Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 08-2/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 08-2/5
Images by : Channel 3

Phu dan Touch mengantar Unc. Dam yang pingsan ke rumahnya. Touch merasa kalau mereka sudah tidak bisa menyembunyikan hal ini dari Khun Barami, karena dia pasti akan mencari tahu apa yang terjadi. Phu membenarkan, dan mereka hanya bisa membiarkan takdir yang bekerja.

Khun Barami yang menunggu di luar rumah bertanya keadaan unc. Dam. Phu memberitahu kalau Unc. Dam sedang tertidur sekarang. Prim selalu bilang kalau saat Unc. Dam mabuk, dia akan tertidur dan saat bangun akan lupa dengan yang terjadi.
“Phu… kau mempunyai sesuatu yang kau rahasiakan dariku?”
“Ya!” akhirnya Phu jujur. “Aku akan membawa paman mengunjungi seseorang.”
--

Phu membawa Khun Barami ke kuil dimana makam ibu Prim, Phon berada. Khun Barami sangat terkejut karena Phon sudah meninggal. Dia menyentuh foto yang ada di makam dan teringat kebersamaannya yang penuh cinta dulu dan saat menyakitkan ketika mereka berpisah.
--
Dengan para bantuan tetangga, Vee di antar pulang ke rumah Prim. Prim dan Rita heran melihat ada kotak kue dan juga Khun Barami yang pergi dari rumah. Rita menebak kalau mungkin itu adalah kue dari Phu karena dia tadi melihat mobil Phu.
--
Khun Barami berbincang dengan Phu. Dia tahu kalau Phu pasti sudah tahu mengenai hubungannya dengan Phon dari Dam. Phu membenarkan.
“Sebenarnya, aku sangat ingin bertemu Phon. Aku ingin tahu bagaimana hidupnya. Tetapi, aku tidak berani mencarinya. Aku takut, jika aku melihatnya sekali lagi, aku tidak dapat melupakannya. Apa kau percaya? 20 tahun sudah berlalu, tapi aku sama sekali tidak bisa melupakannya.”
“Prim juga pernah mengatakan padaku, bahwa tante Paphon tidak pernah melupakan mengenai ayahnya, yang adalah cinta pertamanya dan satu-satunya. Ayah Khun Prim adalah… orang yang mendesai sepatu itu. Dia mendesain sepatu itu untuk tante Paphon gunakan saat hari pernikahan mereka. Tapi, hari itu tidak pernah terjadi karena ada alasan sehingga mereka berpisah. Tetapi, tante Paphon tidak pernah membuang desain itu, dia menyimpannya dan memperlihatkannya pada Prim sebagai tanda dari ayahnya. Dan dia juga mengajari Prim untuk mencintai ayahnya yang menghilang. Meskipun… dia tidak pernah bertemu dengannya,” beritahu Phu. Semua kebenarannya.
Khun Barami benar-benar terkejut. “Maksudmu?”
“Khun Prim adalah putrimu. Unc. Dam bilang bahwa di hari kalian berpisah, tante Paphon baru tahu kalau dia hamil. Tetapi, dia memilih untuk tidak memberitahu karena takut Anda akan berada dalam posisi sulit.”
Khun Barami benar-benar shock dan bahkan sampai lemas. Dia tidak menyangka kalau Prim adalah putrinya. Pantesan saja dia merasa sangat nyaman bersama Prim walaupun baru pertama kali bertemu. Dia sangat senang karena Prim adalah putrinya bersama Paphon.
Khun Barami langsung ingin pergi ke rumah Prim. Dia ingin memeluk putrinya dan memberitahu semuanya. Dia akan melakukan tanggungjawabnya dan menjaga Prim.
Phu mencegah. Dia menyuruh Khun Barami untuk berpikir baik-baik terlebih dahulu karena belum tentu keluarga Khun Barami mau menerima Prim terutama Khun Pat.
“Dari yang aku tahu, Prim tidak berbeda dari ibunya. Jika dia tahu kalau kehadirannya akan membuat orang lain menjadi sulit, dia akan memilih untuk pergi dan meninggalkan semuanya. Dan orang seperti Khun Prim, sekali dia memutuskan sesuatu, akan sulit untuk merubah keputusannya.”
“Lalu… apa yang harus kulakukan?”
“Buatlah Khun Pat, Vicky dan Pong mengerti bahwa tidak ada yang dapata merebut cinta mu dari mereka. Jadi, suatu hari, mereka dapat menerima Khun Prim menjadi bagian dari mereka.”
--
Vee sudah sadar. Prim dan Rita sangat senang melihatnya. Vee bingung karena dia kembali ke rumah Prim. Prim menjelaskan kalau Vee pingsan di jalan dan di bawa kembali. Dia bertanya apa yang terjadi?
Vee menjelaskan kalau tadi boneka beruangnya jatuh ke air, dan saat dia mau mengambilnya, dia merasa sangat pusing. Dan kemudian, dia tidak ingat apapun lagi. Boneka beruang itu mungkin sudah hilang. Prim menyuruhnya untuk tidak sedih karena itu hanya boneka dan mereka bisa membelinya lagi. Dia juga memberitahu kalau hari ini dia membawa ayah Pong menemui Vee.
Vee terlihat tidak nyaman.
Khun Barami dan Phu kembali ke rumah Prim. Prim langsung menyambutnya dengan semangat karena mereka tadi tiba-tiba menghilang. Khun Barami yang sangat senang mengetahui Prim adalah putrinya, memeluk Prim sangat erat. Prim sedikit kebingungan.
Khun Barami yang sadar melepas pelukannya. Prim bertanya ada apa? Khun Barami menjawab kalau Prim mirip seorang kenalannya, tetapi orang itu sudah meninggal sebelum dia mengucapkan perpisahan. Phu mengambil alih keadaan dengan menyuruh Prim membawa Khun Barami bertemu dengan Vee.

Prim mempertemukan Khun Barami dengan Vee. Vee agak takut melihat Khun Barami. Tetapi, Khun Barami sangat baik padanya, dia menyuruh Vee untuk tidak takut, dia akan menjaga Vee. Lagipula, bayi di perut Vee adalah cucu-nya dan dia tidak akan pernah mengabaikan darahnya sendiri. Vee senang karena Khun Barami berbeda dari Khun Pat.
--
Boot pergi menemui Wat. Saat melihat Boot, Wat sangat senang karena mengira kalau Prim ikut, tetapi saat dia tahu Prim tidak ikut, wajahnya jadi kecewa. Boot jadi kesal juga.
Boot masuk ke dalam rumah Wat dan menyiapkan bubur untuk Wat. Dia juga memberitahu jadwal pertemuan Wat dengan customer besok sore dan jadwal-jadwal lainnya. Wat menyuruh Boot untuk tidak membacakan jadwalnya karena dia sedang sakit. Boot tidak peduli karena Wat adalah pemilik perusahaan, jadi tidak istilah sakit, istirahat atau apapun itu. Jika, Wat tidak kuat, lebih baik mati saja.
Wat kesal dan memberitahu kalau dia benar-benar sakit. Dia demam. Boot jadi khawatir karena Wat ternyata beneran sakit, dia menyarankan agar Wat pergi ke dokter. Wat menolak, karena dia takut sama jarum. Boot mengejeknya karena sangat penakut, sudah takut ular sekarang takut jarum. Apa ada takut yang lain lagi?
“Aku takut Khun Prim tidak menyukaiku,” jawab Wat.
Boot langsung kesal. Mood-nya langsung berubah dan marah-marah. Wat jadi heran dan menebak kalau Boot sekarang ini sedang cemburu. Boot tertawa keras dan menyangkal hal itu. Dia langsung pamit ke kamar mandi. Wat menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakhuat aneh Boot.
Di kamar mandi, Boot benar-benar cemas. Dia takut kalau Wat tahu kalau dia menyukainya. Boot benar-benar malu. Dia memikirkan cara agar Wat tidak curiga padanya.
Boot kemudian menelpon Prim dan meminta tolong.

Setelah itu, dia keluar menemui Wat dan memberikan ponselnya kepada Wat. Prim ingin bicara dengan Wat. Boot berbohong kalau Prim menelponnya dan saat dia mengatakan kalau Wat sedang sakit, Prim jadi ingin memberikan semangat padanya. Wat sangat senang mendengarnya.
Dia menerima ponsel Boot dan dengan suara yang di buat lemas (seperti orang sakit), Wat bicara dengan Prim. Prim sebenarnya hanya mengikuti permintaan Boot, dia berpura-pura khawatir dengan kondisi Wat. Wat sangat senang mendengarnya.
Wat kemudian mengembalikan ponsel kepada Boot. Prim langsung mengomeli Boot karena menyuruhnya pura-pura khawatir pada Wat. Boot malah menjawab seolah Prim sangat khawatir pada Wat. Setelah itu, dia langsung mematikan telepon.

Boot memberitahu kalau dia sudah menghubungkan Prim dengan Wat. Wat membenarkan, dan mengambil kesimpulan kalau tebakannya mengenai Boot cembur adalah salah. Tetapi, dia penasaran apa Prim punya perasaan padanya atau tidak.
“Ada. Sejak kau mulai bekerja, Prim memujimu setiap hari. Aku rasa, aku akan segera menjadi ‘teman ipar’ mu!” bohong Boot.
Wat sangat senang mendengarnya. Dia tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya. Sementara, Boot terlihat sedih karena Wat terlihat sangat menyukai Prim.
--
Prim kaget karena Phu kembali ke rumahnya. Phu menjelaskan kalau mobilnya di pakai Touch untuk mengantarkan Rita pulang. Jadi, dia diminta menunggu di sini sebentar. Prim mengerti dan akan menghindangkan minuman untuk Phu.
Phu menghentikannya. Dia memuji Prim yang sangat baik dan peduli dengan orang lain. Dan karena itu, dia semakin mencintai Prim dan bagian Prim di hatinya semakin besar. Prim tersenyum lebar mendengar gombalan Phu tersebut.
“Aku juga menyukaimu,” beritahu Prim hingga membuat Phu senang. “Aku menyukaimu… lebih daripada kau adalah pemilik dari P.Paul.”
Tetapi, Phu sudah bisa menebak hal itu hingga membuat Prim kesal. Dan Phu mengajak Prim untuk bermain batu gunting kertas. Jika Prim menang, dia akan membiarkan Prim mencium pipinya, tetapi jika dia menang, dia akan mencium pipi Prim.
“Okay… batu gunting …” Phu mulai bermain, dan Prim juga ikut, tetapi dia kemudian tersadar. Dengan malu, dia menyuruh Phu main sendiri. Dia segera kabur masuk rumah. Tetapi, Phu mengikutinya.

Post a Comment

Previous Post Next Post