Network : Channel 3
Nai
memperingati Nok serta Wes untuk tidak bermain- main, karena ini adalah tempat
acara, jadi Nai tidak mau tempat ini menjadi kotor sebelum acara dimulai.
“Khun.
Aku hanya menjadi model untuk Khun Nok melukis,” jelas Wes.
“Tapi
apa yang aku lihat, tidak sepert itu. Aku tahu bahwa kamu mengerti apa yang
pantas atau tidak pantas,” balas Nai.
“Hei,”
kata Nok, memperingatkan Nai.
“Aku
minta maaf. Untuk membuatmu salah paham. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ada
seorang Pria yang menghormati wanita, tidak lebih rendah dari mu,” balas Wes.
Lalu dia membungkuk meminta maaf kepada Nok juga. Setelah itu dia mengambil
baju nya dan pergi dari sana.
Dengan
kesal, Nok memarahi Nai yang telah berani berpikiran bahwa dirinya akan
melakukan tindakan murahan di pantai ini.. Dan Nai pun membalas bahwa dia tahu
kalau Nok tidak mungkin melakukan itu, tapi orang lain yang melihat itu mungkin
akan berpikiran seperti itu.
“Jangan
mengambil pikiran burukmu untuk menilai apa yang harus ku lakukan dan tidak
boleh,” kata Nok dengan marah. Lalu pergi mengikuti Wes.
Nok
meminta maaf kepada Wes. Dan Wes membalas bahwa Nok tidak perlu memikirkan itu,
karena itu hanya masalah kecil saja,” Kakakmu sangat peduli tentangmu ya,” kata
Wes.
“Dia
bukan kakak ku,” balas Nok dengan kesal. Lalu dia mengajak Wes untuk minum
bersama nanti, sebagai bayaran karena telah mempermalukan Wes tadi.
Dan Wes
pun setuju, lalu dia menantang Nok untuk minum siapa lebih banyak. Dan Nok pun
setuju, jadi nanti bila nanti Wes tidak datang, maka dia akan mengganggap Wes
lemah. Lalu mereka berdua pun bersalaman tangan sambil saling tersenyum.
Malam
hari. Nok sebagai MC mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang sudah
mau ikut berpatisipasi dalam aktifitas
perusahaan mereka. Dan lalu dia memberitahu bahwa dalam acara ini, selain
memisahkan sampah, mereka juga akan mendapatkan point dari hasil mengumpulkan.
Lalu Point itu nanti nya bisa mereka gunakan untuk mewarnai wajah secara
gratis. Dan setiap orang pun bertepuk tangan dengan bersemangat.
Sedangkan,
Nai hanya tersenyum kecil.
“Baiklah.
Sebelum mulai bersenang- senang dengan kegiatan itu. Mari kita mengenali para
sukarelawan. Kami akan memisah kan grup berdasarkan tipe sampah, yang mana ada
4 warna dan 4 grup,” jelas Nok, lalu menjelaskan setiap grup yang ada.
Grup
pertama. Tim kuning. Diketuai oleh Jomyuth.
“Tim
kuning adalah untuk sampah anorganik. Yaitu seperti gelas, plastik, kertas, kaleng
dan kain.. benarkan?” teriak Jomyuth menjelaskan. Dan setiap orang membalas
dengan bersamaan,”Yeah!!”
Grup
kedua. Tim hijau. Diketuai oleh Pribprao (karyawan 2).
“Untuk
tempat sampah berwarna hijau. Itu untuk sampah organik. Seperti sayur, buah,
daging, dan semua jenis makanan,” jelas Pribprao tentang timnya.
Grup
ketiga. Tim merah. Diketuai oleh Sudjai.
“Warna
merah untuk barang yang berbahaya dan beracun. Seperti botol obat, bola
lampu, baterai, dan lainnya,” teriak
Sudiai menjelaskan.
Grup
keempat. Tim biru. Diketuai oleh Thawat.
“Tim
kita adalah wakil dari tempat sampah biru. Sampah yang tidak dapat
terdegradasi, tapi tidak beracun. Seperti bungkusan plastik permen- permen atau
bungkus mi instan, serta kantong tas, busa, minyak. Yang mana barang itu sulit
untuk di daur ulang,” jelas Wat dengan rinci.
“Jika
semua nya bingung. Seperti apa sampah biru itu, maka bayangkan saja itu menjadi
mantan suami. Sulit untuk didaur ulang,” tambah Vi menyindir. Dan semua orang
pun tertawa. Lalu acara pun dimulai.
Wat
mengatai Vi, dia mengatakan bahwa dia mengira Vi tidak akan datang untuk
membantu anak mereka. Dan Vi pun membalas bahwa dia telah berjanji, jadi pasti
dia harus datang.
“Semoga
itu benar. Aku berharap itu tidak akan menyebabkan masalah untuk Nok,” kata Wat
menyindir.
“Tidak
mungkin! Seorang Ibu pasti membuat pilihan yang terbaik untuk anaknya. Ketika
Ayahnya tidak bisa,” balas Vi, menyindiri juga.
Nai
datang menyela mereka berdua. Dia memberitahu bahwa wakil kepala ingin bertemu
dengan Wat untuk membicarakan tentang aktifitas besok. Dan karena itu, Wat pun
menyerahkan tempat sampah milik nya kepada Vi, lalu pergi.
Dan
setelah Wat pergi. Vi menyerahkan tempat sampah itu kepada Nai. Dengan alasan
bahwa dia juga harus pergi.
“Bukankah
kamu mau membantu Khun Nok?” tanya Nai.
“Aku
datang untuk menolong, tapi dengan caraku sendiri,” balas Vi.
“Belum
berakhir?” tanya Nai, mengenai perjodohan Nok.
“Mengapa
tidak? Ini berjalan baik,” balas Vi, lalu pergi dari sana karena Pat telah
menelponnya.
Nok
mewarnai wajah setiap tamu yang datang ke Stannya. Dan lalu tiba- tiba saja,
seorang Preman masuk ke dalam Stan Nok untuk diwarnai juga wajahnya, tapi
karena dia tidak ada ikut mengambil sampah sebagai ganti mewarnai wajah gratis,
maka seorang Staf mengingatkannya.
Namun
dengan sikap tidak sopan, si Preman mengeluarkan uang nya dan lalu memegang
tangan Nok. Dan dia memakai tangan Nok untuk mengelus wajahnya. Lalu dengan
jijik, Nok pun memberontak untuk melepaskan tangannya, tapi si Preman malah
berbuat kasar kepada Nok.
Dan Nai
yang melihat itu, menghentikan si Preman dan menyuruh agar si Preman yang mabuk
itu untuk pulang. Namun si Preman malah maju menyerang Nai. Untung saja dengan
sigap Nai mampu melawan dan menjatuhkan si Preman.
Lalu
karena tidak senang ,maka si Preman mengeluarkan pisau miliknya dan mengancam
Nai. Dan setiap orang yang berada disana pun menjadi panik. Namun dengan tetap
tenang, Nai menyerang si Preman.
Tapi
sayangnya si Preman berhasil membuat Nai jatuh tertelungkup di atas meja. Dan
lalu dari belakang Nai, si Preman ingin menyerang Nai lagi. Tapi Nok tidak
membiarkan itu, dia mengambil sebuah papan agak bulat dan memukuli si Preman.
Lalu
setelah itu, Nai dan si Preman kembali bertarung lagi. Dan pada akhirnya, Nai
berhasil mengalahkan si Preman. Setelah itu beberapa staf menahan dan membawa
si Preman pergi dari sana.
Dikarenakan,
terjatuh ke atas meja tadi, maka wajah Nai pun menjadi agak kotor. Diatas alis
Nai tampak noda cat air berwarna kuning. Dan lalu Nai pun mengambil tissue
untuk menlap nya.
“Cat
itu tidak bisa dhapus begitu. Ternyata kamu tidak pintar dalam segala hal,
seperti yang kupikirkan,” kata Nok, mengomentari Nai yang menglap menggunakan
tissue biasa.
“Itu
benar. Karena ini sudah ternoda, maka aku ingin mewarnai wajahku juga. Anggap
saja ini sebagai promosi untuk aktifitas kita,” balas Nai. Dan mendengar itu,
Nok berbalik dan mau pergi dari sana.
“Hey,
Khun! Tidak ada staff yang bisa. Jadi bisakah kamu melakukannya untukku?” pinta
Nai. Tapi Nok tidak mau dan menolak.
Dan
agar Nok mau untuk mewarnai wajahnya, maka Nai pun menyuruh agar Nok menunjukan
padanya, kalau Nok memang seorang
profesional yang bisa memisahkan antara masalah pribadi dengan pekerjaan.
Mendengar
itu, mau tidak mau Nok pun setuju untuk mewarnai wajah Nai.
Sebelum
Nok mulai mewarnai wajahnya, Nai mengingatkan Nok untuk melakukan yang terbaik,
karena jika Nok ingin mengerjainnya,
maka itu akan membuat Stan milik Nok menjadi sepi. Karena setelah Nok selesai
mewarnai wajahnya, dia akan pergi berkeliling untuk menunjukan hasil kerja Nok.
“Stan
ini juga adalah pekerjaanmu,” protes Nok, karena Nai seperti mengancamnya.
“Wajahku
adalah pekerjaanmu juga,” balas Nai. Dan dengan kesal, Nok pun mulai mewarnai
wajah Nai.
♪ Berapa
kali kamu menyakiti ku ♪
♪ Berapa kali aku menyerah padamu dan
membiarkan kamu menyakitiku ♪
♪ Berapa
kali kamu berpura- pura baik padaku ♪
♪ Pada
akhirnya, aku kehilanganmu seperti ini ♪
♪
Disana tidak ada alasan, tapi hanya cinta yang membuat ku masih menahannya ♪
♪
Bahkan walaupun disakiti sebanyak ini ♪
♪
Orang ini masih mencintaimu ♪
♪
Bagaimana pun kamu ♪
♪
Meskipun itu sangat menyakitkan, aku masih menahannya ♪
Tags:
Game Sanaeha
Terima kasih sinoppnya
ReplyDeleteTq min..... Hhhhh
ReplyDeleteSemangat kakak ditunggu selalu krlanjutannya...sampai tamat yah Kak sinopsisnya please ☺
ReplyDelete