Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 23 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Dalam
perjalanan pulang, Khun Nat memberikan komentar kalau mereka tidak bisa
melakukan apapun jika Khun Pa tidak mau bekerjasama dengan mereka. Thi
membenarkan, dan yang harus mereka lakukan sekarang adalah memperbaiki kondisi
mental Khun Pa.
“Dan
aku juga ingin berkonsultasi dengan pengacara handal, tapi aku tidak tahu
apakah Khun Krit bersedia membantu kita atau tidak,” ujar Thi.
“Kenapa
dia tidak mau membantu kita?”
“Karena
Khun Krit memihak Siriya. Dan Siriya ingin Khun Pa menebus kesalahannya karena
dia pikir P’Pa adalah orang yang membuatnya menjadi lumpuh. Aku juga merasa
kalau Khun Krit mungki tidak ingin menolong P’Pa.”
“Walau
dia tidak mau membantu pun, dia harus ingat kalau dia adalah orang Sutharak. Dia
tidak boleh lupa kalau dia bisa hidup karena uang dari Sutharak. Bukan Siriya.
Aku akan mencoba bicara dengan Khun Krit.”
--
Ya
sudah kembali ke rumah Krit. Dia kemudian mulai membahas Khun Pa. Dia merasa
kasihan pada Khun Pa dan juga merasa bersalah karena tidak bisa membuat Khun Pa
mengakui perbuatannya kepadanya. Jika saja tadi mereka punya waktu sedikit
lebih lama.
“Tidak
apa-apa, Khun Ya. Gimanapun sekarang ini Khun Pa sudah tidak bisa kabur
kemanapun lagi. Kita juga masih punya waktu untuk membuat Khun Pa mengaku. Khun
Ya, bagiku… kau hari ini sangat hebat.”
Ya
kemudian memberitahu Krit kalau dia akan meminta Peuk besok untuk menjemputnya
pulang. Krit menawarkan diri untuk mengantar Ya, agar tidak merepotkan Peuk. Tetapi,
Ya menolak. Setelah itu, dia segera permisi untuk ke kamar dan menolak bantuan
Krit. Tampak jelas, dia menghindari Krit.
Setelah
masuk kamar, Ya menelpon Peuk dan meminta di jemput besok. Tapi, ternyata Peuk
tidak bisa menjemput Ya besok karena jadwalnya sangat sibuk besok. Mulai dari
jam 7 pagi dia sudah harus membawa makanan untuk kuil, mengurus bebek dan
membawa Aunt On ke dokter gigi. Sementara sorenya, dia harus menonton lakorn. Ya
meminta Peuk untuk menunda menonton lakorn, tetapi Peuk dengan tegas mengatakan
tidak bisa. Dia sudah menantikan lakorn ini dari minggu lalu.
“Dan
di preview lakorn itu di katakan kalau Pra’ek hampir mengetahui penyamaran
Nang’ek. Jadi, aku tidak bisa melewatkannya.”
Aunt
On meminta Ya untuk tinggal di tempat Khun Krit sehari lebih lama. Ya merasa
tidak enak tinggal terlalu lama di tempat Krit. Aunt On meminta Ya untuk tidak
terlalu berpikir jauh, dia kan teman Krit, lagipula kan Ya bisa memanfaatkan hal
ini untuk menemani KhaoSuay. Ya akhirnya mengerti dan tidak memaksa di jemput
lagi besok, tapi Peuk harus menjemputnya lusa, ya. Aunt On setuju.
Setelah
selesai berteleponan dengan Ya, Aunt On dengan riang memberitahu Peuk kalau
rencana mereka berhasil. Peuk masih merasa ragu, apa rencana Aunt On ini akan
sukses? Aunt On dengan yakin menjawab, pasti, jika dua orang tinggal bersama
dan saling bertemu setiap hari, pasti tidak akan bisa menahan diri.
“Dan
satu lagi, aku ingin Ya berhenti membohongi perasaannya sendiri.. jadi, dia
akan bisa bahagia sekali lagi.”
--
Thi
pulang ke rumah. Dan saat itu, seorang wanita paruh baya yang sebelumnya di
bilang satpam di curigai sebagai pencuri, memanggil Thi.
“Thi.
Itu kau kan, putraku?”
Thi
terkejut namanya di panggil. Dia berbalik dan melihat seorang wanita berpakaian
lusuh. Itu ibu kandungnya. Dia langsung teringat saat ibunya pergi dengan taksi
dan meninggalkannya begitu saja di rumah Sutharak.
Ibu
Thi mendekati Thi. Dia bertanya apa Thi masih ingat padanya? Thi menatapnya
dengan marah dan menjawab, “Aku tidak kenal kau siapa. Sejak aku lahir, aku
tidak punya ibu! Kau mungkin telah salah mengenali orang lain. Aku bukan
putraku!”
Dan
belum cukup, Thi memerintahkan Peuk untuk mengusir wanita itu. Peuk yang sempat
mendengar pembicaraan mereka terkejut, apa wanita itu ibu Thi?
Thi
berjalan dengan penuh kemarahan. Saking marahnya, dia sampai menabrak Nuan yang
sedang menyiram tanaman dan hampir menginjak Pin Pin. Nuan jelas kesal dengan
Thi yang seperti itu. Thi bahkan berjalan melewati Siriya begitu saja tanpa
menyapa. Na dan Nuan jelas heran, Thi lagi marah dengan siapa?
Thi
masuk ke kamarnya dan mengingat masa lalunya.
Flashback
Thi kecil masuk ke kamar ibunya
dan menangis. Dia mendengar ayahnya bilang kalau ibunya tidak akan tinggal di
rumah ini lagi. Dia bertanya ibunya mau kemana? Ibu juga tidak tahu, tapi dia
akan pergi sekarang juga. Thi menangis dan meminta ibunya untuk tidak
meninggalkannya. Dia memeluk ibunya dengan erat, tetapi ibunya membuka paksa
pelukannya dan langsung pergi dengan tas.
End
Thi
menghela nafas mengingat kejadian itu. Na datang ke depan kamar Thi. Dia
mengetuk pintu kamar Thi, tetapi tidak ada jawaban. Jadi, dia masuk begitu saja
dan menghampiri Thi yang tampak sedih.
“Khun
Thi. Kau baik-baik saja?”
Tidak
ada jawaban. Na mendekatinya dan meminta Thi bercerita padanya jika ada masalah
apapun. Thi berbalik dan memeluk Na. Na jelas terkejut.
“Khun
Thi. Ada apa? Apa yang terjadi?”
“Apa
tidak bisa aku seperti ini?” tanyanya sambil terus memeluk Thi. Na mengerti dan
mengelus punggung Thi dengan perlahan, menenangkannya. Thi menangis.
--
Lert
menuju kediaman Siriya, dan dia melihat wajah Nuan yang muram. Nuan langsung
curhat kalau tadi Thi sangat aneh, menabraknya tapi tidak meminta maaf. Lert langsung
meminta Nuan untuk mengabaikan Thi, karena Thi baru saja bertemu hal yang
mengejutkan. Nuan jelas jadi penasaran dan mendesak Lert untuk memberitahu apa
yang baru di temui Thi.
--
Nuan
melapor pada Na kalau Thi bertemu dengan ibunya. Tadi Lert yang memberitahnya.
“Ibu
Thi? Ibu yang membuang Thi sejak kecil?”
“Ya.
Ketika Khun Thi melihat wajahnya, dia seperti melihat hantu! Dan dia menyuruh
Lert untuk mengusir ibunya. Lihat! Ibu kandungnya saja dia usir seperti
mengusir binatang. Dan P’Lert juga bilang kalau melihat dari kondisi ibunya dan
cara berpakaiannya, dia seperti orang yang tidak punya uang.”
--
Na
tidak bisa tidur hingga malam karena memikirkan hal itu. Dan setelah berpikir
beberapa saat, Na memutuskan untuk mengirim pesan pada Thi, menanyakan keadaannya.
Tapi, tidak ada balasan. Karena khawatir, Na pergi ke kamar Thi. Dia mengetuk
pintu kamar, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.
Na
memilih membuka pintu kamar yang untungnya tidak terkunci. Dia masuk dan melihat
Thi yang tertidur lelap. Dan di atas meja samping tempat tidur Thi terlihat ada
sebotol obat tidur. Jelas, Thi tidur bukan karena lelah tapi karena minum obat.
Saat
Na merapikan selimut Thi, Thi tanpa sadar meraih tangannya dan bergumam agar
tidak di tinggalkan. Na jelas merasa kasihan pada Thi. Dia tidak beranjak dari
sisi Thi hingga pagi menjelang.
Thi
terbangun dan jelas heran melihat Na yang tertidur dalam posisi duduk di
sampingnya. Dia sedikit tersenyum dan memperbaiki posisi tidur Na. Na jelas terbangun
dan Thi langsung minta maaf karena membangunkannya. Dia hanya ingin memperbaiki
posisi tidur Siriya. Na mengerti dan berkata tidak masalah, dia juga harus berangkat
kerja.
“Terimakasih
sudah menemaniku,” ujar Thi dengan tulus.
“Tidak
masalah,” balas Na sambil tersenyum.
--
Ibu
Thi (Riam) kembali datang ke rumah Sutharak. Lert jelas bingung untuk
mengusirnya. Dan Khun Riam memohon pada Lert untuk memberitahu Thi kalau dia
ingin bicara sebentar. Lert meminta maaf karena dia sudah dapat perintah untuk
mengusir Khun Riam. Khun Riam tetap berkeras, dia akan menunggu di depan rumah.
Thi
melihatnya dan memanggil Lert. Dia mengeluarkan segepok uang dari dompetnya dan
memberikannya pada Lert. Dia memerintahkan Lert untuk memberikan uang itu pada Khun
Riam dan menyuruhnya untuk tidak datang lagi. Lert langsung memberikan uang itu
pada Khun Riam, tetapi Khun Riam mengabaikannya dan malah masuk ke dalam rumah
mengejar Thi yang hendak masuk ke dalam mobil.
Thi
benar-benar marah karena Khun Riam mengikutinya. Dia tidak mau bicara pada Khun
Riam sama sekali. Tetapi Khun Riam tetap ngotot mau bicara dan mengembalikan
uang Thi. Thi jadi kesal dan bertanya tujuan Khun Riam kembali mencarinya.
“Aku
kembali karena aku ingin melakukan hal yang benar. Dapatkah aku mendapatkan
kesempatan untuk menebusnya?”
“Tidak
perlu. Aku tidak mau. Selama 20 tahun ini, aku bisa hidup sendiri tanpa mu. Keluar
sekarang juga dan jangan sampai aku melihat wajahmu!”
Khun
Riam tetap saja menahan tangan Thi, dan Thi menepisnya. Eh, Khun Riam malah pingsan.
Lert jelas panik, tetapi Thi tetap pada pendiriannya, menyuruh Lert membawa
Khun Riam pergi.
“P’Lert!
Bawa Khun Riam istirahat di kediamanku dulu,” ujar Na yang keluar rumah untuk
mengantar KhaoSuay.
“Siriya!
Ini urusanku. Jangan ikut campur. Lert, bawa dia keluar.”
Dan
Lert mengabaikan perintah Thi. Dia mengikuti perintah Siriya. Thi jelas tambah
marah pada Siriya yang ikut campur dalam masalahnya. Na menjawab dengan cerdas
kalau dia bukan ikut campur masalah Thi, dia hanya membantu seorang wanita yang
pingsan.
“Baik.
Baiklah. Tapi, saat aku kembali, aku tidak ingin melihat wajah wanita itu,”
tegas Thi dan masuk ke dalam mobilnya.
--
Selama
rapat, Thi tidak bisa fokus. Dia teringat dan khawatir pada ibunya yang
pingsan. Semua peserta rapat tentu heran karena tidak biasanya Thi tidak fokus.
Dan Da jelas merasa khawatir pada Thi.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy