Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 7- part 1


Network : Channel 3


Khae memeluk Nai dan mengatakan bahwa dia tidak mau hidup Nai menjadi hancur karena dia lagi. Dan lalu Nai melepaskan pelukan Khae serta dia mengucapkan terima kasih atas kepedulian Khae padanya.

“Aku baik- baik saja. Dan kamu tidak perlu takut kepada dia. Aku percaya bahwa Paman Wat cukup berpikiran terbuka. Dan dia sangat mencintai kamu,” kata Nai, menenangkan Khae.

“Betapa pun dia berpikiran terbuka. Jika dia mengetahui tentang itu, dia tidak akan mempercayai kita lagi,” balas Khae dengan khawatir.

“Itu tidak akan pernah terjadi. Kamu harus mempercayaiku. Aku akan mengurus ini.”



Nok yang sedang berada di tangga. Perlahan- lahan dia berjalan menurunin anak tangga dengan raut terkejut diwajahnya, karena dia melihat dua orang yang sedang berpegangan tangan. Dan ternyata, orang itu adalah karyawannya.

“Apa yang kalian lakukan? Kalian harus menjadi image perusahaan!” kata Nok, memperingati mereka berdua. Dan lalu kedua orang karyawan itu pun pergi.



Nok kembali ke ruang pemotretan. Dan tepat disaat itu, Khae juga kembali. Lalu tidak lama setelah itu, Nai juga kembali. Dan melihat Nai, Nok langsung mengatakan bahwa tadi Nai tidak ada memakan makanan penutup, ketika Khae dan Thorsaeng pergi, kepadahal Nai tadi izin untuk menjawab telpon, tapi malah menghilang setelah itu.

“Aku memiliki banyak hal untuk di diskusi kan,” kata Nai, berbohong.



Pemotretan kembali dilanjutkan. Dan seperti sebelumnya, Wutta terus memandangin Khae, sehingga Khae merasa tidak nyaman. Menyadari hal itu, Nai memandangin Wutta yang duduk disebelahnya. Lalu melihat itu, Nok menjadi heran, kemudian dia berdiri dan mendekati Wat yang berdiri tidak jauh dari sana.



Nok menanyakan kepada Ayahnya, apa Ayah tahu bahwa Nai dan Khae bertemen sebelumnya, karena tadi Ayahnya tampak sangat kaget. Dan Wat pun menjawab bahwa dia tahu, hanya saja dia kaget, karena dia tidak mengira kalau Wutta mengenal Nai serta Khae sebelunnya.

“Betapa kecilnya dunia!” kata Wat.

“Jika kamu sudah tahu itu, kemudian aku tidak perlu mengkhawatirkan itu,” balas Nok.



Setelah pemotretan selesai. Dan telah sampai diapatermen. Thorsaeng langsung menanyakan apa yang akan Khae lakukan mengenai Wutta. Dan Khae menjawab bahwa Nai meminta nya untuk tenang. Lalu mengetahui hal itu, Thorsaeng tidak bisa memepercayai bahwa Nai akan membantu mereka, karena dulu Khae telah meninggalkan Nai di masa lalu.

“Kamu tahu alasan mengapa aku meninggalkan Nai. Jika aku tidak meninggalkan dia pada waktu itu, segalanya tidak akan menjadi seperti ini. Jadi mengapa kamu terus menyalahkanku seperti itu?” kata khae dengan kesal.

Dan dengan kesal, Thorsaeng mengomeli Khae. Tapi ketika dia melihat ekspresi sedih di wajah Khae, Thorsaeng berusaha untuk menjadi lebih tenang. Dia memegang tangan Khae dan berkata,” Khae.. kita tidak bisa kehilangan semuanya. Kita butuh melakukan sesuatu daripada membiarkan  nya pada Nai.”

“Apa yang kamu mau aku lakukan?” tanya Khae.


Pas disaat itu, hape Khae berbunyi, jadi dia mengangkatnya. Dan ketika menjawab telpon itu, Khae menjadi panik dan langsung ingin pergi dengan buru- buru. Lalu ketika melihat Thorsaeng pun bertanya kemana Khae akan pergi, tapi Khae tidak memberitahu dan malah marah.

“Kamu butuh aku untuk menyelesaikan masalah ini, kan? Aku harus melakukan sesuatu,” jelas Khae dan pergi.



Seorang karyawan membawa Khae ke sebuah ruang tunggu. Disana karyawan tersebut memberitahu Khae bahwa Wuttta sedang sibuk sekarang, jadi Khae bisa menunggu sebentar. Kemudian, karyawan tersebut memberikan segelas air kepada Khae dan lalu dia pergi meninggalkan Khae.

Dan karena haus, maka Khae meminum air putih yang diberikan padanya itu.



Dikamar. Nai mengingat semua pembicaraan nya dengan Khae tadi. Dan kemudian, sebuah pesan masuk dari Khae masuk ke hapenya. Lalu ketika Nai menekan pesan tersebut, muncul sebuah map yang menunjukan lokasi hotel Wutta. Dan dengan panik, Nai pun mengambil kunci mobilnya dan pergi.



Dikamar. Nok mengingat perkataan Wutta mengenai Nai yang selalu menjaga Khae dulu. “Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku? Kamu dan wanita itu,” gumam Nok dengan kesal. Dan pas disaat itu, Vi datang ke kamarnya dan bertanya.

“Mom! Kamu datang ada tanpa suara,” keluh Nok, menyadari kehadiran Ibunya.

“Siapa yang menyembunyikan darimu? Siapa yang kamu keluhkan?” tanya Vi.

“Tidak ada. Aku hanya berpikir,” balas Nok.



Vi lalu menyentuh dahi Nok dan tidak merasa kalau Nok sedang demam. Kemudian Vi membujuk agar Nok mau menceritakan kepadanya. Dan Nok pun bertanya, apa sebelumnya Ayahnya pernah menyembunyikan sesuatu dari Ibunya.

“Yeah, ada. Ketika aku tahu, aku begitu marah,” kata Vi.

“Masalah apa?” tanya Nok.

“Itu ketika kamu merusak tea set ku. Dan kalian berdua mencoba untuk menyembunyikannya dariku, karena kamu takut dihukum,” jawab Vi dengan bersemangat.

“Bukan itu, mom. Sesuatu yang seperti, Ayah mengenal beberapa gadis dan pura- pura tidak mengenal mereka. Jika dia jujur, mengapa dia harus menyembunyikan nya, kan?” tanya Nok.

“Ketika seseorang menyembunyikan sesuatu, itu mungkin karena beberapa alasan, seperti takut kita akan curiga, tidak senang, atau mereka pikir itu tidak perlu diceritakan. Jadi jika kamu menilai berdasarkan spekulasi sendiri, itu cukup ceroboh,” jelas Vi.

Nok masih tidak mengerti, bagaimana harus menilai jika begitu. Dan Vi menjelaskan, jika begitu maka nilai lah dari tindakannya. Lalu mendengar itu, akhirnya Nok sedikit tenang, namun dia tetap memikirkan itu semua.


Lalu saat malam, sebelum tidur, Nok mengecek chat nya bersama Nai yang ada di hape nya. Kemudian Nok mengingat- ingat semua tindakan serta perkataan Nai kepadanya selama ini. Dan akhirnya, Nok memutuskan untuk mempercayai Nai.

Sebenarnya, aku membencimu

Aku tidak ingin melihat wajahmu

Aku telah berbohong kepadamu dan kepada diriku sendiri

Bagamanapun  juga kamu

Jika kamu takut, maka lihatlah aku

Aku akan berada disana, tepat disamping mu

Aku tidak pernah mengira hatiku akan meleleh untuk seseorang


Tepat disaat Nok telah memutuskan untuk mempercayai Nai. Tiba- tiba sebuah pesan masuk ke hapenya. Dan melihat isi pesan itu, Nok langsung bangun dengan kaget.



Seorang kayawan mengarahkan Nai ke dalam kamar, tempat dimana Khae tertidur. Dan melihat Khae yang tidak sadarkan diri itu, Nai menjadi cemas, tapi si karyawan telah menghilang dan pergi dari sana. Kemudian Nai pun memanggil- manggil nama Khae, meminta Khae untuk bangun. Dan setelah terbangun, Khae langsung memeluk Nai.

Lalu ketika akhirnya Khae tersadar dimana dia berada, Khae langsung menjadi panik. Karena resleting baju dibelakangnya terbuka. Dan Nai pun membantu menguncikan nya. Setelah itu dengan heran, Khae bertanya kapan dia jatuh tertidur dan bagaimana bisa Nai berada disini.

“Kamu mengirimkan lokasi mu kepadaku,” kata Nai.

“Tidak. Aku tidak melakukan itu,” balas Khae.

“Dimana Wutta?” tanya Nai sambil melihat sekitar kamar.



“Aku menunggu dia untuk waktu yang sangat lama, tapi dia tidak muncul. Dan aku tidak merasa ada yang aneh,” jelas Khae. Lalu Nai pun menawarkan diri untuk mengantar Khae pulang. Dan karena Khae masih lemas, maka Nai membantu Khae.

“Bisakah aku beristirahat sebentar? Aku merasa sangat pusing. Aku tidak bisa berdiri,” kata Khae sambil memeluk Nai. Dan Nai mengiyakan, lalu dia mau membaringkan Khae, tapi Khae tidak mau melepaskan Nai dan meminta agar Nai tidak bergerak, karena untuk sebentar saja, dia ingin berada di dekat Nai. Dan Nai pun membiarkan itu.


“Aku mencintaimu,” kata Khae dengan pelan sambil memandang Nai. Dan perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arah Nai.



Nok ternyata berada diruang CCTV hotel. Disana ketika dia melihat Khae serta Nai keluar dari kamar hotel secara bersamaan, Nok menjadi tampak sangat terkejut. Dan Wutta yang berada disana menjelaskan bahwa seperti inilah hubungan Nai dan Khae. Lalu mendengar itu, Nok menjadi sangat kesal dan marah.



Khae berterima kasih kepada Nai yang telah menyelamatkannya. Dan Khae menjelaskan bahwa itu pasti karena air yang diberikan kepadanya, lalu Wutta mengambil hapenya dan mengirimkan lokasinya kepada Nai.

“Dia tidak membahayakan ku atau apapun. Jadi aku tidak mengerti apa yang diinginkannya,” kata Khae dengan bingung.

“Aku pikir, aku tahu. Kamu tidak harusnya khawatir. Apapun yang Wutha lakukan, dia tidak bisa menghancurkanmu. Aku akan mengantarmu sampai sini. Pergilah beristirahat, ini sudah malam,” balas Nai. Lalu mau pergi.

“Tapi aku mesti berterima kasih kepada Wutta. Karena dia memberiku kesempatan untuk lebih dekat denganmu lagi,” kata Khae sambil memegang tangan Nai sebelum Nai sempat pergi dari sana. “Nai, apa yang ku katakan padamu adalah benar dan aku masih menunggu...”


“Aku harus pulang sekarang,” potong Nai sebelum Khae selesai berbicara. Kemudian Nai melepaskan tangannya dari Khae dan berjalan pergi dari sana. Dan melihat itu, Khae mengingat kejadian dihotel tadi.



Didalam kamar hotel. Saat Khae menyatakan cinta kepadanya dan ingin menciumnya, Nai menyingkirkan tangan Khae dan  bergerak sedikit menjauh. Lalu dengan tegas, dia mengatakan pada Khae bahwa saat ini dia telah memiliki seseorang yang dia cintai dan dia ingin menjadi Pria yang setia kepada wanita itu, baik didepan wanita itu maupun dibelakang wanita itu.

“Bisakah kamu memberiku satu kesempatan?” tanya Khae.

“Aku sudah memberimu kesempatan. Aku menunggumu. Tapi kamu membuang kesempatan itu,” balas Nai dengan tegas.



Nok masuk kedalam rumah kecil yang merupakan Istananya. Dan disana dengan marah, Nok mengingat semua kejadian yang pernah terjadi. Pertama, saat Nai memeriksa kakinya yang terkena pecahan gelas kaca, disaat itu Khae tampak sangat cemburu. Dan kedua, saat dia mau melemparkan air di Vas kepada Khae, disaat itu Nai datang dan melindungin Khae. Lalu ketiga, mengenai pembicaraan mereka berdua, saat itu Nai mengatakan bahwa dia meminta Khae untuk menolak lamaran Wat adalah karena demi Nok.

“Pembohong!” gumam Nok dengan sangat marah.

Kemudian Nok mengingat kata- kata Wutta kepada nya tadi. “Mereka berdua saling mencintai. Dimasa lalu, Luckanai begitu miskin. Jadi Pimolkhae meninggalkan dia. Tapi Khun Wat mendukung Nai hingga dia bisa memiliki segalanya sekarang. Mungkin Pimolkhae ingin menangkap dua ikan dengan kedua tangannya.”



Pagi hari. Diruang makan. Saat sarapan. Vi menanyakan kemana Nok pergi semalam. Dan Nok menjawab bahwa temannya yang dari luar negri datang, jadi dia kesana dan berbicang dengannya. Lalu Vi menjelaskan bahwa dia tidak masalah, tapi itu sudah sangat malam dan berbahaya untuk seorang wanita, jadi dia khawatir.



Mendengar itu, Nok tersenyum. Namun dibawah meja, dengan keras, Nok memegang tangannya sendiri. Seperti dia sedang mencoba untuk menahan diri agar tidak emosi.

“Sebenarnya, aku berpikir untuk meminta Luckanai mengantarku. Tapi dia sedang keluar,” kata Nok sambil memandang kearah Nai.

“Aku sedang makan malam dengan seorang klien. Jadi sedikit telat. Aku minta maaf ya,” balas Nai, berbohong.

“Mengapa kamu harus minta maaf? Sejak kamu mengurus klien, jadi kamu tidak melakukan kesalahan,” balas Nok sambil tersenyum dengan sangat manis.

“Lain kali, jika kamu mau keluar malam, kamu harus memberitahuku,” kata Nao. Dan Nok diam sesaat, lalu ketika Nai memanggilnya, Nok mengiyakan. Setelah itu, sebelum Nai sempat makan, Nok langsung mengajak Nai untuk pergi, karena ada hal penting yang harus diurusnya. Dan karena itu, maka Nai pun tidak jadi sarapan.



Dalam perjalanan. Nai berhenti sebentar di swalayan dan menawarkan diri untuk membelikan Nok minuman. Dan Nok pun menyebutkan minuman yang ingin diminumnya, lalu sebelum Nai keluar dari dalam mobil, Nok meminjam hape Nai dengan alasan hape nya habis baterai dan dia ingin menelpon Ayahnya. Jadi Nai pun meminjam kan hape nya. Padahal baterai hape Nok masih banyak.



Di beranda apatermen. Saat meliha Khae berdiri disana, Thorsaeng menjadi panik, karena dia berpikir Khae mau bunuh diri. Dan Khae menjelaskan bahwa dia tidak mau, tapi bunuh diri bukanlah ide yang buruk. Lalu mendengar itu, Thorsaeng langsung menampar Khae dan memarahi Khae.

“Aku lemah. Aku kehilangan pria terbaik,” kata Khae dengan sedih.

“Khun Thawat adalah satu- satunya Pria terbaik untukmu,” balas Thorsaeng.

“Khun Thawat hanya tergila- gila tentangku. Gila kepada image yang kamu dan aku ciptakan. Jika dia tahu masa lalu ku, dia pasti membrontak juga. Tidak ada rahasia di dalam dunia ini, karena segera atau nanti, dia pasti tahu! Kamu harus siap untuk ini,” jelas Khae. Lalu masuk kedalam.



Dan dengan sedih, Thorsaeng hanya bisa diam disana. Sementara didalam, Khae menangis juga. Lalu tepat disaat itu, sebuah pesan masuk dari Nai. Jika kamu masih mencintaiku, kita akan bisa kembali bersama. Aku mau menemui mu siang ini di Crowne. Membaca pesa itu, Khae langsung tersenyum dengan senang.



Sesampainya dikantor. Nok mengembalikan hape Nai dan berterima kasih. Kemudian mereka berdua, duduk di kursi masing- masing. Dan dengan serius, Nai terus memandangin Nok, sehingga Nok menjadi sedikit gugup.

“Kamu terus melihatku. Kelihatan nya ada sesuatu yang mau kamu katakan,” kata Nai.

“Sebenar nya ada. Tapi aku tidak tahu, jika kamu akan setuju untuk membantu,” jelas Nok.

“Apa itu?” tanya Nai. Dan dengan manis, Nok tersenyum pada Nai.



Dikantor. Wat tidak bersemangat. Dan karena sudah siang, Sudjai menanyakan apa Wat ingin makan nasi atau snack, tapi Wat menolak, karena dia ingin sendirian sekarang. Jadi karena itu, maka Sudjai pun pergi.

Kemudian disaat itu, Nok masuk kedalam dan mengajak Wat untuk makan siang bersama, tapi Wat menolak dengan alasan dia tidak lapar.

“Wajahmu tidak terlihat baik. Apa itu karena Pimolkhae dan Luckanai?” tanya Nok.

“Tidak,” jawab Wat dengan singkat.

“Kamu tampak stress, karena kamu tidak pernah tahu mengenai hubungan mereka di masa lalu, kan?” tanya Nok lagi. Dan karena Wat tidak mau ditanya- tanyain tentang itu, maka Wat setuju untuk makan siang bersama.


Nok membawa Wat ke sebuah restoran, dimana Vi juga telah ada disana. Dengan alasan bahwa mereka telah lama tidak makan bersama, jadi Nok mengajak Vi juga. Lalu setelah itu sambil menunggu hidangan, Nok meminta Ayah dan Ibunya untuk menonton PR Video yang telah dibuatnya.

Dan tepat disaat itu, ketika Nok mendengar suara pelayan di ruangan sebelah yang mempersilahakn seorang tamu untuk masuk. Nok langsung mengeluarkan hape nya dan menghubungin Nai.



Nai yang baru tiba direstoran. Dia menjawab telpon Nok dan memberitahu bahwa saat ini dia sudah sampai dengan membawa barang yang Nok inginkan, yaitu sebuket bunga. Lalu Nai menanyakan apa kedua orang tua Nok telah tiba. Dan Nok mengiyakan. Kemudian seorang pelayan mengantarkan Nai ke sebuah ruangan yang telah dipesan atas nama Nok.



Didalam ruangan. Saat melihat Khae berada disana, Nai menjadi sangat heran. Sedangkan Khae sangat bahagia, ketika melihat Nai datang sambil membawakan sebuket bunga.



Diruangan sebelah, yaitu ruangan Nok. Ketika telah selesai menonton video yang Nok buat, Wat ingin berkomentar. Tapi Nok langsung memberikan tanda agar mereka diam dan mendengarkan suara diruangan sebelah, yaitu ruangan Nai dan Khae.

Khae menanyakan kepada Nai, apa mereka bisa memulai lagi kisah cinta mereka. Dan Nai membalas kenapa Khae bisa berada disini. Lalu Khae pun menjelaskan bahwa Nai lah yang telah mengirimkan pesan kepadanya, pesan yang mengatakan bahwa Nai masih mencintai dirinya dan mau kembali padanya.

Dan mendengar itu, Wat menjadi sangat terkejut. Lalu melihat ekspresi wajah Wat tersebut, Vi pun menjadi cemas.



Khae memegang tangan Nai dan mengatakan,”Aku mencintaimu. Aku siap untuk memperbaiki semuanya. Hanya berikan aku satu kesempatan lagi. Kumohon,” pinta Khae.

“Aku minta maaf. Kita tidak bisa kembali seperti dulu. Itu tidak mungkin,” balas Nai, menolak.



Lalu Khae pun menjadi marah, karena Nai mengirimkan pesan itu kepadanya dan kemudian Nai malah seoert ini. Dan dengan jujur, Nai pun menjelaskan bahwa dia tidak tahu sama sekali. Kemudian tepat disaat itu, Nok membuka tirai yang memisahkan ruangan mereka berdua. Dan melihat itu, mereka berdua menjadi sangat terkejut.

Lalu Wat berdiri dari duduknya dan memandangin Khae.

6 Comments

Previous Post Next Post