Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 9 - part 3



Network : GMM One

Keesokan harinya. Saat sedang berada didalam kelas, tiba- tiba saja Namtaan mendapatkan undangan ke line grup tanpa Wave. Di sana setiap orang membicarakan tentang Wave yang pasti adalah pelaku nya. Dan Namtaan pun membela Wave.

Tapi mereka semua malah mempertanyakan nya, sehingga Namtaan pun mengatakan bahwa dia akan menyelidiki Wave.


Didalam kamar mandi. Seorang wanita yang berpakaian mirip sepeti Wave, dia menawarkan sebuah tugas yang menarik kepada empat orang murid yang berada disana.


Diatas atap. Saat Namtaan datang, Wave telah menebak apa yang ingin Namtaan katakan. “Gimanapun aku jelasin, mereka sudah membuat kesimpulan. Itu tidak merubah apapun,” kata Wave dengan pesimis. Lalu dia menanyakan Namtaan, apa Namtaan pernah dituduh ngelakuin sesuatu yang Namtaan tidak pernah lakuin.

“Huh?” tanyan Namtaan tidak mengerti.

“Tentang Bu Nara. Kamu tahu gimana akhirnya?”


Flash back

Dikantor. Wave menemui Bu Nara dan menanyakan tentang hasil lomba. Dan Bu Nara menjawab bahwa dia belum melihatnya, mungkin saja proyek milik Wave tercecer disana, sehingga tidak ada hasil nya. Lalu Wave membalas kalau itu tidak mungkin, karena dia juga ada mengirim kannya melalui email untuk berjaga- jaga.

Mendengar itu, Bu Nara langsung bersikap gugup. Dan menyadari itu, maka Wave pun bertanya. Namun Bu Nara mengatakan tidak ada dan berusaha untuk bersikap tenang.


“Akhir- akhir ini Anda pendiam. Anda bisa beritahu apa yang Anda pikirkan,” kata Wave.

“Hm… Ibu mendapat peringatakan karena terlalu dekat denganmu. Mereka memberitahu Ibu untuk menjaga jarak. Jika tidak, akan terlihat tidak baik. Maaf ya Wave,” balas Bu Nara, seperti sedang beralasan.


Wave membalas bahwa dulu Bu Nara mengatakan untuk mempercayai kebenaran dan tidak perlu mempedulikan perasaan orang lain, cukup peduli pada diri sendri. Dan dia melakukannya, dia merasa bahagia dengan waktu yang dihabiskanya bersama dengan Bu Nara.

Mendengar itu, Bu Nara tersenyum dan mengelus kepala Wave. Lalu dengan lembut, Wave memegang tangan Bu Nara dan mendekatkan wajahnya untuk mencium Bu Nara. Tapi tiba- tiba saja Guru Wali Kelas memanggilnya dengan keras, jadi Wave tidak jadi melakukannya. Sementara Bu Nara, dia tampak sangat gugup sekali.

“Hubungan kami tiba- tiba terguncang…”

Dikantor. Kakek serta Nenek Wave datang menemanin Wave dikantor. Dengan geram dan marah, Wave mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

“…Walaupun aku tidak melakukan apapun yang salah. Tapi apapun yang aku katakan, tidak ada yang mendengarkan…”

Bu Nara berjongkok di depan pintu kantor dengan semua barang- barang miliknya. Dan dari jauh, Wave berdiri memperhatikan hal itu.

“… Tiba- tiba, tidak sesuai dengan harapan. Bu Nara di pecat di depanku. Itu ketika aku tahu kalau perkataanku tidak berarti.”

Flash back End


Namtaan percaya bahwa Wave tidak melakuan hal jahat itu, karena baginya Wave adalah temannya. Dan yang mengetahui kebenarannya hanyalah Wave sendiri.

Mendengar itu, Wave terdiam dan dia kembali teringat tentang perkataan Bu Nara kepadanya. Apa kebenarannya? Orang yang paling tahu adalah kamu.


“Aku mau tanya sesuatu. Kamu ke sini, ngobrol denganku, menanyai ku, kamu lakukan semua itu buat menyelidiki ku, kan?” tanya Wave.

“Tidak. Aku khawatir. Aku ingin membantumu,” jawab Namtaan dengan cepat.

“Cukup. Tidak usah bohong! Kamu pikir aku bodoh?!” teriak Wave dengan keras.

“Kamu ngomong apa? Aku tidak ngerti,” balas Namtaan, kebingungan.

Wave lalu membaca kan pesan yang Namtaan tulis di grup, “10:22 am. Biarkan aku menyelidikinya.”


Post a Comment

Previous Post Next Post