Network : GMM One
Wave
teringat akan masa lalu nya. Didalam
kelas, semua murid duduk berkelompok dan belajar bersama serta mereka saling
mengobrol satu sama lain. Kecuali dia. Dia ditinggal sendirian di pojok ruangan
kelas yang sepi.
Wave
mematikan semua program nya. Kepadahal waktu hitungan mundur hanya tersisa 6
detik lagi. Namun karena dia tidak bisa menolak perintah dari Pang, maka dia
pun menghentikan semua program nya. Tapi setelah itu dia menjadi heran sendiri
dan marah.
“Bagaimana
kamu menghentikannya?” teriak Wave.
“Seperti
katamu, aku tidak bisa menghentikanmu,” balas Namtaan.
Pang
menjelaskan semuanya. Diatas atap, Ohm tidak berhasil menemukan Namtaan, karena
Namtaan telah turun ke bawah dan pergi.
Namun karena tahu Ohm akan mencarinya ke sana, maka Namtaan meninggalkan sebuah
memo kecil untuk Ohm.
“Aku
yakin kalau kami bersatu, kami bisa menghentikan mu. Terima lah, Wave. Ini
sudah berakhir. Tindakan mu ini berasal dari kesepian. Kamu menginginkan
teman,” jelas Namtaan.
Wave
teringat akan masa lalu nya, dimana dia ditinggal sendirian oleh semua teman-
temannya didalam kelas. “Kamu salah. Aku tidak butuh teman. Tidak butuh
siapapun. Ini belum berakhir,” teriak Wave, tidak mau mengakui kesepiannya.
“Kamu
kalah, terima saja,” kata Ohm.
“Aku
tidak kalah. Aku lebih berbakat dari mu. Aku takkan kalah dari mu!!” balas
Wave.
“Ya.
Kamu berbakat. Tapi bakat tidak membuatmu memenangkan segalanya,” kata Pang.
Dengan
erat, Wave mengepalkan tangannya dan memukuli Wave. Melihat itu dengan panik,
Ohm serta Namtaan berteriak dan berusaha menghentikannya, tapi tidak bisa.
Wave
mengingat semua kenangannya. Saat bahagia nya bersama Bu Nara. Saat kecewa nya
saat Bu Nara mengkhianati dirinya.
Diruangan
rapat. Guru Pom melaporkan kepada Direktur bahwa ruangan di loteng gedung dua
telah di tutup secara permanen, dan Wave akan diskors selama seminggu sesuai
perintah. Kemudian kantor administrasi telah melaporkan perkiraan jumlah kerusakan.
Kerusakan
umum 250 baht. Dinding penghargaan 420 ribu baht. Gudang dokumen 640 ribu baht.
Ditambah dengan kerusakan lainnya, totalnya adalah 1.680.000 baht.
“Pengembangan
potensi ini disertai harga yang tinggi. Kekhawatiranku bukan soal biaya, tapi lebih
kepada ketidakmampuan guru untuk mengatur murid- muridnya. Ini jauh lebih besar
dari semua yang pernah ada. Seseorang harus bertanggung jawab,” jelas Direktur.
Seorang
Orang Tua murid mencari Bu Ladda, diadalah Ayah dari si Murid yang menyamar
sebagai Wave. Dan melihat itu, Bu Ladda tampak terkejut serta heran.
Pang
menemui Wave yang sedang menyendiri di atap. Dia datang karena Namtaan menyuruh
nya untuk mengantarkan makanan untuk Wave, karena Namtaan sedang berada di
klinik dan di periksa oleh Dokter.
“Namtaan
sudah cerita soal kau. Aku ikut prihatin,” kata Pang.
“Jangan
mengasihaniku,” balas Wave.
“Aku
setuju denganmu. Dalam beberapa aspek,” jelas Pang.
“Kenapa?
Kamu mau menggunakan kekuatanmu padaku?”
Pang
menceritakan tentang potensinya, yaitu dia harus menyentuh orang nya baru bisa
memberikan perintah. Dan Wave langsung menyingkir dengan cepat. Lalu Pang
tertawa dan duduk disamping Wave.
“Kalau
hitung mundurnya dibiarkan sampai nol, informasinya tak akan tersebar, ya kan?”
tanya Pang. Dan Wave hanya diam saja. Lalu Pang menanyakan apa tujuan Wave.
“Aku
cuma ingin orang- orang tahu, aku lebih baik dari kalian,” balas Wave.
Pang
memberikan nasihat kepada Wave untuk tidak terlalu mendengarkan penilaian
orang, karena bila orang mengatakan kita payah, belum tentu kita memang payah.
Lalu Pang mengingat perkataan Direktur dengannya.
“Takkan kubiarkan hidup siswa
Berbakat, dihancurkan oleh siswa biasa.”
“Sistem
ini memecah kita, membuat kita tidak sederajat. Aku membencinya. Aku benci
sistem itu membuatku kehilangan sahabat. Aku benci kelas berbakat. Aku benci
tempat ini. Aku benci sekolah ini. Aku benci Direktur,” jelas Pang.
Wave
teringat akan perkataan Direktur padanya. “Aku
sangat kecewa padamu. Kupikir, kamu lebih baik dari ini.”
“Aku
benci sistem bodoh ini. Membuatku merasa bodoh, seperti dimanfaatkan,” kata
Wave, setuju dengan pemikiran Pang.
Pang
mengajak Wave untuk bekerja sama. Dan Wave membalas bahwa dia juga membenci
Pang. Mendengar itu, Pang tertawa, karena dia tahu, tapi mereka harus mengubah
sekolah ini.
“Orang
seperti mu, mana bisa melakukan apapun?” tanya Wave.
“Aku
bisa. Tapi tergantung, kamu ikut atau tidak,” balas Pang.
Tags:
The Gifted
Q tunggu selanjut y kak.
ReplyDelete