Broadcast Network: Channel 3
Si Pria
perahu meraih dan menarik Nuth ke atas permukaan bersamanya. Dia membawa Nuth
ke tepi pantai dan memanggil- manggil nama Nuth yang tidak sadarkan diri.
“Ini
panas,” keluh Nuth sambil bergerak- gerak gelisah.
“Apa kamu
minum obat peransang?” tanya si Pria perahu melihat itu.
Nuth
tidak menjawab dan terus bergerak dengan gelisah. Dan bahkan Nuth ingin membuka
pakaiannya sendiri karena dia merasa sangat kepanasan.
Tapi si
Pria perahu langsung menahan tangan Nuth
dan memperingatkan Nuth. Bahkan dia mengikatkan kembali tali pada pakaian Nuth
yang telah Nuth lepaskan.
Nuth lalu
membrontak. Dia mencoba untuk kembali kedalam laut. Dan si Pria perahu pun
menahan Nuth, karena itu berbahaya. Lalu tanpa sengaja, kaki mereka berdua
tersandung dan mereka terjatuh.
Si pria
perahu berbaring dibawah. Sedangkan Nuth berada diatas tubuhnya. Lalu karena
lelah, Nuth pun tertidur diatas si Pria perahu.
Pagi
hari, Nuth terbangun dari tidurnya. Dan ketika dia melihat, dimana tempat dia
berada saat ini. Maka dengan agak cemas, Nuth langsung memeriksa pakaian
dalamannya. Tapi ternyata dia tidak ada memakai BH apapun, sehingga dia pun
menjadi panik.
Nuth lalu
turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari dalam kamar dengan sikap
waspada. Dan diluar, ia melihat pakaian nya yang sedang dijemur.
Tiba-
tiba Nuth mendengar suara Pria yang sedang bersiul. Dan mendengar itu, Nuth pun
mendekati sumber suara yang berasal dari kamar mandi. Lalu dia berjongkok dan
mengintip melalui celah- celah bawah pintu kamar mandi. Untuk melihat siapa
itu.
Merasa
ada yang mengintipnya, maka si Pria perahu menunduk untuk melihat siapa. Namun
tiba- tiba saja Nuth yang kaget berteriak dengan sangat keras. Dan tanpa
sengaja pintu kamar mandi pun roboh.
Nuth
berteriak semakin keras ketika melihat itu dan berlari dengan cepat. “Aku
janji. Aku tidak melihat apapun,” teriak Nuth.
Si Pria
perahu berlari mengejar Nuth sambil mengenakan sebuah sarung. Dia mengejar Nuth
yang panik untuk menjelaskan, tapi Nuth tidak mau mendengarkan dan tetap
berlari.
Tanpa
sengaja Nuth tersandung dan jatuh. “Jangan dekati aku. Aku menyerah. Aku takut.
Aku tidak melihat apapun. Aku janji,” teriak Nuth dengan panik.
“Jangan
khawatirkan itu,” balas si Pria perahu. Dan dengan curiga, Nuth melindungin
tubuhnya.
“Mengapa
malu sekarang? Bukankah ini sedikit terlambat,” kata Si Pria perahu, melihat
sikap Nuth.
“Terlambat.
Apa maksudmu?” balas Nuth tidak mengerti.
Chaya
menekan bel pintu kamar hotel Nuth berkali- kali. Bahkan mengetuknya. Tapi
tidak ada respon.
“Aku
membicarakan tentang kemarin malam. Terima kasih sudah datang untuk menggoda
ku. Aku tidak akan pernah melupakan ini,” jelas si Pria perahu sambil mendekati
Nuth.
Dan
karena takut, Nuth pun bergerak mundur. “Apa kamu memperkosaku?” tanya Nuth,
menuduh. Lalu dia mendorong dan melemparkan pasir kepada si Pria perahu.
Seorang
warga yang melihat itu, langsung merekam mereka berdua.
Si Pria perahu
mengangkat Nuth yang terus melawan, tapi dengan sekuat tenaga Nuth memukuli
punggung si Pria perahu dan berhasil melepaskan diri.
Namun Si
Pria perahu berhasil menangkap kaki Nuth. Dia menahan menarik kaki Nuth dan
menahannya. “Berhenti menjadi gila. Dengarkan aku. Aku tidak memaksamu. Kamu
yang menggodaku,” jelas si Pria perahu.
Nuth
masih membrontak. Dan dengan makin kuat, si Pria perahu menahan Nuth dan
meminta Nuth mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Tapi karena Nuth tidak
ingat, maka si Pria perahu mengingatkan Nuth.
Lalu
setelah itu, Nuth mengingat apa yang terjadi pada dirinya kemarin malam.
Nuth
melepaskan dirinya . “Tapi kamu masih tidak bisa dipercaya.”
Seorang
warga yang merekam itu menjadi kaget dan dia mulai berpikiran negatif. Lalu
pada saat itu BH milik Nuth yang sedang dijemur terjatuh diatas kepalanya. Dan
karena itu si Warga mengambil nya, lalu pergi dari sana.
Chaya
meminjam kunci kamar hotel Nuth. Dan ketika dia masuk kedalam, dia melihat
kamar yang begitu bersih serta kosong. Lalu karena itu diam pun menjadi panik.
Chaya
menghampiri Chris, karena seingatnya Nuth kemarin malam ada bersama dengan
Chris. Dan Chris beralasan bahwa dia tidak tahu, karena kemarin dia mau
mengantar Nuth, tapi Nuth tidak mau.
“Mungkin
dia bertemu seseorang dipesta dan pergi dengannya,” tambah Soam.
“Nuth
bukan orang seperti itu. Aku telah mengenal Nuth sejak lama. Tidak ada yang
mengenal Nuth sebaik aku,” balas Chaya, tidak mau percaya.
Menengahi
Soam serta Chaya yang mulai bertatapan dengan tajam dan bertengkar. Maka Chris
menawarkan bantuan untuk mencari Nuth. Dan dengan kesal, Chaya pergi
meninggalkan mereka berdua.
Nuth
mengambil baju milknya yang dijemur oleh Si Pria perahu. Tapi dia tidak bisa
menemukan BH nya.
“Itu
mungkin tertiup angin. Biarkan saja,” jelas Si Pria perahu.
Nuth lalu
meminta agar si Pria perahu untuk tolong memperbaiki pintu kamar mandinya.
Karena dia ingin bertukar baju.
Dan walaupun agak capek dengan sikap memerintah
Nuth, tapi Si Pria perahu tetap melakukannya.
Chris
memberitahu tentang Nuth yang melompat dari kapal kemarin malam. Dan mendengar
itu, Soam pun menjadi pusing, karena jika Chaya berhasil menemukan Nuth yang
hilang dan tau, maka Chaya pasti akan marah.
Chaya
berkeliling di sekitar pulau. Dan bertanya pada penduduk setempat. Untuk
mencari Nuth.
Nuth yang
telah selesai bertukar pakaian menghampiri Si Pria perahu dan bertanya tempat
dimana mereka berada saat ini. Dan Si Pria perahu menjelaskan bahwa ini adalah
Koh Rok (Pulau Rok), sekitar 20 menit dari pulau tempat pesta Nuth diadakan.
Nuth lalu
meminjam ponsel Si Pria perahu untuk menghubungin seseorang agar menjemputnya.
Tapi sayangnya, pulau ini tidak memiliki signal. Dan mendengar itu Nuth pun
menjadi kebingungan, lalu dia meminta agar si Si Pria perahu untuk tolong
mengantarnya.
Jika Si
Pria perahu mau mengantarnya, maka dia akan membayarnya secara tunai. “10k…
20k… 30k… 40k… 50k… Berapa yang kamu
mau? Beritahu aku,” kata Nuth memberikan penawaran.
Dan
mendengar itu, dengan malas Si Pria perahu mengabaikan Nuth dan berjalan pergi.
Karena Nuth tidak berterima kasih atau meminta tolong dengan tepat, tapi malah
memerintah.
Mariam merengek
dengan keras. Dia tidak percaya Si Pria perahu (Wat) mau berhubungan dengan
tipe wanita seperti Nuth. Dan si Warga yang merekam (Orso) kejadian Wat serta
Nuth tadi, dia mengeluarkan BH Nuth yang didapatkannya kepada Mariam sebagai
bukti.
“Tidak
benar! Tidak benar, tidak benar…!” rengek Mariam.
Mariam
merengek sambil menghampiri Wat yang datang. Dia menanyakan kebenaran gosip
yang didengarnya. Tapi Wat tidak menjawab dan mengabaikannya.
Wat
mendekati Orso dan meminjam kapalnya untuk mengantar Nuth kembali ke pulau
utama. Dan mendengar itu Mariam langsung protes, tidak terima.
“Aku
pergi untuk sebuah urusan saja. Aku akan kembali,” kata Wat, kepada Mariam yang
terus merengek.
Orso
memberikan kunci kapalnya dan meminta agar Wat tolong mengisikan bensin untuk
kapalnya sekalian saat pulang nanti. Dan Wat pun mengiyakan, lalu pergi.
Mariam
ingin mengikuti Wat pergi. Tapi Orso menahannya. Dan dengan kesal Mariam pun
melampiaskan amarahnya pada BH Nuth. “Dada palsu. P’Wat, milikku asli,” teriak
Mariam.
Menggunakan
perahu karet kecil, Nuth mendayung dan berusaha untuk pulang sendirian. Tapi
karena tidak terbiasa mendayung, maka Nuth pun agak kesusahan sendiri.
Tepat
disaat itu, Nuth melihat sebuah perahu. Dan sambil melambaikan tangan, Nuth berteriak
meminta pertolongan.
Dengan
kapalnya, Wat melewati Nuth. Dan karena itu, tanpa sengaja, Nuth yang sedang
berdiri diatas perahu pun terjatuh kedalam laut.
“Jika
kamu mau mendayung pulang. Silahkan. Bye,” teriak Wat pada Nuth yang sedang
berenang, karena terjatuh tadi.
“Kami
ingin mengerjaiku, kan?” teriak Nuth yang telah sampai ditepi pantai. Dan
disaat itu, tanpa sengaja Nuth menginjak duri Bulu Babi. Sehingga dengan
kesakitan, Nuth pun terjatuh dan tidak mampu untuk berjalan.
Dengan
khawatir, Wat pun mendekati Nuth dan menggendong Nuth.
Dirumahnya.
Wat mengobati kaki Nuth yang terluka karena menginjak Bulu Babi. Wat memukul-
mukul telapak kaki Nuth dengan botol dan menaruh perasan jeruk nipis. Sehingga
karena kesakitan, Nuth pun terus menjerit, menahan perihnya.
“Akankah
itu sembuh?” tanya Nuth, saat Wat telah selesai mengobatinya.
“Kurang
berbahaya dibanding obat yang kamu minum,” balas Wat.
“Aku
bukan gadis pesta. Aku hanya…”
“Hanya
bersenang- senang. Setiap orang mengatakan itu. Jika kamu bersenang- senang,
kamu harus menggunakan pengaman. Mengerti?” balas Wat, salah paham. Lalu tanpa
mendengarkan Nuth, dia berjalan pergi.
Wat
memberikan makanan kepada Nuth dan berjanji bahwa ia akan mengantar Nuth pulang
nanti. Lalu sambil Nuth makan, Wat memeriksa luka di kaki Nuth.
“Rasa
sakitnya akan terasa beberapa hari. Kamu perlu untuk menahannya,” kata Wat
mengingatkan dengan nada lembut.
Karena
lapar, maka Nuth tidak menjawab dan terus memakan makanannya. Dan melihat itu,
Wat tersenyum sendiri melihat Nuth.
Nuth yang
menyadari kalau Wat terus melihat padanya, jadi terbatuk- batuk. Dan lalu ia
pun bertanya,” Ada apa? Apa ada sesuatu diwajahku?” tanya Nuth sambil menlap
mulutnya.
“Tidak.
Tidak ada. Cepat makan. Jadi kita bisa pulang,” balas Wat. Ia tersadar bahwa ia
telah memperhatikan Nuth terlalu lama. Dan dengan agak salah tingkah, Wat pun
mulai membereskan lemarinya.
Dengan
gugup, Nuth membuka pembicaraan. Dia menjelaskan tentang kesalah pahaman Wat
padanya. Dan lalu Nuth menanyakan nama Wat serta memperkenalkan dirinya
sendiri.
“Senang
bertemu denganmu, Wat. Namaku Nuth. Anusaniya,” kata Nuth sambil tersenyum
serta mengulurkan tangannya. Dan Wat menyalamin tangan Nuth yang terulur
padanya itu sambil tersenyum juga.
Chaya
terus mencari Nuth bahkan sampai ke laut, tapi dia tetap tidak bisa menemukan
Nuth. Dan lalu Chaya mendekati Karyawan A serta memintanya untuk mengurusi para
tamu serta jangan sampai berita Nuth
menghilang tersebar, karena dia tidak ingin terjadi masalah.
Nuth
berjalan dengan pincang, karena kakinya yang sakit. Dan melihat itu, maka Wat
pun menggendong Nuth ke kapal. Lalu setelah itu, dia menjalankan kapalnya,
mengantarkan Nuth.
Di dalam
kapal. Dalam perjalanan pulang. Nuth sekali- kali melirik kepada Wat sambil
tersenyum. Begitu juga dengan Wat yang sekal- kali melirik kepada Nuth sambil
tersenyum.
Seorang
penjaga pantai yang melihat kedatangan kapal Wat. Langsung pergi dan melaporkan
itu kepada Chaya.
Sesampainya
dipulau. Wat menggendong Nuth turun dari kapal.
“Kita
sudah sampai. Selanjutnya, hati- hati. Kamu tidak akan bertemu pria baik dengan
mudah sepertiku,” kata Wat, penuh perhatian, mengingatkan Nuth.
“Aku
tidak akan sesial ini lagi,” balas Nuth.
Karena
telah selesai mengantarkan Nuth pulang, maka Wat pun pamit untuk pergi
sekarang. Dan dengan agak gugup, Nuth memanggil Wat untuk menunggu sebentar,
karena dia ingin mengucapkan terima kasih.
Tapi
karena tidak terbiasa serta gugup, maka Nuth tidak bisa mengucapkan terima
kasih dengan benar. Serta Wat sendiri langsung salah paham kepada Nuth.
“Membayarku?
Hey Khun. Jangan khawatir. Aku berjanji bahwa aku tidak akan menceritakan ini
pada siapapun. Kamu bisa tenang. Aku jamin,” kata Wat yang salah paham.
“Bukan
begitu. Aku hanya ingin berterima kasih,” balas Nuth menjelaskan.
Nuth
berjalan ke arah Wat untuk berbicara lebih dekat. Tapi karena kakinya sedang
sakit, maka tanpa sengaja Nuth tersandung dan hampir saja terjatuh. Namun
untungnya, Wat berhasil menahannya.
“Hati-
hati,” kata Wat sambil memandangin Nuth. Dan selama sesaat, mereka berdua
saling bertatapan.
Tepat
disaat suasana antara Nuth serta Wat sedang romantis. Chaya datang dan melihat
itu.