Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 15 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Na
dan Thi berdiskusi mengenai cara agar Peter mau membantu mereka membujuk Suzy.
Thi sudah mencari informasi mengenai Peter, dan berdasarkan informasi Peter
adalah orang yang sangat baik dan ramah. Dan di salah satu artikel, ada berita
mengenai Peter yang sedang bermasalah dengan agency dan Thi menduga kalau
masalah ini pasti timbul karena uang.
“Atau
dia mungkin bosan dengan lingkungan dimana dia hanya bertemu dengan orang tidak
tulus,” komentar Na. “Itulah kenapa dia keluar dan mencari orang yang bisa di
percaya. Mungkin hanya itu.”
“Faktor
terpenting pasti adalah fee. Kontrak yang adil. Dan juga keuntungan yang akan
di dapatnya jika bekerja dengan kita.”
“Khun!
Jika kau tidak mendengarkan pendapatku, pergi sana ke sana! Bicara sama
dinding! Sana!”
“Aww.
Kata siapa aku tidak mendengarkan.”
“Ya
sekarang ini. Kau hanya bicara sendiri dan setuju sendiri. Aku juga ingin
sukses agar bisa segera pulang dan bertemu dengan anakku,” kesal Na. (Ada yang
aneh, seharusnya, Na tidak membantu Thi membujuk Peter. Tetapi, dia malah
setuju membantu Thi untuk membujuk Peter. Hhmmmm… pasti ada udang di balik
pintu!)
Thi
akhirnya mau mendengarkan pendapat Siriya. Na menyuruh Thi untuk berhenti
berpikir kalau semua orang ingin uang. Karena di dunia ini, banyak hal yang
hanya bisa di dapatkan tanpa uang. Dan hal mudah yang bisa Thi lakukan adalah
dengan menjalin persahabatan. Thi harus membuat Peter merasa senang dan
terkesan dengan Thi terlebih dahulu.
--
Dan
Thi mendengarkan nasihat Na. Dia menyuruh pelayan hotel untuk mengantarkan
sebuket bunga untuk Peter. Dan di bunga itu ada pesan : Sejak aku bertemu denganmu, aku tidak bisa melupakanmu. Aku ingin
mengenalmu lebih jauh. Apa kau bisa datang untuk makan malam bersama malam ini?
Di restoran jam 7 malam. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan mu lagi. Atirach.
Membaca
pesan itu membuat Peter sangat senang dan bersemangat.
--
Khun
Nat bekerja bersama dengan Krit lagi. Saat bekerja, Krit bertanya kepada Khun
Nat, jika Thi tidak bisa bekerja dengan Suzy, apa yang akan terjadi? Khun Nat
menyuruh Krit untuk tidak ikut campur hal itu, jika Krit sangat penasaran,
tanya saja ke boss Krit itu (Siriya), yang sedang bersama dengan Thi.
Krit
tidak membahas hal itu lagi. Dia lanjut membahas hal lain, apa Khun Nat sudah
menemukan orang yang mengancam Khun Nat? Khun Nat dengan ketus kembali berkata
kalau itu bukan urusan Krit, dan dia bisa mengurusnya sendiri. Yang harus Krit
lakukan hanyalah memastikan perusahaan shipping itu tidak menuntut mereka.
Khun
Nat memberikan dokumen yang ada di tangannya, dengan menyodorkannya, dan
membuat ponsel Thi yang sedang ada di atas meja terjatuh ke lantai. Case ponsel
itu (hadiah dari Ya) sampai pecah. Krit langsung menunduk dan terlihat sedih.
“Maaf,”
ujar Khun Nat. “Lain kali, jangan letakkan ponselmu di atas meja seperti itu
lagi. Dan juga gunakanlah pelindung case yang bagus, bukan case murahan yang
tidak berkualitas seperti itu.”
“Bahkan
jika case ini tidak mempunyai kualitas, tapi ini bernilai dari hati,” marah
Krit.
Khun
Nat terkejut, karena baru pertama kali melihat Krit sampai semarah itu. Dia
bisa menduga kalau case itu adalah hadiah dari seseorang. Dan orang yang
memberikan pasti tidak bisa menilai barang yang pantas untuk di berikan atau
tidak.
“Itu
mungkin tidak pantas. Tapi, aku menyukainya. Orang yang memberikan ini,
memberikannya dengan hatinya. Aku tidak yakin apa orang yang menilai segala
sesuatu dari harga bisa mengerti hal ini atau tidak.”
Dan
usai mengatakan itu, Krit mengambil dokumen di meja, dan pamit keluar. Khun Nat
tampak marah (may be).
--
Di
rumah, Krit berusaha memperbaiki case itu dengan lem tembak. Dia merasa kalau
case itu berarti karena adalah pemberian dari Ya. Dan selesai memperbaiki case
itu, walau tidak lagi cantik, Krit tetap memakainya untuk ponselnya.
--
Na
dan Thi berada di tepi pantai. Thi bertanya apa Siriya yakin kalau rencana ini
akan berhasil? Dan Na dengan yakin menjawab kalau dia sangat yakin 1000 persen.
Berada di tepi pantai dan melihat matahari yang akan terbenam, membuat perasaan
mereka sedikit damai, hingga mereka bisa berbincang tanpa berdebat.
Mereka
bahkan saling berpandangan sesaat. Seolah telah ada suatu perasaan di hati
masing-masing.
--
Peter
datang ke restoran. Dan di sana ada Thi dan Na. Peter kesal melihat Na, dan
memberi tanda agar Na pergi, tetapi Na tidak mau. Thi tidak tahu kalau Na dan
Peter saling memberi tanda, dia malah sibuk memesan makanan untuk mereka.
Peter
membuka pembicaraan dengan meminta maaf jika Thi berusaha mengajaknya bekerja
sama terkait Suzy. Suzy itu orang yang sangat keras kepala, dan jika sudah
memutuksan, sulit mengubah keputusannya. Thi berusaha meminta Peter membujuk
lagi. Tetapi Peter lagi-lagi menekankan kalau Suzy itu sangat-sangat keras
kepala dan berpikir kalau dunia ini berputar mengelilinginya. Dan lebih baik
jika Thi menghindari Suzy.
“Benarkah
itu? Tapi, dari yang aku dengar, Suzy adalah orang yang sangat baik. Dan siappun
ingin bekerja sama dengannya,” ujar Na (memuji diirnya sendiri).
“Itu
tidak benar. Orang ingin bekerja dengannya itu lebih karena kemampuannya. Bukan
karena kepribadiannya. Huh, jujur saja, jika Suzy tidak peduli padaku, aku juga
tidak tahu bagaimana aku harus peduli padanya Haruskah aku berubah pikiran dan
bekerja denganmu,” ancam Peter agar Na pergi dan meninggalkannya berdua dengan
Thi. “Kenapa aku tidak balik saja dan meminta Suzy untuk berubah pikiran?”
“Itu
bagus,” senang Thi.
Melihat
situasi yang bisa lebih kacau, akhirnya Na mengalah. Dia pamit keluar pada Thi
dengan alasan ingin ke kamar mandi. Peter tersenyum senang.
--
Na
di kamar mandi, menelpon Nuan. Dia protes dan ingin mengganti perwakilan mereka
karena Peter mengancamnya jika dia tidak meninggalkan mereka, dia akan menerima
pekerjaan ini. Nuan langsung mengejek Na yang juga tahu kalau itu hanya ancaman
kosong dan Peter tidak akan benar-benar melakukannya. Kan Na juga tahu kalau
Peter itu orang yang setia.
Na
tetap saja takut. Dia bukan takut dengan ancaman Peter, tetapi dia takut kalau
Peter yang berhati lembut akan merasa kasihan pada Thi. Tetapi, dia juga sudah
menyiapkan rencana yang akan memastikan Thi tidak akan pernah bisa meluluhkan
hati Peter lagi.
Nuan
penasaran dengan rencana Na, tetapi Na tidak memberitahu rencananya.
--
Peter berbincang dengan Thi dan diam-diam Na
menguping dari luar. Peter sangat tertarik dengan Thi dan mengira kalau Thi
juga tertarik dengannya karena surat yang di berikan Thi padanya di buket bunga
itu.
Dan
karena itu, Peter secara terang-terangan menggoda Thi. Thi heran sih melihat
tingkah Peter, tetapi, dia salah mengartikannya. Dia malah bilang sudah
menyiapkan kejutan untuk Peter. Na terkejut, kejutan apa?
“Just
a moment,” pinta Thi dan memanggil pelayan. Pelayan mengerti dan mulai memberi kode.
Seorang
pria keluar dari lantai atas. Pria ini tampak maskulin dan memberikan setangkai
bunga mawar putih untuk Peter. Kemudian, keluar pria kedua yang bernyanyi untuk
Peter. Belum cukup, muncul pria ketiga berbada kekar dan memperagakan gerakan boxing.
“Khun
Peter, bagaimana? Yang mana yang kau suka? Kau bisa pilih,” ujar Thi. Wajahnya sudah
sangat senang mengira kalau Peter menyukai kejutannya. “Tapi, kalau kau masih
belum bisa memilih, kau bisa memilih mereka bertiga. Dan memikirkannya
pelan-pelan.”
Na
terkejut melihat hal itu dari luar, dia sudah merasa ada yang salah.
Dan
benar saja, Peter menyiram muka Thi dengan wine yang ada di tangannya. Dia marah
dan merasa terhina dengan kejutan Peter. Na terkejut melihat hal itu.
“You are a mad guy! Gila! Mengapa kau
melakukan hal ini? Mengapa?” marah Peter. Dia mengambil surat yang Thi berikan
padanya, “Kau menulis surat ini untukku. Dan mengapa kau membawa pria-pria itu?”
Thi
bingung. Dia membaca surat yang Peter berikan. Dan ternyata, bukan dia yang
menulis surat itu. Na yang ada di depan, ketakutan. Dialah yang menulis surat
itu.
“Diam!
Kau kira aku bodoh?!” marah Peter dan tidak mau mendengarkan penjelasan Thi. “Aku
kira kau berbeda dengan pria lain. Tapi, tidak. Kau juga berharap mendapat
keuntungan dariku. Sama seperti pria lainnya. You want Suzy?”
“Yes!”
“Langkahi
mayatku dulu!” marah Peter dan kembali ke kamarnya.
Di
depan pintu dia bertemu dengan Na, dan Na berusaha menjelaskan. Tetapi, Peter
terlalu marah dan kecewa, dia tidak mau mendengar apapun.
Na
masuk ke dalam restoran. Dan Thi dengan marah menunjukkan surat itu. Dia tahu
kalau itu adalah perbuatan Siriya. Saat mereka sudah di luar restoran, Thi baru
memarahi Na karena menipu Peter dengan membuatnya seolah menyukai Peter. Dan kenapa
Siriya tidak mendiskusikannya dulu dengannya?
“Aku
takut kau tidak akan setuju. Dan satu lagi, jika kau tidak menggunakan para
pria itu untuk merayu Peter, dia mungkin sekarang sudah membantumu,” salahkan
Na.
“Kau…”
“Ngapa?
Kalau mau marah, marah saja!”
Tetapi,
Thi sudah terlalu lelah. Dia mau marah juga sudah percuma, semua sudah terjadi
dan tidak bisa di ubah lagi. Dia juga bersalah karena membawa para pria itu,
dan wajar jika Peter marah padanya. Na cukup terkejut karena Thi tidak
marah dan malah mengakui kalau itu
kesalahannya.
--
Nuan
menelpon Na, dia kecewa karena Na mempermainkan perasaan Peter yang juga adalah
teman mereka. Na juga merasa bersalah, niat awalnya hanya ingin membuat Peter
marah kepada Khun Thi. Dan dia tidak menyangka semuanya akan menjadi seburuk
ini.
“Na.
Aku akan tetap memarahimu. Terkadang, kau hanya berpikir mengenai hasil yang
ingin kau dapatkan. Kau benar-benar lupa untuk memikirkan orang lain. Kau tidak
pengertian. Kau tahu itu? Aku memperingatimu karena aku menyanyangimu. Pergi dan
minta maaf pada Peter. Masalah ini, aku tidak akan ikut campur,” tegas Nuan.
--
Thi
masih memikirkan cara untuk meminta maaf pada Peter. Dia menulis semua hal yang
dia rasa akan bisa membuat Peter tidak marah lagi, seperti tiket pulang pergi
Phuket, tiket makan di restoran mahal, dan hal sejenisnya. Dia meminta pendapat
Siriya mengenai ide nya itu.
Na
melihatnya dan memberitahu kalau semua itu tidak akan berhasil. Apa Thi belum
pernah meminta maaf dan meminta tolong orang lain? Thi membenarkan, dia tidak
pernah melakukannya dan tidak suka orang melakukannya padanya. Na menjelaskan
kalau semua ide Thi ini tidak terlihat tulus. Thi menyindir Siriya yang bicara
seolah pernah melakukan hal itu.
“Aku
pernah mencobanya,” ujar Na.
“Khun
Pipop?” tebak Thi.
“Eum,”
benarkan Na, berbohong. “Aku hanya melakukannya untuk orang yang ku pedulikan.”
Dan
Na menyindir kalau karena itu lah mungkin alasan Thi masih single. Thi membalas
kalau dia tidak masalah untuk single selamanya, toh nanti kalau mati juga
sendirian. Na memberitahu Thi kalau dunia ini dapat bergerak karena cinta. Tetapi,
Thi tidak sependapat, baginya dunia berjalan karena diri kita sendiri, dan
cinta tidak ada.
Na
kesal karena Thi tidak mengerti. Dia merasa kalau Thi seperti itu karena belum
pernah bertemu dengan orang yang di takdirkan. Na menjelaskan kalau Thi akan
mengerti kalau sudah bertemu dengan orang yang bisa membuatnya tersenyum bahkan
dalam hari tersulit sekalipun. Tetapi, Thi masih ngotot dengan pendapatnya.
“Orang
tanpa hati sepertimu tidak akan pernah mengerti,” kesal Na.
“Kenapa
aku tidak punya hati? Ini… hatiku. Aku punya. Tapi, aku tidak pernah
menggunakannya. Karena aku pernah berada di titik dimana segalanya sangat
menyakitkan hingga aku tidak ingin menggunakannya lagi,” jawab Thi dan
meletakan tangan Na di dadanya. (ini mengenai dirinya yang terluka karena
ibunya meninggalkannya).
Na
terhenyak mendengarnya. Thi juga terdiam sesaat. Suasana menjadi canggung, dan
Thi memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.
--
Thi
terus bekerja di dalam kamar hotel hingga larut malam. Dan hingga dia mengalami
mimisan. Na jelas panik melihatnya dan segera membantu Thi untuk menghentikan
darahnya.
“Khun,
kenapa harus Suzy? Ayo pulang dan cari orang lain saja.”
“Kau
harusnya tahu separah apa kondisi perusahaan sekarang. Suzy… adalah hal yang
paling ku butuhkan sekarang,” jelas Thi.
Jika kita saling mengenal dalam
kondisi aku adalah Suzy, dan kau bukanlah orang dari keluarga Sutharak yang
melukai kakakku. Segalanya pasti tidak akan sesulit ini, pikir
Na.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy