Images by : Naver TV Cast
Do
Ha turun dari tangga menuju kamar mandi sekolah sambil mengoleskan lipstik ke
bibirnya. Dan tanpa sengaja dia mendengar pembicaraan 2 orang siswi di tangga
yang menyebutnya selalu berusaha meniru Kim Ha Na. Buktinya adalah Do Ha
menggunakan warna lipstik dan dompet yang sama seperti yang Kim Ha gunakan. Dan
bahkan belakangan ini, Do Ha menggoda Ha Min dan selalu mengikuti Kim Ha dan Ha
Min.
Kedua
siswi itu langsung terdiam saking terkejutnya karena Do Ha mendengar
pembicaraan mereka. Do Ha dengan tenang menyarankan kedua siswi itu untuk
menggunakan warna lipstik yang sama karena warna-nya sangat bagus. Dengan
canggung kedua siswi itu menolak, dan beranjak pergi.
Papan Mading SMA Seoyeon
Lee Ji Hye, apakah menyenangkan bermain denganku
melawan Kim Hana?
Episode 02 : Setiap orang memiliki dua sisi
Seperti
biasa 6 sekawan berkumpul, dan kali ini mereka berkumpul di samping lapangan
basket. Mereka sedang ngobrol dengan santai sambil makan ice cream. Bo Ram
masih mendesak Ha Min untuk mengaku sebagai orang yang menulis di papan mading.
Dan Ha Min masih saja memberikan jawaban tidak pasti.
Kim
Ha melihat wajah Do Ha yang muram dan bertanya ada apa? Do Ha hanya tersenyum
dan mengatakan tidak ada apa-apa.
Pas
sekali, anggota tim basket lewat dan membicarakan dua orang Hana di kelas 2-3.
Mereka memuji Hana yang berambut cokelat itu cantik (Kim Ha), sementara yang
lain menyebut Hana berambut hitam dan pendek (Do Ha) adalah tipe-nya tetapi
Hana rambut pendek terlalu galak.
Dan
anggota itu langsung menundukkan kepala minta maaf pada Ha Min.
“Hey!
Kenapa kalian minta maaf padanya? Kau harus mengatakannya padaku,” tegur Do Ha.
“Dan aku bukan yang berambut hitam. Aku Do Hana. Maukah kalian menyebutkan nama
keluargaku? Ini membingungkan.”
Dan
para anggota tim itu langsung ketakutan dan menundukkan kepala minta maaf. Hana
dkk langsung bubar.
Bo
Ram, Do Ha dan Kim Ha hangout bersama.
Bo Ram masih kesal mengingat tingkah para anggota tim basket tadi yang
membandingkan Kim Ha dan Do Ha, seakan-akan mereka tampan saja.
Do
Ha mengeluarkan gantungan kunci dari tas-nya dan Bo Ram langsung memuji
gantungan itu yang sangat lucu. Do Ha senang mendengarnya, dia sengaja
membelinya tiga untuk di berikan pada Bo Ram dan Kim Ha serta untuknya.
Kim
Ha kemudian berterimakasih pada Do Ha karena merekomendasikan warna lipstik
waktu itu, dan dia sangat menyukainya. Mendengar perkataan Kim Ha, membuat Do
Ha teringat saat tadi di sekolah mendengar dua siswi yang membicarakannya
mengikuti Kim Ha dari warna lipstik hingga dompet.
Dan
dia kemudian melihat di meja, dimana dompet Kim Ha dan Bo Ram mirip seperti
punyanya. Lipstik dan dompet itu Do Ha yang rekomendasikan pada Kim Ha dan Bo
Ram. Jadi, dia tidak mengikuti Kim Ha sama sekali.
Bo
Ram berharap kalau mereka bisa masuk universitas yang sama. Kim Ha juga
berharap demikian. Tetapi, Bo Ram sadar kalau nilai akademik nya pasti tidak
akan bisa masuk universitas yang sama seperti Kim Ha. Kim Ha menyarankan agar
mereka tinggal bersama jika sudah berusia 20 tahun. Bo Ram tidak bisa karena
dia harus minta izin pada ibunya, dan dia juga harus berlatih agar bisa menjadi
gamer pro.
Bo
Ram juga mengeluh karena mereka akan melakukan konseling karir besok.
“Meskipun
aku ingin, aku mungkin tidak dapat melakukannya,” balas Bo Ram (maksudnya
menjadi gamer pro. Orangtuanya akan melarang).
“Mana
yang lebih menyebalkan? Antara tidak bisa melakukan apa yang aku inginkan, dan
ingin melakukan apa yang tidak bisa aku lakukan?” tanya Do Ha.
“Hmmm…
aku rasa dua-duanya sama,” ujar Bo Ram. “Apa kau ingin melakukan sesuatu?”
“Tidak,”
jawab Do Ha dengan cepat.
Orang punya dua sisi. Itu tidak
berarti bahwa kita mengatakan satu hal dan berarti yang lain. Ini lebih seperti
perbedaan antara menjadi ringan dan serius.
Do
Ha sedang berdiri di depan ruangan guru, menunggu giliran menjalani konseling
karir. Sambil menunggu, dia melihat foto di ponselnya, foto gambar yang selama
ini di buatnya. Do Ha ternyata suka menggambar.
Pas
sekali Shi Woo lewat dan melihatnya dari belakang. Dia bertanya apa Do Ha ingin
kuliah jurusan seni? Dengan gugup, Do Ha membantah hal itu dan langsung
menyimpan ponselnya.
Do
Ha kemudian bertanya apa Shi Woo juga akan menjalani konseling? Shi Woo
membenarkan. Do Ha penasaran dengan rencana karir Shi Woo di masa depan. Dan
Shi Woo dengan tenang memberitahu kalau dia akan masuk universitas dengan hasil
KSAT-nya. Dan pembicaraan berakhir begitu saja dengan canggung.
Kim
Ha keluar dari ruang konseling dan melihat Do Ha serta Shi Woo. Kim Ha langsung
berteriak kepada guru di dalam ruangan kalau Do Ha sudah tiba. Guru balas
berteriak menyuruh Do Ha untuk masuk.
Di
dalam, guru bertanya mengenai pelajaran atau hal yang ingin Do Ha lakukan. Dan
Do Ha selalu menjawab tidak ada. Guru sampai geleng-geleng kepala mendengarnya.
“Bu,
aku ingin menggambar,” beritahu Do Ha dengan semangat.
“Oh,
kau ingin masuk universitas seni seperti Hana?” tanya guru, tetapi nadanya itu
seperti merendahkan gitu lho.
“Seperti… “ gumam Do
Ha dalam hati. Tampak dia sedikit tersinggung, seolah-olah dia mengikuti Kim
Ha.
--
Do
Ha berjumpa dengan Ha Min di gerbang sekolah. Ha Min dengan semaagat menyebut
kalau pertemuan mereka takdir. Ha Min sedang memegang sekotak susu, jadi Do Ha
menduga kalau Ha Min suka minum susu. Ha Min menjawab kalau itu bukan untuknya,
tetapi untuk seseorang. Mereka kemudian membicarakan mengenai konseling karir,
dan Ha Min menatap Do Ha, “Apa yang ingin kamu lakukan di masa depan?”
“Doha!”
terdengar teriakan Kim Ha dari jauh.
“Kamu
mau pamer kalau mau masuk universitas jurusan seni, ya? Sampai bahwa tabung
lukisan,” ejek Ha Min pada Kim Ha.
Dan
Do Ha tidak jadi membahas mengenai cita-citanya pada Ha Min. Do Ha yang tidak
ingin menjadi obat nyamuk, pamit untuk duluan karena arah mereka berbeda.
Orang-orang itu ironis.
Kim
Ha dan Ha Min bicara sambil jalan. Kim Ha meminta Ha Min untuk membuat garis
(jarak) dengannya agar orang-orang tidak salah paham kalau mereka pacaran.
Orang-orang berteriak dengan
tenang dan merasakan kesedihan yang berseri-seri. Semua orang melakukannya.
Orang-orang ironis dan memiliki dua sisi. Seperti aku.
--
Do
Ha menggambar ekor duyung. Dia melihat hasil gambar-gambarnya sebelumnya.
Setelah itu, Do Ha memfoto gambar ekor duyung itu dan meng-upload nya ke instagram dengan caption : Aku ingin mengatakan, tapi aku
tidak ingin mengatakannya.
Ha
Min tanpa sengaja bertemu lagi dengan Do Ha di lorong. Dan lagi-lagi Ha Min
menyebut kalau pertemuan mereka itu takdir. Do Ha langsung meminta Ha Min untuk
tidak bicara omong kosong, mereka bertemu karena kelas mereka berdampingan.
Ha
Min kemudian ingat kalau Do Ha tidak jadi memberitahunya kemarin mengenai
cita-citanya.
Aku ingin mengatakan dengan
jujur. Tapi, aku tidak bisa mengatakannya.
Do
Ha teringat semua orang yang menyebutnya menjawab Kim Ha, dan akhirnya Do Ha
memberitahu Ha Min kalau dia tidak punya cita-cita.
Jika aku mengatakannya dengan
mudah, kata-kata itu akan kembali lagi, akan sangat berat.
”Bagaimana
denganku? Apakah aku tidak berarti apa-apa bagimu?” tanya Ha Min dan menatap
wajah Do Ha dengan lekat.
Do
Ha jadi sedikit salting.
“Hana-ah.
Kenapa kita tidak …”
Tags:
A-Teen
boleh tahu merk hpnya do hana gak?
ReplyDeleteboleh tahu merk hpnya do hana gak?
ReplyDelete