Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 9 - Part 1
Network : Channel 3
Marathee
dengan sengaja berlari kecil sambil sekali- kali melihat ke arah belakang untuk
memastikan apa Keaw ada mengikutinya. Dan ketika dia melihat Keaw masih
mengikutinya, maka dia pun akan lanjut berlari pelan.
Piangporn
masuk ke dalam kamar, dan tidak melihat Keaw. Lalu tepat saat Yodsawin datang,
dia langsung berbicara dengan cemas. Awalnya Piangporn datang untuk mengecek
Kiti, tapi karena Kiti sedang tertidur, maka dia tidak ingin mengganggunya. Namun
Piangporn merasa heran, karena tidak ada melihat Keaw didalam kamar, kepadahal
semua makanan milik Keaw tergeletak di atas meja.
“Dokter,
ada apa?” tanya Kiti yang terbangun. Mengetahui itu, Piangporn langsung
bersikap seolah- olah tidak ada yag terjadi, dan mengecek suhu tubuh Kiti.
Marathee
tersenyum senang, mengetahui bahwa Keaw masih berlari mengikutinya. Kemudian saat
Keaw tidak melihat nya, Marathee pun segera bersembunyi.
Dengan
kebingungan karena tidak melihat dimana Marathee, maka Keaw pun berhenti
berlari. Lalu disaat itu, sebuah mobil hitam berhenti di depan Keaw, dan
seorang pria membawa paksa Keaw masuk ke dalam mobil.
Setelah
mobil hitam tersebut pergi, Marathee keluar dari persembunyiannya dan tertawa
dengan keras.
Diruang
tamu. Nenek Oon mengomentari Chai Pat. Selama ini Chai Pat selalu menjadi anak
yang baik, yang tidak keras kepala, dan tidak tampak tertarik dengan wanita,
tapi kini Chai Pat malah berubah menjadi anak yang gegabah. Kemudian Nenek Aiet
mempertanyakan, apa maksud Chai Pat memberikan kalung giok itu kepada Keaw.
“Kami
sudah menanda tanganin surat pernikahan. Tapi itu semua hanya untuk settingan
saja,” kata Chai Pat dengan jujur. Tapi mendengar itu Nenek Aiet serta Nenek
Oon tidak bisa percaya bahwa itu cuma settingan saja.
“Itu
cuma settingan saja, karena kami tidak saling mencintai,” kata Chai Pat dengan
suara sedikit pelan dan tatapan yang tampak sedih.
“Apa
itu masuk akal?” tanya Nenek Oon tidak percaya.
“Itu
masuk akal. Karena aku yang memperdaya dia,” jawab Chai Pat.
“Memperdaya
dia? Memperdayai apa? Dan bagaimana? Setiap orang ingin menanda tanganin surat
pernikah dengan kamu. Jadi siapa yang memperdayai siapa?” tanya Nenek Oon.
“Aku
yang memperdaya dia. Aku mengatakan padanya bahwa kertas pernikahan ini akan
menjaganya dari General Pinit. Pertamanya dia tidak mau. Jadi, aku mencoba menyakinkan
nya. Nenek, Keaw tidak mencintai aku. Aku yang mencintai Keaw,” jelas Chai Pat.
Mendengar
itu, Nenek Aiet merasa lemas. Dan Nenek Oon pun segera memberikan inhaler
kepadanya. “Aku merasa akan pingsan juga,” keluh Nenek Oon pada Chai Pat.
Telpon
berbunyi, jadi Chai Pat pun mengangkatnya. Dan yang menelponnya adalah Yodsawin.
Sesampainya
dirumah sakit, Chai Pat langsung menemui Yodsawin. Dia menanyakan apa Keaw
belum kembali, dan Yodsawin mengiyakan.
“Dia
berjanji bahwa dia tidak akan pergi kemana pun,” gumam Chai Pat.
Piangporn
datang mendekati mereka berdua, dia memberitahukan bahwa dia baru saja dari
kantin, tapi dia tidak ada melihat Keaw disana juga. Dan Yodsawin pun
menambahkan, dia menjelaskan bahwa sebelum dia menelpon Chai Pat, dia telah
berkeliling di sekitar rumah sakit, tapi dia tidak menemukan Keaw dimana pun.
“Apa
Ayahnya tahu tentang ini?” tanya Chai Pat. Lalu dia berniat masuk ke dalam
kamar rawat Kiti, tapi Piangporn serta Yodsawin langsung menahannya.
“Dokter
Khun Chai, jangan masuk ke dalam. Ayah Khun Keaw tidak tahu bahwa Keaw
menghilang. Jika dia mengetahui tentang
ini, aku takut kesehatannya akan memburuk,” jelas Piangporn dengan cemas.
“Siapa
orang terakhir yang bertemu dengannya?” tanya Chai Pat. Tapi mereka berdua
tidak tahu sama sekali.
Chai
Pat menghubungin Katesara, tapi Keaw tidak berada disana. Dan Yodsawin lalu
terpikir sesuatu, menurutnya bisa saja Keaw berada di rumah General Pinit saat
ini.
Chai
Pat menerobos masuk ke dalam rumah General Pinit sambil berteriak memanggil
nama Keaw. Dan saat dia tidak bisa menemukan Keaw, dia pun menyuruh agar para
pelayan yang menahannya itu memanggilkan bos mereka keluar untuk menemuinya.
“Siapa
kamu? Mengapa kamu mencari wanita mu disini?” tanya Madame Sara, saat mendengar
teriakan Chai Pat yang memanggil- manggil nama Keaw.
“Nyonya.
Aku benar2 minta maaf telah datang tanpa izin. Tapi aku harus melakukan ini.
Keaw menghilang dari rumah sakit, ketika dia menemanin Ayahnya. Dan orang yang
jelas menginginkannya adalah General Pinit,” jelas Chai Pat dengan sopan.
“Jika
kamu tidak punya bukti, jangan membuat asumsi apapun. Aku tinggal disini, jadi
aku bisa menjamin bahwa Khun Krongkeaw tidak ada diculik ke sini hari ini,”
balas Madame Sara.
Chai
Pat lalu menanyakan dimana General Pinit. Dan Madame Sara pun menjawab bahwa
saat ini General Pinit sedang berada diluar kota, tapi dia tidak tahu dimana,
karena dia tidak pernah terlibat dalam pekerjaannya.
“Kemudian,
tolong lah aku, Nyonya. Karena aku dan Keaw adalah suami- istri. Dan aku harap
General Pinit tidak akan membawa lari istri orang lain. Karena itu adalah dosa
dan ilegal,” kata Chai Pat dengan tegas. Dan mengetahui hal itu, Madame Sara
terdiam dengan ekspresi tampak terkejut.
Keaw
terbangun didalam sebuah kamar yang tidak di kenalnya. Saat terbangun, dia
segera memeriksa tubuhnya, dan ketika dia melihat bahwa bajunya masih terpasang
serta kalung giok dari Chai Pat masih ada, dia merasa lega.
Keaw
lalu berjalan mendekati pintu untuk keluar dari dalam kamar, tapi sayangnya
pintu tersebut terkunci. Kemudian Keaw pun berjalan mendekati jendela, dan
ketika dia melihat ke sekitar tempatnya berada, dia merasa bingung, karena
hanya tampak pohon yang rindang.
“Kamu
sudah bangun, Keaw? Kamu tertidur selama 8 jam,” kata General Pinit yang masuk
ke dalam kamar. Dan melihat itu, Keaw merasa sangat terkejut.
“Tuan,
apa yang kamu lakukan kepada ku?” tanya Keaw dengan cemas.
“Aku
tidak ada melakukan apapun. Seseorang sepertiku, tidak akan melakukan apapun
kepada orang yang masih pingsan. Dan aku tidak akan memaksa siapapun untuk
tidur denganku. Aku seorang gentleman
yang berbicara, berdiskusi, dan bernegosiasi dengan semua wanita sampai dia
setuju dengan ku,” jelas General Pinit. Kemudian dia menanyakan apa Keaw capek?
Lapar? Haus? Atau ingin mandi? Dan di menawarkan untuk memberikan segala yang
Keaw inginkan.
Dengan
gelisah, Keaw memandang ke sekelilingnya. Tapi tidak mungkin dia bisa melarikan
diri dari kamar tersebut, tanpa melalui pintu. Dan melihat kegelisahan Keaw
itu, General Pinit tersenyum senang.
Saat
Keaw masih terdiam, General Pinit pun berjalan perlahan mendekatinya. Dia
mengingatkan Keaw bahwa ketika dulu Keaw terjatuh dari atas panggung, dia yang
menyuruh Dokter dan Perawat terbaik untuk menjaga Keaw, itu semua karena dia
jatuh cinta pada pandangan pertama pada Keaw, jadi Keaw tidak perlu takut
kepadanya.
“Tolong
lepaskan aku. Aku tidak ingin menjadi selir mu,” kata Keaw dengan sikap
ketakutan.
“Apa
ada masalah jika kamu menjadi selirku? Setiap orang akan menghormati kamu. Kemana
pun kamu pergi, setiap orang akan hormat padamu. Jika kamu setuju denganku, aku
berjanji, kamu dan Nyonya akan menjadi sama. Aku akan membawa mu ke pesta. Kamu
akan mengenakan pakaian mahal dari luar negri. Cincin, uang, berlian, rumah,
mobil, tanah, dan lainnya. Aku bisa memberikan nya padamu. Tidak seorang pun
bisa menghina mu,” jelas General Pinit, bernegosiasi.
“Aku
tidak mau!! Aku mau pulang!!” balas Keaw dengan nada keras.
General
Pinit tidak mengizinkan Keaw untuk pulang, dan dia mengulurkan tangannya untuk
menyentuh Keaw. Namun dengan segera Keaw langsung berlari menghindari General
Pinit, lalu dia mengambil vas bunga yang berada didekatnya.
“Jangan
dekati aku! Jika kamu melakukan apapun padaku bahkan walau hanya sedikit, aku
akan…”
“Kamu
pikir kamu bisa melakukan apapun padaku?” teriak General Pinit mulai marah.
“Aku
akan membunuh diriku sendiri. Aku lebih baik mati daripada menjadi selir mu!”
teriak Keaw sambil memecahkan vas bunga itu dengan memukul nya diatas meja.
General
Pinit sangat marah karena Keaw telah menolak cintanya, kepadahal dia sudah
menawarkan banyak hal kepada Keaw. “Apa kamu pikir kamu yang terbaik?” teriak
General Pinit, lalu dengan kasar dia menarik tangan Keaw dan mendorongnya ke
atas tempat tidur.
“Jika
aku ingin memaksa mu, itu sangat mudah!!” kata General Pinit sambil mendekatkan
wajahnya, berusaha untuk mencium Keaw.
“Tolong
jangan lakukan apapun padaku!!” teriak Keaw sambil menangis keras. Dan melihat
itu, General Pinit pun berhenti serta melepaskan Keaw.
“Aku
tidak bisa. Aku pria yang gentleman. Aku
bukan psikopat yang memperkosa wanita yang menangis. Tapi mengapa tidak? Mengapa
kamu tidak mau menjadi Istriku? Mengapa? Mengapa? Mengapa?” teriak General
Pinit dengan frustasi.
Keaw
menggunakan kesempatan itu, dan mundur menjauh. Lalu dia menjawab, “Aku tidak
bisa menjadi Istirmu karena aku memiliki suami. Aku telah menikah dengan Khun
Chai Puttipat. Aku tidak perawan lagi. Jika kamu melakukan apapun padaku, itu
adalah pelecehan seksual,” kata Keaw. Kemudian dia menunjukan kalung giok yang
dipakainya sebagai bukti.
General
Pinit memandangin Keaw dengan tajam, karena dia tidak bisa mempercayai itu.
Kemudian dia pergi keluar dari dalam kamar. Dan dengan tangan gemetar, Keaw
menggenggam erat kalung giok yang dipakainya.
General
Pinit menyuruh para anak buahnya untuk mencari tahu, apa benar Keaw dan Chai Pat
telah menikah, dan menanda tanganin surat pernikahan secara resmi. Dan dengan
segera, para anak buah General Pinit pun pergi untuk menjalankan tugas.
Seorang
Bibi bersih2 masuk ke dalam kamar, dan melihat itu Keaw merasa senang dan ingin
keluar dari dalam kamar, tapi sayangnya diluar kamar ada para anak buah General
Pinit yang berjaga, jadi dia pun terpaksa masuk kembali ke dalam kamar.
Setelah
para anak buah General Pinit menutup pintu kamar, Keaw langsung mendekati Bibi
dan menjelaskan semua keadaan nya, lalu dia memohon agar Bibi mau menolongnya. Tapi
Bibi tidak menjawab permintaan Keaw sama sekali, dan sambil menangis Keaw terus
memohon.
Ternyata
alasan Bibi tidak menjawab, itu adalah karena dia tidak bisa berbicara. Dan mengetahui
hal itu, Keaw bertanya,” Kamu tidak bisa berbicara? Tapi kamu mengerti apa yang
ku katakan?” tanya keaw. Dan Bibi mengganguk.
“Kemudian,
aku akan menuliskan surat. Tolong kirimkan ke alamat yang akan aku tuliskan,
dan kamu tuliskan lokasi tempat ini, beritahu mereka dimana tempat ini. Tolong!
Tolong ya, bi. Tolong jangan menolak. Tolong ya. Tolong kasihanin lah aku. Aku mohon
padamu,” pinta Keaw sambil berlutut di depan Bibi.
Dengan
cemas Bibi menatap ke arah pintu, dia tampak takut para anak buah General Pinit
akan mendengar. Dan disatu sisi, dia tampak bersimpati kepada Keaw yang terus
memohon padanya.
Chai
Pat memberitahukan semuanya kepada Chai Lek dan Chai Pee mengenai situasi yang
terjadi dan pelaku yang pasti telah menculik
Keaw. Mengetahui hal itu Chai Pee pun mengatakan bahwa dia akan menyuruh
temannya untuk mencari tahu mengenai pergerakan General Pinit, dan segera si
Teman menemukannya, si Teman akan menghubungin dia.
“Jangan
khawatir P’Chai Pat. General Pinit berada diposisi yang tinggi dalam
masyarakat. Orang seperti itu pasti akan segera muncul. Kamu pasti akan
menemukan dia,” kata Chai Lek.
“Aku
khawatir pada Keaw. Ketika kita menghadapi General Pinit. Bagaimana dengan
Keaw? Apa yang akan dilakukannya pada Keaw? Apa kalian mengerti?” balas Chai Pat.
“Begini.
Aku akan memberitahu temanku untuk mengecek semua daftar rumah General Pinit,”
jelas Chai Pee. Dan Chai Pat ingin ikut juga.
Didepan
pagar rumah Jutathep. Ketika melihat Somsri dan Jeaw, Bibi memanggil mereka dengan
isyarat tangan dan dia meminta izin untuk diizinkan masuk ke dalam rumah. Tapi karena
mengira bahwa Bibi datang untuk meminta sumbangan, maka Somsri dan Jeaw tidak
mau mengizinkannya untuk masuk.
Dan
setelah agak lama, Somsri dan Jeaw masih saja tidak mengerti serta mengizinkannya
untuk masuk, maka dia pun memberikan surat yang telah di tulisnya kepada
mereka. Lalu karena malas menanggapin Bibi, maka Jeaw pun mengambil saja surat
itu.
Somsri
dan Jeaw tidak mau membaca surat itu, karena mereka mengira itu bukan lah surat
yang penting. Lalu tepat disaat itu, Chai Pat serta yang lainnya datang
mendekati mereka, karena melihat sikap aneh mereka berdua. Dan Jeaw pun
menjelaskan semuanya.
Karena
Somsri mengatakan bahwa wanita bisu itu sepertinya gila, maka Chai Pee dan Chai
Lek pun mengira itu tidak penting, lalu mereka mengajak Chai Pat untuk segera
pergi. Tapi karena penasaran dengan surat yang wanita bisu itu berikan, maka
Chai Pat pun meminta surat itu.
“Ini
tulisan tangan Keaw. Tapi di paragraf yang terakhir adalah tulisan tangan orang
lain. Keaw menuliskan ‘Khun Chai, alamat
di dalam paragraf terakhir ini adalah tempat General Pinit membawa ku’,”
kata Chai Pat, membaca isi surat kecil itu.
“Biar
aku lihat. Aku kira ini adalah tulisan tangan si wanita bisu,” kata Chai Lek,
saat melihat isi surat tersebut.
“Tidak
mungkin. Maksudku alamat ini. Bagaimana bisa orang membangun rumah disana? Ini adalah
area taman nasional. Tidak jauh dari tempat para angkatan udara mengatur radar,” jelas
Chai Pee.
“Tidak
aneh. Karena dia adalah General Pinit, pria paling berkuasa,” balas Chai Lek.
Mengetahui
hal itu, Chai Pat ingin segera buru2 menolong Keaw, tapi Chai Pee menahannya,
dia menjelaskan area itu bukan area yang bisa dimasuki sembarangan, jadi mereka
harus membuat rencana yang matang terlebih dahulu. Jangan terburu2 dan
bertindak dengan emosi.
“Kita
harus menghubungin asisten terbaik,” kata Chai Pee.
Asisten
terbaik yang Chai Pee maksud adalah petugas pilot, M.L. Chachawee Taewaprom,
murid terbaik di dalam angkatannya. Dan sepupu dari Marathee. Karena itu Chai
Pat pun merasa sedikit ragu padanya.
“Jangan
khawatir. Aku mengerti bahwa hati orang tidak bisa dipaksa. Pee telah
memberitahuku setiap detailnya. Aku sedang bertugas sekarang. Ayo. Semua
rencananya telah disusun. Pee dan aku akan mengurus nya,” kata Chachawee,
menyakinkan Chai Pat dan Chai Lek.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Kak lanjut yg cepat yaa please
ReplyDelete