Sinopsis Lakorn : Khun Chai Puttipat Episode 10 - part 3


Khun Chai Puttipat (2013) Episode 10 - Part 3
Network : Channel 3
Dirumah sakit. Marathee menangis dan berteriak histeris, karena separuh wajahnya yang telah rusak. Dan Piangporn pun kesulitan untuk menenangkannya.



“Kamu adalah adikku. Aku tidak akan merasa jijik pada adikku. Aku akan mengobati lukamu. Aku janji. Aku akan melakukan yang terbaik. Percayalah,” kata Chai Pat berusaha untuk menenangkan Marathee. Dan sambil memegang separuh wajahnya yang kini terbalut perban tebal, Marathee menangis.



Yodsawin menunjukan dimana kamar rawat Marathee kepada Rampa dan Katesara yang datang untuk menjenguk. Tapi sikap Rampa sangat tidak sopan, ketika melihat wajah Marathee yang terbalut perban, dia langsung mengatai Marathee. Dan Katesara pun langsung memperingatinya agar diam.

“Marathee. Ada yang ingin menjengukmu,” kata Yodsawin, memberitahu Marathee yang sedang duduk merenung diatas tempat tidur.



Katesara langsung menghampiri Marathee dan menghiburnya. Sementara Rampa malah mengatai Marathee. “Oh sialnya!! Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Pasien pasti akan takut melihat wajah perawat yang seperti setan?” kata Rampa dengan halus, tapi menusuk.

Mendengar itu, Marathee kembali menjadi histeris. Dan Katesara pun langsung menegur Rampa dengan tegas. “Mengapa kamu mengatakan itu?”



“P’Kate jangan mengomeliku. Aku hanya kasihan pada P’Marathee,” balas Rampa, merasa tidak bersalah sama sekali.

“Kamu tidak harusnya menilai orang dari penampilan mereka. Bahkan jika penampilan luar nya berubah, tapi apa yang ada didalamnya, yang tidak bisa kamu lihat dengan mata, itu harus kamu rasakan dengan hati. Kamu mengerti, kan?” kata Katesara, menasehati Rampa.

“Kamu bicara begini karena kamu sudah menikah. Tapi bagaimana dengan P’Marathee yang terluka diwajahnya, ketika dia belum menikah?” balas Rampa, sangat tidak baik.

“Rampa!!” teriak Marathee sambil melemparkan bantal kepada Rampa.



Dengan tegas, Yodsawin meminta agar semua nya keluar dan meninggalkan Marathee sendirian untuk menenangkan diri. Jadi Katesara pun langsung menarik tangan Rampa untuk pergi bersamanya. Sementara Marathee sendiri, dia mulai menangis lagi.

“Aku tahu bagaimana perasaanmu. Beristirahat ya,” kata Yodsawin dengan lembut, kemudian dia keluar dan menutup pintu kamar Marathee.


Hari Pernikahan tiba. Seluruh keluarga besar Jutathep berkumpul. Dan melihat itu, Kiti merasa sedikit canggung serta gugup, dia mengatakan kepada Nenek dan Kakek Chai Pat bahwa jika dia ada melakukan kesalahan nantinya, tolong berikan arahan padanya.

“Hahaha... Ayah Keaw, jangan gugup. Ketika mereka membawa kan teh untuk mu dan memberikan mu hadiah, maka kamu hanya perlu memberi hadiah juga kepada mereka,” kata Nenek Oon dengan ramah.

“Jangan khawatir. Segalanya telah dipersiapkan. Segalanya berasal dari Yokfah Department store,” tambah Kakek Chai Pat dengan ramah.



Chai Pat yang telah siap berpakaian, dia masuk ke dalam ruangan dimana seluruh keluarga telah berkumpul dan menantikannya. Begitu juga dengan Keaw yang ditemanin oleh Katesara. Dan sambil tersenyum, mereka berdua saling bertatapan.



Pernikahan dimulai. Keaw dan Chai Pat duduk ditengah ruangan. Lalu Nenek Aiet membuka suara, dia mengatakan bahwa seluruh keluarga ingin memberikan hadiah kepada Kiti sebagai rasa terima kasih mereka, karena Kiti telah membesarkan Keaw dengan baik dan memberikan Keaw untuk menjadi menantu keluarga Jutathep.



Kemudian Chai Lek serta Chai Pee maju ke tengah ruangan, dan mereka membuka satu persatu hadiah yang ditutupi oleh kain merah. Semua hadiah itu merupakan sesuatu yang sangat berharga sekali, ada uang tunai, perhiasan, dan emas batangan. Dan melihat semua itu, Kiti tampak sedikit canggung dan tidak enak, karena keluarga Jutathep memberikan hal yang begitu besar kepada mereka.



“Anak2. Tunjukan rasa hormat kepada Nenek, Kakek, dan Ayahmu,” kata Nenek Oon, memberikan pengarahan kepada Chai Pat serta Keaw. Dan mereka berdua mengikuti arahan tersebut dengan baik, terakhir mereka memberikan hormat juga kepada Nenek Oon.



“Ayahmu memberikan ini kepada Ibumu pada hari pernikahan. Pakaikan lah cincin ini padanya,” kata Nenek Aiet pada Chai Pat sambil menyerahkan sebuah cincin permata yang sangat indah. Dan Chai Pat pun menerima cincin itu, lalu dia memasangkannya di jari Keaw. Kemudian setelah itu, Keaw memberikan hormat kepada Chai Pat yang telah menjadi suaminya.



Terakhir. Chai Pat dan Keaw memberikan segelas teh untuk diminum oleh Kakek, Nenek, serta Ayah Keaw. Dan mereka juga memberikan sebuah kotak merah sebagai hadiah untuk Kakek, Nenek, serta Ayah Keaw.

Lalu sebagai balasan untuk teh dan hadiah yang diberikan oleh Chai Pat serta Keaw. Maka Kakek, Nenek, serta Ayah Keaw, mereka masing- masing memberikan sebuah angpao merah kepada Chai Pat dan Keaw.




Kemudian setelah semuanya selesai. Chai Pat dan Keaw saling bertatapan sambil tersenyum senang kepada satu sama lain.

Post a Comment

Previous Post Next Post