Sinopsis Lakorn : Happy Birthday Episode 07-2


Sinopsis Lakorn : Happy Birthday Episode 07-2
Images by : GMM Tv

Tonmai mulai benar-benar menjauhi Noina. Saat pelajaran biologi, saat dia salah mencatat dan butuh tip-ex, Tonmai memilih untuk meminjam dari siswi lain daripada meminjam dari Noina. Dan hal itu membuat Noina merasa sedih.

Saat jam istirahat, Noina melihat Tonmai makan sendirian di bangku taman. Dia hendak menghampirinya, tapi P’Top melihatnya dan mengajak Noina untuk makan bersama. Dan Noina memilih untuk makan bersama dengan P’Top.
--
Orn pergi ke depan rumah Tee. Dia menekan bel pintu dan menunggu sesaat, tetapi tidak ada yang keluar. Jadi, Orn memutuskan pergi, baru berjalan beberapa langkah, Tee keluar rumah dan memberi salam padanya.
Tee mengundang Orn masuk ke dalam rumahnya yang masih belum di bersihkan. Tee dengan canggung mempersilahkan Orn untuk duduk di sofa. Mereka berbincang basa basi sesaat dan Orn terdiam kemudian.
“Apa yang bisa ku lakukan untuk Anda?”
“Mengenai surat tempo hari… aku ingin minta maaf atas kelakuan Chet. Aku tidak menyangka dia akan melakukan hal seperti itu,” ujar Orn dengan memohon.
“Tidak masalah.”
“Jujur saja, aku tidak tahu bagaimana perasaanmu atau memikirkan masalah ini. Tapi, aku tidak ingin kau berpikir kalau semua ini adalah kesalahanmu. Kita semua patut di persalahkan. Aku tidak ingin kau memikirkan dan menjadi stress dengan semua perkataan Chet.”
“Tapi, apa yang di katakanya benar. Aku tidak layak untuk bahagia. Aku salah berpikir bahwa selama ini yang ku lakukan demi Tharnnam. Tapi, Anda bisa tenang, aku tidak akan menuntutnya sama sekali.”
“Jadi, apa yang ingin kau lakukan?” tanya Orn merasa kasihan pada Tee yang masih terus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Tharnnam. “Beritahu aku. Orang mati tidak akan pernah tahu apa yang kita lakukan untuknya. Jadi, apa gunanya?”
“Aku tahu. Tapi, aku ingin melakukannya.”
Orn tidak tahu harus berkata apa lagi.
--
Pelajaran selesai dan seluruh kelas bersiap untuk pulang. Sebelum pulang, Tonmai meminjam buku catatan siswi di samping mejanya, Pam. Dia tadi ketinggalan mencatat, dan Pam setuju untuk meminjamkannya. Noina mendengarnya, dan memberikan bukunya untuk di pinjam oleh Tonmai. Tetapi, Tonmai mengabaikannya. Pam jadi bingung, harus kasih bukunya atau tidak? Dan Tonmai tetap meminjam darinya.
Noina tidak tahan karena Tonmai mengabaikannya. “Apa yang kau mau sekarang, Tonmai? Kau ingin tahu, dan aku memberitahumu semuanya! Kenapa kau masih seperti ini padaku?!” marah Noina.
Dan pertengkaran mereka menarik perhatian seisi kelas.
“Apa yang ku lakukan emangnya?” balas Tonmai.
“Kau menghindariku seolah kau membenciku.”
“Aku sebenarnya sedang melakukan hal yang kau inginkan. Bukankah P’Top tidak suka melihat kita bersama?”
“Tapi ini berlebihan. Dan aku sangat stress sekarang, tahu?!”
“Kau kira hanya kau yang stress? Aku juga stress!’
“Lalu, kenapa denganmu?! Kenapa tidak curhat padaku?!”
“Aku mau (curhat)! Tapi… kau tidak ada di sana,” kesal Tonmai dan keluar kelas setelah mengambil buku dari Pam. “Jika bersama denganku membuatmu sangat stress, kita bisa berpisah jalan dari sekarang (tidak usah berteman lagi)!”
Noina marah juga mendengarnya.
--
Tonmai pergi ke tempat pak Tai. Dia meminta untuk memfotocopy kan buku catatan Pam. Pak Tai malah bertanya, kenapa Noina hari ini tidak bersama dengan Tonmai?
“Aku tidak tahu. Kami bukan kembar siam,” jawab Tonmai dengan ketus.
Pak Tai tertawa, dan dapat menduga kalau Tonmai bertengkar dengan Noina. Tonmai menatapnya, dan bertanya apa Pak Tai pernah berbohong?
“Tentu saja. Bagaimana denganmu? Jangan bilang kau tidak pernah bohong.”
“Aku pernah. Tapi hanya untuk masalah sepele. Aku tidak mengerti kenapa orang selalu berbohong mengenai diri mereka sendiri.”
“Terkadang, orang berbohong untuk melindungi sesuatu. Apa kau pernah mendengar mengenai kebohongan putih, Tonmai? Contohnya aku saja, waktu kecil, aku sangat benci makan sayuran. Tapi, aku harus berbohong pada ibuku kalau aku sangat menyukai sayuran, karena aku tidak ingin menyakiti perasaannya. Kau mengerti?”
Tonmai mengangguk, “Apa P’Tharnnam pernah berbohong pada Anda?”
Pak Tai tertawa dan menjawab kalau Tharnnam selalu berbohong padanya. Dia selalu mencoba mencuri bekalnya, tapi kalau ketahuan, dia selalu membuat alasan. Tetapi, dia berhenti mencuri tidak lama kemudian, dan malah meminta uang. Tonmai tertawa mendengar cerita itu. Pak Tai senang melihatnya tertawa dan memberitahu Tonmai kalau Tharnnam juga sering tertawa. Pak Tai meminta Tonmai untuk sering tertawa, jangan terlalu serius, karena setiap masalah pasti berlalu.
“Pak Tai, bagaimana jika aku bilang kalau aku bisa melihat P’Tharnnam dan berkomunikasi dengannya, apa Anda akan percaya?”
Pak Tai terdiam dan menatap Tonmai.


Post a Comment

Previous Post Next Post