Nun
mengunjungi rumah Saowaros, orang yang meminjam uang darinya. Namun setelah
lama menunggu, Saowaros sama sekali belum pulang. Dan ketika Nun bertanya
kepada dua pelayan (satu gemuk, satu kurus) Saowaros, mereka menjawab kalau
Boss mereka saat ini sedang terjebak dalam kemacetan jalan.
“Tidak
apa. Tidak peduli apa, aku akan menunggu,” kata Nun.
Mendengar
itu, ke dua pelayan Saoworos tampak panik. Dan dengan gugup mereka berdua pamit
ke belakang.
Saoworos
ternyata sedang bersembunyi dilantai dua. Dan ketika kedua pelayannya lewat,
dia memberikan kode kepada mereka agar pergi ke dekat telpon rumah diletakan, karena dia akan
menelpon nanti. Dan mereka memberikan tanda ok.
“Tunggu.
Bagaimana kamu tahu?” balas si Pelayan gemuk, mengingatkan. Lalu si Pelayan
gemuk mengangkat telpon dari Saoworos itu.
Dan
sialnya bagi Saoworos. Ketika dia mau pergi meninggalkan rumah secara diam-
diam. Nun tanpa sengaja melihat bayangannya yang terpantul di cermin di
belakang si Pelayan kurus.
“Hehehe …
aku menelpon untuk mengingatkan mereka. Aku baru saja tiba dari Chokchai soi 4.
Dan tidak seorang pun yang membuka pintu. Apa kamu sudah menunggu lama?” tanya
Saoworos, berpura- pura.
Ketika tiba
dirumah. Wat melihat sebuah mobil besar terparkir dirumahnya. Dan sat dia masuk
ke dalam rumah, dia mendengar tentang pembicaraan Ibunya dengan Nun.
“Aku
tidak peduli. Aku butuh uangnya dikembalikan. Pokok dan bunganya. Sekarang,”
tegas Nun.
Saoworos
terus beralasan, tapi Nun tidak mau menunggu lagi. “Keponakanku ingin uangnya
dikembalikan sekarang. Jika kamu tidak mau kembalikan, aku akan melipat ganda
kan nya,” tegas Nun.
Wat yang
mendengar tentang jumlah uang yang Ibunya berhutang, menjadi terkejut. Karena
Ibunya berhutang 60 juta kepada Nun.
Bukannya
merasa terkejut. Saoworos malah mendekati Wat dan mengatakan dengan bangga pada
Nun bahwa Wat adalah seorang dokter, jadi dia tidak mungkin menipu Nun.
“Bagiamana tentang ini? Apa kamu mau dia menanda tanganin sebagai penjamin
lainnya?” usul Saoworos pada Nun.
Saoworos
menawarkan diri untuk menemui keponakan Nun dan bernegosiasi dengannya. Dan
dengan senang hati, Nun mengizinkan Saoworos untuk pergi menemui Nuth.
“Biar aku
ingatkan. Jika dia menolakmu, jangan menyalahkan ku ya. Hohoho…” kata Nun
sambil tertawa.
Lalu
Saoworos menggunakan uang itu untuk berbisnis berlian. Dan itu menghasilkan
pendapatan yang bagus, jadi dia meminjam uang lebih lagi untuk berinvestasi.
Tapi sayangnya, ternyata itu adalah skema Ponzi (penipuan).
Serta
untuk membiayai sekolah Wat dikeluar negri.
“Mudah
untuk dikatakan. Tapi sebagai seorang Ibu, tidak ada yang bisa membiarkan
anaknya berjuang sendiri. Aku hanya ingin kamu menyelesaikan sekolah. Kemudian,
kita akan bersenang- senang bersama. Mimpimu juga adalah mimpiku,” balas Saoworos.
“Tolong
ya. Tolong,” pinta Saoworos.
Begitu
juga dengan Nun, dia kaget saat melihat kedatangan Wat, orang yang dicarinya,
tapi tidak ketemu.
“Hutang
apa?” tanya Nun, tidak mengerti.
“Aku
Satrawat. Debitur (peminjam) mu,” jawab Wat.
“Wat?
Satrawat?” tanya Nun, masih kebingungan.
Prapa
menghampiri Nun dan membisikan info tentang Wat, yaitu Wat adalah anak dari
orang yang meminjam uang kepada Nuth dan orang yang sama yang Nuth cari. Lalu
Nuth pun teringat tentang hutang 60 juta yang dia suruh agar Nun menagihnya.
“Kamu
tahu kalau aku adalah kreditor (yang meminjamkan) mu. Jadi kamu menggunakan
situasi di pulau untuk mengancamku,” tuduh Nuth dengan marah.
“Ancam?
Apa yang kamu bicarakan? Apa kamu menggunakan obat?” balas Wat, tidak mengerti.
“Kamu
bermaksud menggunakan foto ini untuk mendiamkanku. Dan memaafkan hutang mu,
kan?” tuduh Nuth.
“Jika
bukan kamu, kemudian siapa?” tanya Nuth dengan emosi.
“Bagaimana
aku bisa tahu? Sebenarnya, itu tidak mengejutkan. Wanita sepertimu mungkin
memiliki banyak musuh,” balas Wat.
“Waktu.
Berapa lama? 1 tahun? 2 tahun? Atau seumur hidupmu? 60 juta bukan jumlah yang
kecil. Berapa lama yang kamu butuhkan?” tanya Nuth.
Nuth mengatakan
bahwa Wat tidak berhak untuk menghina nya. Dan karena itu, maka Wat pun
berusaha untuk menenangkan dirinya, lalu dia mengatakan bahwa dia akan
mengembalikan uang Nuth dalam waktu 5 tahun.
Tapi Nuth
tidak mau, karena 5 tahun adalah waktu yang terlalu lama. Jadi dia ingin
uangnya dikembalikan sekarang juga.
“Aku
tidak bisa percaya. Kamu begitu kejam,” kata Wat.
“Aku
kejam hanya pada orang yang layak mendapatkan nya. Kamu mencoba untuk menipuku.
Dan ini adalah apa yang kamu dapatkan,” balas Nuth.
Ibu Wat,
yaitu Saoworos tidak memiliki pendapatan apapun. Sementara Wat sendiri adalah
seorang dokter. Dan mendengar itu, Nuth pun membaca dengan lebih rinci informasi
tentang Wat didalam surat perjanjian.
“Bagaimana
kamu akan menanganin ini?” tanya Pol.
“Jangan
khawatir, Ayah. Aku tidak akan melepaskan ini. Karena aku tidak akan menyetujui
debitur manapun mengambil kesempatan dari kita,” jawab Nuth dengan pandangan
penuh ambisi.
“Aku
tidak bisa memperbaiki itu. Karena itu benar. Jika itu tidak benar, kamu tidak
akan terganggu oleh itu, kan?” kata Mirantee, menolak.
“Kamu
tidak berhak untuk mengganggu privacy ku,” balas Chaya dengan emosi.
Chaya
menanyakan apa itu berarti Mirantee tidak mau meminta maaf. Dan Mirantee
membenarkan, kecuali bila Chaya bisa membuktikan bahwa hubungan antara Chaya
dan Nuth tidak benar.
Dengan
marah, Chaya pun mengancam mereka bahwa dia akan menuntut mereka dan memastikan
tempat ini ditutup. Setelah itu Chaya pun pergi.
Dan
dengan kesal, Mirantee duduk sendirian didalam ruangan rapat.
Mereka
membawa Chaya ke dalam rumah untuk menemui Ayah Soam.
Chaya memberikan salam kepada Ayah Soam. Tapi tanpa memperdulikan salam Chaya, Ayah Soam langsung meminta agar Chaya menjelaskan berita yang ada. Dan dengan tegas Chaya mengatakan bahwa dia dan Soam, benar telah putus.
“Apa
kesalahan yang Soam lakukan?” tanya Ayah Soam.
“Kami
memiliki beberapa masalah,” jawab Chaya.
“Kalian
telah putus –nyambung beberapa kali. Mengapa? Tidak bisakah kalian kembali
bersama lagi?” tanya Ayah Soam, lagi sambil mendekati Chaya.
“Aku
tidak ingin menghalanginnya dari bertemu orang yang lebih baik,” jawab Chaya.
“Suatu
hari, Soam akan menemukan pria yang lebih baik,” kata Chaya. Dan dengan tajam,
Ayah menatap Chaya.
“Soam,”
kata Chaya sambil mendekati Soam untuk membantu.
Tapi Soam
menolak dengan marah,” Tinggalkan aku sendiri. Kamu khawatir aku akan mati?”
“Orang
sepertimu tidak akan mati dengan mudah,” balas Chaya.
“Kamu
tidak bisa mengingatku?” tanya Soam.
“Oh. Pencuri
yang menculik tasku,” jawab Wat. Dan Soam pun tertawa.
“Kamu
tidak menelponku. Aku kira kamu sudah lupa tentang ku. Bagaimana? Apa kamu
punya pasien hari ini, dokter?” tanya Soam.
“Bisakah
kamu kembalikan tas ku sekarang? Aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu,”
balas Wat.
“Jika
kamu mau, datang dan ambil malam ini,” kata Soam.
“Malam
ini? Dimana?” tanya Wat.
“Dia
bilang, dia tidak tahu apapun tentang foto itu,” kata Nuth.
“Tipe
orang seperti ini tidak seharusnya meminjam 60 juta,” komentar Chaya.
“Wat. Sebelah
sini,” teriak Soam, memanggil Wat. Dan mendengar itu, Nuth tampak terkejut.
Terima kasih sinopsisnya
ReplyDeleteBolak balik tapi blum ada kelanjutannya ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Makasih kak.
DeleteIni pasti bakal di lanjutkan kok kak..