Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 01 – 1


Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 01 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com

Adegan dimulai dengan memperlihatkan seorang wanita anggun datang ke sebuah pameran seni. Wanita ini bersikap seperti mata-mata, dia memasang banyak tombol kecil diam-diam di bawah meja.

Seorang pria yang melihat wanita itu, terkesima dan mengajaknya bicara. Setelah berbisik, wanita itu bergegas pergi. Sebelum itu, dia menekan sebuah remote di tangannya. Dan dor!!! Tombol kecil yang di letakan di bawah meja, meledak dan menimbulkan banyak asap. Semua pengunjung sontak panic dan berlarian. Pria yang mengajak wanita tadi bicara, segera di lindungi oleh para bodyguard-nya.

Wanita itu segera kabur. Tetapi, para bodyguard mengejarnya dan menyerangnya. Ternyata, wanita itu jago bela diri, dan mampu melumpuhkan semua bodyguard. Setelah itu, dia naik ke atap gedung, dan membuka koper yang telah di sembunyikannya di sana. Di dalam koper, berisi pistol dan pengait, dengan pistol itu, wanita menembakkan pengait ke gedung sebelah. Dan menggunakan alat seperti gantungan baju, wanita itu bergelantungan di atas tali pengait dan menyeberang ke gedung sebelah.  Salah seorang bodyguard menembaknya dan meleset. Wanita itu tersenyum penuh kemenangan.
Dan …
Semuanya hanyalah acting! Wanita itu adalah Sina dan berprofesi sebagai stuntman.
--
Di tempat lain, di sebuah arena balap mobil, dua orang pria sedang melakukan adu drifting. Selesai mengadunkan adu drifting, seorang pria tampan, Athirat Surtharak (di panggil Thi), keluar dari mobil dan menuju area istirahat. Seorang wanita, Darika (di panggil Da), menyambutnya dan memujinya sangat hebat. Terbaik dari yang terbaik.
Seorang pengajar datang menghampiri Thi dan memuji latihan Thi yang hebat dan Thi pasti akan menjadi pemenang jika mengikuti berlombaan. Tiba-tiba, Da, mendapat telepon dan menyuruh Thi untuk mendengarnya, karena itu penting.
--
Di rumah sakit, seorang wanita, Nattaya (dipanggil Nat), sedang membuka salah satu kain yang menutup tubuh mayat. Wanita itu menangis, melihat wajah mayat tersebut. Itu adalah suaminya, Pipop.
Flashback
Nat memimpin rapat dan meminta maaf kepada para peserta rapat karena suaminya akan datang terlambat. Hal itu karena pesawat suaminya mengalami delay.
Pipop sedang dalam perjalanan ke kantor bersama pengacara dan supirnya. Pengacaranya, Jen, memberitahu kalau dia sudah menyelesaikan masalah perjanjian yang Pipop minta dia untuk selesaikan. Pipop berterimakasih atas bantuan Jen dan memutuskan untuk melakukan video call kepada para customer.
Dia melakukan video call dan meminta maaf kepada semuanya karena datang terlambat. Dia melakukan video call dalam mobil. Customer tidak mempermasalahkan hal itu, karena ada Khun Nat yang menyambut mereka dengan sangat baik.
Dan saat melakukan video call tersebut, sebuah truk tidak menabrak mobil Pipop. Dan blassst!!! Layar menjadi gelap. Nat dan customer menjadi panic.
End
Dan pada akhirnya, Pipop tewas karena tabrakan truk tersebut. Nat tidak kuat menerimanya dan pingsan.
--

Pemakaman Pipop di adakan.
Thi yang adalah adik tiri Pop hadir di pemakaman. Pawinee (di panggil Mae'Yai oleh Thi), ibunda Pop, menangis sedih karena putranya meninggalkannya dengan cara seperti ini. Thi menenangkan Mae’Yai agar tidak sedih dan memeluknya, tetapi adik kandung Pop, Paradee (di panggil Pa), malah menyindir Thi yang berusaha menarik perhatian ibunya setelah Pop meninggal. Mae’Yai menegur sikap Pa yang tidak sopan seperti itu. Suami Pa juga menegur sikap istrinya yang bersikap seperti itu di pemakaman.
Nat masih terus menangis karena suaminya meninggal. Adiknya, Darika, berada di sebelahnya, dan berusaha untuk menguatkannya.
--
Di tempat lain, di atas sebuah yacht, seorang pria tampan, Krit, menabur abu ayahnya di laut. Dia mengingat kenangannya saat kecil bersama ayahnya saat bermain tenis, dan saat dia terluka karena terjatuh.
“Apa itu sakit, nak? Kamu pria atau bukan? Kamu bisa terluka, tapi kamu harus melupakannya dengan cepat. Kamu bisa jatuh, tapi kamu harus bangkit dengan cepat juga. Teruslah bertarung, “ ujar Khun Jen dulu pada putranya.
Krit teringat akan kekagumannya dengan ayahnya yang adalah seorang pengacara, sehingga dia mengikuti jejak ayahnya, menjadi seorang pengacara.
“Ayah. Jangan khawatir. Aku akan melakukan semua tanggung jawabmu.”
--

Krit pergi ke rumah keluarga Surtharak. Dan Khun Pawinee mengumumkan kalau mulai dari sekarang, Krit akan menjadi pengacara keluarga mereka, menggantikan Khun Jen. Dimana ayahnya juga meninggal bersamaan dengan Pop. Khun Pawinee kemudian mempersilahkan Krit untuk berbicara.
Krit memberitahu tujuan kedatangannya dan tujuannya mengumpulkan semua anggota keluarga Surtharak. Itu adalah untuk membacakan surat wasiat yang Khun Pipop tulis 2 tahun lalu. Khun Pawinee jelas kaget karena baru tahu kalau Pipop meninggalkan surat wasiat, dan itu sudah dari dua tahun yang lalu.
“P’Pop mungkin takut bahwa harta keluarga kita akan jatuh ke tangan orang luar,” ujar Pa menyindir Nat.
“Aku menikahi karena aku cinta pada Khun Pop,” jawab Nat. “Tidak peduli apa yang tertulis di wasiat itu, aku akan menyetujui semuanya.”
“P’Nat adalah istri sah. Dan P’Pop pasti akan melakukan hal yang benar,” sindir Da pada Pa.

Dan akhirnya, Krit membacakan isi surat wasiat tersebut.
Aku, Tn. Pipop Sutharak. Aku membuat wasiat ini untuk mengungkapkan niat ku jika aku mati. Seluruh hartaku akan di berikan kepada orang yang namanya tertulis di wasiat ini.  Harta berwujud, saham, bunga, dan hak atas manajemen perusahaan ST Super Car dan juga seluruh harta pribadi yang akan di peroleh di masa depan, aku akan memberikannya kepada Khun Mae (ibunya Pawinee), setengah dari hartaku. Dan untuk setengah lainnya, aku akan memberikannya kepada…  (semua orang menanti cemas nama mereka untuk di sebut).
Aku akan memberikannya kepada Nn. Siriya Rothanon. Istriku yang lain. Dan juga anakku, Pipat Sutharak!
Semua yang mendengar hal itu kaget. Apalagi Nat, dia menangis kecewa. Pa langsung berteriak tidak terima karena Siriya mendapatkan setengah dari harta Pipop. Setaunya, P’Pop telah memutuskan hubungan dengan selingkuhan modelnya, Siriya, sudah lama. Nat juga kecewa dan baru tahu hari ini kalau Siriya masih ada hubungan dengan P’Pop. Pa malah menyalahkan Krit. Krit membalas kalau dia hanya membacakan isi surat wasiat P’Pop.
Khun Pawinee masih kaget dan tidak percaya selain selingkuh, Pop juga mempunyai anak dengan selingkuhannya. Suami Pa malah menyebut kalau P’Pop selalu membuat kejutan. Pa malah memanasi Khun Pawinee kalau belum tentu anak itu anak kandung P’Pop. Krit memberitahukan kalau P’Pop sudah mendaftarkan anak itu sebagai anaknya secara hukum.
“Karena ini yang Pop inginkan, mari kita ikuti saja,” putus Khun Pawinee.
Pa tidak setuju. Bukankah dari dulu ibunya paling tidak setuju dengan yang namanya selingkuh. Khun Pawinee jadi marah juga pada Pa, semuanya sudah terjadi, jadi mau bagaimana lagi. Pop sudah meninggal, apa yang bisa mereka lakukan lagi?
“P’Nat. Apa kamu akan menyetujui saja semuanya ini?” tanya Pa dengan kesal. “Kau istri sah-nya, tapi tidak mendapatkan apapun.”
“Karena Khun Pop yang menginginkan ini, apa lagi yang bisa ku lakukan?”
“Bagaimana bisa kau menyetujuinya? Tidak bisa P’Nat!” protes Da.
Nat jadi marah. Dia menyuruh Da untuk diam saja. Krit lanjut bicara kalau nama Khun Nat juga ada di dalam wasiat.
Aku akan memberikan seluruh harta yang merupakan harta pernikahan, termasuk pendapatan bunga perusahaan dan juga laba dari perusahaan ST Super Car, termasuk 20 hektar tanah di Sukhumvit kepada Ny. Nattaya Sutharak, istri pertamaku.
Pat menuntut bagiannya. Dan Krit membacakannya.
Aku akan memberikan sebagian dari saham ST Super Car berdasarkan saham yang telah di terimanya dan juga 10 hektar tanah di Sukhaphiban kepada Paradee.
Eh… sih Pa nggak terima karena hanya dapat sedikit harta padahal dia adalah adik kandung Pop. Dia malah menuduh Thi yang adalah saudara tirinya mendapat lebih banyak harta.
Aku memberikan rumah kecil termasuk sebagian saham dari ST Super Car berdasarkan hak asli yang telah Athirat terima.
“Masih ada satu hal lagi yang semuanya harus tahu. Terutama Khun Athirat. Khun Pipop menuliskan syarat dalam wasiatnya untuk kalian semua,” beritahu Krit.
“Apa syaratnya?” tanya Pa dengan nada tidak sopan.
Aku ingin, Tn. Athirat Sutharak menikah dan mendaftarkan pernikahannya dengan Nn. Siriya Rothanon. Dan mereka harus tinggal bersama selama setahun. Jika Mr. Arthirat Sutharak tidak melakukan sesuai yang tertulis,  aku akan meminta Athirat agar di keluarkan dari posisi Marketing Manager. Dan dia tidak akan lagi di izinkan untuk bekerja dan berurusan dengan perusahaan ST Super Car. Jika salah satu syarat di wasiat ini tidak terpenuhi, aku akan membuat semua hartaku menjadi Yayasan Sutharak Charity dan menggunakannya untuk masyarakat.
Thi jelas menolak untuk mengikuti syarat itu. Dia tidak mau menikah dengan selingkuhan Pop yang tidak di kenalnya. Da yang juga menyukain Thi, ikut melarang. Tetapi, Pa yang mendengar kalau Thi tidak mengikuti syarat di wasiat akan membuat semuanya kehilangan harta warisan, jadi marah. Mereka meragukan kalau wasiat itu di tulis oleh Pop.
Krit tidak takut. Dia memberikan surat wasiat itu dan menyuruh mereka memeriksa, apakah tanda tangan itu asli milik Khun Pipop atau bukan. Thi terlalu marah, dan masuk ke kamar.

Pa masih marah-marah. Dia tidak terima dengan jumlah harta yang akan di dapatkannya, terlalu sedikit. Khun Pawinee memarahinya untuk tidak bersikap seperti itu, memang apa yang sudah Pa lakukan? Selama ini, Pa hanyalah membuat masalah.
Wajah Nat terlihat marah. Sementara, Da terlihat cemas.
--
Thi di dalam kamar dan merenung. Dia mendapat pesan dan Krit yang menyuruhnya untuk membuka email dan lihat video yang di kirimnya. Setelah itu, Thi bebas memberikan keputusannya.
Thi membuka emailnya dan melihat pesan video yang Krit kirim. Itu adalah pesan dari Pipop. Dalam video itu, Pipop meminta maaf atas wasiat yang di tinggalkannya yang mungkin akan membuat masalah untuk Thi.
“Di dalam hidup ini, aku hanya membuat dua kesalahan. Pertama adalah mempunyai selingkuhan. Kedua adalah bahwa aku… memaksamu untuk melakukan ini. Thi, kau adalah orang yang sangat ku percayai. Itulah kenapa aku memohon padamu untuk menjaga dan melindungi orang yang sangat penting bagiku,” ujar Pop dalam video tersebut.
Thi melihat fotonya bersama Pop. Dia masih galau harus memberikan putusan apa.
--
Da marah-marah dan meminta Nat agar mencegah Thi menikahi Siriya. Dia tidak bisa menerimanya. Nat menjadi sangat marah dan mendorong Da sambil mengatakan kalau itu bukan urusannya. Jika Nat memang sangat menginginkan Thi, maka urus semuanya sendiri. Dia sudah mempunyai banyak masalah. Da terkejut melihat kemarahan Nat hingga tidak bisa mengatakan apapun lagi.
“P’Nat. Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Aku tahu kau sangat marah karena kau mencintai P’Pop. Mulai dari sekarang, aku tidak akan mengatakan apapun mengenai selingkuhan P’Pop di depanmu,” ujar Da.
Nat menangis. Dia merasa marah. Sekaligus malu, malu karena ternyata Pop lebih memikirkan Siriya daripada dirinya. “Kenapa Khun P’Pon harus melakukan hal seperti ini padaku?”
Da memeluknya dan berusaha memberikan kekuatan pada Nat.
--
Thi pergi ke kantor polisi. Dan polisi memberitahu hasil penyelidikan mengenai kecelakaan yang menimpa P’Pop. Mereka berhasil memeriksa rekening dari supir truk yang melarikan diri tersebut, dan di dapati kalau ada kiriman 100.000 baht di rekening supir tersebut. Dan hal itu sangat mencurigakan. Thi meminta agar polisi tidak memberitahu penyelidikan ini kepada orang lain, dia takut jika informasi tersebut tersebar, sang pelaku akan melakukan sesauatu. Dia meminta agar di lakukan penyelidikan diam-diam.
Polisi, yang sepertinya juga teman Thi, menanyakan mengenai hasil pembacaan surat wasiat hari ini. Thi tidak mau membahasnya dan pamit pergi. Setelah Thi pergi, Polisi ini memasang raut wajah yang mencurigakan.
--

Sina selesai melakukan syuting. Dia sedang berteleponan dengan seseorang dan memberitahu kalau dia akan membeli makanan terlebih dahulu sebelum pulang, kira-kira satu jam sampai dia tiba di rumah.
Dua orang preman, melihatnya dari jauh dan mencocokan wajah Sina dengan wajah seorang wanita di foto. Setelah itu, mereka berdua menyerang Sina. Sina yang ahli bela diri, tentu bisa melumpuhkan mereka. Salah satu, pria membawa senjata tajam dan menyerang Sina. Sina terpojok dan memutuskan lari. Kedua preman tidak menyerah dan menyerangnya.
Mereka mulai bertarung dengan sengit. Saat Sina terpojok, Thi tiba-tiba muncul dan menolongnya. Mereka bekerja sama untuk melumpuhkan kedua preman tersebut. Dan mereka saling bertatapan sesaat.
Salah seorang pria membawa pistol dan mulai menembak. Menyadari kalau posisi mereka dalam posisi tidak menguntungkan, Thi membawa Sina ke dalam mobilnya dan kabur.
Di dalam mobil, Thi bertanya kenapa kedua orang itu menyerangnya? Sina yang tidak mengenali Thi, meminta agar di turunkan sekarang. Thi menolak, karena sekarang mereka sedang di kejar.
Dan benar, kedua preman mengejar mereka dengan motor.
Sina tidak melihat kedua preman lagi dan merasa keadaan sudah aman, jadi dia minta Thi untuk berhenti. Thi tidak mau dan terus melaju. Kesal karena tidak di dengar, Sina menarik setir mobil ke samping, hingga Thi reflex menginjak rem dan berhenti. Dia memarahi Sina yang sudah gila dan hampir membuat mobilnya rusak. Sina tidak peduli dan turun dari mobil.  
Thi masih penasaran kenapa dua orang itu menyerang Sina dan ingin membunuhnya?
“Jawabanya, seharusnya kau yang menjawabnya bukan aku!” balas Sina.
“Apa maksudmu?” tanya Thi bingung dan menarik tangan Sina.
Sina merasa kesal dan menendang selakangan Thi hingga Thi yang kesakitan melepaskan genggamannya dari tangan Sina. Dia memarahi Sina yang menyerangnya padahal dia sudah menjadi penyelamat. Sina membalas kalau dia tidak lupa, dan tidak akan lupa hingga dia mati.
Kebetulan, sebuah taksi lewat, dan Sina langsung masuk ke dalam taksi dan mengunci pintu, meninggalkan Thi. Thi kesal dan berteriak menyebut Sina sebagai orang gila.

Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.

3 Comments

Previous Post Next Post