Network
: Channel 3
Chai
Pat menolak untuk untuk membantu Yodsawin, menurutnya tidak peduli betapa
hebatnya keluarga si pasien, tapi dia tidak akan membiarkan si pasien itu
melakukan apapun yang di inginkan nya. Karena jika dia membiarkannya seperti
ini, maka pasien lain juga akan melakukan hal yang sama, dan itu akan merusak
peraturan.
“Aku
mengerti. Tapi sekarang setiap orang begitu gugup da tidak bisa melakukan
apapun karena pasien ini. Tolong lah,” pinta Yodsawin. Tapi Chai Pat tetap
menolak.
Sebelum
Chai Pat pergi, seorang perawat datang sambil berlari dan meminta bantuan Chai
Pat. Dia memberitahukan bahwa ini adalah perintah dari Direktur. Mengetahui hal
itu, Chai Pat langsung berpikir bahwa pasien itu pasti sangat special VIP. Dan
Yodsawin tersenyum.
Didalam
kamar rawat. Piangporn mencoba membujuk Keaw agar mau diobati, tapi Keaw terus
menolak dan tidak mau. Sehingga Piangporn menjadi kebingungan, karena dia tidak
bisa hanya membiarkan begitu saja, ketika melihat seorang pasien melukai diri
sendiri.
Piangporn
menyuruh seorang perawat untuk membantunya, lalu seorang perawat lagi, dia
suruh untuk keluar dan menemui wali Keaw. Dan dengan ketakutan, Keaw meminta
agar mereka jangan menyuruh Ingorn untuk masuk.
“Tidak
peduli apapun yang mereka katakan, trainer atau orang yang berkuasa, jangan
suruh mereka ke sini. Ya?” pinta Keaw dengan panik. Lalu dia menolak untuk
disentuh juga.
Tepat
disaat itu. Chai Pat masuk. Dan ketika melihat Keaw, Chai Pat tampak sangat
terkejut sekali. Begitu juga dengan Keaw. Mereka saling terdiam dan mengingat
tentang pertemuan pertama mereka, saat Kontes kecantikan berlangsung.
Ketika
tersadar, Chai Pat langsung mengenalkan dirinya dengan sopan. Dan Keaw
tersenyum lega mengetahui hal itu.
Keaw
telah berganti pakaian memakai baju rumah sakit, dan dia berbaring diatas
tempat tidur. Namun sebelum Chai Pat menyentuhnya untuk melihat lukannya, Keaw
langsung mengelak dan mengatakan bahwa dia ingin mendiskusikan sesuatu tentang
proses jahit luka nya ini terlebih dahulu.
“Berbaring.
Aku perlu menchek luka mu dulu,” kata Chai Pat dengan tegas dan serius.
Keaw
lalu berbaring dan membiarkan Chai Pat untuk memeriksa luka nya. Dan saat
memeriksa itu, Chai Pat menanyakan apa ini sakit, tapi Keaw hanya diam saja.
“Bagus,
jika ini tidak begitu sakit,” kata Chai Pat.
“Itu
sakit! sangat sakit!” kata Keaw dengan cepat, ketika tersadar dari rasa
sedihnya.
“Ketika
aku menekan luka mu, kamu berbaring dengan tenang,” balas Chai Pat.
“I..
itu… itu sakit, sangat sakit sampai kaki ku terasa mati rasa. Itu mengapa aku
tidak merasakan apapun,” kata Keaw beralasan.
Keaw
membuat berbagai alasan agar dia bisa tinggal lebih lama di rumah sakit, tapi
dengan tegas Chai Pat mengatakan bahwa setelah dia selesai mengobati luka Keaw
ini, maka Keaw bisa pulang. Dan dengan terkejut, Keaw langsung duduk.
“Pulang?”
teriak Keaw.
Ketika
Piangporn dan seorang perawat pergi untuk mempersiapkan semuanya. Keaw langsung
berkata dengan panik kepada Chai Pat bahwa dia tidak bisa pulang. Dan Chai Pat
pun menatap nya dengan heran.
“Bisakah
aku tinggal satu hari lagi di rumah sakit? Ini sangat sakit,” pinta Keaw,
sambil beralasan.
“Luka
kecil ini, tidak perlu sampai menginap di rumah sakit,” balas Chai Pat.
“Aku
mau. Aku ingin memastikan bahwa jahitan lukanya, tidak meninggalkan bekas. Kamu
tahu bahwa aku baru menang, ini benar- benar penting untukku,” kata Kaew,
sambil beralasan lagi.
“Jadi
ini alasanmu? Kamu membuat keributan, karena khawatir tentang kaki mu. Sehingga
membuat petugas tidak bisa menjalankan tugas mereka. Ada pasien yang sampai
tidak ditanganin, karena setiap orang sibuk mengurus kamu,” balas Chai Pat
dengan sinis.
Keaw
merasa bersalah, tapi dia harus melakukan ini, dan dia meminta simpati Chai
Pat. Dan Chai Pat pun bertanya, tapi Keaw tidak bisa menceritakan semuanya
dengan jujur, jadi dia membuat alasan yang egois lagi.
“Baiklah.
Aku janji akan melakukan yang terbaik. Tanpa meninggalkan bekas, sebisa
mungkin. Aku mengerti. Pekerjaanmu adalah menjual paha mu,” kata Chai Pat salah
sangka.
Mendengar
itu, Keaw tampak terluka, tapi dia menyembunyikannya dengan cepat. Dan sebelum
Chai Pat keluar dari dalam ruangan, Keaw menanyakan, apa bisa dia tinggal
sehari saja lagi di rumah sakit.
Dan
Chai Pat pun menjelaskan bahwa Keaw bisa tinggal disini, tapi jika ada pasien
kritis yang membutuhkan tempat tidur, maka Keaw harus mengerti. Lalu sebelum
dia pergi, Chai Pat menanyakan apa ada yang Keaw butuhkan lagi. Dan Keaw
menggelengkan kepalanya, tanda tidak ada lagi.
Marathee
memberitahu kan hal itu kepada Ingorn, dan mengetahui itu Ingorn merasa
terkejut. Sementara Nun, dia menjadi sangat bersemangat, karena Chai Pat ada
dirumah sakit ini. Lalu Nun mengajak Ingorn untuk segera pulang, karena dia
tidak ingin Chai Pat melihatnya seperti ini.
“Kamu
tahu bahwa aku berjanji kepada Gneral!!” hardik Ingorn. Tidak peduli apa yang
terjadi dan jam berapa ini, dia akan menunggu dan membawa Keaw pulang.
Piangporn
lalu menjelaskan kondisi Keaw yang Chai Pat beritahukan padanya, yaitu Keaw
masih belum boleh berjalan terlebih dulu dan perlu menginap semalam disini.
Kemudian dengan kata sindiran halus, Piangporn bertanya apa jangan- jangan
Ingorn punya kesulitan dalam keuangan, sehingga tidak mau membiarkan Keaew
menginap semalam disini.
Nun
membawa Ingorn sedikit menjauh, lalu dia mengajak Ingorn untuk pulang saja hari
ini. Dia menjelaskan bahwa walaupun mereka membawa Kaew kepada General malam
ini, Keaw tidak akan bisa melakukan apapun. Dan mereka tidak perlu takut Keaw
bakal melarikan diri, karena para anak buah General ada berjaga- jaga disini.
“Nun.
Aku punya ide. Sebelum Baibua tahu, kita harus mengambil semua yang bisa
didapat. Sekarang, General pasti menunggu Keaw, jika dia tidak melakukan nya
dengan Keaw malam ini, dia akan menyalahkan kita. Aku perlu menenangkannya
sebelum dia marah,” jelas Ingorn.
“Mom!!
Kamu sudah tua sekarang!” balas Nun salah paham. Mengira Ibunya yang akan
menjadi penggati Keaw diatas ranjang General malam ini.
“Nun!!
Apa yang kamu pikirkan? Maksudku juara dua nya. Kita harus menemukannya malam
ini, dan menawarkan hidup bagus padanya. Ayo, cepat! kita harus mendapatkan nya
sebelum Baibua memiliki ide ini juga,” jelas Ingorn dengan suara pelan.
Dan
dengan bangga, Nun memuji Ibunya yang sangat pintar sekali.
Setelah
mereka berdua pergi, Marathee mendekati para anak buah General dan bertanya-
tanya kepada nya.
Marathee
masuk ke dalam ruang operasi, dimana Chai Pat sedang menjahit luka Keaw. Disana
dengan sinis, Marathee mengatai Keaw yang sedang tertidur karena obat bius. Dan
karena tidak mengerti dengan apa yang Marathee katakan, Chai Pat pun
mengabaikannnya dan terus fokus menjahit luka Keaw.
Tapi
Marathee tidak berhenti bicara, sehingga Chai Pat menanyakan apa Marathee
datang ke sini untuk membuat Keaw terbangun dan membuat kekacauan. Lalu karena
itu, maka Marathee pun terdiam, tapi hanya sesaat.
“Dia
baru saja menang beberapa jam yang lalu, tapi dia sudah bertingkah seperti yang
paling penting. Ada banyak pria yang di kirim oleh General Pinit ke sini.
Setelah kamu selesai mengobati lukanya, mereka akan membawa dia ke Paradise.
Jika dia menjadi selir General Pinit, aku bertanya- tanya, jika dia akan
bertindak ketinggian dan berkuasa,” oceh Marathee.
“Kita
dokter dan perawat. Semua pasien itu sama,” kata Chai Pat dengan sangat tegas,
karena tidak tahan dengan ocehan Marathee lagi.
“Perawat
Marathee, kamu tidak ada hubungannya dengan ini,” tambah Yodsawin.
“Keluar.
Kamu harusnya ada di lantai satu, bukan disini,” kata Chai Pat dengan tegas.
Setelah
Marathee keluar dari ruangan. Chai Pat menasehati semua orang bahwa dalam
pekerjaan mereka ini, setiap orang harus mengetahui tentang tugas nya dan tata
krama.
Piangporn
memanggil Marathee dengan tegas. Dia menasehati Marathee yang adalah seorang
perawat, tapi malah memperlakukan pasien dan wali pasien dengan sikap yang
aggressive. Mengancam mereka dan berbicara dengan nada tinggi.
“Hal
yang kamu lakukan pada Krongkeaw. Aku bisa mengatakan bahwa kamu tidak berpikir
tepat,” kata Piangporn.
“Dia
yang mengacam ku duluan!!” balas Marathee dengan marah.
“Kita
harus nya mencari cara lain yang terbaik untuk menanganinnya,” jelas Piangporn.
Marathee
tidak terima di nasihati oleh Piangporn, tapi dengan tegas dan lembut Piangporn
terus menjelaskan kepada Marathee bahwa tindakan Marathee itu tidak benar
sebagai seorang perawat, apalagi sikap Marathee yang mencampurkan urusan
pribadi hingga mengganggu pekerjaan Chai Pat.
“Apa
kamu pikir aku ingin melakukan pekerjaan ini?” kata Marathee dengan kesal.
“Jika
kamu tidak mau. Mengapa kamu melakukannya? Jika kamu tidak mau menjadi perawat,
maka keluarlah dan cari pekerjaan yang lain. Kamu putri bangsawan. Kamu cantik.
Kamu bisa bekerja di perusahaan atau
hotel,” balas Piangporn dengan tegas.
Sebelum
masuk ke dalam mobil, Chai Pat melihat anak buah General Pinit yang berjaga di
depan pintu kamar rawat Keaw. Dan lalu dia teringat akan perkataan Marathee tadi
diruang operasi.
Dia mengikuti kontes kecantikan,
karena dia begitu ingin menjadi selir General Pinit? Tanya
Chai Pat didalam hatinya. Lalu dia mengingat tentang ekspresi sedih Keaw saat
diatas panggung tadi, serta saat Keaw meminta izin untuk menginap semalam.
Kemudian mengapa dia terlihat begitu
tidak bahagia? Berhenti!
Berhenti! Dia hanya seorang wanita yang menyukai kenyamanan hidup dan dia ingin
seseorang mengangkat dia. Mengapa aku berpikir begitu berlebihan? Pikir
Chai Pat. Lalu masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
Keesokan
harinya. Pagi- pagi sekali, Chai Pat berjalan perlahan untuk keluar dari dalam
rumah. Dan Chai Lek yang kebetulan melihat itu, dia bertanya mengapa Chai Pat
menyelinap pergi seperti itu.
“Chai
Lek. Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu baru pulang atau kamu akan pergi
keluar?” kata Chai Pat bertanya balik. Dan Chai Lek menyuruh agar Chai Pat
diam, jangan sampai Nenek mendengar itu.
Chai
Lek menjelaskan bahwa dia baru saja pulang. Dan Chai Pat menjelaskan bahwa dia
mau pergi bekerja. Lalu dengan nada menggoda, Chai Lek bertanya, sepagi ini,
apa ada operasi? Dan dengan jujur, Chai Pat menjawab tidak, dia mau memeriksa
pasien.
“Memeriksa
pasien? Miss kecantikan Thailand, kan? Mereka membawanya ke rumah sakitmu,”
kata Chai Lek sambil menunjukan berita di majalah.
“Aku
tidak ada hubungannya dengan ini. Kami dokter punya jadwal tugas. Aku punya
pasien. Aku tidak ada hubungannya dengan ini,” balas Chai Pat menyangkal terus.
“Apa
aku mengatakan sesuatu?”
“Aku
akan pergi kerja dulu,” kata Chai Pat dengan cepat, karena gugup, lalu pergi.
Dan
Chai Lek tertawa. “Hati- hati ya. Jangan terus memikirkan tentang Miss itu,”
katanya. Lalu dia memberikan majalah yang baru saja dibacanya itu kepada Chai
Pat.
Setelah
Chai Pat pergi. Chai Lek tersenyum senang, dan mengatakan kepada Somboon
(pelayan) bahwa tampaknya dia dan Chai Pee memenangkan taruhan. Tapi dia tidak
mau memberitahu kepada Somboon, taruhan apa itu.
General
Pinit dan Baibua bertemu. General Pinit sangat senang mengetahui Keaw bisa
sembuh tanpa bekas luka, dan dia yakin bahwa Chai Pat pasti membantunya, karena
dia telah memberikan banyak donasi ke sana.
Lalu
General Pinit menanyakan tentang orang tua Keaw, karena dia tidak ingin ada
masalah ke depannya. Dan Baibua menjelaskan bahwa General Pinit tidak perlu
cemas, karena Ingorn telah mengurus semuanya itu, lalu dia juga menjelaskan
tentang Ayah Keaw yang sakit.
Kemudian
General Pinit pun memberikan upah kepada Baibua. Tapi dia hanya memberikan
separuh saja, sisanya akan menyusul, saat dia berhasil tidur dengan Keaw. Dan
dengan senang, Baibua menerima itu serta pergi.
Setelah
Baibua pergi, juara kedua dari kontes kecantikan semalam datang. Dan dengan
mesra, General Pinit memeluk serta bermesraan dengannya.
Madame
Sara yang melihat itu dari jauh, dia tampak sangat sedih. Tapi karena tidak bisa
melakukan apapun, makanya dia pun hanya diam saja.
Sesampainya
dirumah sakit. Chai Pat merasa heran, karena tidak menemukan Keaw di atas
tempat tidur rumah sakit. Dan dia melihat ke sekeliling dengan cemas.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Lnjut truz mb
ReplyDeleteKak q tunggu kelanjutanya tp jgn lama-lama y,terimakasih.
ReplyDeleteLanjut kak...
ReplyDeleteJgn lupa khun chai yg lain jg ya kak 💪💪