Sinopsis Lakorn : Khun Chai Puttipat Episode 3 - part 3



Khun Chai Puttipat (2013) Episode 3 - Part 3

Network : Channel 3

Piangporn mendekati Chai Pat dan memberitahukan bahwa kemarin malam General Pinit menelpon dan menyuruh mereka untuk memindahkan Keaw ke kamar yang terbaik. Jadi itu mengapa sekarang, Keaw berada di gedung yang lain. Lalu setelah mengatakan itu, Piangporn pamit dan pergi.


Sesampai nya di dekat kamar Keaw, tiba- tiba saja Chai Pat merasa ragu dan ingin pergi. Namun akhirnya, dia memberanikan diri dan kembali lagi. Saat mengintip bahwa Keaw masih tertidur, maka Chai Pat pun masuk.

Lalu didalam Chai Pat memeriksa dokumen pemeriksaan Keaw. Dan setelah itu, dia memandangin wajah Keaw secara dekat dengan sangat lama sekali.


Ketika Keaw terbangun dan melihat wajah Chai Pat yang terlalu dekat dengannya, dia langsung merasa ketakutan dan berteriak, karena dia salah mengira bahwa Chai Pat adalah orang jahat yang ingin melakukan sesuatu padanya.

Dan Chai Pat pun berusaha untuk menenangkan Keaw. Lalu saat sadar bahwa orang yang ada dihadapannya adalah Chai Pat, maka Keaw pun menjadi lebih tenang, dan dia meminta maaf kepada Chai Pat.


Chai Pat lalu menanyakan kondisi luka Keaw, dan Keaw berbohong bahwa itu masih sangat sakit. Kemudian Chai Pat memberitahu Keaw bahwa sebentar lagi perawat akan datang mengantarkan sarapan dan obat untuk Keaw.

Keaw lalu bangun dan turun dari atas tempat tidurnya, tapi karena masih lemas, maka hampir saja dia terjatuh. Untung saja, Chai Pat berhasil menangkapnya, sehingga Keaw tidak terjatuh ke lantai. Lalu waktu terasa seperti berhenti sangat lama sekali, mereka berdua saling terdiam dan bertatapan.


Saat akhirnya sadar, Chai Pat pun melepaskan Keaw dari pelukannya dan menudukan Keaw di atas tempat tidur. Dan Keaw menjelaskan bahwa dia sebenarnya ingin ke kamar mandi. Dengan nada sedikit gugup, Chai Pat mengatakan bahwa dia akan pergi memanggil kan perawat.

“Tidak apa- apa. aku bisa berjalan,” kata Keaw, karena tidak ingin merepotkan.

Tapi baru saja berdiri sebentar, dia kembali harmpir terjatuh lagi. Untungnya, Chai Pat berhasil menangkap nya lagi. Dan sama seperti tadi, mereka saling terdiam dan bertatapan sesaat.

Chai Pat lalu menawarkan bantuan untuk membantu Keaw menuju ke kamar mandi. Dengan lembut dia memegang pinggang Keaw dan menuntunnya ke kamar mandi. Lalu setelah itu, dia mengatakan bahwa dia akan menunggu disini.


Dan Keaw pun mengiyakan, namun sebelum dia menutup pintu kamar mandi. Chai Pat menahan pintunya, dia mengatakan pada Keaw untuk menutup pintu nya saja, jangan kunci, karena jika terjadi situasi darurat, dia bisa langsung menolong Keaw.


Keaw menatap Chai Pat dengan heran. Dan seperti tersadar, Chai Pat mengatakan bahwa maksudnya adalah dia akan menelpon perawat untuk menolong Keaw, dan dia tidak akan masuk ke dalam, bahkan dia tidak akan membiarkan orang lain masuk ke dalam juga, jadi Keaw tidak perlu takut ada yang mengintip.

Lalu Chai Pat membalikan badan. Tapi karena masih ragu, Keaw meminta Chai Pat untuk menjauh sedikit lagi. Dan sampai tersenyum  Chai Pat berjalan menjauh.


Piangporn yang datang untuk mengantarkan makanan begitu kaget saat melihat Chai Pat ada di kamar Keaw. Dan Chai Pat menjelaskan kalau kini pasien sedang ada di kamar mandi, jadi Piangporn bisa meninggalkan makanan nya disini saja, dan dia yang akan mengurusnya.

“Bagus. Jika kamu melakukan itu, dia tidak akan pilih- pilih. Jika tidak, dia akan mendorong perawat wanita maupun pria,” kata Piangporn dengan lega. Dan Chai Pat tersenyum lebar.

Lalu saat menyadari tatapan heran dari Piangporn yang menatapnya, Chai Pat berhenti tersenyum dan kembali bersikap seperti biasa. “Tinggalkan saja disini,” katanya. Kemudian saat Piangporn pergi, Chai Pat kembali tersenyum- senyum sendiri.


Keaw yang mulai merasa baikan, dia menolak bantuan Chai Pat dan berjalan sendiri, kembali ke tempat tidur. Lalu Chai Pat pun menutup pintu kamar, dia menjelaskan bahwa dia mau memeriksa luka Keaw, Dan dengan sedikit terpaksa, Keaw pun membiarkannya.

Setelah selesai memeriksa luka Keaw, Chai Pat mengatakan bahwa lukanya sudah sembuh dengan baik, tidak ada yang salah ataupun infeksi, jadi Keaw bisa segera pulang. Mendengar itu, Keaw merasa sangat kaget.

“Aku… aku… aku tidak mau pulang hari ini,” kata Keaw dengan gugup.

“Mengapa kamu tidak mau pulang?”

“Karena… aku… mm…”
Ingorn memperingatkan Nun untuk tidak memberitahu Baibua bahwa mereka ada mengirimkan juara kedua kepada General, jika tidak, maka Baibua akan meminta uang mereka.

“General benar- benar aneh ya. Dia tidak bisa menunggu Keaw keluar. Istrinya juga sangat cantik, tapi dia tidak peduli. Dia malahan menginginkan Miss kecantikan,” kata Nun, berkomentar tentang General.


Tepat disaat itu Baibua datang. Jadi mereka berdua pun langsung diam. Baibua datang untuk memberikan uang kepada Ingorn, dan melihat betapa banyak yang di terimanya, Ingorn berjanji akan melaksanakan tugasnya dengan baik, yaitu mengirimkan Keaw kepada General.

Baibua lalu memperingati agar mereka berhati- hati dalam melakukannya, karena General tidak ingin hal seperti ini tersebar. Lalu untuk orang tua Keaw, Ingorn harus mengurusnya juga. Dan dengan yakin, Ingorn mengatakan bahwa Baibua tidak perlu khawatir.


Keaw merasa kebingungan harus melakukan apa, dan Chai Pat menjadi heran. “Aku masih sakit. Bagaimana bisa aku pulang ke rumah? Aku tidak punya seseorang untuk menjagaku. Tolong izinkan aku untuk tinggal satu malam lagi di sini. Aku mohon, ya,” pinta Keaw dengan sangat.

“Aku benar- benar penasaran. Apa masalahmu?!” tanya Chai Pat.

“Tidak ada!” jawab Keaw, tidak bisa menceritakan semuanya.

“Beritahu aku, jika kamu punya masalah. Aku doktermu. Jika ada yang bisa ku bantu, aku akan membantumu.”

“Aku... aku... mm...”


“Apa yang kamu takutkan? Kamu takut dengan wali mu? Jangan takut. Kamu bisa mempercayaiku,” kata Chai Pat, menyakinkan Keaw.

Belum sempat Keaw berbicara, Marathee datang. Sehingga Keaw tidak jadi bercerita dan berbohong bahwa dia tidak punya uang, jadi dia ingin agar Chai Pat mengizinkannya untuk tinggal disini sampai dia mendapatkan hadiah kontesnya.


“Khun Krongkeaw. Mengapa begitu khawatir? Seseorang sudah membayar biaya rumah sakit untuk mu. Maksudku General Pinit,” kata Marathee sambil tersenyum. Lalu dia memberitahu tentang Ingorn yang datang untuk menjemput Keaw.

Marathee dan Chai Pat keluar dari kamar Keaw bersama- sama, dan sambil berjalan dengan sinis Marathee bertanya bahwa Keaw sangat cantikan. Dan Chai Pat membalas tentu saja, kalau tidak mana mungkin Keaw bakal bisa menang.

Lalu dengan manja, Marathee menggandeng tangan Chai Pat, dan menunjukan kepada Chai Pat dimana wali Keaw sedang duduk menunggu.


Melihat kedatangan Chai Pat, dengan segera Nun langsung berdiri dan memberi salam dengan cara yang sangat hormat dan anggun. Lalu Chai Pat pun memberikan hormat juga, tapi dengan cara yang biasa saja.

“Oh ya, apa kamu sudah sarapan? Jika belum, mari sarapan bersama, Yang Mulia,” kata Nun dengan sangat lembut sekali.

“Aku hanya M.R. bicara saja seperti biasa,” balas Chai Pat dengan serius.


Mendengar betapa bodohnya Nun dalam berbicara, maka Ingorn pun langsung menghentikannya, dan mengajak Chai Pat untuk bicara langsung. Ingorn menyampaikan maksud nya yang ingin menjemput Keaw. Dan Chai Pat mengizinkan nya.

Lalu Ingorn pun menarik Nun yang terus menatap ke arah Chai Pat, dan bukannya berjalan dengan benar.


Chai Pat menatap kepergian mereka dengan sangat tajam. Dan menyadarai itu, Marathee mengatakan bahwa kelihatannya Chai Pat tidak mau menyetujui Keaw untuk pulang. Lalu dengan cepat, Chai Pat membalas mengapa dia tidak mau, dan kemudian dia pergi.

Keaw mengaduk makanan nya dengan rasa sangat tidak berselera. Dia bertanya- tanya tentang apa yang harus di lakukannya sekarang, tentang bagaimana cara nya agar dia bisa melarikan diri dari sini.

Lalu Keaw pun turun dari atas tempat tidur dengan langkah yang sedikit pincang. Dia membuka pintu dan mengintip kondisi diluar, dan saat dia melihat seorang anak buah General Pinit ada disana, dia menutup pintu kamar nya dan duduk kembali di tempat tidur.

“Aku tidak bisa melarikan diri. Aku harus mendapatkan hadiah uang ku dulu. Aku harus menyelamatkan Ayahku,” gumam Keaw.


Tepat disaat itu, terdengar suara Ingorn yang memanggil namanya. Ingorn masuk ke dalam kamar bersama dengan Nun. Dia menunjukan pada Keaw, dress baru buatannya yang ingin dia berikan kepada Keaw. Dan Nun lalu berbicara dengan keras menyuruh agar Keaw segera  berganti pakaian.

Keaw menarik meja makan nya dan beralasan bahwa saat ini dia sedang sarapan. Tapi Ingorn menyuruh Keaw untuk tidak perlu sarapan, karena ada banyak makanan enak yang menanti Keaw diluar sana, jadi lebih baik Keaw berganti pakaian dulu.

Dan dengan terpaksa, maka Keaw pun menuruti Ingorn.


Didalam ruang kantor.  Chai Pat menuliskan detail resep untuk Keaw yang harus Marathee urus, juga mengenai jadwal pertemuan untuk pemeriksaan selanjutnya. Dan menerima itu, Marathee mengeluh kenapa Chai Pat harus membuat pertemuan lagi, padahal luka Keaw cuma lah luka kecil saja.

“Aku yang menjahit lukanya. Aku Dokter yang bertanggung jawab padanya. Tidak bisakah kamu berhenti bertanya dan melakukan pekerjaan mu?” kata Chai Pat dengan serius. Lalu dia pamit untuk pergi, karena dia punya jadwal operasi.


Sebelum Chai Pat pergi, Marathee menanyakan apa Chai Pat tahu siapa Ingorn, dan Chai Pat yang tidak tahu apapun, dia mengatakan bahwa Ingorn adalah pemilik toko baju. Lalu Marathee pun menjelaskan tentang Ingorn yang bisa juga disebut Mama-san.

“Setiap tahun, dia akan mengirimkan Miss kontes kecantikan Thailand kepadanya. Wanita itu akan mendapatkan mobil dan rumah. Itu mengapa Khun Ingorn merasa tidak nyaman dan ingin segera menjemput Keaw balik. P’Chai Pat kamu tidak pernah tertarik dengan Industri kecantikan, kan. Sunan yang memberitahu ku, Krongkeaw terlihat polos dan baik, tapi sebenar nya dia gadis nakal. Dia datang karena dia ingin menjadi selir General Pinit. Wanita seperti ini, jika ada yang mencintai atau menyukai dia, maka Pria itu bodoh,” jelas Marathee, menjelek- jelekan Keaw, walaupun beberapa penjelasannya memang ada yang benar.

Akhirnya Keaw telah selesai bertukar pakaian, dan juga telah didandanin oleh Ingorn dengan sangat cantik sekali.


Mendengar cerita Marathee, maka Chai Pat pun membalas bahwa dia tidak peduli dengan urusan Keaw. Dan dengan senang, Marathee membenarkan pilihan Chai Pat yang tidak ingin campur. Lalu dia pun pergi.


Sebelum Ingorn mengajak nya untuk pergi, Keaw menanyakan tentang kapan dia bisa mendapatkan uang dari pihak kontes kecantikan itu. Dan Ingorn pun memberitahu bahwa setahunya, itu akan diberikan pada hari sabtu akhir bulan ini, sekitar dua minggu lagi. Lalu dia menanyakan kenapa Keaw menanyakan tentang ini.

“Aku hanya penasaran, kapan aku bisa membawa Ayahku berobat,” kata Keaw, beralasan.

“Jika kamu tidak sakit. Mungkin seseorang akan mengirim kan Ayahmu ke rumah sakit,” kata Nun dengan sinis. Dan Kew pun bertanya, berpura- pura masih tidak tahu apapun. Lalu Ingorn pun memperingatkan Nun untuk diam.


Saat Ingorn mengajaknya untuk segera pergi, Keaw beralasan bahwa dia masih merasa sakit, dan dia ingin menginap disini. Mendengar itu, Ingorn langsung menghardik Nun, karena menurutnya itu semua karena Nun. Lalu dia juga menghardik Keaw untuk ikut dengannya.

“Keaw. Menginap beberapa malam di rumah sakit ini, maka tagihan rumah sakit akan sangat besar. Aku tidak kaya atau apapun. Berterima kasih lah pada General yang telah membayarkan untuk mu. Jika tidak, aku tidak punya uang,” jelas Ingorn dengan lebih lembut, saat Keaw tampak begitu ketakutan.

“Mengapa General yang membayarnya?” tanya Keaw.

“Karena dia pria yang baik. Dia begitu baik untukmu. Berterima kasih lah pada dia nanti saat kamu keluar nanti. Biarkan dia mengelus kepala mu dari atas,” jelas Ingorn. Yang maksudnya Keaw harus tidur dengan General.

Keaw segera beralasan lagi, sebelum menemui General, dia mau menemui Ayahnya dulu. Dan Ingorn pun langsung memarahi Keaw. Lalu Keaw mengatakan bukannya dia tidak berterima kasih, tapi sekarang dia masih kesulitan untuk berjalan.


“Kamu bilang, kamu tidak bisa berjalan. Kemudian gunakanlah kursi roda. General Pinit telah banyak sekali mendonasikan uang untuk rumah sakit. Jadi menggunakan kursi roda bukanlah, masalah,” kata Marathee yang datang sambil membawa kan sebuah kursi roda untuk Keaw.

“Tapi…” kata Keaw yang tidak bisa beralasan lagi. Dan Marathee menatapnya dengan sinis.

Post a Comment

Previous Post Next Post