Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 07-4/5
Images by : Channel 3
Jack sudah siap memperkosa Boot… ketika… sebuah mobil datang ke sana. Itu adalah Wat. Pong segera kabur dan Jack serta yang lain ikut kabur.
Wat segera menghampiri Boot dan memakaikan jas-nya ke tubuh Boot. Boot benar-benar ketakutan. Dia menangis dan memeluk Wat. Wat menenangkannya, meminta untuk tidak khawatir, dia akan membalas mereka.
Boot kemudian bertanya bagaimana Wat bisa sadar?
2 orang gadis berpakaian seksi, melihat Wat yang pingsan di jalan. Jadi, mereka membangunkan Wat. Wat tersadar dan matanya malah fokus ke dada wanita-wanita itu.
Para wanita itu menyadarinya, dan menyebut Wat : menjijikan. Mereka juga menyiramnya dengan air es yang sedang mereka pegang.
Itulah kenapa Wat bisa sadar.
End
Boot kesal dan refleks memukul Wat. Wat kembali pingsan. Dan Boot jadi panik juga.
--
Pong memarahi Jack karena sudah melakukan hal itu tadi. Jika sampai Wat dan Boot melapor ke polisi, dia akan terkena masalah lagi. Ibunya akan menghukumnya lebih keras lagi. Jack kesal dan menyuruh Pong untuk tidak bersikap seperti bayi. Pong marah dan memukul Jack.
“Aku akan bersikap baik padamu,” ujar Jack tiba-tiba setelah Pong memukulnya. “Kau hanya harus membawa semua benda berharga di rumahmu sebanyak mungkin dan tinggallah bersamaku. Hidupmu akan bebas! Dan kau tidak harus takut kepada siapapun lagi!”
“Hidupku? Apapun itu, itu urusanku. Kau tidak perlu mengaturnya,” tegas Pong dan pergi dari sana.
Teman Jack kesal juga melihat Pong. Dia menawarkan diri untuk menghajar Pong. Jack melarang karena mereka masih perlu Pong sebagai sumber uang mereka.
--
Boot membawa Wat yang pingsan ke rumah Prim. Rita yang juga ada di sana, merasa kasihan melihat wajah Wat yang babak belur. Dia menawarkan diri untuk mengambil handuk untuk mengompres wajah Wat.
Prim kemudian bertanya pada Boot apa yang terjadi? Boot menunduk dan berbohong kalau mereka hanya berkelahi sedikit dengan Pong dan teman-temannya.
“Kau yakin? Tidak ada yang lain selain berkelahi?” tanya Prim khawatir.
Kemudian terdengar suara Touch. Prim memberitahu Boot kalau dia yang menelpon Touch untuk menjemput Wat. Dia kemudian pamit keluar untuk menyambut Touch.
“Aku tidak mau berbohong padamu, Prim. Tapi, aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman,” ujar Boot setelah Prim pergi.
--
Rita mengompres wajah Wat yang terluka. Sementara Boot pergi mandi. Setelah mandi, Boot masuk ke dalam kamar lagi. Touch berterimakasih karena Boot sudah membantu Wat.
“Ini hanya hal kecil jika di bandingkan pertolongannya padaku,” ujar Boot.
“Lihatkan? Aku sudah bilang kalau Khun Wat itu orang baik,” ujar Rita.
Prim kemudian bertanya apa Touch akan membawa Wat sekarang atau nanti setelah Wat sadar? Touch menjawab kalau dia rasa lebih baik Wat menginap di rumah Prim hari ini, apa bisa? Karena dia juga tidak tahu password apartemen Wat. Karena Wat tidak mau jika mereka masuk saat dia sedang ada wanita lain.
“Jangan sedih, Khun Rita. Sejak mengenal kalian, Wat sudah tidak pernah lagi bermain-main dengan wanita,” ujar Touch. Rita tersenyum mendengarnya.
“Kalau gitu, tidak apa-apa jika Wat menginap di sini malam ini. Ketika dia sadar, kita bisa bicara lagi.”
Prim kemudian teringat kalau besok Rita harus membawa ayahya berobat jam 05.30, jadi bukankah Rita harus pulang sekarang? Rita membenarkan. Touch menawarkan diri untuk mengantar Rita pulang karena sekarang sudah larut malam. Rita dengan sedih pergi, padahal dia hendak menjaga Wat.
Prim mengantar Touch dan Rita sampai pintu gerbang rumahnya. Touch memberitahu kalau dia sudah memberitahu Phu untuk datang besok pagi menjemput Wat. Prim mengerti.
“Khun Intouch dan Rita. Mereka terlihat cocok,” gumam Prim melihat mereka pulang.
--
Waktu kecil Boot lemah dan selalu di ganggu oleh anak laki-laki karena dia tidak punya orang tua. Saat itu, ibu Panti menolongnya. Dia menasehati Boot untuk menjadi kuat dan harus melindungi diri sendiri jika tidak mau terluka dan di bully.
Sejak saat itulah, Boot berlatih menjadi kuat.
End
Boot menatap wajah Wat. Pandangannya pada Wat mulai berubah.
“Banggalah! Kau adalah pria pertama yang melindungiku,” ujar Boot pada Wat yang pingsan. Dia tersenyum melihat Wat.
--
Touch sudah mengantar Rita ke rumah. Rita kemudian mulai menangis karena merasa kasihan pada Wat yang di pukul di bagian wajah. Dan saking sedihnya, dia sampai berpelukan ke dada Touch. Touch senang di peluk oleh Rita.
--
Wat bermimpi mengenai ciumannya dengan Boot dan merasa senang. Tetapi, ketika dia bangun, dia merasa terkejut karena melihat wajah Unc. Dam menatapnya sangat dekat.
Wat kemudian bangun dan sadar ada di rumah Prim. Unc. Dan kemudian mengomel kepada Boot yang masuk karena mendengar teriakan Wat. Unc. Dam marah karena Wat berani tidur di tempat tidur Prim dan bahkan memonyong-monyongkan bibir. Wat memberitahu kalau dia hanya bermimpi tadi.
Boot menjelaskan kalau kemarin malam ada sedikit insiden pada Wat, itulah kenapa dia menginap di sini. Unc. Dam mengerti dan menyuruh Boot menyampaikan pesan kepada Prim agar ke tempatnya. Boot mengerti.
--
Wat sudah selesai mandi. Boot memberitahu kalau Phu akan datang untuk menjemput Wat. Dia kemudian memberikan obat salep untuk di pakai Wat.
“Mengenai masalah kemarin, tolong jangan beritahu Prim dan Rita!” pinta Boot. “Aku tidak ingin temanku khawatir.”
Wat mengerti. Dia tahu kalau Boot ingin selalu terlihat kuat di depan teman-temannya agar mereka bisa tahu kalau dia orang yang bisa di andalkan. Boot membenarkan.
“Kau harus berjanji satu hal padaku,” ujar Wat. “Berjanjilah kau tidak akan mencari masalah dengan pria manapun lagi. Jika terjadi, aku harap kau mencari jalan kabur daripada melawan mereka. Janji?”
“Mmm!!” jawab Boot mengiyakan.
Dia kemudian membantu Wat mengoleskan obat salep-nya. Mereka terlihat sangat dekat. Dan Boot mulai melihat Wat dalam pandangan berbeda.
“Oh ya! Tadi malam, aku bermimpi menciummu!” ujar Wat. “Apa aku benar menciummu?”
“Jika… jika kau menciumku, sekarang kau sudah tidur di ruang ICU,” bohong Boot.
“Benar juga. Tapi, kenapa aku merasa bibirmu sangat lembut. Di mimpiku, aku merasa kalau kau tidak tahu caranya berciuman. Aku merasa sangat hebat dan …,” lanjut Wat.
Boot kesal dan menyuruhnya untuk tidak bicara lagi.
Prim yang baru pulang dan Phu yang baru datang melihat kedekatan mereka dari pintu. Phu berbisik bertanya, apa Prim berencana untuk menjodohkan temannya?
“Jika sesuatu terjadi di hati Boot, aku mendungkungnya,” jawab Prim (maksudnya, jika Boot jatuh cinta dengan Wat, dia akan mendukung mereka).
“Bagaimana dengan Khun Rita?” tanya Phu.
“Rita tidak cocok dengan Khun Wat. Rita cocoknya dengan orang lain,” jawab Prim.
--
Touch menerima surat pengunduran diri dari sekretarisnya yang sedang hamil. Touch mengerti dan mengizinkan sekretarisnya untuk berhenti. Sekretaris menawarkan diri untuk mengajari sekretaris baru jika Touch sudah punya pengganti. Dan Touch terpikir seseorang.
Touch menelpon Rita dan menawarkan untuk bekerja di kantor-nya sebagai sekretarisnya. Dan ada orang yang akan mengajarinya hingga mengerti pekerjaan sekretaris. Rita tentu senang mendengarnya dan bersedia untuk bekerja. Dimana lagi, dia bisa dapat tawaran kerja seperti itu.
--
Khun Nee, ibu Touch, mendapat laporan foto dari mata-matanya. Dia sangat marah melihat foto Rita yang memeluk Touch. Dia semakin yakin kalau Rita berniat menggaet Touch karena harta, seperti yang Khun Pat katakan.
Khun Art, ayah Touch, menyarankan agar Khun Nee bertanya langsung pada putra mereka, daripada menghabiskan uang untuk menyewa mata-mata. Khun Nee beralasan kalau dia takut Touch akan berbohong. Khun Art tertawa karena Touch tidak akan berbohong.
Khun Nee semakin takut, karena Touch terlalu jujur dan baik, makanya dia mudah di manfaatkan. Sekarang, dia pasti sudah terpedaya dan akan berbohong pada mereka! Khun Art menghela nafas keras mendengar dugaan berlebihan istrinya.
Sekretaris Touch masuk dan menyerahkan laporan. Khun Nee langsung bertanya, apa yang sedang Touch lakukan sekarang di ruangannya? Sekretaris menjawab kalau Touch sedang menelpon seseorang yang akan menjadi sekretaris baru-nya. Khun Nee semakin panik karena Touch sekarang tidak berdiskusi dengan mereka lagi. Sekretaris menambahi kalau dia mendengar nama orang itu adalah Khun Rita. Semakin marahlah Khun Nee.
Khun Nee memberi perintah pada sekretaris untuk melapor kepadanya jika orang bernama Rita itu datang.
--
Wat dan Phu pulang dari rumah Prim. Wat meminta agar Phu membawanya menemui Pong. Phu menyarankan agar Wat pulang terlebih dahulu dan tidur. Wat tidak mau, dia tidak akan bisa tidur jika tidak menemui Pong dan menyelesaikan masalah ini. Phu tidak mau, dia tetap menyuruh Wat untuk pulang dan beristirahat sampai pulih. Dan masalah mengenai Pong, biarkan orang lain yang menghandle-nya.
“Orang lain? Siapa?” tanya Wat heran.
--
Pong lagi tidur ketika Khun Pat masuk ke dalam kamarnya bersama para polisi. Khun Pat memberitahu kalau barang-barang di rumah selalu hilang, baik itu kartu kredit ataupun barang berharga lainnya, jadi dia mengundang polisi untuk memeriksa rumah.
Pong mengajak Khun Pat bicara berdua. Dia bertanya apa tujuan Khun Pat, bukankah Khun Pat juga tahu kalau yang mengambilnya adalah dia. Khun Pat berpura-pura tidak tahu.
Khun Barami masuk dan melihat pertengkaran mereka. Khun Pat memarahi Pong karena sudah membuat masalah. Phu mengirimkannya foto Wat yang babak belur, dan memberitahunya kalau itu adalah perbuatan dari Pong. Phu memintanya untuk mengawasimu karena dia tahu kalau kau sekarang sedang bergaul dengan orang yang salah.
“Kau tahu seberapa rasa malu yang harus ku tahan karenamu?!” marah Khun Pat.
“Jadi, mama mengkhawatirkan image daripada mengkhawatirkanku yang berteman dengan orang yang salah?”
Khun Pat marah. Dia menyuruh Pong untuk tidak melawannya dan hanya mengikuti setiap arahannya mulai dari sekarang. Jika Pong tidak mau menurutinya, dia akan menyuruh polisi untuk menangkap Pong dan dia akan membuat berita kalau Pong menghilang karena belajar di luar negeri. Pong terdiam mendengar ancaman tersebut.
Pong masuk ke dalam kamar dengan kesal. Khun Barami menemuinya. Pong terlihat tidak suka. Khun Barami memberitahu kalau Pong memiliki masalah atau apapun itu, dia bisa bercerita padanya. Tetapi, Pong malah menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
Khun Barami hanya bisa kembali ke ruangannya dengan sedih.
--
Touch keluar dan menyambut Rita. Dia memberitahu kalau dia yang akan melakukan wawancara pada Rita sebagai bentuk formalitas, jadi Rita tidak perlu khawatir karena dia akan tetap memperkerjakan Rita. Rita semangat mendengarnya.
Khun Nee menghampiri mereka. Dia bertanya apa dia yang akan menjadi sekretaris Touch? Touch membenarka. Dan Khun Nee langsung memberitahu kalau dia yang akan mewawancara Rita, untuk melihat kemampuannya. Rita mah senang aja, karena dia selalu optimis.
Touch menunggu di depan ruangan Khun Nee dengan cemas. Di dalam Khun Nee sedang mewawancarai Rita. Khun Art melihatnya dan bertanya apa Khun Nee sedang bersama Rita? Touch langsung bertanya, darimana ayahnya bisa tahu? Apa ada sesuatu?
“Ibumu takut kalau kau akan di tipu wanita seperti dulu-dulu. Jadi, dia membantumu untuk mengatasinya,” jelas Khun Art.
“Aku dan Khun Rita, kami tidak punya hubungan apapun,” jelas Touch dan hendak masuk ke dalam.
Khun Art menghalangi dan menyuruh Touch untuk membiarkan Khun Nee.
--
Khun Nee melihat resume Rita dan mengomentari Rita yang belum lulus kuliah dan bahkan tidak punya pengalaman menjadi sekretaris. Lalu bagaimana dengan bahasa Inggris? Rita mengakui kalau bahasa Inggrisnya sangat tidak bagus.
“Lalu mengapa kau sangat berani menjadi sekretaris Touch?” tanya Khun Nee tajam.
“Khun Touch yang menawarkannya padaku. Dia bilang akan ada orang yang mengajariku. Jadi, aku berani datang.”
“Biarkan aku bertanya, apa kau memikirkan sesuatu terhadap putraku?”
“Berpikir apa?” tanya Rita bingung.
“Aku akan langsung saja. Berpikir untuk menggaet putraku!”
“Menggaet? Menggaet apa?”
“Hey! Kau. Dapatkah kau tidak memancing emosiku,” marah Khun Nee karena mengira Rita berpura-pura tidak mengerti.
“Tidak! Aku benar-benar tidak mengerti yang Anda bicarakan. Aku dapat bersumpah kalau aku tidak berbohong!” ujar Rita dan bahkan langsung bersumpah, “Jika kelakuanku buruk, tidak sesuai yang ku katakan, aku akan di bakar di neraka! Dan tidak akan pernah terlahir kembali. Aku akan…”
“Berhenti! Sudah cukup!” hentikan Khun Nee.
Rita langsung berhenti. Dan Khun Nee jadi tidak bisa memarahinya lagi.
Tags:
sanae rak nang cin