawarkan Dao untuk membeli apapun, sebagai
ungkapan terima kasihnya.
“Apa
itu tidak masalah? Itu sebuah pengeluaran yang besar!” balas Dao.
“Jangan
pikirkan. Uang itu bukan milikku. Tapi kamu tahu apa itu?” bisik Vi dengan
pelan pada mereka berdua,” Itu uang perceraian dari mantan suamiku.”
Dan
mendengar itu, kedua orang teman Vi tertawa. Lalu mereka bertiga melakukan ber high five bersama untuk rencana
hebat Vi yang menggunakan uang mantan suami untuk menghancurkan Istri baru
suaminya.
Pen
menawarkan obat pelansing kepada kedua pelayan dirumah Nok. Dan dia memberikan
itu secara gratis untuk mereka berdua, tapi dia ingin tahu apa selama dirumah,
Vi pernah membicarakan tentang Wongwes dan Nok.
Dan
kedua pelayan itu, menjawab bahwa Vi tidak pernah membicarakan itu.
Tepat
disaat itu, Phai datang. Dan melihat kedatangan Phai, kedua pelayan itu segera
merebut obat pelansing di tangan Pen dan melarikan diri dari sana.
“Aff!
Aey!” teriak Pen, memanggil kedua nama pelayan itu.
Pen
beralasan pada Phai bahwa dia hanya ingin tahu saja, kapan Nok akan menikah.
Lalu mendengar itu, Phai yang tidak tahu apapun menjadi kebingungan.
Dan
dengan sinis, Pen mengatakan bahwa tidak heran kalau tidak ada yang tahu,
karena tidak satupun orang yang berani memberitahu kan kepada si gadis sempurna
(Nok) bahwa tidak ada pria yang menginginkan nya. Sampai Vi harus mencarikan
pria untuk Nok.
“Apa
yang kamu bicarakan? Apa yang kamu tahu? Beritahu aku!” kata Phai dengan keras,
karena tidak mengerti maksud perkataan Pen.
Pen
membalas bahwa Ibunya tidak perlu khawatir. Karena tidak lama lagi, Phai akan
bertemu dengan Pria (Wes) yang dia bicarakan. Hanya saja status Pria itu masuk
belum jelas, ntah nanti nya Phai akan menemui Pria itu sebagai pacar Nok atau
suaminya. Lalu setelah mengatakan itu, Pen pun pergi sambil tersenyum.
Ketika
melihat Nai pulang, Phai memanggil Nai dan menanyakan apa benar Vi mau
menjodohkan Nok dengan seseorang.
“Siapa
yang memberitahu mu tentang ini?” tanya Nai.
Nok
memberikan sebuah pakaian renang putih kepada Vi. Dan dia mengajak agar Vi juga
ikut bersamanya ke pulau, karena dia telah menyiapkan sebuah baju renang yang
mirip dengan milik Vi untuk dirinya sendiri.
Tapi Vi
ragu bahwa Wat akan mengizinkan nya untuk ikut pergi. Dan Nok pun menjelaskan
bahwa dia akan mengajak Vi untuk pergi sebagai penasihatnya, karena dia sama
sekali tidak berbakat dalam masalah pesta, jadi disana Vi bisa membantunya.
Lalu
mendengar itu, Vi sangat bangga dengan ide milik Nok dan dia setuju untuk pergi
menemanin Nok ke pulau itu. Dan dengan sangat senang, Nok memeluk Vi.
Nai
menahan Pen yang mau masuk ke dalam mobil. Dia menyuruh agar apapun yang mau
Pen lakukan, maka hentikanlah. Dan Pen berpura- pura tidak mengerti. Lalu Nai
menjelaskan. “Untuk bertahan hidup dari merebut milik orang lain. Apa itu
benar- benar membuat mu bahagia, Pen?”
“Coba
tanya dirimu sendiri. Barang ber merk, mobil mewah, merebut milik orang lain
seperti ini, apa kamu benar- benar bahagia?” balas Pen.
Pen
menganggap bahwa Nai sama saja dengan dirinya. Dan dengan tegas, Nai mengatakan
bahwa perkataannya tadi bukan lah permintaan, tapi peringatan. Jadi jika Pen
sedang memikirkan tentang melakukan hal yang tidak sepantasnya, maka dia akan
mengambil tindakan.
“Bahkan
walaupun kamu akan menghentikan ku. Tapi jika Pria itu melihat sesuatu yang
lebih baik dalam ku, aku tidak menolak,” kata Pen dengan percaya diri.
“Kamu
mungkin lupa sifat seorang Pria, Pen. Ketika seorang Pria memilih seorang wanita.
Terkadang bukan karena wanita itu lebih baik. Tapi karena dia murahan,” balas
Nai, menyindir Pen.
Pen
menjadi kesal dan ingin membalas. Tapi dengan cepat Nai memotong dan
menlanjutkan perkataannya. Nai berterima kasih kepada Pen yang telah mau
mengorbankan dirinya sendiri untuk mencobai Pria itu, untuk melihat apa Pria
itu cukup baik untuk Nok atau tidak.
“Terima
kasih ya, Pen,” kata Nai sambil tersenyum dan menyentuh bahu Pen sekilas. Lalu
setelah itu dengan cepat, Nai berjalan masuk kembali ke dalam rumah.
Dengan
kesal, karena tidak sempat membalas, maka Pen masuk ke dalam mobilnya. Lalu di
dalam mobil, ketika hape nya tiba- tiba berbunyi. Dengan cepat Pen
memberitahukan kepada orang di telpon bahwa dia tidak mau menerima acara
apapun, selain daripada acara yang berhubungan dengan pesta Full Moon di pulau
Boom.
Dan
setelah selesai berbicara, Pen tersenyum memikirkan sebuah rencana.
Di
pulau Boom. Nok mengomeli Jomyuth, karena Stan mewarnai wajah miliknya tidak
berada ditempat yang di inginkannya. Lalu Nai datang dan menjelaskan bahwa
dialah yang menyuruh Jomyuth untuk memindahkan itu.
“Tempat
yang kamu pilih berdekatan dengan Stan minuman beralkohol. Jika ada turis yang
mabuk dan tidak sadarkan diri, itu akan menjadi berbahaya,” jelas Nai.
“Datang
ke pesta Full Moon pasti ada yang mabuk. Dan yang lebih penting, tempat ini
berada di sudut paling ujung. Lihat itu!” kata Nok sambil menunjuk ke arah
Stannya.
Nai
menjelaskan kepada Nok. Tapi Nok tetap tidak mau tahu. Nok menyuruh Jomyuth
untuk memindahkan Stan miliknya ke tempat awal. Dan Jomyuth pun melaksanakan
itu.
Tapi
Nai lalu menyuruh agar Jomyuth menaruh kembali semua barang yang kini sedang
Jomyuth angkat itu. Dan Jomyuth pun melaksanakan nya.
Kemudian,
Nok mengancam Jomyuth, jika Jomyuth menaruh semua barang itu kembali, maka dia
akan memotong 1 tahun gaji Jomyuth dan tidak akan ada bonus. Dan mendengar itu,
Jomyuth pun menjadi kebingungan harus mengikuti perintah siapa.
“Khun
Nok, lebih baik tusuk aku dan biarkan aku mati,” kata Jomyuth, putus asa.
“Jika
kamu mengangkat itu. Double gaji ditambah 20% bonus,” kata Nok memberikan
penawaran. Dan dengan senang hati, Jomyuth langsung melaksanakan perintah Nok.
“Tapi
jika kamu dipecat hari ini. Kamu tidak akan mendapat apapun,” kata Nai,
mengancam Jomyuth. Dan dengan segera, Jomyuth kembali menjadi pusing harus
mengikuti perintah siapa.
Nai
menegaskan kepada Nok bahwa selama Nok berada di dalam proyek ini, maka Nok
harus mengikuti perintahnya, karena Nok adalah bawahannya. Lalu Nai menyuruh
agar Jomyuth meletakan barang itu ke tempat semula. Dan dengan terpaksa, maka
Nok pun menerima.
“Hari
ini aku setuju melakukan itu. Bahkan walau aku sadar kamu kamu dengan sengaja
mengangguku. Tapi ingat dengan baik Luckanai. Suatu hari, aku akan mengambil
segalanya kembali darimu,” kata Nok dengan kesal. Lalu pergi.
Sambil
berjalan di tepi pantai. Nok mengomel tentang Nai. Lalu disaat itu, Nok melihat
dua orang bule yang pergi dari pantai dengan meninggalkan sampah mereka tetap
berada diatas pasir.
Dan
melihat itu, Nok memotret semua sampah itu dan lalu memungutnya. Setelah itu
sambil lanjut berjalan, Nok terus memotret setiap sampah yang dilihatnya.
Selesai
dengan tugasnya. Nok berjalan dengan santai di tepi pantai. Lalu disaat itu,
tiba- tiba Nok merasa seperti ada seseorang yang mengikutinya. Tapi ketika dia
melihat ke belakang, dia tidak melihat siapapun.
Dengan
perasaan panik, Nok pun berjalan secepat mungkin. Dan ketika dia merasa bahwa
orang itu masih mengikutinya, maka Nok pun langsung berlari. Tapi orang itu
malah ikut berlari, mengejarnya.
Memberanikan
dirinya, Nok mengambil daun kering besar di dekatnya. Dan lalu memukuli orang
yang mengikutinya. Dan ternyata orang
itu adalah Nai. Dia meminta agar Nok berhenti memukulinya. “Khun Nok! Ini aku!”
kata Nai.
Tapi
tanpa mendengar itu, Nok terus memukuli Nai. Dan tanpa sengaja, Nok pun lalu
terjatuh. “Luckanai. Mengapa kamu mengikutiku?” tanya Nok dengan kesal, saat
sadar itu Nai.
“Aku
melihat kamu telah berjalan sedikit jauh dari tempat mu menginap. Dan ini
adalah tempat yang terpencil,” jelas Nai.
“Dalam
hidupku, hanya kamu berbahaya,” balas Nok.
Ketika
Nok mau berdiri dan berjalan pergi, dia hampir saja terjatuh lagi, karena
kakinya yang terluka. Tapi untungnya, dengan cepat Nai menahan Nok agar tidak
terjatuh.
“Aku
minta maaf,” kata Nai dengan menyesal.
“Pergi
sana,” balas Nok. Lalu berjalan pergi dengan kaki sebelah yang sedikit sakit.
Nai
mengikuti Nok dan mengingatkan bahwa bila Nok masih berjalan, maka luka Nok
akan semakin buruk. Dan Nok pun membalas bahwa itu semua karena Nai, makanya
dia terluka seperti ini.
“Ya,
aku yang membuatmu terluka. Jadi aku akan bertanggung jawab,” kata Nai.
“Bagus
kamu tahu,” balas Nok dengan sinis.
Nai
lalu meminta maaf kepada Nok. Dan lalu dengan cepat dia menggendong Nok sebagai
bentuk tanggung jawabnya, karena telah menyebabkan Nok terluka. Nai berkata
bahwa dia akan menggendong Nok sampai ke kamar Nok, sehingga luka Nok tidak
memburuk.
Dan
tentu saja, Nok tidak mau. Dia memberontak, ingin melepaskan diri. Tapi Nai
tidak mau membiarkan Nok turun. Jadi dengan kesal, maka Nok pun mengigit bahu
Nai dengan kuat, sehingga Nai merasa kesakitan.
“Jika kau
tidak menurunkan ku. Aku akan mengigitmu lebih keras!” ancam Nok.
“Baiklah.
Jika aku terluka sebagai ganti agar kamu tidak menjadi lebih sakit lagi. Maka
aku setuju,” balas Nai. Dan mndengar itu, maka Nok pun terdiam untuk sesaat.
Nok
kembali membrontak untuk turun. Dan Nai menjelaskan bahwa Nok pasti tidak mau
dia bekerja sendirian dan mendapatkan penilaian lebih pada proyek milik Nok.
Lalu tanpa bisa mengatakan apapun, Nok membiarkan dirinya di gendong oleh Nai.
Setelah
berjalan agak jauh. Nok kembali menyuruh agar Nai menurunkannya. Tapi Nai tetap
tidak mau membiarkan Nok berjalan sendiri. Dan tepat disaat itu, Sudjai datang
menghampiri mereka. Jadi dengan cepat, Nok pun meloncat turun dari gendongan
Nai.
“Apa
yang terjadi?” tanya Sudjai dengan keheranan.
“Khun
Nok terjatuh. Jadi aku menggendongnya,” jelas Nai.
“Aku
sedang sial. Aku bertemu seekor anjing, dia mengejarku dan mengigitku.
Beruntungnya, aku tahu, jadi aku hanya terjatuh,” tambah Nok untuk menyindir
Nai. Lalu setelah itu, Nok berjalan pergi dari sana.
Sudjai
yang terkejut, mendekati Nai dan menanyakan dimana anjing itu berada. Dan Nai
pun membalas, “Guk.”
Seorang
pria gemulai meminta agar Pen untuk berjalan lebih cepat. Dan lalu dia
memberikan kartu kunci kamar milik Pen serta menjelaskan bahwa malam ini mereka
akan tidur berbagi dikamar yang sama. Dan mendengar itu, Pen pun terkejut.
“Eh…
jangan bilang padaku bahwa kamu telah memiliki seorang Pria disini?”
“ Ya!
Seorang Pria… VIP juga,” balas Pen, lalu mengambil kartu kunci cadangan
ditangan si Pria gemulai.
Wat
mendekati putrinya yang sedang sibuk mengatur meja Stan mewarnai wajah. Dia
menawarkan makanan untuk Nok dan meminta agar Nok beristirahat sejenak, karena
sedari tadi dia melihat kalau Nok telah terlalu lama bekerja. Tapi Nok tidak mau.
Wat
lalu menawarkan diri untuk membantu Nok. Dan Nok membalas agar Wat tidak perlu
repot.
“Walau
aku bukan Ayah yang baik dalam pandanganmu. Tapi aku ingin kamu tahu. Aku masih
Ayah yang akan selalu mencintai dan mengkhawatirkan kamu. Ini tidak benar bahwa
kamu harus bertahan hidup sendirian,” jelas Wat.
Tapi
Nok tidak merespon. Dan karena itu maka, Wat pun meninggalkan makanan untuk Nok
diatas meja dan menepuk pelan kepala Nok, lalu berjalan pergi dengan kecewa.
“Pa,”
panggil Nok sebelum Ayahnya berjalan lebih jauh.
Nok
mengambil makanan yang ditinggalkan Wat untuknya tadi. Lalu dia mendekati Wat
dan menawarkan makanan itu kepada Wat sambil tersenyum. Dan sambil balas
tersenyum, Wat pun menerima makanan itu.
Vi
bertelponan dengan Pat. Dia meminta Pat agar memberitahunya ketika telah tiba
nanti. Dan setelah itu mereka akan melakukan nya seperti rencana.
Lalu
tepat setelah Vi telah selesai bertelponan, dia baru sadar bahwa Nai berada di
belakangnya. Dan ternyata dari awal tadi, Nai telah mendengar semua pembicaraan
Vi dengan Pat.
Disaar
itu, ketika Vi melihat Nok serta Wat sedang berjalan ke arahnya. Serta Wes dan
Pat yang juga sudah tiba. Maka dia pun menjadi panik. Lalu Vi menyuruh agar Nai
membantunya dengan memberitahu mereka kalau dia sedang pingsan.
Dan
belum sempat Nai bertanya maksud Vi. Tiba- tiba saja Vi langsung pingsan.
Melihat
Ibunya tiba- tiba pingsan, Nok menjadi panik dan segera berlari mendekat. Dia
memanggil- manggil Ibunya. Dan Wat pun menanyai Nai, apa yang terjadi kepada
Vi. Lalu dengan kebingungan Nai, kesulitan untuk menjawab, karena tangan Vi
menggelitinya sebagai kode. Jadi dengan terpaksa Nai pun berbohong,” Dia
pingsan.”
“Mom..
Mom..,” panggil Nok. “Apa ada yang punya inhaler?” tanya Nok dengan cemas
kepada setiap orang yang berada disana.
Pat dan
Wes yang melihat itu segera mendekat untuk membantu Vi yang sedang
pingsan. Tapi bukannya langsung membantu
Vi yang pingsan, Wes malah menatap dengan pandangan terpesona kepada Nok.
Dan
melihat itu, Nai pun langsung menyela,” Orang yang pingsan ada disini. Bukan
disana.”
Wes
lalu memberikan inhaler kepada Vi. Dan setelah itu Vi pun berpura- pura
tersadar. Lalu seolah- olah seperti sebuah kebetulan, Vi dan Pat saling
menyapa. Dan melihat itu, Wat menjadi sedikit heran.
Di
tempat bersantai. Mereka semua duduk bersama. Disana Pat dan Vi berakting
seperti sudah lama tidak bertemu dan baru hari ini mereka ketemu lagi, seperti
sebuah takdir atau kebetulan.
“Tapi
minggu lalu, kita baru saja bertemu, tante,” kata Wes dengan heran.
Mendengar
itu, mereka semua menjadi terkejut. Lalu Vi yang awalnya tertawa, pun berhenti
tertawa. Dan Pat pun memperingatkan anaknya untuk tidak berbicara. Setelah itu
suasana pun menjadi sedikit canggung.
Untuk mencairkan
suasana, Vi kembali berbicara. Dia berterima kasih karena Wes telah
menyelamatkannya dan lalu dia menanyakan alasan ke datangan Pat ke pulai ini. Dan
Pat pun menjelaskan bahwa dia ada membuka pub baru disini dan dia lalu mengajak
Vi serta Nok untuk ikut bersama mereka ke sana.
Nok
menolak untuk ikut, karena ada Stan milik perusahaan yang harus diurusnya pada
pesta Full Moon. Lalu Pat pun menyarankan agar Wes tetap disini dan membantu
Nok. Sementara Vi bisa ikut pergi bersama dengannya.
Dan sebelum
Wes sempat berbicara. Vi mengucapkam terima kasih, karena Wes telah mau
membantu Nok dan dia meminta agar Wes menjaga Nok untuknya.
“Tapi
ma…” kata Nok.
“Tidak
apa. Kamu lihat, aku terlalu serius sampai aku pingsan. Jadi biarkan aku pergi
ke tempat yang lain. Sehingga aku akan
menjadi lebih baik, ya, ya,” potong Vi dengan cepat.
Menjauh
dari kumpulan para wanita. Wat mengetahui bahwa Vi pasti ingin menjodohkan Wes
dengan Nok, karena melihat sikap Vi tadi. Tapi Wat tidak mau begitu saja
membiarkan Vi menjalankan rencana nya itu, karena dia belum mengenal Wes dengan
baik.
Jadi
Wat meminta agar Nai untuk tidak membiarkan Nok terlalu dekat dengan Wongwes.
Wes
memuji acara Nok yang tampak sedikit menarik. Lalu dia mengatakan, “Jika kamu
menemukan sesuatu yang menarik. Tidak perlu untuk melarikan diri. Hanya karena
Ibu kita menjodohkan kita,” kata Wes.
Mendengar
serta melihat sikap Wes yang menyenangkan seperti ini. Maka Nok pun menjadi
tampak tertarik kepada Wes. Dan lalu Nok mengajak Wes untuk ikut bersamanya,
untuk membuat Wes berguna dalam membantunya.
Nok
menggambar sayap di punggung Wes. Dan lalu dia menggambarkan gambar yang lain di
dada Wes. Dan melihat itu dari jauh, Nai tampak sedikit tidak senang.
Sambil saling
bercanda. Wes mengambil kuas lain milik Nok dan ingin gantian untuk menggambar
di wajah Nok. Tapi Nok tidak mau dan melarikan diri. Lalu disaat itu tanpa
sengaja, Nok menabrak dada Nai.
Dan
melihat keberadaan Nai disana, Nok tampak terkejut.
Tags:
Game Sanaeha
Thhanks kk..... Sudah mau lanjutin sinopsis drama on
ReplyDeleteAyo min....semangat nulis drama game sanaeha d tunggu kelanjutan crta ny☺
ReplyDeletethanks min...semangat terus nulis sinopsisnyaa ditunggu kelanjutannyaa...fighting💪
ReplyDeleteThanks kak sudah mau ngelanjutin sinopsis ny .semangat terus nulis sinopsis ny ya kak.di tunggu kelanjutan nya ..semangat💪
ReplyDeleteDi tunggu kelanjutan nya.. semangattt teruss ya nuliss nya😊😊😊
ReplyDeleteThx bgt ka udah di lanjut sinopsisnya..ttep semangat
ReplyDeleteLanjut Kak ☺ semangat kakak
ReplyDeleteAku suka bgt sama James jj 😍
Di tunggu ya kak klnjutan nya,aq bru nntn nympe ep 6 itu pun yg eng sub,klnjutn nya blm ada lgi yg engsub��,untung ad sinopsis sub indo nya disni..di tunggu klnjutn nya
ReplyDeleteMksh banyak mbak udah di lanjut ceritanya
ReplyDelete