Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 10 - Part 4 (END)
Network : Channel 3
Seluruh keluarga berkumpul bersama di meja makan. Dan
sambil menikmati makanan yang ada, mereka saling mengobrol. Kakek memuji Chai
Pat yang sangat bagus dalam memilih seseorang, Chai Pat bukan hanya melihat
melalui kecantikan wajah , tapi dia juga melihat kecantikan yang berada di
dalam nya.
Nenek Aiet juga merasa bahagia karena Chai Pat telah
menikah. Tapi dia sedikit menyayangkan, janji antara dua keluarga yang tidak
bisa terpenuhi lagi. Dan karena itu, maka Chai Pee dan Chai Lek pun harus
bertanggung jawab.
“Chai Pee. Dia benar- benar menyukai Vilairampa, nek,”
kata Chai Lek yang merasa enggan untuk dijodohkan dengan keluarga Taewaprom.
“Ooi... kamu lebih baik menggunakan pisau untuk
menusukku,” balas Chai Pee yang merasa enggan juga untuk dijodohkan dengan
keluarga Taewaprom.
Mendengar itu, Nenek Oon langsung menegur mereka berdua,
karena Katesara ada disini bersama mereka. Tapi Katesara yang baik hati, dia
sama sekali tidak masalah mendengar itu, karena dia mengerti.
“Tentang Marathee. Itu salah mereka, bukan kita,” kata
Nenek Aiet kepada Nenek Oon.
“Tidak apa, kak. Bahkan jika cucu kita tidak menyukai
putri Khun Chai Taewaprom, tapi kita masih memiliki anak dari Khun Chai Anupan,”
balas Nenek Oon.
Tepat disaat itu, orang yang dibicarakan tiba, dan Nenek
Oon memberitahukan kepada Nenek Aiet bahwa dialah yang telah mengundang mereka
kesini.
Dengan sopan Anupan dan Daraneenoot memberikan salam
kepada Nenek. Lalu Chai Pat memperkenalkan mereka berdua sebagai paman dan
tante nya kepada Keaw. Dan Keaw pun memberikan salam kepada mereka berdua.
“Selamat ya, Khun Chai Pat dan Khun Krongkeaw, Miss kontes
kecantikan Thailand. Itulah mengapa Marathee...” kata Daraneenoot seperti ingin
mengatai hal jelek tentang Marathee. Tapi sebelum dia sempat bicara jelek, Anupan
langsung menghentikannya.
Chachawee memberikan salam kepada Anupan, Ayah kandungnya. Lalu
dengan sinis, Daraneenoot yang merupakan Ibu tirinya itu, dia bertanya apa Chachawee masih hidup, kepadahal dia mengira Chachawee sudah mati dalam kecelakaan pesawat, karena Chachawee tidak ada pulang mengunjungin mereka.
“Beberapa hari ini, aku banyak pelatihan,” kata Chachawee dengan pelan.
Daraneenoot mengajak Anupan untuk mendekati tempat dimana
Chai Lek duduk. “M.L. Sininoot, putriku akan pulang dari Penang. Persiapkan lah
diri jika kamu luang. Haruskah kita pergi menjemputnya bersama2 di bandara, ketika
dia tiba?” tanya Daraneenoot dengan lembut.
Mendengar itu, Chai Lek pun terpaksa menganggukan
kepalanya. Dan Chai Pee yang duduk disebelahnya langsung tersenyum senang,”Yes! Aku
bertahan!!” gumamnya pelan.
Chai Pat menjelaskan kepada Keaw bahwa sejak dia tidak
menikahi Marathee, maka Chai Lek lah yang selanjutnya harus bertanggung jawab.
Dan Keaw merasa itu sedikit tidak adil. Tapi walau begitu, tidak mungkin bagi
mereka menghentikan perjodohan tersebut.
Didalam kamar. Dengan sikap yang sangat perhatian, Chai
Pat ingin mengobati kaki Keaw yang sedikit sakit karena seharian memakai sepatu
hak tinggi. Tapi Keaw menolak, dia mengatakan bahwa dia tidak apa2.
“Kamu lah yang pasti nya paling capek,” kata Keaw sambil
memegang tangan Chai Pat.
“Aku capek, tapi aku bahagia,” balas Chai Pat sambil
tersenyum.
Ketika Keaw ingin mengambilkan air untuk nya, Chai Pat
langsung menarik tangan Keaw dan membawanya untuk duduk diatas pangkuannya.
“Tidak kah kamu lapar atau haus? Kamu tidak banyak makan
tadi,” kata Keaw pelan.
“Tidak. Aku merasa kenyang dengan hatiku,” balas Chai Pat
sambil bersikap mesra kepada Keaw.
“Jangan pedulikan perasaanku. Biarkan aku melakukan
tugasku.”
“Tugas?”
“Ya. Biarkan aku merawatmu. Dimulai dari mengambilkan
sesuatu yang enak dan air untuk mu.”
“Apa kewajiban lain seorang Istri?” bisik Chai Pat.
“Memasak, mengurus pekerjaan rumah, memastikan Khun Chai
merasa kenyang, tidur dengan baik, dan membuat pikiran mu tenang,” jawab Keaw
dengan malu- malu.
Keaw lalu menanyakan apa lagi, dan Keaw sedikit kesulitan
menjawab. Lalu Chai Pat mengatakan bahwa itu tidak cukup. Dan dengan
kebingungan, Keaw pun bertanya apa lagi yang harus dilakukannya. Dan jawabannya
adalah membesarkan 3 anak mereka nantinya.
Merasa malu2, Keaw pun berdiri dari atas pangkuan Chai
Pat dan pergi ke beranda. Lalu Chai Pat datang dan memeluknya dari belakang.
“Terima kasih sudah menjadi Istriku. Aku pria paling
beruntung di dunia,” kata Chai Pat sambil mengecup kepala Keaw dengan lembut.
“Aku lah yang seharusnya berterima kasih padamu. Aku merasa
ini seperti mimpi. Aku bisa mencintai dan menikah dengan seorang pangeran,”
balas Keaw.
Sambil saling bertatapan, Chai Pat mengatakan bahwa ini
adalah waktunya. Dan dengan heran, Keaw bertanya waktu apa.
“Ini waktunya untuk pangeran mencium putri cantik,” kata
Chai Pat. Lalu dia mencium kening Keaw dengan lembut. Dan Keaw menutup matanya,
merasakan itu.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Terima kasih ya,, udah menyelesaikan sinopsisnya
ReplyDeleteTrimakasih ka²k,
ReplyDeleteDilanjut & ditunggu sinopsis lakorn juthattep yg lain ya kak (chai yai, chai ruj, chai lek, & chai pee).👌👍😊
terima kasih, tlg sinopsis padiwaradanya dilanjut ya
ReplyDeleteTerimakasih kak, semangat 💪 terus buat lanjut sinopsis yg lain 😘😘😘
ReplyDeleteSelesai ,happy ending,terima kasih,ku tunggu sinopsis selanjutnya
ReplyDeleteTerimakasih kak d tunggu sinopsis selajut y.
ReplyDeleteTerima kasih kak atas sinopsisnya , semangat lanjut series jutapthep lainnya (khun chai tarathoon, khun chai rachanoon , khun chai ronapee dan khu chai pawonruj).. Please kak.. Terima kasih byk kak..
ReplyDeleteTrimakasih..aq paling suka di.mualai dan sampai terahir makasih
ReplyDelete