Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 20 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Khun
Pa entah kenapa sebelum pergi dari rumah sakit, mampir sekali lagi ke kamar
rawat Thi. Dan saat itulah dia mendengar pembicaraan Thi dan Siriya mengenai
bukti penggelapan dana perusahaan yang di lakukan Khun Pa dan Khun Wiset,
dimana butki itu sekarang di simpan oleh Siriya. Di tambah lagi Thi berencana
memberitahu hal ini pada Khun Pawinee.
Khun
Pa ketakutan. Dia menutup pintu kamar Thi dengan perlahan dan kemudian kabur
dari sana. Hatinya cemas. Dia segera menelpon Khun Wiset, tetapi tidak di
angkat. Hal ini membuatnya semakin cemas, jengkel dan marah.
--
Khun
Wiset menemui Khun Chukiat. Dan Khun Chukiat langsung marah, karena sebelumnya
dia sudah memperingati agar Khun Wiset berhati-hati. Dan jangan sampai ada
bukti yang mengarah padanya. Jika ada, para polisi pasti tidak akan melepasnya
dengan mudah. Khun Wiset hanya bisa meminta maaf.
“Jangan
minta maaf. Aku ras akau sebaiknya pergi bersembunyi ke luar negeri sementara
ini. Tunggu sampai aku menyelesaikan masalah di sini, baru kau kembali. Aku
rasa sebaiknya kau pergi malam ini juga.”
“Malam
ini juga? Tapi bagaimana aku membuat alasan pada keluargaku?”
“Itu
urusanmu. Dan jika kau begitu khawatir pada keluargamu dan tetap ingin tinggal
hingga tertangkap. Itu terserah padamu. Tapi biar ku katakan lebih dulu, aku
tidak akan pernah menolongmu! Dan jika kau menyalahkanku, kau dan keluargamu…
akan mati!”
Khun
Wiset tahu kalau ancaman Khun Chukiat adalah serius.
--
Khun
Pa menyelinap masuk ke kediaman Siriya. Dia masuk ke kamar Siriya dan mulai
menggeledah mencari bukti yang di simpan oleh Siriya mengenai penggelapan dana
yang dilakukannya bersama Khun Wiset.
Tapi
belum sempat dia mencari, terdengar suara Nuan yang bernyanyi masuk ke kamar
Siriya untuk membersihkan. Khun Pa langsung berlari dan bersembunyi di kamar
mandi, untungnya dia tidak ketahuan. Tetapi, sebelum keluar kamar, Nuan sedikit
heran melihat laci meja yang terbuka, tetapi dia tidak ambil pusing dan
langsung keluar kamar lagi.
Khun
Pa langsung keluar dari kamar mandi dan mulai menggeledah lagi. Dia tidak
menemukan apapun, terakhir dia melihat kursi roda Siriya dan memeriksa. Sangat
beruntung, dia menemukan sebuah flashdisk yang tersembunyi di pegangan kursi
roda. Khun Pa langsung memeriksa isi flashdisk tersebut dengan tablet-nya, dan
isinya adalah dokumen penggelapan dana tersebut. Dia tampak panik.
Saat
keluar rumah, dia bertemu dengan Khun Pawinee. Dan jelas saja, Khun Pawinee
kaget melihat kedatangan Pa, dan bertanya ada urusan apa Pa kemari? Pa menjawab
dengan ketus kalau ini kan rumahnya juga, jadi dia kan boleh datang.
Khun
Pawinee menasihati Pa untuk tidak ikut campur urusan keluarga orang lain terus,
lebih baik Pa pulang ke rumah dan mengurusnya keluarganya sendiri. Khawatirkan
suaminya, bisa – bisa dia selingkuh.
“Tidak
mungkin. Khun Wiset tidak sama seperti Ayah ataupun Khun Pipop. Khun Wiset
mencintaiku. Mencintai keluarga. Jadi tidak mungkin dia marah padaku.”
Khun
Pawinee tidak peduli kalau Pa tidak mau mendengarkannya. Sekarang dia mau pergi
ke rumah sakit dulu karena ada sesuatu yang ingin di bicarakan Thi padanya.
Khun Pa jadi panik, takut kalau Thi hendak memberitahu mengenai penggelapan
dana yang di lakukannya.
“Ibu,
apapun yang Thi katakan, jangan percaya. Tolong tunggu dan dengarkan penjelasan
dariku dan Khun Wiset terlebih dahulu.”
“Kenapa?
Apa yang terjadi?”
“Aku
mohon, ibu. Jika ibu masih menganggapku sebagai putrimu, beri aku kesempatan
sekali lagi. Nanti aku akan datang menemui ibu lagi bersama Khun Wiset. Dan
menjelaskan segalanya padamu. Okay?” mohon Khun Pa dan langsung pergi.
Khun
Pawinee benar-benar bingung melihat tingkah putrinya tersebut.
Karena
keluar rumah terburu-buru, Khun Pa tanpa sengaja bertabrakan dengan Nuan dan
menjatuhkan flashdisk-nya. Dia segera mengambil flashdisk itu, meminta maaf dan
lari pergi. Nuan sempat melihat flashdisk tersebut dan ingat kalau itu adalah
flashdisk yang di tunjukkan Na padanya, yang berisi segala bukti penggelapan
dana Khun Wiset dan Khun Pa. Nuan langsung berlari panik ke kamar Siriya dan
memeriksa pegangan kursi roda, tidak ada.
Dia
panik dan langsung menelpon Na. Na jelas terkejut karena bukti mereka telah di
curi oleh Khun Pa. Thi sudah dapat menduga kalau Khun Pa pasti akan segera
membuat pergerakan.
“P’Nuan,
apa kau tahu Khun Pa hendak kemana?” tanya Na. “Okay, terimakasih.”
Dan
ternyata Nuan tidak tahu kemana Khun Pa. Thi menebak kalau Khun Pa pasti pergi
ke kantor untuk menemui Khun Wiset, jadi dia akan menelepon P’Nat untuk tanya
apa P’Pa ada ke kantor.
Khun
Nat memberitahu kalau Khun Pa belum ada ke kantor, dan dia akan memeriksa
ruangan Wiset. Saat dia menuju ruangan Khun Wiset, dia berpas-pasan dengan
Krit. Krit memberitahu kalau Siriya menelponnya tadi, dan dia langsung pergi ke
dept. pembelian, tetapi Khun Wiset tidak ada di kantor. Menurut orang kantor,
Khun Wiset sibuk dengan masalah mendadak, jadi tidak akan ke kantor seharian.
Thi
mencoba menelpon Khun Pa, tetapi tidak masuk. Na menyarankan untuk menelpon
Namneung. Thi langsung menelpon Namneung.
Namneung
sedang di rumah dan bermain game dengan Chet. Dia menerima telepon dari Thi.
Setelah mendengar pertanyaan Thi, Namneung langsung memberitahu kalau khun
Wiset sibuk dan tidak akan pulang hari ini. Sementara Khun Pa akan menginap di
rumah Khun Pawinee. Usai memberitahu itu, dia menutup telepon. Namneung sempat
merasa aneh karena Thi menelpon untuk menanyakan ayah dan ibunya.
Thi
memberitahu Siriya jawaban Namneung tersebut.
“Sebenarnya,
bukti yang di ambil Khun Pa, sudah di simpan di komputer juga (ada back-up).
Jadi kita masih punya bukti untuk menangkap mereka,” beritahu Na.
“Sekarang
ini, aku bukan takut dengan bukti yang hilang. Tapi aku takut akan ada orang
yang hilang (mati)!”
Khun
Pawinee datang ke rumah sakit. Dia langsung memberitahu Thi kalau Pa berbicara
aneh padanya, jadi pasti ada sesuatu yang terjadi kan?
“P’Pa
dan Khun Wiset bekerja sama untuk menggelapkan dana perusahaan. Dan mereka
melakukan transaksi bisnis untuk menghindari pajak.”
“Huh?!”
kaget Khun Pawinee. “Pa!!! Pa!!!”
Na
yang sadar situasi, pamit keluar dulu untuk memberi waktu Khun Pawinee bicara
dengan Thi. Setelah Siriya keluar, Khun Pawinee langsung bertanya, sudah berapa
lama hal itu di lakukan? Thi menjawab sekitar 3 tahun yang lalu, tapi dia baru
tahu juga. Khun Pawinee jelas marah karena Thi tidak memberitahunya lebih
cepat.
“Aku
ingin mengumpulkan semua bukti dulu agar yakin apa P’Pa terlibat dalam
penggelapan dana ini atau tidak. Dan…
aku memberitahumu hari ini,” jelas Thi.
“Terakhir
kali Pa berbuat masalah, walau serius apapun, aku sebagai ibu, menerima
apapun yang anakku lakukan selama ini. Tapi kali ini, ini masalah yang sangat
serius lebih dari yang ku bayangkan. Dia menggelapkan dana perusahaan.
Menyerahkan perusahaan kita ke saingan (berkhianat). Mengkhianati ku!
Mengkhianati Sutharak! Mengkhianati semua orang!”
“Aku
juga tidak ingin percaya dengan semua ini. Tapi sekarang, kita sudah mempunyai
bukti lengkapnya. Kita tinggal menyerahkannya ke kantor polisi. Tapi sebelum
itu, aku ingin berkonsultasi dulu dengan ibu. Karena bagaimanapun, Khun Wiset
dan P’Pa adalah anggota keluarga kita.”
“Anggota
keluarga tidak akan berbuat seperti ini. Kau terus lakukan, apapun yang kau
rasakan benar! Lakukan saja!”
“Baiklah,
Mae’Yai. Tapi masalahnya sekarang, P’Pa dan Khun Wiset sudah tahu kalau kami
punya bukti. Aku takut mereka akan kabur.”
“Mereka
tidak akan berani kabur. Pa sudah bilang padaku akan menemuiku malam ini
bersama dengan Wiset. Dia mungkin datang untuk mengaku seperti saat terakhir
kali dia berbuat salah. Tapi sekarang, bahkan jika dia memohon seperti apapun,
aku tidak akan kasihan padanya. Ini sudah saatnya untuk dia belajar atas
kesalahannya!”
--
Khun
Pa masih mencari Wiset. Dia menelpon ke Praw, sekretaris Khun Wiset dan
bertanya dimana Khun Wiset.
“Aku
tidak tahu. Khun Wiset bilang hari ini dia sibuk kerja dan tidak akan datang ke
kantor seharian. Khun Pa, apa ada masalah?”
“Tidak.
Tidak ada. Kalau kau sudah berhasil menghubungi Khun Wiset, suruh dia untuk
segera pulang. Ada hal penting!”
Khun
Pa benar-benar panik karena Khun Wiset tidak di ketahui ada dimana. Apalagi dia
tidak bisa menelpon Khun Wiset.
Dimana
Khun Wiset?
Dia
ada di tempat Praw. Praw telah berbohong tadi. Dia bertanya pada Khun Wiset,
apa yang terjadi? Khun Wiset tidak menjawab, dia masih memikirkan ancaman Khun
Chukiat padanya tadi. Praw menuntut jawaban, apa yang terjadi? Ponsel Khun
Wiset terus berbunyi, telepon dari Khun Pa.
“Tiba-tiba
saja ada perusahaan di luar negeri yang memberikan proposal menarik untuk ST
Super Car. Aku harus ke sana malam ini juga,” beritahu Khun Wiset. “Aku sudah
memutuskan untuk pergi malam ini juga. Aku akan mempacking barangku secepatnya
dan tinggal bersamamu malam ini,” ujar Khun Wiset.
Praw
jelas bingung, tetapi Khun Wiset sudah keluar dari condo-nya. Ponsel Khun Wiset
tertinggal, jadi Praw keluar dan mengejarnya untuk memberikan ponsel Khun
Wiset. Dia meminta Khun Wiset untuk memberitahunya jika ada masalah, jangan memendamnya karena dia akan selalu ada
untuk Khun Wiset.
Khun
Wiset langsung memeluk Praw dan berterimakasih karena Praw selalu ada di
sisinya selama ini. Dia akan segera pulang dan kembali lagi nanti.
Sial!!
Khun Pa ternyata datang ke condo Praw dan melihat hal itu. Suaminya ternyata
berselingkuh. Air matanya menetes.
Khun
Pa langsung menemui Praw, dan Praw kaget, bagaimana Khun Pa bisa ke sini? Khun
Pa menunjukkan ponselnya, ternyata ada GPS sepertinya yang di pasang di ponsel
Khun Wiset. Praw masih bersikap sok polos, tidak tahu apa yang terjadi. Hal itu
semakin menyulut emosi Khun Pa, dia marah karna Praw sudah berselingkuh dengan
suaminya.
Praw
ketakutan dan masih berani berbohong kalau dia tidak berselingkuh. Tetapi, Khun
Pa tidak percaya. Akhirnya, Praw mengaku kalau Khun Wiset yang merayunya
terlebih dahulu. Jika mau marah, marah saja sama Khun Wiset.
“Jangan
mengajariku. Sebelum aku mengurus Khun Wiset, aku akan mengurus mu duluan!”
Dan
Khun Pa langsung menampar dan memukuli Praw. Praw menjerit kesakitan dan
ketakutan.
--
Namneung
sedang bermain billiard bersama dengan Chet. Dan ketika dia mendengar suara
mobil Khun Wiset, Namneung langsung panik dan menyuruh Chet untuk bersembunyi.
Khun Wiset pergi ke kamar Namneung. Dia memberitahu kalau ada masalah mendesak,
jadi dia harus keluar negeri. Jadi, tolong Namneung beritahu Pa juga.
“Neung,
kau tahu kan, ayah mencintaimu. Apapun yang terjadi, percaya padaku. Segala
yang ku lakukan, itu semua ku lakukan untukmu.”
“Apa
ada yang terjadi Ayah?”
“Janji
padaku, Neung.”
“Ya,
aku berjanji. Tapi… Ayah tidak sedang dalam masalah kan?”
“Tidak,
putriku. Jaga dirimu baik-baik. Ayah akan segera pulang.”
Khun
Wiset langsung masuk ke kamar, dan Namneung benar-benar bingung dengan kelakuan
ayahnya.
--
Na
pergi ke kediaman utama, dan di sana sudah ada Khun Pawinee dan Khun Nat. Khun
Pawinee langsung tanya, mau apa Siriya?
“Aku
juga ingin membicarakan sesuatu dengan Khun Pa.”
“Ini
bukan urusanmu. Ini masalah keluarga.”
“Mengenai
masalah Khun Pa dan Khun Wiset yang menggelapkan dana, itu tidak ada
hubungannya denganku. Tapi, aku punya hal lain yang harus ku selesaikan
dengannya juga.”
“Hal
apa?” tanya Khun Nat.
“Mengenai
orang yang menembakku hingga aku lumpuh. Orang yang memotong rem minyak mobil
Khun Krit. Dan juga orang yang mencoba membunuhku di tempat parkir.”
“Kau
mau bilang kalau itu semua adalah perbuatan Pa?” tanya Khun Pawinee.
“Aku
akan membuatnya mengaku. Dan dia harus mengakui semua perbuatannya, tidak hanya
mengenai penggelapan dana perusahaan.”
“Kau
kira orang seperti Pa akan dengan mudah mengaku? Dia datang hanya untuk
menjelaskan mengenai penggelapan dana perusahaan karena kami punya bukti kuat
untuk menangkapnya. Tapi mengenai masalahmu, kau bahkan tidak punya bukti!”
ujar Khun Nat.
“Benar.
Jangan bertingkah!” peringati Da. “Cari bukti dulu. Lalu tangkap pelakunya.
Yang kita tidak tahu apa dia benar-benar ada atau tidak.”
Na
jelas kesal. Dia meminta agar mereka semua bisa sadar dan menerima kalau ada
anggota keluarga Sutharak yang menjadi pembunuh. Kenapa mereka masih harus
bertingkah seperti itu bukan urusan mereka? Khun Pawinee angkat bicara, dia
meminta bukti kalau Pa adalah pelakunya. Jika ya, tangkap Pa, dia tidak akan
menghalangi. Dia akan bersikap adil.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy