Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 06-2/5
Images by : Channel 3
Khun Pat mengajak Prim bicara berdua. Prim hendak duduk di sofa tetapi Khun Pat melarang. Dia menyuruh Prim untuk berlutut di lantai, karena sofa-nya sangat mahal, dan jika kotor sedikit saja, Prim tidak akan sanggup membayar ganti ruginya. Khun Pat kemudian berkata kalau dia sudah mendengar kalau Prim akan mengajari Vicky membuat sepatu, dan karena itu, dia mau tahu Prim lulusan mana?
“Aku belajar membuat sepatu dari ibuku. Ibuku belajar dari kakek dan nenek. Kakek dan nenek adalah pembuat sepatu terkenal dia masa lalu,” jawab Prim.
Khun Pat terseyum sinis. Dia mengejek ibu Prim yang pasti tidak ahli membuat sepatu makanya tidak sukses, dan karena itu Prim berusaha menggaet Phu. Prim mencoba menahan kesabarannya. Tetapi, Khun Pat semakin semena-mena, dia menyuruh Prim untuk bersumpah kalau dia tidak punya perasaan apapun terhadap Phu. Dia terus memaksa Prim.
“Ingatlah hal ini dan tanamkan dalam kepalamu! Pria seperti Phu tidak akan pernah berpikir untuk serius dengan wanita rendahan seperti mu! Aku rasa kau harus menggunakan waktu yang kau gunakan untuk menggaet Phu dengan mencari korban baru! Jika tidak, aku akan membuat kau tidak akan bisa lagi menggunakan kemampuanmu untuk membuat sepatu murahan untuk biaya hidup lagi!”
Prim jadi emosi mendengarnya, “Jika kau sangat yakin kalau Khun Phu tidak akan tertarik dengan wanita murahan sepertiku, kenapa kau harus mengancamku juga? Itu artinya, kau sadar di dalam hatimu, bahwa jika aku mencoba melawan, aku akan menang!”
“Kau berpikir untuk melawanku?”
“Tidak! Aku tidak pernah berpikir untuk bertengkar dan merebut pria orang lain. Karena aku mempunyai banyak hal lain yang lebih baik ku pikirkan. Tapi, aku ingin mengatakan satu hal padamu, ibuku tidak hanya mengajariku membuat sepatu murahan tetapi ibuku juga mengajariku apa itu karma baik dan buruk. Lagipula, Khun Patchara kau tidak perlu takut aku akan mencuri Phu dari Vicky, aku juga tahu di dalam hatiku, dia milik siapa. Kami berdua hanyalah teman baik. Itu saja.”
“Tapi aku ingin kau keluar dari hidup Phuree.”
“Kalau begitu, kau harus memberitahunya kepada Khun Phu. Karena jika aku tidak punya alasan yang cukup baik untuk mengusirnya dari hidupku, aku juga tidak yakin apa dia mau meninggallkan hidupku atau tidak.”
Khun Pat benar-benar marah mendengar jawaban Prim. Prim pamit pulang tetapi, Khun Pat malah menariknya dan menampar Prim dengan keras.
Phu datang saat itu dan melihat Prim yang terjatuh di lantai karena di tampar Khun Pat. Khun Pat berusaha membela diri kalau Prim yang duluan bersikap kurang ajar padanya. Prim membantah hal itu.
Tetapi, Vicky keluar dari kamar dan berkata kalau Khun Pat benar. Dia bisa menjadi saksinya. Dia ikut campur dan membela Khun Pat. Vicky bahkan berbohong kalau Khun Pat hanya mengajukan pertanyaan pada Prim mengenai ajaran membuat sepatu, tetapi Khun Prim tidak juga karena mengira Khun Pat memandang rendah padanya. Jadi, Prim melawan Khun Pat, dan Khun Pat hanya ingin mengajarkan sopan santun pada Prim. Tetapi, Prim tidak mau mendengar dan berjalan pergi, dan itulah yang terjadi, yang dilihat Phu.
Prim terkejut karena Vicky berbohong. Dia memberitahu kalau Vicky tadi tidak ada di ruang tamu. Vicky membalas kalau dia bisa mendengar pembicaraan Prim dan Khun Pat dari dalam kamarnya.
“Kau sengaja mengundangku kemari. Membiarkanku bertemu dengan ibumu,” sadar Prim.
“Jangan menuduhku!”
Khun Pat dan Vicky terus memojokkan Prim seolah Prim yang bersalah. Dan Phu hanya diam saja mendengarkan. Khun Pat bahkan menyuruh Phu untuk melihat kelakuan Prim. Prim berusaha membela diri.
“Kau tidak perlu bicara lagi!” tegas Phu pada Prim.
Prim terdiam karena terkejut. Khun Pat dan Vicky senang karena Phu ada di pihak mereka.
“Aku bilang kau tidak perlu mengatakan apapun lagi,” ujar Phu lagi. “Atau aku tidak akan membawamu dengan sopan,” lanjut Phu dan menggendong Prim. “Aku permisi.”
Prim sendiri terkejut melihat Phu yang menggendongnya dan membawanya keluar.
Pong memperhatikan semua kejadian itu dari tadi di lantai atas dan tersenyum. Vicky mengejar Phu tetapi Khun Pat melarangnya
Vicky menggepalkan tangannya kuat. Matanya penuh kemarahan. Demikian juga dengan Khun Pat.
--
Phu membawa Prim ke sebuah jembatan. Mereka berhenti sebentar dan Phu membelikan minuman untuk Prim. Mereka saling diam. Dan Phu kemudian membuka suara, dia bertanya apa Prim ingin sendirian saat ini? Prim menggeleng.
Prim kemudian bertanya kenapa Phu bisa membelanya dan tidak percaya dengan Khun Pat dan Vicky?
“Karena seorang pembuat sepatu yang baik harus tenang dan mempunyai toleransi yang tinggi. Dan aku juga percaya bahwa kau adalah pembuat sepatu yang baik,” jawab Phu.
Prim tertawa mendengar jawaban Phu. Dia memberitahu kalau Phu sudah salah paham, dia hanya bisa bertoleransi dalam hal membuat sepatu, tetapi jika untuk hal lain, toleransinya sangat rendah. Phu kemudian meminta Prim memberitahunya apa yang Khun Pat katakan. Tetapi, Prim tidak mau. Phu tidak memaksa, tetapi dia ingin meminta satu hal.
“Jangan marah pada Khun Patchara dan Vicky. Terutama Vicky. Karena jika kau sudah mengenal Vicky untuk waktu yang lama, kau akan tahu kalau Vicky sangat kasihan. Dia harus mencoba menjadi kuat dan percaya diri, demi beban menjadi putri dari Khun Pat. Tapi sebenarnya, Vicky adalah orang yang tidak punya kepercayaan diri.”
“Aku merasa senang jika menjadi Vicky. Bisa mempunyai orang yang mengerti mengenai dirinya.”
Phu kembali meminta Prim untuk memaafkan Khun Pat dan Vicky. Dan Prim setuju, dia juga tidak suka menyimpan dendam karena itu tidak ada gunanya bagi hidupnya.
Mereka terdiam. Dan saling menatap untuk sesaat.
Prim kemudian tersadar dan pamit untuk pulang duluan. Tetapi, Phu menawarkan utnuk mengantarnya pulang. Prim menolak dan pamit.
Sebenarnya, dalam hatinya, Prim merasa sangat menyukai Phu, tetapi dia berusaha mengenyahkan pikiran tersebut.
--
Prim sampai di rumah dan Unc. Dam langsung menyapanya. Dia langsung menanyakan keadaan Prim. Prim jelas heran dan bertanya kenapa Unc. Dam sangat khawatir? Unc. Dam mulai gugup dan mencari alasan, dia beralasan kalau takut Prim di pandang rendah oleh orang kaya itu.
Prim menjawab kalau dia baik-baik saja. Dia kemudian pamit untuk masuk ke dalam rumah.
“Sangat baik! Tapi, malah membuat muka sedih. Cuih! Aku tidak percaya padamu, Nang Prim!” gumam Unc. Dam.
Di dalam kamar, Prim mulai memikirkan pertengkarannya tadi dengan Khun Pat. Dia merasa bimbang atas perasaannya sendiri pada Phu. Dia melihat jaket yang waktu itu di belikan Phu di mall untuk menutupi kostum lebahnya, dan saat dia menurunkan jaket itu, dia malah melihat cardigan Phu yang di berikan waktu Phu tanpa sengaja merobek roknya. Prim mengambil kedua baju tersebut dan meletakkannya di dalam sudut lemari.
--
Vicky di rumah merasa galau untuk menelpon Phu atau tidak. Pong melihatnya dan melarang Vicky untuk menelpon karena hanya akan menggangu Phu dan Prim. Vicky jelas marah mendenganya dan mulai memukul Pong dengan majalah.
Pong marah dan mendorong Vicky ke sofa. Vicky berteriak kesal.
Khun Barami yang baru pulang kantor, melihat pertengkaran mereka dan melerai. Pong membela diri kalau Vicky yang memukulnya duluan. Vicky membalas kalau Pong yang pertama cari gara-gara. Pong tidak terima, dia hanya bicara kenyataan dan Vicky yang tidak bisa menerimanya.
“P’Phu tidak menyukaimu,” tegas Pong. “Bagaimana? Kau berpikir untuk mengganggu orang yang P’Phu cintai. Membawa Khun Prim kemari jadi mama bisa menghajarnya. Tapi akhirnya, kau yang menderita.”
“Argg!!! Kau bajingan,” marah Vicky dan berteriak histeris. Pong mengabaikannya dan masuk ke dalam kamarnya.
Khun Barami berteriak menyuruh Vicky untuk tenang. Dia juga mengonfirmasi kebenaran perkataan Pong danVicky membenarkan.
“Karena aku mencintai P’Phu. Aku tidak ingin kehilangan P’Phu untuk wanita miskin yang berpikir untuk menggaet pria kaya. Seperti mama yang hampir kehilangan papa dari wanita bernama Phon!”
Khun Barami terkejut mendengar perkataan Vicky.
--
Khun Barami menemui Khun Pat dan bertanya apa dia yang memberitahu Vicky mengenai Phon? Khun Pat membenarka, apa sekarang Khun Barami merasa malu?
“Mengenai Phon, aku tidak pernah merasa malu. Tetapi, aku tidak ingin orang lain tahu mengenai perbuatan yang sudah kau lakukan pada Phon. Terutama oleh anak - anak kita. Aku merasa malu padamu!” ujar Khun Barami.
Khun Pat marah dan menampar Khun Barami. Dia merasa perbuatannya tidak memalukan, bahkan hal itu merupakan hal yang membanggakan selama hidupnya, karena pada akhirnya dia yang menang.
“Kau yakin bahwa kau benar-benar telah menang melawan Phon?”
Khun Pat hendak menamparnya lagi tetapi Khun Barami menahan tangannya.
“Dengarkan aku. Aku bersedia memberikan semuanya padamu, tetapi aku tidak akan membiarkan anak-anakku melakukan hal bodoh seperti yang pernah kau lakukan. Aku merasa kasihan pada anakku. Aku tidak mau anak kita menipu diri mereka sendiri bahwa mereka bahagia selama sisa hidup mereka! Sepertimu!”
Khun Barami keluar dari kamar. Tetapi, Khun Pat tidak terima dan berteriak menyuruh Khun Barami berhenti. Vicky dan Pong mendengarkan pertengkaran mereka dari dalam kamar masing-masing. Pong bahkan memanfaatkan keadaan untuk mengambil kartu kredit Khun Pat diam-diam.
Vicky memutuskan mengirim pesan pada Phu. Tetapi, saat dia sudah mengetikkan pesannya, dia tidak sanggup untuk mengirimkannya.
--
Phu menerima telepon dari Unc. Dam yang meminta bertemu.
Akhirnya, mereka bertemu di dekat sebuah tempat bekas pembangunan. Tujuan unc. Dam mengajak bertemu untuk menanyakan apa yang sudah khun Pat lakukan pada Prim hingga wajah Prim sangat sedih.
“Tidak ada.”
“Bohong. Walaupun aku suka minum alkohol, tapi aku juga suka makan ikan! Aku tidak bodoh! Beritahu aku! Apa yang terjadi pada Prim?”
“Hari ini Khun Prim lupa membawa model sepatu, jadi dia tidak jadi mengajar,” bohong Phu.
Dan Unc. Dam dengan gampangnya percaya. Phu kemudian pamit pergi, tetapi Unc. Dam memanggilnya lagi saat dia sudah jauh. Mereka masih punya masalah yang harus di selesaikan.
Dan saat itu, Boot dan Rita melewati tempat itu dan melihat Unc. Dam yang sedang bersama dengan Phu. Boot langsun menarik Rita untuk bersembunyi, dan tanpa sengaja, kacamata Rita terjatuh dan terinjak oleh Boot.
Book langsung meminta maaf karena sudah menghancurkan kacamata Rita. Rita sedih tetapi kacamatanya memang sudah mau rusak.
Tags:
sanae rak nang cin
Gan bateeee kak buat recap nyaa.. Aku selalu setia menungguiii ... Semgattt kak... Aku iseng aja baca eh ngk tau nya seru.. Semoga hapy ending dehh...
ReplyDeleteHwaiting Kaka bikin sinopsisnya , aku selalu menunggu . Aku udah lihat dramanya ampe selesai meskipun dengan bahasa kalbu (karena gak nemu engsubnya) . Maka dari itu aku selalu nunggu sinospsis dari kakak biar paham apa yang mereka omong ^^
ReplyDelete