Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 01 - 1
Images by : Mango TV
Catatan Seribu
Bangsa menggambarkan perubahan dinasti di tanah yang di sebut Xia. Catatan
memiliki rentang beberapa dinasti mencakup seribu tahun. Narasi suara pria tua.
Di
sebuah tempat bersalju yang terletak di atas tempat yang sangat-sangat tinggi,
dimana tidak ada satupun tanda kehidupan. Berdirilah seorang wanita dan seorang
pria di depan sebuah tugu, dan di depan tugu tersebut tertancap sebuah pedang
dengan ukiran yang indah.
Sang
wanita berlutut di depan sang pria. Dia menyodorkan tangannya ke depan sang
pria dengan pergelangan tangan menghadap ke atas. Sang pria kemudian mengangkat
tangan kanan-nya, membuka telapaknya dan dengan sihir-nya, dia menyayat telapak
tangannya dengan garis lurus, membuat darah menetes dari telapaknya menuju ke
pergelangan tangan wanita itu.
Dahulu kala, dewa yang
bertanggung jawab atas waktu jatuh cinta dengan seorang gadis manusia dan melakukan
sihir terlarang padanya. Dewa itu di hukum karena ini. Narasi suara wanita.
Ketika darah sang pria menetes mengenai
pergelangan tangan sang wanita, angin tiba-tiba bertiup kencang hingga membuat
badai salju. Terlihat darah yang menetes dari sang pria, terserap masuk ke
dalam tubuh sang wanita.
Badai terus menghantam tubuh sang pria dan wanita,
hingga membuat tugu yang ada di sana, retak dan kemudian hancur. Hal ini
membuat sang wanita (yang adalah manusia) dan sang pria (yang adalah dewa waktu)
merasa takut. Tiba-tiba dari atas awan, terdengar suara tawa seperti tawa pria
tua.
“Pan Huan, kamu dewa waktu yang unggul. Kamu kehilangan
pikiran lebih dari manusia. Risiko hidup kamu sendiri. Lakukan sihir terlarang,”
ujar suara itu dalam bentuk kasat mata dan melayang. Si kasat mata mengeluarkan
sihirnya dan menyerang Pan Huan, wanita yang melihat itu, segera berlari
melindungi Pan Huan hingga dirinya yang terluka.
Pan Huan (sang dewa waktu) menjadi marah dan
mengejar makhluk kasat mata (yang memakai baju bertudung hitam seperti malaikat
maut) menggunakan pedang yang tertancap di depan tugu tersebut.
“Kekuatan kamu telah habis. Beraninya kau
melawan aku,” marah si makhluk dan mulai membalas serangan Pan Huan. “Kamu
telah menjaga meterai saya selama seribu tahun. Kamu akhirnya dikuasai oleh
kesendirian dan jatuh cinta pada seorang gadis manusia. Sayang sekali aku menghancurkan
jiwanya.”
Sang wanita mulai kesulitan bernapas akibat
serangan yang tadi di halaunya.
“Cinta yang begitu dalam. Biarkan aku
menyatukan kalian,” lanjut si makhluk. Tetapi kemudian dia di kalahkan oleh Pan
Huan. Pan Huan membunuh makhluk itu dengan pedangnya, hingga makhluk itu berubah
menjadi asap dan menghilang.
Pan Huan kembali menancapkan pisaunya di
depan tugu tersebut. Dan segera menemui sang wanita yang mulai kehabisan
tenaga. Dia melanjutkan hal yang mereka lakukan tadi, walaupun sang wanita
menolak.
Pan Huan dengan kekuatan sihirnya, melakukan sesuatu pada pergelangan tangan
wanita yang menyerap darahnya tadi. Setelah itu, Pan Huan tampak kehabisan tenaga.
“Percayalah kepadaku. Di mana pun kamu berada
saya akan menemukan kamu kita akan bertemu lagi,” janji Pan Huan. Dan kemudian
tubuhnya lenyap menjadi cahaya bewarna kebiruan.
Sang wanita menangis, menyadari kalau Pan
Huan telah menghilang.
Pada akhirnya, hanya
gadis manusia yang tersisa. Hidup dalam kesendirian. Menunggu cintanya pada
kehidupan terakhirnya, dewa yang hancur jiwa untuk menemukannya.
Itulah
kisah yang di ceritakan oleh seseorang yang mirip dengan sang wanita, Luo Xi. Fei
Yan yang mendengar cerita itu memuji kalau kisah itu sangat menyentuh hati. Luo
Xi dengan serius memberitahu Fei Yan, kalau kisah itu bukan cerita dongeng,
tapi benar-benar kisah nyata.
“Aku
kasih tahu ya, dari kecil, aku sudah berbeda. Aku punya mata ketiga. Aku bisa
melihat masa lalu dan masa depan seseorang. Fei Yan, gadis manusia dalam kisah
tadi sebenarnya kamu (pfft… bohong banget si Luo Xi).”
Dan
Fei Yan dengan polos-nya percaya pada omongan Luo Xi. Dia bahkan makin semangat
mendengar cerita Luo Xi.
“Tiga
bulan yang lalu, kamu membaca telapak tangan dan memberi tahu salah satu teman
sekelas kita tentang keberuntungannya
dalam urusan cinta. Dan kemudian dia putus dua hari kemudian. Dua bulan yang
lalu kamu membaca masa depan ku dan bilang aku sangat beruntung. Lalu, aku
kehilangan ponsel pada hari berikutnya. Non Luo Xi terkasih, ramalan Anda tidak
begitu akurat,” beritahu Le Xue, karena kasihan melihat Fei Yan yang percaya
pada omongan Luo Xi.
Luo
Xi langsung menenangkan Fei Yan untuk tidak usah mendengar omongan Le Xue. Percaya
saja padanya demi kebahagiaan seumur hidupnya. Dan Luo Xi kemudian membawa Fei
Yan ke kamarnya dan menunjukkan sesuatu di laptop-nya.
Fei
Yan sudah tidak tampak tertarik lagi. Dia bertanya, bukankah Luo Xi bilang bisa
menemukan kekasihnya di kehidupan sebelumnya? Tapi kan tidak ada bilang
mengenai website perjodohan seperti ini (yang Luo Xi tunjukkan di laptopnya).
Dengan lihai, Luo Xi beralasan kalau dia melihat dari ‘mata ketiga’ nya kalau
kekasih Fei Yan di kehidupan sebelumnya juga mendaftar di website itu.
Fei
Yan yang polos malah percaya begitu saja. Dan Luo Xi semakin gencar menyuruh
Fei Yan untuk mendaftar di website jodoh itu agar bisa menemukan kekasih di kehidupan
sebelumnya itu. Fei Yang langsung setuju dan mendaftar di website itu
(daftar-nya bayar, bukan gratis).
Setelah
Fei Yan pergi, Luo Xi baru membujuk Le Xue agar tidak marah padanya karena
menipu Fei Yan seperti itu, dia kan melakukannya untuk Fei Yan juga. Le Xue
langsung membalas kalau Luo Xi melakukannya kan demi masa magang-nya di website
perjodohan itu. (Jadi, Luo Xi ini
sepertinya kerja magang di website jodoh itu -sejenis aplikasi Tatan gitu- dan dia
kayaknya harus rekrut orang untuk mendaftar jadi member di website itu)
“Kamu
tidak dapat menilai ku begitu. Kamu kan tahu sendiri kalau Fei Yan berkhayal mengenai
kekasihnya adalah bos multimiliuner yang suka memerintah. Itu kan tidak masuk
akal. Yang aku lakukan tidak hanya menghibur hati kecilnya yang terluka tetapi
juga membantu masa magang-ku. Ini seperti menembak dua elang dengan satu panah.
Membunuh dua burung dengan satu batu. Itu sempurna,” jelas Luo Xi dengan
gembira.
“Sempurna
dengkulmu. Hal ini akan membahayakanmu cepat atau lambat,” omel Le Xue. “Dengan
kemampuanmu dalam bercerita, kenapa kamu malah mencari member untuk website
itu? Lebih baik kamu menjadi penulis dan
membuat novel. Itu kan lebih menghasilkan banyak uang,” saran Le Xue.
Luo
Xi langsung protes kalau dia tidak mengarang ceritanya pada Fei Yan tadi. Dia memimpikannya.
Dan mimpi itu terasa sangat nyata. Dia dapat mengingat setiap detail-nya dan bahkan
merasakannya. Hanya saja wanita yang di selamatkan dewa itu adalah dirinya
(bukan Fei Yan). Anehnya, dia tidak bisa mengingat wajah pria itu, yang pasti
pria itu sangat sangat sangat tampan.
Le
Xue langsung mengejek Luo Xi yang pasti baru puber hingga bisa bermimpi seperti
itu. Luo Xi tidak marah dan malah menganggap kalau Le Xue cemburu. Tapi, tenang
saja, cintanya tetap untuk Le Xue, kok. Dan Luo Xi bahkan langsung memeluk Le Xue.
Mereka saling bercanda dan tertawa-tawa.
--
Fei
Yan ternyata benar-benar percaya pada semua omongan Luo Xi. Dia bahkan
memposting di SNS-nya : Ternyata,
kekasihku di kehidupan sebelumnya adalah Dewa Waktu. Jiwa-nya hancur demi ku. Di
kehidupan ini, kita harus menyatukan cinta kita kembali.
Teman
sekamar-nya, Jingjing, melihat Fei Yan yang sedang memposting itu dan bertanya
apa itu? Fei Yan segera menutup ponselnya dan berkata bukan apa-apa, sambil
tersenyum-senyum bahagia.
--
Esok
hari,
Di
kelas, dosen sedang mengajar sejarah, dan apa yang di ucapkannya sama seperti
narasi awal drama ini, mengenai Catatan Seribu Bangsa dan tanah Xia. Dosen melanjutkan
kalau kali ini mereka akan fokus mempelajari Negara Qi.
Luo
Xi mendengar ajaran dosen itu dengan terkantuk-kantuk. Sementara Le Xue
mencatat pelajaran itu dengan serius.
--
Di
jam istirahat,
Le
Xue bertemu dengan seorang pria (sepertinya kekasih-nya), He Mo. Dia memberikan
kotak bekal makan siang untuk He Mo, yang adalah intern di rumah sakit. He Mo
jelas senang dan memakan habis semua bekal itu. Dia sangat berterimakasih karena
Le Xue mau membuatkannya bekal tiap hari dengan menu yang berbeda. Le Xue tidak
merasa keberatan, karena dia tahu sebagai intern di rumah sakit, He Mo pasti
sibuk.
Le
Xue kemudian curhat pada He Mo mengenai Luo Xi yang suka bicara omong kosong
dimana-mana dan hal itu membuatnya khawatir. Apalagi Luo Xi tidak mau
mendengarkan nasihatnya. He Mo menenangkan Le Xue agar tidak cemas, karena Luo
Xi itu memang seperti orang tanpa beban tapi niatnya baik. Lagipula, hanya Le
Xue yang bisa membuat Luo Xi diam, kalau Le Xue saja menyerah apalagi orang
lain.
He
Mo kemudian pamit untuk kembali ke rumah sakit. Sebelum pergi, dia mencium
kening Le Xue terlebih dahulu.
Baru
saja He Mo pergi, Le Xue mendapat notifikasi : Website perjodohan mendapatkan keanggotaan dengan kisah cinta kehidupan
terakhir.
Dan
tampak para mahasiswi yang sedang membaca sesuatu kemudian menertertawakan
orang yang percaya pada kisah cinta di kehidupan sebelumnya hingga mendaftar ke
website jodoh itu. Mereka menyebut orang itu bodoh dan berotak kosong hingga
bisa di tipu. Jelas kita semua tahu, kalau orang itu adalah Fei Yan.
--
Luo
Xi yang masih belum menyadari berita itu, sedang tertidur di atas meja belajar.
Dia bermimpi sedang melihat ponsel dan tidak terus berjalan, tetapi dia hampir
di tabrak gerobak. Saat itu, Luo Xi baru sadar kalau dia berada di tempat yang
aneh. Dia seperti berada di masa lampau, dan anehnya, tidak ada satupun yang
menyadari kehadirannya, walaupun dia berteriak memanggil orang-orang itu.
Saat
itu, lewatlah rombongan Kaisar Qi yang sedang melihat proses pembangunan. Luo Xi
tidak bisa melihat jelas wajah Kaisar Qi karena tertutup oleh asap dari tungku
pembakaran. Dan tiba-tiba, sebuah batu pembangunan terjatuh dari atas, dimana
Luo Xi berada tepat di bawahnya. Anehnya, Kaisar Qi melihat hal itu, dan dia
langsung berlari menolong Luo Xi.
Mereka
saling bertatapan.
“Siapa
kau?”
“Kau
bisa melihatku?” tanya Luo Xi heran dan terpesona melihat ketampanan wajah Kaisar
Qi.
Sayangnya,
mimpi anehnya itu harus berakhir karena panggilan dari Le Xue. Le Xue dengan
panik menyuruh Luo Xi untuk menge-check Weibo dan jangan bicara omong kosong
mengenai Kaisar.
Begitu
melihat weibo-nya, Luo Xi langsung panik dan berlari keluar asrama. Dia harus
mencari Fei Yan.
--
Jing
Jing juga melihat weibo-nya dan terkejut. Teman-temannya langsung memberitahu
kalau itu adalah akun teman sekamar Jing Jing, Fei Yan, yang percaya pada omongan
orang yang mengaku punya ‘mata ketiga’.
--
Luo
Xi mencari Fei Yan di setiap sudut kampus. Dan selama dia mencari, dia selalu
mendengar orang-orang yang menertertawakan Fei Yan yang adalah nerd dan percaya pada hal-hal tidak
masuk akal mengenai kekasih di kehidupan sebelumnya. Emang dia kira lagi main
drama gitu. Pokoknya, semua menertertawakan Fei Yan yang bodoh karena percaya
hal seperti itu.
--
Luo
Xi tidak bisa menemukan Fei Yan dimanapun, dan hal itu membuatnya semakin
takut. Dia menelpon Fei Yan, tapi ponsel Fei Yan tidak aktif. Luo Xi
meninggalkan pesan suara meminta Fei Yan untuk segera menemuinya.
Tidak
lama, Luo Xi menerima telepon dari Le Xue yang memberitahu kalau Fei Yan ada di
Gedung Lima.
Luo
Xi dan Le Xue bersama-sama menuju gedung lima. Le Xue sambil berlari memeriksa
Weibo Fei Yan, dan terlihat kalau Fei Yan memposting foto dirinya yang duduk di
pinggir atap gedung dan status : Sangat
berisik dimanapun, aku hanya ingin waktu sendirian.
Luo Xi dan Le Xue semakin panik dan secepat mungkin naik ke atap gedung. Mereka menemukan Fei Yan yang sedang duduk di pinggir atap. Luo Xi segera meminta maaf karena sudah berbohong pada Fei Yan, tapi dia benar-benar percaya mengenai cinta di kehidupan sebelumnya, dan yakin kalau Fei Yan akan menemukan cinta-nya. Dia memohon agar Fei Yan memaafkannya dan tidak berbuat hal bodoh.
“Buat
bodoh? Aku hanya mau waktu tenang sendirian,” jawab Fei Yan dengan bingung
melihat reaksi Luo Xi dan Le Xue.
“Jangan
duduk di sana walau kamu butuh waktu tenang. Ayo turun,” pinta Luo Xi dan Le
Xue yang merasa ngeri karena Fei Yan duduk di pinggir atap begitu.
Fei Yan mengiyakan. Tapi, masalahnya, dia
merasa kesemutan dan kakinya tidak bisa di gerakkan. Le Xue dan Luo Xi langung
mengomel, kenapa kau duduk di sana sih? Fei Yan dengan wajah memelas menjawab
kalau dia tidak mengira kalau duduk di tempat seperti itu akan berbahaya.
Luo Xi dan Le Xue akhirnya, dengan perlahan,
mendekat untuk membantu Fei Yan agar menjauh dari sana. Orang-orang yang melihat
dari bawah mengira kalau Fei Yan hendak bunuh diri dan Luo Xi serta Le Xue hendak
menolong. Semua langsung berkerumun dan menyuruh agar Fei Yan tidak bunuh diri.
Le Xue menahan tangan Luo Xi sebelah kiri,
sementara Luo Xi mengulurkan tangan kanannya pada Fei Yan untuk di pegang. Dia akan
membantu Fei Yan berdiri. Eh, si Fei Yan malah kasar kali narik tangan Luo Xi,
hingga memnbuat Luo Xi kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Le Xue yang sedang
memegang tangan Luo Xi juga otomatis tertarik ke bawah dan ikut terjatuh.
Mereka berdua terjatuh ke bawah. Dan saat terjatuh
itu, entah kenapa Luo Xi seperti melihat sekilas-sekilas kejadian masa lalu.
--
Luo Xi dan Le Xue terbangun. Mereka tidak
terluka sama sekali, tapi malah berada di tempat yang aneh. Seperti kerajaan
dan banyak prajurit. Bukankah mereka tadi terjatuh dari atap gedung?
Tags:
Emperors and Me
Kak lanjut dampai selesai y makasih
ReplyDeleteDrama china will intended love dong kak...
ReplyDeleteMakasih kak sinopsisnya, lanjut sampai selesai y
ReplyDelete@annisa uda da yg bwt drama itu, liat tamura deh, pakai judul how boss marry me
Oh iyah makasih atas infoy...
ReplyDeleteTrimakasih ..di lanjut zaa
ReplyDelete