Sinopsis Lakorn : Piang Chai Kon Nee Mai Chai Poo Wised Episode 1 - 5

Network: Channel 3


Nun mengunjungi rumah Saowaros, orang yang meminjam uang darinya. Namun setelah lama menunggu, Saowaros sama sekali belum pulang. Dan ketika Nun bertanya kepada dua pelayan (satu gemuk, satu kurus) Saowaros, mereka menjawab kalau Boss mereka saat ini sedang terjebak dalam kemacetan jalan.

“Tidak apa. Tidak peduli apa, aku akan menunggu,” kata Nun.

Mendengar itu, ke dua pelayan Saoworos tampak panik. Dan dengan gugup mereka berdua pamit ke belakang.


Saoworos ternyata sedang bersembunyi dilantai dua. Dan ketika kedua pelayannya lewat, dia memberikan kode kepada mereka agar pergi ke dekat  telpon rumah diletakan, karena dia akan menelpon nanti. Dan mereka memberikan tanda ok.


Di dekat ruang makan. Dimana telpon rumah diletakan. Disana ketika telpon berbunyi, si Pelayan kurus langsung berteriak dengan keras. “Oh. Boss menelpon.”

“Tunggu. Bagaimana kamu tahu?” balas si Pelayan gemuk, mengingatkan. Lalu si Pelayan gemuk mengangkat telpon dari Saoworos itu.



Nun yang mendengar itupun mendekati mereka berdua. Dan meminta agar telponnya di berikan kepada dia, karena dia ingin ngomong. Tapi dengan sengaja, si Pelayan gemuk berlama- lama ngobrol dengan Saoworos.

Dan sialnya bagi Saoworos. Ketika dia mau pergi meninggalkan rumah secara diam- diam. Nun tanpa sengaja melihat bayangannya yang terpantul di cermin di belakang si Pelayan kurus.



Lalu karena melihat itu, Nun pun menghampiri Saoworos. “Kemana kamu mau pergi? Bukankah kamu bilang sedang di ChokChai soi 4?” tanya Nun menyindir.

“Hehehe … aku menelpon untuk mengingatkan mereka. Aku baru saja tiba dari Chokchai soi 4. Dan tidak seorang pun yang membuka pintu. Apa kamu sudah menunggu lama?” tanya Saoworos, berpura- pura.



“Ya. Lama sekali. Aku disini untuk menagih hutang,” balas Nun dengan tajam.
Ketika tiba dirumah. Wat melihat sebuah mobil besar terparkir dirumahnya. Dan sat dia masuk ke dalam rumah, dia mendengar tentang pembicaraan  Ibunya dengan Nun.



“Sekarang, keuntungan investasi sangat tinggi. Jadi aku tidak berani menariknya. Aku ingin menunggu waktu yang bagus. jadi aku bisa membayar banyak bunga padamu,” jelas Saoworos.

“Aku tidak peduli. Aku butuh uangnya dikembalikan. Pokok dan bunganya. Sekarang,” tegas Nun.

Saoworos terus beralasan, tapi Nun tidak mau menunggu lagi. “Keponakanku ingin uangnya dikembalikan sekarang. Jika kamu tidak mau kembalikan, aku akan melipat ganda kan nya,” tegas Nun.

Wat yang mendengar tentang jumlah uang yang Ibunya berhutang, menjadi terkejut. Karena Ibunya berhutang 60 juta kepada Nun.



“Mom, kamu berhutang 60 juta?” tanya Wat, menghampiri Ibunya.

Bukannya merasa terkejut. Saoworos malah mendekati Wat dan mengatakan dengan bangga pada Nun bahwa Wat adalah seorang dokter, jadi dia tidak mungkin menipu Nun. “Bagiamana tentang ini? Apa kamu mau dia menanda tanganin sebagai penjamin lainnya?” usul Saoworos pada Nun.



Melihat penampilan Wat yang tampak berantakan, Nun tidak percaya kalau Wat adalah seorang dokter. Dan dengan tegas, Nun menyuruh Saoworos untuk membaca gerakan bibirnya,” Berhenti membuat cerita!”

Saoworos menawarkan diri untuk menemui keponakan Nun dan bernegosiasi dengannya. Dan dengan senang hati, Nun mengizinkan Saoworos untuk pergi menemui Nuth.

“Biar aku ingatkan. Jika dia menolakmu, jangan menyalahkan ku ya. Hohoho…” kata Nun sambil tertawa.


Setelah Nun pulang. Wat menanyakan tentang uang 60 juta yang Ibunya pinjam. Dan Saoworos pun menjelaskan bahwa itu karena Ayah Wat yang meminjam uang untuk membangun pusat kesehatan dari keluarga Nuth. Tapi setelah dia menerima uang itu, dia malah meninggal.

Lalu Saoworos menggunakan uang itu untuk berbisnis berlian. Dan itu menghasilkan pendapatan yang bagus, jadi dia meminjam uang lebih lagi untuk berinvestasi. Tapi sayangnya, ternyata itu adalah skema Ponzi (penipuan).

Serta untuk membiayai sekolah Wat dikeluar negri.



“Mom. Aku sudah bilang padamu. Aku bisa menemukan sendiri biaya pendidikanku. Tidak perlu untuk menganggapku sebagai beban,” kata Wat.

“Mudah untuk dikatakan. Tapi sebagai seorang Ibu, tidak ada yang bisa membiarkan anaknya berjuang sendiri. Aku hanya ingin kamu menyelesaikan sekolah. Kemudian, kita akan bersenang- senang bersama. Mimpimu juga adalah mimpiku,”  balas Saoworos.


Wat menjadi kebingungan harus bagaimana. Dan Saoworos pun meminta agar Wat tidak perlu untuk bertanggung jawab, tapi setidaknya tolong Wat pergi dan meminta waktu kepada mereka.

“Tolong ya. Tolong,” pinta Saoworos.



Keesokan harinya. Wat mencukur semua kumis dan jenggotnya. Lalu dia pergi ke CASA untuk menemui keponakan Nun, yaitu Nuth. Dan ketika dia bertemu dengan Nuth, dia tidak menyangka bahwa itu adalah Nuth yang sama yang diselamatkannya.

Begitu juga dengan Nun, dia kaget saat melihat kedatangan Wat, orang yang dicarinya, tapi tidak ketemu.



“Aku ke sini untuk menegosiasi kan hutangku,” kata Wat.

“Hutang apa?” tanya Nun, tidak mengerti.

“Aku Satrawat. Debitur (peminjam) mu,” jawab Wat.

“Wat? Satrawat?” tanya Nun, masih kebingungan.

Prapa menghampiri Nun dan membisikan info tentang Wat, yaitu Wat adalah anak dari orang yang meminjam uang kepada Nuth dan orang yang sama yang Nuth cari. Lalu Nuth pun teringat tentang hutang 60 juta yang dia suruh agar Nun menagihnya.



Nuth membawa Wat masuk ke dalam ruangannya. Nuth berjalan sangat cepat sekali dan berbalik tiba- tiba, sehingga dia pun menabrak Wat dan hampir terjatuh. Tapi untungnya Wat berhasil menahan Nuth. Namun Nuth segera mendorong Wat.

“Kamu tahu kalau aku adalah kreditor (yang meminjamkan) mu. Jadi kamu menggunakan situasi di pulau untuk mengancamku,” tuduh Nuth dengan marah.

“Ancam? Apa yang kamu bicarakan? Apa kamu menggunakan obat?” balas Wat, tidak mengerti.



Nuth mengambil hape nya dan menunjukan semua foto memalukan yang diterimanya. Dan melihat itu, Wat juga tidak mengerti dan terkejut. Tapi Nuth tetap menuduh Wat.

“Kamu bermaksud menggunakan foto ini untuk mendiamkanku. Dan memaafkan hutang mu, kan?” tuduh Nuth.



“Hey, Khun. Kita bertemu 4 hari yang lalu. Aku baru mengetahui tentang hutang kita kemarin. Dan aku baru tahu bahwa kamu lah kreditor ku 10 menit yang lalu. Aku tidak bisa kembali ke masa lalu untuk merencana kan semua ini. Foto itu bukan milikku,” jelas Wat.

“Jika bukan kamu, kemudian siapa?” tanya Nuth dengan emosi.

“Bagaimana aku bisa tahu? Sebenarnya, itu tidak mengejutkan. Wanita sepertimu mungkin memiliki banyak musuh,” balas Wat.


Nuth menjadi marah dan mengatai Wat dengan kata kasar. Tapi Wat tidak marah. Dengan tetap tenang, Wat menjelaskan alasannya kemari adalah untuk mengkonfirmasi status nya sebagai peminjam dan dia ingin meminta waktu.

“Waktu. Berapa lama? 1 tahun? 2 tahun? Atau seumur hidupmu? 60 juta bukan jumlah yang kecil. Berapa lama yang kamu butuhkan?” tanya Nuth.



“Lihat? Kamu setuju kalau itu sulit. Jadi bagaimana bisa kamu memaksa Ibuku untuk mengembalikan uang itu dalam beberapa hari? Tidakah kamu terlalu serakah?” balas Wat.

Nuth mengatakan bahwa Wat tidak berhak untuk menghina nya. Dan karena itu, maka Wat pun berusaha untuk menenangkan dirinya, lalu dia mengatakan bahwa dia akan mengembalikan uang Nuth dalam waktu 5 tahun.

Tapi Nuth tidak mau, karena 5 tahun adalah waktu yang terlalu lama. Jadi dia ingin uangnya dikembalikan sekarang juga.

“Aku tidak bisa percaya. Kamu begitu kejam,” kata Wat.

“Aku kejam hanya pada orang yang layak mendapatkan nya. Kamu mencoba untuk menipuku. Dan ini adalah apa yang kamu dapatkan,” balas Nuth.



Surat perjanjian pinjaman. Yang menanda tanganin Saowaros Winwiwat. Tante kedua menjelaskan kepada Nuth bahwa Wat menggunakan rumah dengan tanahnya di Sukhumvit sebagai jaminan.

Ibu Wat, yaitu Saoworos tidak memiliki pendapatan apapun. Sementara Wat sendiri adalah seorang dokter. Dan mendengar itu, Nuth pun membaca dengan lebih rinci informasi tentang Wat didalam surat perjanjian.



Nuth memberitahu Ayahnya bahwa Saoworos tidak ada membayar hutangnya selama beberapa tahun ini. Kepadahal anaknya adalah seorang dokter. Dan menurut Nuth jika Saoworos memang berniat membayar hutangnya, maka seharusnya dia mengansur 10k- 20k setiap bulannya, tapi ini sama sekali tidak ada.

“Bagaimana kamu akan menanganin ini?” tanya Pol.

“Jangan khawatir, Ayah. Aku tidak akan melepaskan ini. Karena aku tidak akan menyetujui debitur manapun mengambil kesempatan dari kita,” jawab Nuth dengan pandangan penuh ambisi.


Sebelum pergi menaiki motornya. Wat menatap gedung kantor Nuth.



Chaya mengunjungin kantor majalah, tempat dimana Mirantee bekerja. Disana Chaya menemui Mirantee yang sedang rapat bersama rekannya. Dan Chaya langsung memarahi Mirantee serta menyuruh Mirantee untuk memperbaiki artikel yang telah Mirantee tulis tentangnya.

“Aku tidak bisa memperbaiki itu. Karena itu benar. Jika itu tidak benar, kamu tidak akan terganggu oleh itu, kan?” kata Mirantee, menolak.

“Kamu tidak berhak untuk mengganggu privacy ku,” balas Chaya dengan emosi.


“Ya. Aku berhak. Sebagai penulis, aku menulis apa yang ku saksikan. Jika kamu ingin aku menuliskan hal bagus tentang mu, maka kamu harus berperilaku benar,”  balas Mirantee.

Chaya menanyakan apa itu berarti Mirantee tidak mau meminta maaf. Dan Mirantee membenarkan, kecuali bila Chaya bisa membuktikan bahwa hubungan antara Chaya dan Nuth tidak benar.

Dengan marah, Chaya pun mengancam mereka bahwa dia akan menuntut mereka dan memastikan tempat ini ditutup. Setelah itu Chaya pun pergi.



“Kamu ada dengan ku. Tidak ada orang kaya yang bisa menutup kita,” kata Boss, walau dia sendiri tidak terlalu yakin juga. Lalu semua karyawan yang ada disana pun segera bubar.

Dan dengan kesal, Mirantee duduk sendirian didalam ruangan rapat.



Setelah keluar dari gedung Daily media. Chaya dihubungin oleh Ayah Soam. Jadi dia pun pergi ke rumah Soam. Dan disana para anak buah Ayah Soam telah menantikan ke datangan Chaya.

Mereka membawa Chaya ke dalam rumah untuk menemui Ayah Soam.


Chaya memberikan salam kepada Ayah Soam. Tapi tanpa memperdulikan salam Chaya, Ayah Soam langsung meminta agar Chaya menjelaskan berita yang ada. Dan dengan tegas Chaya mengatakan bahwa dia dan Soam, benar telah putus.

“Apa kesalahan yang Soam lakukan?” tanya Ayah Soam.

“Kami memiliki beberapa masalah,” jawab Chaya.

“Kalian telah putus –nyambung beberapa kali. Mengapa? Tidak bisakah kalian kembali bersama lagi?” tanya Ayah Soam, lagi sambil mendekati Chaya.

“Aku tidak ingin menghalanginnya dari bertemu orang yang lebih baik,” jawab Chaya.


Ayah Soam lalu membahas bahwa bila begini, maka mereka tidak bisa melanjutkan usaha gabungan mereka. Dan Chaya pun beralasan bahwa jika Ayah melakukan ini, maka itu akan lebih menyakiti Soam. Lalu dengan kecewa, Ayah mengatakan bahwa Anaknya tidak cukup beruntung, karena kehilangan orang sebaik Chaya.

“Suatu hari, Soam akan menemukan pria yang lebih baik,” kata Chaya. Dan dengan tajam, Ayah menatap Chaya.



Chaya menemui Soam yang sedang berenang. Dia datang untuk mengajak Soam agar putus secara baik- baik. Tapi Soam tidak mau, karena Chaya telah mempermalukan dirinya di depan wartawan.



Lalu tanpa sengaja, saat Soam mau mendorong Chaya, dia kehilangan keseimbangannya sendiri dan terjatuh ke kolam. Dan Chaya yang mau menyelamatkan Soam juga ikut terjatuh ke kolam.

“Soam,” kata Chaya sambil mendekati Soam untuk membantu.

Tapi Soam menolak dengan marah,” Tinggalkan aku sendiri. Kamu khawatir aku akan mati?”

“Orang sepertimu tidak akan mati dengan mudah,” balas Chaya.



Soam mengatakan bahwa selama ini Chaya berkencan dengannya hanya untuk menutupi perasaan Chaya terhadap Nuth. Namun Chaya menyangkal nya, dia mengatakan bahwa perasaan cintanya pada Nuth adalah karena  Nuth keponakannya.


“Bohong. Hanya dia saja yang kamu cintai. Kamu tidak pernah mencintaiku. Benar kan? Aku tidak akan mencintai Pria buruk sepertimu. Pergi dengan cinta mu itu dan tanggung gosipnya. Untukku, aku akan menemukan pria yang 100 kali lebih baik daripada kamu,” teriak Soam sambil memukul air ke muka Chaya.



Dirumah sakit. Wat tiba- tiba menerima telpon dari Soam. Namun Chaya tidak mengingat siapa Soam, maka dia pun bertanya siapa ini.

“Kamu tidak bisa mengingatku?” tanya Soam.

“Oh. Pencuri yang menculik tasku,” jawab Wat. Dan Soam pun tertawa.

“Kamu tidak menelponku. Aku kira kamu sudah lupa tentang ku. Bagaimana? Apa kamu punya pasien hari ini, dokter?” tanya Soam.

“Bisakah kamu kembalikan tas ku sekarang? Aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu,” balas Wat.

“Jika kamu mau, datang dan ambil malam ini,” kata Soam.

“Malam ini? Dimana?” tanya Wat.



Malam hari. Nuth dan Chaya makan malam bersama di restoran terbuka. Dan disana Nuth menceritakan tentang Wat yang merupakan orang dipulau yang  menyelamatkannya serta debitur mereka.

“Dia bilang, dia tidak tahu apapun tentang foto itu,” kata Nuth.

“Tipe orang seperti ini tidak seharusnya meminjam 60 juta,” komentar Chaya.




Tepat disaat itu. Chaya serta Nuth melihat ke datangan Soam yang sedang mau makan malam direstoran yang sama seperti mereka. Dan lalu setelah itu, mereka melihat Wat yang juga datang ke sini.

“Wat. Sebelah sini,” teriak Soam, memanggil Wat. Dan mendengar itu, Nuth tampak terkejut.

2 Comments

  1. Terima kasih sinopsisnya
    Bolak balik tapi blum ada kelanjutannya 😭😭😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih kak.
      Ini pasti bakal di lanjutkan kok kak..

      Delete
Previous Post Next Post