Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 3 - part 2



Network : Channel 3



Nai memperingati Nok serta Wes untuk tidak bermain- main, karena ini adalah tempat acara, jadi Nai tidak mau tempat ini menjadi kotor sebelum acara dimulai.

“Khun. Aku hanya menjadi model untuk Khun Nok melukis,” jelas Wes.

“Tapi apa yang aku lihat, tidak sepert itu. Aku tahu bahwa kamu mengerti apa yang pantas atau tidak pantas,” balas Nai.

“Hei,” kata Nok, memperingatkan Nai.


“Aku minta maaf. Untuk membuatmu salah paham. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ada seorang Pria yang menghormati wanita, tidak lebih rendah dari mu,” balas Wes. Lalu dia membungkuk meminta maaf kepada Nok juga. Setelah itu dia mengambil baju nya dan pergi dari sana.



Dengan kesal, Nok memarahi Nai yang telah berani berpikiran bahwa dirinya akan melakukan tindakan murahan di pantai ini.. Dan Nai pun membalas bahwa dia tahu kalau Nok tidak mungkin melakukan itu, tapi orang lain yang melihat itu mungkin akan berpikiran seperti itu.

“Jangan mengambil pikiran burukmu untuk menilai apa yang harus ku lakukan dan tidak boleh,” kata Nok dengan marah. Lalu pergi mengikuti Wes.



Nok meminta maaf kepada Wes. Dan Wes membalas bahwa Nok tidak perlu memikirkan itu, karena itu hanya masalah kecil saja,” Kakakmu sangat peduli tentangmu ya,” kata Wes.

“Dia bukan kakak ku,” balas Nok dengan kesal. Lalu dia mengajak Wes untuk minum bersama nanti, sebagai bayaran karena telah mempermalukan Wes tadi.


Dan Wes pun setuju, lalu dia menantang Nok untuk minum siapa lebih banyak. Dan Nok pun setuju, jadi nanti bila nanti Wes tidak datang, maka dia akan mengganggap Wes lemah. Lalu mereka berdua pun bersalaman tangan sambil saling tersenyum.




Malam hari. Nok sebagai MC mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang sudah mau ikut berpatisipasi  dalam aktifitas perusahaan mereka. Dan lalu dia memberitahu bahwa dalam acara ini, selain memisahkan sampah, mereka juga akan mendapatkan point dari hasil mengumpulkan. Lalu Point itu nanti nya bisa mereka gunakan untuk mewarnai wajah secara gratis. Dan setiap orang pun bertepuk tangan dengan bersemangat.

Sedangkan, Nai hanya tersenyum kecil.



“Baiklah. Sebelum mulai bersenang- senang dengan kegiatan itu. Mari kita mengenali para sukarelawan. Kami akan memisah kan grup berdasarkan tipe sampah, yang mana ada 4 warna dan 4 grup,” jelas Nok, lalu menjelaskan setiap grup yang ada.

Grup pertama. Tim kuning. Diketuai oleh Jomyuth.
“Tim kuning adalah untuk sampah anorganik. Yaitu seperti gelas, plastik, kertas, kaleng dan kain.. benarkan?” teriak Jomyuth menjelaskan. Dan setiap orang membalas dengan bersamaan,”Yeah!!”

Grup kedua. Tim hijau. Diketuai oleh Pribprao (karyawan 2).
“Untuk tempat sampah berwarna hijau. Itu untuk sampah organik. Seperti sayur, buah, daging, dan semua jenis makanan,” jelas Pribprao tentang timnya.

Grup ketiga. Tim merah. Diketuai oleh Sudjai.
“Warna merah untuk barang yang berbahaya dan beracun. Seperti botol obat, bola lampu,  baterai, dan lainnya,” teriak Sudiai menjelaskan.


Grup keempat. Tim biru. Diketuai oleh Thawat.

“Tim kita adalah wakil dari tempat sampah biru. Sampah yang tidak dapat terdegradasi, tapi tidak beracun. Seperti bungkusan plastik permen- permen atau bungkus mi instan, serta kantong tas, busa, minyak. Yang mana barang itu sulit untuk di daur ulang,” jelas Wat dengan rinci.

“Jika semua nya bingung. Seperti apa sampah biru itu, maka bayangkan saja itu menjadi mantan suami. Sulit untuk didaur ulang,” tambah Vi menyindir. Dan semua orang pun tertawa. Lalu acara pun dimulai.



Wat mengatai Vi, dia mengatakan bahwa dia mengira Vi tidak akan datang untuk membantu anak mereka. Dan Vi pun membalas bahwa dia telah berjanji, jadi pasti dia harus datang.

“Semoga itu benar. Aku berharap itu tidak akan menyebabkan masalah untuk Nok,” kata Wat menyindir.

“Tidak mungkin! Seorang Ibu pasti membuat pilihan yang terbaik untuk anaknya. Ketika Ayahnya tidak bisa,” balas Vi, menyindiri juga.



Nai datang menyela mereka berdua. Dia memberitahu bahwa wakil kepala ingin bertemu dengan Wat untuk membicarakan tentang aktifitas besok. Dan karena itu, Wat pun menyerahkan tempat sampah milik nya kepada Vi, lalu pergi.

Dan setelah Wat pergi. Vi menyerahkan tempat sampah itu kepada Nai. Dengan alasan bahwa dia juga harus pergi.

“Bukankah kamu mau membantu Khun Nok?” tanya Nai.

“Aku datang untuk menolong, tapi dengan caraku sendiri,” balas Vi.

“Belum berakhir?” tanya Nai, mengenai perjodohan Nok.

“Mengapa tidak? Ini berjalan baik,” balas Vi, lalu pergi dari sana karena Pat telah menelponnya.



Nok mewarnai wajah setiap tamu yang datang ke Stannya. Dan lalu tiba- tiba saja, seorang Preman masuk ke dalam Stan Nok untuk diwarnai juga wajahnya, tapi karena dia tidak ada ikut mengambil sampah sebagai ganti mewarnai wajah gratis, maka seorang Staf mengingatkannya.

Namun dengan sikap tidak sopan, si Preman mengeluarkan uang nya dan lalu memegang tangan Nok. Dan dia memakai tangan Nok untuk mengelus wajahnya. Lalu dengan jijik, Nok pun memberontak untuk melepaskan tangannya, tapi si Preman malah berbuat kasar kepada Nok.


Dan Nai yang melihat itu, menghentikan si Preman dan menyuruh agar si Preman yang mabuk itu untuk pulang. Namun si Preman malah maju menyerang Nai. Untung saja dengan sigap Nai mampu melawan dan menjatuhkan si Preman.

Lalu karena tidak senang ,maka si Preman mengeluarkan pisau miliknya dan mengancam Nai. Dan setiap orang yang berada disana pun menjadi panik. Namun dengan tetap tenang, Nai menyerang si Preman.



Tapi sayangnya si Preman berhasil membuat Nai jatuh tertelungkup di atas meja. Dan lalu dari belakang Nai, si Preman ingin menyerang Nai lagi. Tapi Nok tidak membiarkan itu, dia mengambil sebuah papan agak bulat dan memukuli si Preman.

Lalu setelah itu, Nai dan si Preman kembali bertarung lagi. Dan pada akhirnya, Nai berhasil mengalahkan si Preman. Setelah itu beberapa staf menahan dan membawa si Preman pergi dari sana.



Dikarenakan, terjatuh ke atas meja tadi, maka wajah Nai pun menjadi agak kotor. Diatas alis Nai tampak noda cat air berwarna kuning. Dan lalu Nai pun mengambil tissue untuk menlap nya.

“Cat itu tidak bisa dhapus begitu. Ternyata kamu tidak pintar dalam segala hal, seperti yang kupikirkan,” kata Nok, mengomentari Nai yang menglap menggunakan tissue biasa.

“Itu benar. Karena ini sudah ternoda, maka aku ingin mewarnai wajahku juga. Anggap saja ini sebagai promosi untuk aktifitas kita,” balas Nai. Dan mendengar itu, Nok berbalik dan mau pergi dari sana.



“Hey, Khun! Tidak ada staff yang bisa. Jadi bisakah kamu melakukannya untukku?” pinta Nai. Tapi Nok tidak mau dan menolak.

Dan agar Nok mau untuk mewarnai wajahnya, maka Nai pun menyuruh agar Nok menunjukan padanya, kalau  Nok memang seorang profesional yang bisa memisahkan antara masalah pribadi dengan pekerjaan.

Mendengar itu, mau tidak mau Nok pun setuju untuk mewarnai wajah Nai.



Sebelum Nok mulai mewarnai wajahnya, Nai mengingatkan Nok untuk melakukan yang terbaik, karena jika Nok  ingin mengerjainnya, maka itu akan membuat Stan milik Nok menjadi sepi. Karena setelah Nok selesai mewarnai wajahnya, dia akan pergi berkeliling untuk menunjukan hasil kerja Nok.

“Stan ini juga adalah pekerjaanmu,” protes Nok, karena Nai seperti mengancamnya.

“Wajahku adalah pekerjaanmu juga,” balas Nai. Dan dengan kesal, Nok pun mulai mewarnai wajah Nai.



Berapa kali kamu menyakiti ku

  Berapa kali aku menyerah padamu dan membiarkan kamu menyakitiku

Berapa kali kamu berpura- pura baik padaku

Pada akhirnya, aku kehilanganmu seperti ini

Disana tidak ada alasan, tapi hanya cinta yang membuat ku masih menahannya

Bahkan walaupun disakiti sebanyak ini

Orang ini masih mencintaimu

Bagaimana pun kamu


Meskipun itu sangat menyakitkan, aku masih menahannya

3 Comments

Previous Post Next Post