Sinopsis Lakorn : Happy Birthday Episode 08-2


Sinopsis Lakorn : Happy Birthday Episode 08-2
Images by : GMM Tv

Orn membangunkan Tonmai untuk pergi ke sekolah, tetapi kamar Tonmai terkunci dan tidak ada jawaban. Chet menyuruh Orn menyingkir dan membuka kamar Tonmai dengan kunci cadangan yang di milikinya. Kamar Tonmai kosong dan barang-barangnya di lemari juga tidak ada. Orn panik, apalagi ketika dia menelpon ke ponsel Tonmai, tidak masuk.
Chet dengan tenang menyuruh Orn untuk menunggu, mana tahu Tonmai akan pulang. Dan Chet keluar ke beranda dan mulai merokok.
--

Tee masih berada di stasiun kereta api bersama dnegan Tonmai. Dia membangunkan Tonmai dan memberikan botol minuman yang baru saja di belinya. Tonmai heran melihat Tee yang masih ada di sana, dan bertanya apa Tee menjaganya sepanjang malam? Tee membenarkan.
Tee mengajak Tonmai untuk pulang ke rumah. Tetapi, Tee tidak mau dan menyuruh Tee saja yang pulang. Tee menegur Tonmai untuk tidak kekanak-kanakkan. Tonmai tetap keras kepala tidak mau bilang. Tee berusaha menasehatinya karena orang tua Tonmai pasti akan khawatir.
“Tidak ada yang peduli padaku,” ujar Tonmai.
“Jika kakakmu melihatmu seperti ini, dia akan merasa bersalah.”
Usai mengatakan itu, Tee langsung pergi. Tonmai jadi kepikiran kata-kata Tee dan akhirnya mengejar Tee. Dia akan pulang sesuai nasehat Tee.
--
Look membantu ibunya menyiapkan sarapan. Dan ibu merasa senang karena Look tidak bekerja, mereka jadi bisa sarapan bersama. Dia bahkan menyuruh Look untuk tidak bekerja lagi. look membalas memang mereka bisa hidup sampai berapa tahun hanya dengan mengandalkan tabungan yang mereka punya. Ibu terdiam dan membenarkan hal tersebut/
Ponsel Look berbunyi. Reporter menelponnya dan memberitahu kalau ada gosip terbaru pagi ini. Look bingung dan bertanya apa? Reporter memberitahu kalau ada foto yang tersebar dari seseorang yang memberitahu melihat Tee bersama dengan seorang pria muda di stasiun kereta api Nakon Prathom.
“Foto? Aku rasa itu bukan Tee. Mungkin hanya orang yang mirip dengannya. Itu tidak mungkin Tee. Tee sedang di luar negeri sekarang.”
“Benarkah?”
“Jangan pedulikan hal itu. biarkan saja berlalu. Gini saja, kalau aku ada berita terbaru, aku akan memberitahumu terlebih dahulu. Dan kita bisa makan bersama lain waktu.”
Selesai teleponan dengan reporter, ibu langsung bertanya ada masalah apa dengan Tee? Look memberitahu kalau ada orang yang melihat seseorang mirip Tee bersama dengan seorang pria muda di stasiun kereta api daerah Nakon Prathom. Jadi, reporter itu menelpon untuk memeriksa.
“Jadi, apa itu dia?”
“Sepertinya ya,” jawab Look. Dan Look jadi khawatir pada Tee.
--
Noina duduk seorang diri di pinggir sungai. Dia memikirkan pertengkarannya tempo hari dengan Tonmai. Dia bingung, haruskah dia yang pertama kali menyapa Tonmai?
--

Orn sangat cemas karena sampai siang Tonmai belum pulang juga. Chet juga tampak cemas, tetapi dia tampak menyembunyikannya. Orn merasa kalau mereka harus melapor pada polisi, tetapi Chet melarang. Orn tidak tahan hanya duduk diam, jadi dia ingin keluar untuk mencari Tonmai.
“Jangan,” larang Chet.
“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu. Putra kita hilang. Kau kira aku bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apapun?”
“Kau tunggu di sini. Aku yang akan mencarinya,” ujar Chet dan keluar rumah.

Orn mengejarnya. Dan pas sekali, ternyata Tee mengantar pulang Tonmai. Chet jelas marah melihat Tee bersama dengan Tonmai. Sementara Orn merasa lega karena Tonmai kembali. Usai mengantar Tonmai, Tee langsung pergi.
Noina dalam perjalanan ke rumah Tonmai. Dia ingin berbaikan dengan Tonmai dan bahkan sampai membawa 2 gelas ice cream. Pas sekali, dia melihat Tee yang baru pulang. Dan dia juga melihat Chet, ayah Tonmai, mengajak Tee bicara. Jadi, Noina memutuskan untuk menguping.
Chet bertanya dimana Tee bertemu dengan Tonmai? Tee menjawab di stasiun kereta. Dan Chet langsung meminta pada Tee untuk menjauh dari putranya mulai sekarang. Tee hanya bisa meminta maaf.
“Simpan permintaan maafmu. Itu tidak bisa membawa putriku kembali,” ujar Chet dengan dinginnya dan pergi kembali ke rumahnya.
--

Ibu menyiapkan makanan untuk Tonmai. Dia bertanya, kemana Tonmai pergi? Tonmai tidak menjawab. Orn tidak memaksa, dan hanya meminta Tonmai untuk tidak pergi diam-dima lagi.
“Aku tidak ingin tinggal di sini lagi,” ujar Tonmai.
“Kemana kau mau pergi? Kalau kau pergi, dengan siapa lagi aku? Kau tidak ingin bersama ku lagi?”
“Kenapa kita harus tinggal di sini? Dari yang aku ingat, aku tidak pernah melihatmu bahagia. Ayo kabur bersama. Aku rasa kita bisa tinggal dan menghidupi diri kita sendiri. Kita bisa hidup tanpa ayah.”  
Dan pas sekali, Chet mendengar hal itu dari depan pintu. Orn memperingati Tonmai untuk tidak pernah berkata seperti itulagi. Karena mau bagaimanapun juga, Chet adalah ayah Tonmai. Tonmai malah marah, dia merasa kalau Chet hanya memikirkan perasaanya sendiri dan tidak peduli dengan mereka. Dia membenci ayahnya.
“Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah peduli padaku. Bahkan pada Ibu, dia terlihat tidak peduli. Jadi kenapa? Kenapa kita harus tinggal dengan pria egois sepertinya? Tanpa kita, dia akan baik-baik saja!”
Dan Plak!! Orn menampar Tonmai yang sudah kelewatan. “Jangan pernah mengatakan hal itu lagi!”
“Kau hanya mencintainya. Kau tidak pernah mencintaiku!” marah Tonmai dan berlari keluar dengan menangis. Dia melihat Chet di depan pintu, tetapi mengabaikannya.
Dan Orn juga menangis sedih mendengar perkataan Tonmai.
Chet menghampirinya. Orn melihatnya dan segera manghapus air matanya. Dia membuang nasi yang belum habis di makan oleh Tonmai sambil menangis. Chet hanya bisa melihatnya dari belakang dengan perasaan bersalah tanpa tahu harus berbuat apa.
--
Tee pergi ke pinggir danau dan merenung. Tonmai melihatnya, jadi dia mendekat ke Tee.
“P’Tharnnam beruntung. Bahkan walau hidupnya sulit, masih ada kau yang merindukannya.”
“Kau kabur dari rumah lagi?”
Tonmai menjawab tidak. Dan mereka mulai berbincang. Tonmai memberitahu kalau dia merasa bersalah karena telah mengusir Tharnnam pergi sebelumnya. Tee dengan jujur memberitahu kalau setelah kematian Tharnnam, dia belum pernah melihat Tharnnam lagi, jadi, dia tidak tahu perasaan Tonmai yang sekarang merasa kehilangan Tharnnam.
“Itu terasa buruk. Aku merasa bersalah,” ujar Tonmai. “Jika saja dia masih ada di sekitarku, mungkin segalanya akan lebih baik. Aku pernah bertanya padanya, apakah dingin berada di dalam air pada malam hari. Dia memberitahuku, malam hari, berada di dalam air jauh lebih hangat daripada di sini.”
Dan entah kenapa, Tonmai mulai melepas sandalnya. Tee melihatnya dengan bingung. Dan Tonmai dengan perlahan, mulai berjalan memasuki danau. Tee memanggil nama Tonmai.

Tonmai terus berjalan. Dan seolah dia bisa merasakan malam Tharnnam bunuh diri, dimana saat itu Tharnnam sedang duduk mendengarkan walkman. Tetapi, kemudian Tharnnam berjalan memasuki danau. Tangan Tonmai terulur merasakan air danau, dan dia seolah bisa merasakan Tharnnam yang menenggelamkan diri.
Tee panik, dia berlari memasuki danau sambil memanggil nama Tonmai. Dan tangan Tonmai menggenggam tangan Tharnnam. Tharnnam memasuki tubuh Tonmai. Tee menarik tubuh Tonmai, dan dia seolah melihat di depannya adalah Tharnnam.
“Tharnnam!” panggil Tee. Dan mulai mengingat pertemuannya dengan Tharnnam di dalam mimpinya.
“Ini aku, Tee,” ujar Tharnnam dalam tubuh Tonmai.

Tee memeluknya dengan penuh kerinduan. Tharnnam meneteskan air matanya.
Dan Chet yang pergi mencari Tonmai, melihat Tee dan Tonmai yang saling berpelukan. Dengan marah, Chet berjalan memasuki danau dan memukul Tee dan menampar Tonmai. Apa yang mereka lakukan?

Tharnnam yang dalam tubuh Tonmai, kaget menerima tamparan tersebut. Dan Chet langsung menarik Tonmai untuk pulang. Tee masih bingung dengan yang terjadi dan melihat ke sekeliling danau seolah mencari sosok Tharnnam.
--
Chet membawa pulang Tonmai dnegan marah. Orn heran melihanya. Di tambah lagi Chet berteriak menyuruh Tonmai menjauhi Tee, orang yang telah membuat kakak Tonmai meninggal.
“Siapa yang tahu alasan Tharnnam bunuh diri? Mungkin saja dia ingin mati karena aku, karena Ibu atau karena kau (Chet)?!”
Chet terhenyak mendengarnya. Dia menatap Tonmai dengan pandangan tidak percaya. Dan dia langsung menyeret Tonmai yang inginkeluar ke dalam kamar. Orn berusaha menghentikan pertengkaran mereka, tapi percuma. Chet mendorong Tonmai ke dalam kamar, mengambil gembok dan menguncinya dari luar.
“Aku benci padamu,” marah Tonmai dari dalam kamar dan menendang pintu. “Aku membencimu. Kau dengar?! Kau merusak segalanya. Kau merusak hidupku. Kau merusak segalanya.”
Chet merasa sedih mendengarnya. Dia turun dari tangga dan melihat Orn yang menangis menatapnya. Chet keluar rumah setelah meletakkan kunci gembok di meja Tv ruang tamu. Orn melihatnya, tetapi tidak mengambilnya.
Tonmai menangis frustasi di dalam kamarnya.
“P’Tharnnam. Dimana kau? Bukankah kau bilang akan membuatku merasa bahagia?”
Orn masuk ke dalam kamar setelah membuka gembok pintu. Dia memeluk Tonmai untuk menenangkannya. Dia meminta Tonmai untuk tidak membenci ayahnya.
“Keluarga kita tanpa Tharnnam, akan lebih bahagia.”
“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Jika dia ada, jika dia mendengar yang kau katakan, akan sefrustasi apa dia jadinya?!” marah Tonmai. “Kenapa kau bicara seolah dia bukan putrimu?”
“Ya. Dia bukan putriku. Aku hanya punya satu anak. Dan itu kau.”
Tonmai terkejut mendengar kenyataan itu.
“Ingat ini. Hanya ada 3 orang di keluarga kita.”
“Kau kejam! Meskipun dia putrimu atau bukan, dia tetap bagian dari keluarga ini. Dia kakakku. Aku tidak pedul.”
“Tapi hanya kau anakku. Kau mengerti. Hanya kau anakku.”
“Dia tetap kakakku. Kau bilang, kau hanya mencintaiku. Bagaimana jika aku berakhir seperti P’Tharnnam? Apa kau tetap akan mencintaiku? Jika kau hanya mencintaiku dan tidak mencintai P’Tharnnam sedikitpun, kau tidak perlu mencintaiku sama sekali.”
Orn menangis mendengarnya. Mungkin, dia tidak menyangka kalau putranya pun akan peduli pada Tharnnam (dan aku jadi penasaran, apa dulu Orn pernah menyakiti Tharnnam atau tidak?)
Tonmai jadi teringat saat berbincang dengan Tharnnam, saat mereka berbincang usai Tonmai membakar dress Noina untuknya. Saat itu, mereka terlihat seperti kakak beradik yang sangat kompak.
“Kau tahu, ketika kita melihat bintang, itu seperti melihat masa lalu kita,” ujar Tharnnam saat itu.
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.”
“Sebelum bintang dapat terlihat dari bumi, itu harus melewati berjuta tahun cahaya. Untuk bintang yang kita lihat bersinar, mereka mungkin telah hancur berkeping-keping. Itulah cara mereka agar bisa terlihat oleh kita. Dan untuk beberapa bintang, ada bintang yang tidak bisa terlihat. Itu karena sinar mereka tertelah oleh sinar bintang lain.”
“Bagaimana kita bisa mereka?”
“Kita tidak bisa melihatnya. Hingga bintang lain yang bersinar itu menghilang. Lalu, kita mungkin bisa melihat bintang itu. Bintang itu tidak cukup bersinar untuk terlihat,” ujar Tharnnam sedih seolah merujuk kepada dirinya.

Tonmai menangis mengingat pembicaraan itu. Dan sebuah bintang di langit-langit kamarnya, terjatuh.
“Tonmai,” terdengar suara Tharnnam. Dia kembali. Tharnnam menghapus air mata Tonmai. Dan Tonmai langsung memeluknya.
Bersambung
Astaga… tidak ngira kalau masa lalu Tharnnam dan Tee bisa hingga ke sana. Awalnya, aku menduga kalau Tee selingkuh dengan Tharnnam dan Tharnnam tidak sadar kalau dia hanya selingkuhan. Ternyata, Tharnnam sadar dan tahu kalau dia hanyalah selingkuhan Tee, pengganti saat Jane tidak ada. Dan Tee, aku tidak sangka, dia sebreng**k itu dulu. Dia benar-benar mengambil semua keuntungan yang bisa di dapatnya dari Tharnnam. Semuanya.
Dan Tharnnam ternyata mau memberikan semuanya untuk Tee. Dia mencintai Tee, hingga ke tahap dia tidak bisa berpikir logis lagi. Mungkin, karena Tee orang pertama yang peduli padanya, di saat ayah dan ibunya tidak mau peduli dan bahkan mungkin dia merasa seperti di buang oleh kedua orang tuanya.
Aku juga tidak menyangka kalau Tharnnam sampai berusaha bunuh diri beberapa kali. Astaga!! Nggak tahu mau comment apa lagi. Kalau pendapat kalian gimana?


3 Comments

  1. Bener bgt..stiap perceraian past yg slalu drugikan anak2.mngkn jka tharnnam pny 1 orng yg slalu melindungi n tulus bt dy past dy bs brthan.

    ReplyDelete
  2. nonton dmn kak yang ada sub indo?

    ReplyDelete
  3. Nadia Putri Amelia : Aku nggak tahu nonton dimana yang indo sub, karena aku nonton yang eng sub.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post