Network : Channel 3
Khae
memeluk Nai dan mengatakan bahwa dia tidak mau hidup Nai menjadi hancur karena
dia lagi. Dan lalu Nai melepaskan pelukan Khae serta dia mengucapkan terima
kasih atas kepedulian Khae padanya.
“Aku
baik- baik saja. Dan kamu tidak perlu takut kepada dia. Aku percaya bahwa Paman
Wat cukup berpikiran terbuka. Dan dia sangat mencintai kamu,” kata Nai,
menenangkan Khae.
“Betapa
pun dia berpikiran terbuka. Jika dia mengetahui tentang itu, dia tidak akan
mempercayai kita lagi,” balas Khae dengan khawatir.
“Itu
tidak akan pernah terjadi. Kamu harus mempercayaiku. Aku akan mengurus ini.”
Nok
yang sedang berada di tangga. Perlahan- lahan dia berjalan menurunin anak
tangga dengan raut terkejut diwajahnya, karena dia melihat dua orang yang
sedang berpegangan tangan. Dan ternyata, orang itu adalah karyawannya.
“Apa
yang kalian lakukan? Kalian harus menjadi image perusahaan!” kata Nok,
memperingati mereka berdua. Dan lalu kedua orang karyawan itu pun pergi.
Nok
kembali ke ruang pemotretan. Dan tepat disaat itu, Khae juga kembali. Lalu
tidak lama setelah itu, Nai juga kembali. Dan melihat Nai, Nok langsung
mengatakan bahwa tadi Nai tidak ada memakan makanan penutup, ketika Khae dan Thorsaeng pergi, kepadahal Nai tadi izin untuk
menjawab telpon, tapi malah menghilang setelah itu.
“Aku memiliki banyak hal untuk di diskusi kan,”
kata Nai, berbohong.
Pemotretan kembali dilanjutkan. Dan seperti
sebelumnya, Wutta terus memandangin Khae, sehingga Khae merasa tidak nyaman.
Menyadari hal itu, Nai memandangin Wutta yang duduk disebelahnya. Lalu melihat
itu, Nok menjadi heran, kemudian dia berdiri dan mendekati Wat yang berdiri
tidak jauh dari sana.
“Betapa kecilnya dunia!” kata Wat.
“Jika kamu sudah tahu itu, kemudian aku tidak
perlu mengkhawatirkan itu,” balas Nok.
“Kamu tahu alasan mengapa aku meninggalkan Nai.
Jika aku tidak meninggalkan dia pada waktu itu, segalanya tidak akan menjadi
seperti ini. Jadi mengapa kamu terus menyalahkanku seperti itu?” kata khae
dengan kesal.
Dan dengan kesal, Thorsaeng mengomeli Khae. Tapi
ketika dia melihat ekspresi sedih di wajah Khae, Thorsaeng berusaha untuk
menjadi lebih tenang. Dia memegang tangan Khae dan berkata,” Khae.. kita tidak
bisa kehilangan semuanya. Kita butuh melakukan sesuatu daripada membiarkan nya pada Nai.”
“Apa yang kamu mau aku lakukan?” tanya Khae.
“Kamu butuh aku untuk menyelesaikan masalah ini,
kan? Aku harus melakukan sesuatu,” jelas Khae dan pergi.
Dan karena haus, maka Khae meminum air putih yang
diberikan padanya itu.
“Mom! Kamu datang ada tanpa suara,” keluh Nok,
menyadari kehadiran Ibunya.
“Siapa yang menyembunyikan darimu? Siapa yang kamu
keluhkan?” tanya Vi.
“Tidak ada. Aku hanya berpikir,” balas Nok.
“Yeah, ada. Ketika aku tahu, aku begitu marah,”
kata Vi.
“Masalah apa?” tanya Nok.
“Itu ketika kamu merusak tea set ku. Dan kalian
berdua mencoba untuk menyembunyikannya dariku, karena kamu takut dihukum,”
jawab Vi dengan bersemangat.
“Bukan itu, mom. Sesuatu yang seperti, Ayah
mengenal beberapa gadis dan pura- pura tidak mengenal mereka. Jika dia jujur,
mengapa dia harus menyembunyikan nya, kan?” tanya Nok.
“Ketika seseorang menyembunyikan sesuatu, itu
mungkin karena beberapa alasan, seperti takut kita akan curiga, tidak senang,
atau mereka pikir itu tidak perlu diceritakan. Jadi jika kamu menilai
berdasarkan spekulasi sendiri, itu cukup ceroboh,” jelas Vi.
Nok masih tidak mengerti, bagaimana harus menilai
jika begitu. Dan Vi menjelaskan, jika begitu maka nilai lah dari tindakannya. Lalu
mendengar itu, akhirnya Nok sedikit tenang, namun dia tetap memikirkan itu
semua.
♪ Sebenarnya, aku membencimu ♪
♪ Aku tidak ingin melihat wajahmu ♪
♪ Aku telah berbohong kepadamu dan
kepada diriku sendiri ♪
♪ Bagamanapun juga kamu ♪
♪ Jika kamu takut, maka lihatlah aku ♪
♪ Aku akan berada disana, tepat
disamping mu ♪
♪ Aku tidak pernah mengira hatiku akan
meleleh untuk seseorang ♪
Lalu ketika akhirnya Khae tersadar dimana dia
berada, Khae langsung menjadi panik. Karena resleting baju dibelakangnya
terbuka. Dan Nai pun membantu menguncikan nya. Setelah itu dengan heran, Khae
bertanya kapan dia jatuh tertidur dan bagaimana bisa Nai berada disini.
“Kamu mengirimkan lokasi mu kepadaku,” kata Nai.
“Tidak. Aku tidak melakukan itu,” balas Khae.
“Dimana Wutta?” tanya Nai sambil melihat sekitar kamar.
“Bisakah aku beristirahat
sebentar? Aku merasa sangat pusing. Aku tidak bisa berdiri,” kata Khae sambil
memeluk Nai. Dan Nai mengiyakan, lalu dia mau membaringkan Khae, tapi Khae
tidak mau melepaskan Nai dan meminta agar Nai tidak bergerak, karena untuk
sebentar saja, dia ingin berada di dekat Nai. Dan Nai pun membiarkan itu.
“Dia tidak membahayakan ku
atau apapun. Jadi aku tidak mengerti apa yang diinginkannya,” kata Khae dengan
bingung.
“Aku pikir, aku tahu. Kamu tidak
harusnya khawatir. Apapun yang Wutha lakukan, dia tidak bisa menghancurkanmu. Aku
akan mengantarmu sampai sini. Pergilah beristirahat, ini sudah malam,” balas
Nai. Lalu mau pergi.
“Tapi aku mesti berterima
kasih kepada Wutta. Karena dia memberiku kesempatan untuk lebih dekat denganmu
lagi,” kata Khae sambil memegang tangan Nai sebelum Nai sempat pergi dari sana.
“Nai, apa yang ku katakan padamu adalah benar dan aku masih menunggu...”
“Bisakah kamu memberiku satu
kesempatan?” tanya Khae.
“Aku sudah memberimu kesempatan.
Aku menunggumu. Tapi kamu membuang kesempatan itu,” balas Nai dengan tegas.
“Pembohong!” gumam Nok dengan
sangat marah.
Kemudian Nok mengingat kata-
kata Wutta kepada nya tadi. “Mereka berdua
saling mencintai. Dimasa lalu, Luckanai begitu miskin. Jadi Pimolkhae
meninggalkan dia. Tapi Khun Wat mendukung Nai hingga dia bisa memiliki
segalanya sekarang. Mungkin Pimolkhae ingin menangkap dua ikan dengan kedua
tangannya.”
“Sebenarnya, aku berpikir
untuk meminta Luckanai mengantarku. Tapi dia sedang keluar,” kata Nok sambil
memandang kearah Nai.
“Aku sedang makan malam
dengan seorang klien. Jadi sedikit telat. Aku minta maaf ya,” balas Nai,
berbohong.
“Mengapa kamu harus minta
maaf? Sejak kamu mengurus klien, jadi kamu tidak melakukan kesalahan,” balas
Nok sambil tersenyum dengan sangat manis.
“Lain kali, jika kamu mau
keluar malam, kamu harus memberitahuku,” kata Nao. Dan Nok diam sesaat, lalu
ketika Nai memanggilnya, Nok mengiyakan. Setelah itu, sebelum Nai sempat makan,
Nok langsung mengajak Nai untuk pergi, karena ada hal penting yang harus
diurusnya. Dan karena itu, maka Nai pun tidak jadi sarapan.
“Aku lemah. Aku kehilangan
pria terbaik,” kata Khae dengan sedih.
“Khun Thawat adalah satu-
satunya Pria terbaik untukmu,” balas Thorsaeng.
“Khun Thawat hanya tergila-
gila tentangku. Gila kepada image yang kamu dan aku ciptakan. Jika dia tahu
masa lalu ku, dia pasti membrontak juga. Tidak ada rahasia di dalam dunia ini,
karena segera atau nanti, dia pasti tahu! Kamu harus siap untuk ini,” jelas
Khae. Lalu masuk kedalam.
“Kamu terus melihatku. Kelihatan
nya ada sesuatu yang mau kamu katakan,” kata Nai.
“Sebenar nya ada. Tapi aku
tidak tahu, jika kamu akan setuju untuk membantu,” jelas Nok.
“Apa itu?” tanya Nai. Dan
dengan manis, Nok tersenyum pada Nai.
Kemudian disaat itu, Nok
masuk kedalam dan mengajak Wat untuk makan siang bersama, tapi Wat menolak
dengan alasan dia tidak lapar.
“Wajahmu tidak terlihat baik.
Apa itu karena Pimolkhae dan Luckanai?” tanya Nok.
“Tidak,” jawab Wat dengan
singkat.
“Kamu tampak stress, karena
kamu tidak pernah tahu mengenai hubungan mereka di masa lalu, kan?” tanya Nok
lagi. Dan karena Wat tidak mau ditanya- tanyain tentang itu, maka Wat setuju
untuk makan siang bersama.
Dan tepat disaat itu, ketika
Nok mendengar suara pelayan di ruangan sebelah yang mempersilahakn seorang tamu
untuk masuk. Nok langsung mengeluarkan hape nya dan menghubungin Nai.
Khae menanyakan kepada Nai,
apa mereka bisa memulai lagi kisah cinta mereka. Dan Nai membalas kenapa Khae
bisa berada disini. Lalu Khae pun menjelaskan bahwa Nai lah yang telah
mengirimkan pesan kepadanya, pesan yang mengatakan bahwa Nai masih mencintai
dirinya dan mau kembali padanya.
Dan mendengar itu, Wat
menjadi sangat terkejut. Lalu melihat ekspresi wajah Wat tersebut, Vi pun
menjadi cemas.
“Aku minta maaf. Kita tidak
bisa kembali seperti dulu. Itu tidak mungkin,” balas Nai, menolak.
Lalu Wat berdiri dari
duduknya dan memandangin Khae.
Tags:
Game Sanaeha
Thank you min, lanjutkan ya min, jangan lama-lama updatenya hehe
ReplyDeleteTerimakasih min..💜
ReplyDeleteMakasih mimin di tunggu kelanjutannya. ❤
ReplyDeleteMakasih min lanjut terus ya
ReplyDeleteSemangat 45😁
Semangat min lanjutkann
ReplyDelete😘😘😘😘
ReplyDelete