Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 8 - Part 5
Network : Channel 3
Dimall.
Marathee berjalan- jalan bersama dengan General Pinit, dan para anak buahnya
menemanin dibelakang. Disana Marathee tidak bisa memilih barang mana yang dia
mau beli, karena ini mau dan itu mau juga. Dan karena Marathee kesulitan untuk
memilih, maka General Pinit pun membelikan segala yang Marathee inginkan di
mall itu. Lalu Marathee pun tertawa senang.
Setelah
selesai belanja, General Pinit bersama
Marathee memutusukan untuk makan di restaurant francis yang berada di Oriental
(Hotel).
Kakek
Chai Pat bersama dengan asistennya yang sedang berada di mall, mereka kebetulan
melihat Marathee serta General Pinit. Dan ketika melihat itu, Kakek Chai Pat
merasa seperti mengenali Marathee, tapi dia heran kenapa Marathee berjalan
dengan mesra bersama dengan General Pinit.
“Dia
adalah selir baru General Pinit. Kebanyakan wanita General Pinit adalah ratu
kecantikan atau aktris. Jadi tidak aneh, jika kamu merasa seperti mengenalnya,”
jelas si Asisten.
“Bukan
seperti itu. Menurutku dia terlihat seperti Marathee, putri dari Khun Chai
Taewapan. Wanita yang dijodohkan dengan Khun Chai Puttipat, cucuku,” balas
Kakek.
Didalam
restaurant. General Pinit memuji kecantikan Marathee. Dan Marathee tersenyum,
lalu dia bertanya mana yang lebih cantik, dirinya atau para ratu kecantikan
atau akris milik General Pinit. Lalu General Pinit menjawab bahwa semua nya
sama, dan dia menyukai nya.
“Bagaimana
dengan Marathee? Apa kamu menyukai ku?” tanya Marathee, manja.
“Tentu
saja! Aku benar- benar menyukaimu,” jawab General Pinit.
“Antara
aku dan Krongkeaw, siapa yang paling kamu sukai?”
“Jangan
bicara omong kosong. Bagaimana aku tahu jenis orang seperti apa dia? Aku belum
pernah menyentuhnya,” jawab General Pinit.
Marathee
lalu tersenyum dan menawarkan diri untuk membantu General Pinit mendapatkan
Keaw, jika memang General Pinit masih menginginkan Keaw. Dan tentu saja,
General Pinit masih mau mendapatkan Keaw.
Kiti
yang telah sadar, dia mengucapkan terima kasih kepada Chai Pat yang telah
melakukan banyak hal untuk mereka. Dan dengan sopan, Chai Pat membalas bahwa
itu tidak masalah, yang terpenting sekarang adalah Kiti harus beristirahat.
“Beristirahatlah
ya, pa. Aku akan mengambilkan sesuatu yang enak untukmu,” kata Keaw pamit
kepada Ayahnya. Kemudian dia tersenyum ke arah Chai Pat. Dan Chai Pat pun balas
tersenyum.
Saat
melihat beraneka macam jajanan dipasar, Keaw dengan riang menceritakan
rencananya kepada Chai Pat. Jika dia membuka toko dessert di Ayuthaya, pasti
bakal banyak orang yang datang untuk membeli, karena dia adalah Ratu kecantikan.
Dan dia akan menggunakan metode ‘dari mulut ke mulut’. Serta dia juga akan mempergunakan
pengetahuan yang telah di dapatnya dari Katesara dan dari tempat Jutathep.
“Mengapa
kamu terus berpikir tentang meninggalkan ku?” kata Chai Pat dengan kesal. Lalu
dia berjalan duluan. Dan Keaw pun segera menyusulinya.
Keaw
mengejar dan terus memanggil- manggil nama Chai Pat, tapi Chai Pat sama sekali
tidak mau berhenti berjalan. Dan ketika akhirnya Chai Pat berhenti, maka Keaw
pun langsung menjelaskan alasannya. “Aku ingin menjadi kuat. Aku tidak mau
tergantung kepada orang lain untuk menolongku lagi.”
“Siapa?
Siapa orang lain itu? Apa itu ‘kita’?” tanya Chai Pat. Dan Keaw kesulitan untuk
menjawab.
Chai
Pat menjelaskan bahwa karena mereka telah mendaftarkan pernikahan mereka diatas
kertas, maka itu berarti mereka adalah suami - istri sekarang. Tapi Keaw
langsung menjawab bahwa dia akan menanda tanganin surat perceraian sesegera mungkin.
“Kamu
benar- benar ingin meninggalkan ku, kan?” tanya Chai Pat.
“Bukan
begitu,” jawab Keaw dengan cepat.
“Kemudian
apa yang kamu inginkan?”
Keaw
menjelaskan alasannya. Dia mengatakan bahwa Chai Pat telah banyak membantu nya,
jadi dia ingin bisa hidup dengan kemampuannya sendiri, dan memiliki segalanya
dulu, lalu ketika waktunya tiba, dia akan membalas kembali kebaikan Chai Pat.
Karena dia tidak bisa terus bergantung kepada orang lain, tanpa melakukan
sesuatu.
“Kamu
mengatakan ‘orang lain’ lagi dan lagi. Apa kamu pernah dengar? Menurut hukum,
suami dan istri itu adalah satu,” kata Chai Pat.
“Kamu
mengatakan ini lagi,” balas Keaw.
Chai
Pat memegang kalung yang dikenakan oleh Keaw. Dia mengatakan bahwa kalung ini
diberikan oleh Ibunya untuk diberikan kepada istrinya. Jadi itu berarti, mereka
bukanlah orang asing sekarang. Dan yang lebih penting, segala yang
dilakukannya, itu adalah kewajiban seorang suami.
Dalam
perjalanan kembali ke rumah sakit. Chai Pat merebut barang belanjaan yang
dipegang oleh Keaw, karena itu kewajiban seorang suami. Dan dengan malu, Keaw
mengatakan bahwa Chai Pat adalah dokter disini dan setiap orang mengenalnya,
jadi mereka pasti akan digosipi nantinya. Tapi Chai Pat tidak peduli, dia tidak
masalah bila digosipi oleh semuanya.
“Lebih
baik aku yang mengangkatnya saja,” kata Keaw sambil merebut kembali barang
belanjaannya, lalu dengan cepat dia berjalan duluan. Dan Chai Pat pun
mengikutinya.
Melihat
itu dari atas. Marathee tampak sangat kesal dan marah.
Keaw
ingin menginap dirumah sakit, menemanin Ayahnya. Tapi Chai Pat tidak mau
mengizinkan, karena walau tempat ini banyak orang, tapi dia tetap saja khawatir
untuk meninggalkan Keaw sendirian.
Namun
Keaw bersikeras untuk tinggal menemanin Ayahnya, dia berjanji bahwa dia tidak
akan keluar dari dalam kamar. Dan akhirnya, Chai Pat pun terpaksa mengizinkan.
Sesampainya
dirumah. Chai Pat memberitahukan tentang Keaw yang akan menginap dirumah sakit
malam ini, dan Nenek Aiert serta Nenek Oon pun mengerti. Lalu mereka berdua
menasehati Chai Pat, karena semalam Chai Pat dengan Keaw tidak pulang ke rumah.
Nenek
Oon mengatakan bahwa sikap dan bakat Keaw memang sangat baik, tapi mereka tidak
bisa mengubah latar belakangnya, jadi Chai Pat harus berpikir hati- hati. Lalu
Nenek Aiet mempertanyakan, apa benar Chai Pat serta Keaw memutuskan untuk
menikah dan saling jujur satu sama lain. Dan Chai Pat terdiam.
Marathee
datang menemui Keaw, dan mengajaknya untuk mengobrol diluar dengan alasan
karena dia tidak ingin mengganggu Ayah Keaw yang sedang tertidur. Dan dengan
sedikit ragu, Keaw pun mengikuti Marathee untuk berbicara di luar.
Marathee
memberitahukan kebohongan pada Keaw. Dia mengatakan bahwa pagi ini General
Pinit datang ke rumah Jutathep dan mengancam Nenek Aiet serta Nenek Oon.
Mendengar itu Keaw pun merasa khawatir, dan kesal, karena dia bukanlah barang
siapapun, jadi General Pinit tidak seharusnya melakukan itu.
“General
Pinit mengancam akan memecat P’Chai Pat dari rumah sakit. Dan juga dia mungkin
akan membunuh P’Chai Pat,” kata Marathee, bersikap seolah cemas.
“Tapi
ini negara hukum, bagaimana bisa orang lain membuli yang lainnya?” balas Keaw.
“Jangan
bicara untuk dirimu sendiri, Krongkeaw. Kamu tahu bahwa General Pinit bisa
melakukan segala yang di inginkannya. Kamu juga tahu P’Chai Pat mencintaimu,
jadi kamu mengambil keuntungan dari nya. Sekarang P’Chai Pat telah menyembuhkan
Ayahmu, jadi jika kamu masih punya hati, maka pergilah dari hidupnya demi
keselamatannya,” jelas Marathee. Dan mendengar itu, Keaw merasa ragu.
Karena
Keaw masih tampak ragu, maka Marathee pun sengaja memancingya. Dia mengatakan
bahwa semuanya terserah kepada Keaw, tapi jika sesuatu yang buruk terjadi
kepada Chai Pat, maka itu semua karena Chai Pat berusaha untuk melindungin
Keaw. Lalu dengan sikap seolah sedih,
dia mengatakan bahwa dia akan pergi menemui Chai Pat sekarang.
“Tidak
peduli apa yang terjadi, aku akan tinggal disisinya,” kata Marathee, lalu dia
berlari pergi dengan cepat.
Keaw
masih merasa ragu, tapi disisi lain dia merasa cemas dan takut juga. Jadi
akhirnya, dia pun berlari mengejar Marathee. “Khun Marathee!!” panggilnya.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Terima kasih.. Semangat ya.. Di tunggu kelanjuttanya
ReplyDeleteSemangatt kak...ditunggu kelanjutan'y
ReplyDeleteD tunggu selanjut t tp jgn lama2y hee...
ReplyDelete