Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 22 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Khun
Pawinee melihat album foto Khun Pa dari kecil hingga dewasa. Dia menangis
melihat semua foto itu. Thi menemuinya dan mengajak Khun Pawinee untuk ke
kantor polisi sekarang.
“Untuk
memberikan jaminan pada Pa, kan? Aku tukar baju dulu.”
“Ini
bukan mengenai jaminan, Mae’Yai. P’Pa… dia menerima dan mengakui pada polisi…
kalau dia membunuh Khun Wiset.”
Khun
Pawinee shock.
--
Mereka
semua ke penjara. Khun Pawinee bertanya apa yang terjadi? Kenapa Pa
mengaku? Apa Pa sudah gila?
“Aku
tidak gila, Ibu. Tapi, aku harus bertanggung jawab karena membuat suamiku
meninggal.”
“Kenapa
kau harus bertanggung jawab? Tanggung jawab karena merusak hidupmu sendiri,
hidup putrimu seperti ini? Huh?”
Khun
Pa menangis keras. Khun Pawinee juga frustasi. The bertanya pada Chanat, apa
yang akan terjadi selanjutnya? Chanat menjelaskan kalau mereka akan membawa
Khun Paradee ke penjara untuk menjalani persidangan.
Khun
Pawinee benar-benar shock. Sementara Namneung, dia berlari keluar dari kantor
polisi. Da berkata dia yang akan mengejar Namneung.
Khun
Pa meminta agar polisi segera membawanya. Khun Pawinee benar-benar histeris karena
hidup putrinya menjadi seperti ini.
--
Thi
membawa Khun Pawinee pulang dan memintanya untuk berisitrahat. Khun Pawinee
masih terus meratapi nasib Khun Pa, dan merasa itu adalah kesalahannya. Thi
berusaha menenangkan Khun Pawinee agar tidak menyalahkan diri sendiri. Mereka
harus menyelesaikan masalah ini dulu.
“Besok
aku akan ke perusahaan,” putus Khun Pawinee.
Thi
memintanya untuk tidak pergi dulu ke perusahaan. Mengenai perusahaan dia yang
akan meng-handle nya dengan Khun Nat. Khun Pawinee merasa dia tetap harus ke
perusahaan, apalagi putrinya sudah membuat masalah sebesar ini.
--
Esok
hari,
Khun
Pa hendak di bawa ke penjara, dan seluruh reporter yang telah mengetahui berita
itu, mengerubunginya untuk meliput.
Na
dan Krit saat itu datang ke kantor polisi. Khun Pa melihatnya. Thi juga datang
dan melihatnya. Dan Khun Pa juga melihatnya.
--
Berita
mengenai Khun Pa sudah tersebar dan tayang di TV Nasional. Selain berita
pembunuhan yang di lakukan Khun Pa, juga ada berita mengenai penggelapan dana
perusahaan yang di lakukan Khun Wiset dan melibatkan Khun Chukiat. Khun Chukiat
juga di panggil untuk di interogasi.
“Khun
Paradee sudah tertangkap. Mungkin ini saatnya kita memberitahu kebenarannya
kepada semuanya,” pendapat Ya. “Dan membawa kembali KhaoSuay untuk tinggal
denganku.”
“Tapi…
Khun Paradee masih belum mengaku terkait yang dilakukannya pada mu dan juga
pembunuhan Khun Pipop,” pendapat Na.
Ya
merasa kalau semuanya sudah berakhir karna Khun Pa telah tertangkap. Krit
angkat bicara, walaupun Khun Pa telah tertangkap, namun kasus ayahnya dan Khun
Pipop belum terungkap.
“Jadi
kalau Khun Pa mengaku, semuanya akan berakhir, kan? Karena ini semua berawal
dariku, maka biarkan aku yang mengakhirinya sendiri, Na.”
Na
hanya menghela nafas mendengar permintaan Ya.
--
Seluruh
kantor ST Car sedang heboh saat mendengar kabar kalau Khun Pawinee akan datang
ke kantor. Mereka mulai menduga kalau mungkin kedatangan Khun Pawinee adalah
untuk memutuskan siapa pengganti Khun Wiset yang sudah meninggal dan Khun Pa
yang di tangkap. Chet yang ada di sana memberi komentar kalau mereka harus
melihat siapa yang bisa mengalahkan Thi untuk menjadi President dari ST Super
Car.
Dan
ada yang aneh, Chet tersenyum misterius.
--
Khun
Pawinee mengadakan rapat untuk membahas mengenai pengganti Khun Wiset dan Khun
Pa. Dan Khun Pawinee menyerahkan posisi tersebut untuk di ambil oleh Khun
Nattaya. Setiap peserta rapat yang hadir, tidak menolak putusan tersebut. Khun
Nat berterimakasih dan berjanji akan mengerjakan yang terbaik.
--
Selesai
rapat, Da pergi ke ruangan Khun Nat. Dia memberi komentar tidak percaya kalau
orang seperti P’Pa bisa membunuh orang. Khun Nat balas berkomentar kalau
kemarahan dapat membuat orang gelap mata dan dia kasihan dengan Pa.
“P’Nat
kasihan pada P’Pa? Aku kira kau malah senang. Karena kau tidak akan mempunyai
saingan lagi di perusahaan.”
“Aku
tidak pernah melihat Khun Pa sebagai sainganku. Khun Pa adalah keluargaku.”
“Benarkah?
Mari kita lihat saja. Jangan sampai ku lihat kalau P’ diam-diam menyalakan kembang
api untuk merayakan posisi yang baru saja P’ dapatkan,” komentar Da sinis dan
keluar dari ruangan Khun Nat.
Khun
Nat jelas kesal mendapat komentar seperti itu.
--
Malam
hari,
Khun
Pawinee duduk sendiri di ruang tamu dan menangis sedih. Thi yang baru pulang
merasa kasihan melihat Khun Pawinee dan bertanya kenapa dia belum tidur?
“Mana
bisa aku tidur ketika putriku… Pa harus tidur di penjara,” tangis Khun Pawinee.
“Sejak dia kecil hingga dewasa, aku tidak pernah membiarkannya kesulitan
sekalipun. Tapi hari ini… hari ini Pa harus tidur di penjara.”
Thi
berusaha menghibur Khun Pawinee. Tapi percuma apalagi Khun Pawinee menyalahkan
dirinya sendiri karena telah salah membesarkan Pa. Selama ini Pa selalu merasa
kalau dia membencinya. Thi mengatakan pada Khun Pawinee kalau Khun Pawinee
adalah ibu terbaik, dia bahkan membesarkan dirinya yang bukan anak kandungnya
dengan baik. Khun Pawinee menangis semakin keras dan memeluk Thi dengan erat.
--
Esok
hari,
Lert
mendapat laporan dari satpam kalau ada pencuri lagi. Dan menurut informasi dari
para tetangga, pencurinya kali ini adalah wanita paruh baya. Jadi kalau Lert
tahu sesuatu, tolong kasih tahu dia juga ya. Setelah itu, si satpam kembali ke
pos jaga komplek.
Setelah
si security pergi, Lert mengomel karena si satpam tak pandai menjaga. Masa Cuma
kasih tahu informasi, bukannya berhasil nangkap si pencuri. Thi sampai heran
melihatnya mengomel dan menyuruh Lert untuk menyiapkan mobilnya saja.
--
Na
pergi ke penjara tempat Khun Pa di tahan. Dia mengunjungi Khun Pa dan bertanya,
apa dua tahun yang lalu, Khun Pa lah orang yang menyerangnya?
“Kau
ingin menuduhku, kan?” tanya Khun Pa dengan marah.
“Aku
datang bukan untuk menuduh atau membuatmu marah. Selama ini aku dapat mengerti
kenapa kau marah padaku. Karena aku telah membuat kesalahan untuk kalian semua
dan tidak dapat di ampuni. 2 tahun lalu, aku harus duduk di kursi roda, itu
seperti hukuman untukku. Aku menderita. Aku mengerti perasaan mu sekarang, Khun
Pa.”
“Tidak
perlu kau datang untuk mengatakan kau mengerti perasaanku. Kau tidak akan
pernah mengerti. Aku tahu kalau kau juga marah dan membenciku. Ingin melihat
hidupku hancur seperti ini, kan?”
“Tidak
benar. Aku tidak pernah marah atau membencimu. Kebencian hanya akan membuat
kita terluka. Sebaliknya, memaafkan adalah kebahagiaan yang sesungguhnya. Hari
ini, aku datang untuk memberikan maafku. Jadi kita bisa mengakhiri semuanya.”
Mata
Khun Pa berkaca-kaca mendengarnya.
Na
dan Krit menunggu di luar. Na merasa cemas, dan Krit meminta Na untuk percaya
pada Ya. Dia yakin kalau Ya pasti bisa mengakhiri semuanya sendiri.
Eh,
ada Khun Nat!!! dia datang dan bertanya sedang apa Siriya dan Krit di sini?
Panik, Na menjawab cepat kalau mereka datang untuk melihat Khun Pa. Dan tidak
lama, Thi juga datang, dia datang bersama dengan Khun Nat.
“Kebetulan
kami juga ingin bertemu dengan Khun Pa. Bagaimana kalau kita masuk bersama,”
saran Thi.
“Aku
sudah masuk tadi.”
Mendengar
jawaban Siriya, Khun Nat langsung masuk bersama dengan Thi untuk menjenguk Pa.
Setelah
mereka masuk, Na langsung nyuruh Krit telepon Ya dan memintanya keluar. Sebelum
ketahuan.
“Jika
kau tidak mengakui hal dua tahun yang lalu, bagaimana dengan kematian Khun
Pipop dan Khun Jentham? Itu bukan kecelakaan kan, Khun Pa?!” tanya Ya.
Krit
menelpon Ya, tetapi ponsel Ya di masukkan ke dalam loker sebelum dia masuk
bertemu Khun Pa. Krit jadi panik karena Ya tidak mengangkat telepon. Sementara
itu, Thi dan Khun Nat sudah masuk dan meletakkan barang-barang pribadi ke dalam
loker.
“Kematian
dari Khun Pipop dan Khun Jentham adalah perbuatanmu kan?” tanya Ya lagi.
Khun
Pa menatapnya, dengan ekspresi bingung.
Seorang
opsir polisi melapor kepada petugas jaga kalau ada dua orang keluarga Khun Pat,
yaitu Khun Nattaya dan Khun Athirat yang ingin berkunjung. Ya mendengar hal
itu, dan dia langsung pamit pada Khun Pa untuk pergi dulu. Dan Ya meminta bantuan
kepada pengunjung di sebelahnya untuk membantunya keluar.
Ya
berbaur dengan pengunjung. Saat Thi dan Khun Nat lewat, dia menundukkan
kepalanya dalam-dalam sehingga Khun Nat dan Thi tidak menyadari kehadirannya.
Setelah dia mengambil barang-barangnya di loker, dia menelpon Krit kalau dia
sudah keluar dan tadi berhasil menghindari Khun Nat dan Thi. Tapi, dia tidak
mendapat pengakuan Khun Pa.
Krit
mengerti. Dan dia meminta Ya untuk menunggu di depan, karena dia akan datang
menjemput Siriya.
--
Khun
Nat bicara dengan Khun Pa, apa yang di bicarakan Siriya pada Pa?
“Dia
ingin aku mengaku telah melukainya dua tahun lalu.”
“Kau
tentu tidak boleh mengaku hal itu, Khun Pa? Sekarang ini, kami sedang berusaha
untuk membebaskanmu. Aku tidak ingin ada masalah lain yang memperumit kasus
saat ini, Khun Pa.”
“Cukup,
P’Nat, Nai Thi. Tidak perlu menolongku sama sekali. Aku orang yang membuat Khun
Wiset meninggal. Aku harus bertanggung jawab.”
“Jika
Khun Pa masuk penjara, bagaimana dengan
Namneung? Namneung memerlukanmu, Khun Pa.”
“Namneung…
tidak perlu ibu sepertiku lagi,” sedih Khun Pa.
“Khun
Pa, lalu bagaimana dengan Mae’Yai. P’Pa tahu kalau Mae’Yai melakukan segala
cara untuk menolongmu,” beritahu Thi.
“Pergi.
Jangan pernah datang kemari lagi. Tinggalkan saja aku sendiri,” teriak Pa dan
langsung masuk kembali ke dalam sel penjaranya.
Khun
Nat dan Thi sampai tidak tahu harus bagaimana lagi. Mereka mengusahakan segala
cara, tapi Khun Pa sendiri sudah tidak ingin berusaha. Dia ingin berada di
dalam penjara, menebus dan bertanggung jawab atas kematian Khun Wiset.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy