Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 19 – 1
Images : Channel 3
Taeng membantu Chaya untuk membawa koper Chaya
keluar dari rumah Khun Nai. Taeng merasa sangat bahagia karena akhirnya Chaya
mau pergi dari rumah tuannya, dan saking bahagianya dia sampai memesankan taksi
untuk Chaya. Chaya kesal dengan ocehan Taeng, tapi dia berusaha
mempedulikannya.
Dan setelah Chaya naik ke dalam taksi, Taeng
langsung bersorak girang. Dia mengira kalau mungkin Chaya telah bertobat setelah
di marahi oleh Katha. Dia bahkan berteriak agar Chaya tidak kembali lagi.
--
Khun Nai sedang melihat hasil pekerjaan Kris,
dan di sana juga ada Tee. Tidak lama, Khun Nai mendapat telepon dari Taeng yang
memberitahu kalau Chaya telah pergi dari rumah.
Setelah selesai menerima laporan Taeng, Khun
Nai terlihat khawatir. Dia bertanya pendapat Kris, sebagai teman Chaya, apa
yang kira-kira sedang Chaya pikirkan? Kenapa dia tiba-tiba memutuskan untuk
pergi.
“Jika itu adalah Chaya yang lama, aku mungkin
bisa menebaknya. Tapi, Chaya yang sekarang adalah orang yang sudah tidak ku
kenali lagi. Tapi jika itu Peat, aku mungkin bisa menebaknya. Mengenai kau yang
mengirim Peat pergi bulan madu bersama dengan Kiew, aku rasa Peat tidak akan diam saja. Dan jika
Peat memberitahu hal ini pada Chaya, akankah Chaya diam saja?” jawab Kris.
Khun Nai memikirkan perkataan Kris, dan merasa
ada benarnya juga. “Kris, aku perlu bantuanmu.”
--
Seoul, Korea Selatan…
Peat dan Kiew tertidur hingga hari sudah
sangat siang (atau malah sudah sore). Dan begitu bangun, melihat wajah Kiew
yang berada di dekatnya, Peat tersenyum lebar. Tidak lama, Kiew sadar, dan Peat
langsung memenjamkan mata berpura-pura untuk lanjut tidur. Kiew kaget karena
dia tertidur di lengan Peat, tapi kepalanya terlalu sakit karena mabuk, jadi
dia lanjut tidur lagi.
Peat akhinya bangun karena Kiew sudah berpindah.
Dan Peat langsung meregangkan lengannya yang keram karena kelamaan di tiduri Kiew.
Setelah itu, Peat lanjut mandi. Tapi, setelah dia siap mandi pun, Kiew masih
terus tidur.
Peat membuatkan cokelat panas, dan dia
membangunkan Kiew. Menyuruhnya untuk minum agar bisa lebih baik. Baru juga
bangun, dan belum sempat minum, Kiew sudah berlari ke kamar mandi dan
muntah-muntah karena kebanyakan minum soju kemarin. Peat langsung mengikutinya.
Kiew terduduk sambil memegangi kepalanya dan berteriak kalau dia akan mati. Peat
tersenyum dan mengomentari kalau sudah mabuk, Kiew sangat kacau. Kiew tidak
ingat apapun yang terjadi kemarin karena mabuk. Peat sedikit kecewa dan memperingati
Kiew untuk tidak mabuk lagi lain kali.
Peat membopong Kiew kembali ke kamar. Kiew menyuruh
Peat untuk jalan-jalan saja kalau mau, dia mau lanjut tidur lagi. Peat dengan
khawatir bertanya, apa Kiew tidak lapar? Kiew menjawab kalau dia tidak mau makan
karena takut akan muntah lagi.
Peat tidak pergi keluar karena khawatir pada
Kie w. Dia terus berada di kamar dan menghabiskan waktu dengan membaca buku
hingga malam hari. Dan akhirnya, Kiew bangun juga. Begitu bangun, dia langsung
memanggil Peat.
“Gimana? Sudah lebih baik?” tanya Peat.
“Hmm.”
Peat kemudian memberitahu kalau Kiew telah
tidur sepanjang hari. Dia juga menyuruh Kiew untuk mandi karena dia tidak tahan
dengan bau Kiew. Kiew menggoda Peat yang pasti telah menjaganya sepanjang hari
ini. Peat gugup dan membuat alasan kalau dia melakukannya karena takut kalau Kiew
akan bangun dan muntah di atas bantal. Dia tidak mau membayar kerugiannya.
Kiew semakin senang, itu artinya Peat khawatir
padanya. Dia tahu kalau Peat bukan takut dia muntah di atas bantal. Peat malu
dan menyuruh Kiew untuk mandi saja karena malu. Kiew mengalah dan akan pergi
mandi.
Tapi, saat dia mau pergi, Peat sengaja
memajukan sedikit kakinya, hingga Kiew tersandung dan terjatuh ke pelukan Peat.
Peat langsung menggodanya kalau saat mabuk, Kiew bersikap agresif. Dan setelah
sadar, apa Kiew masih akan berusaha menggodanya? Kiew tidak malu dan
membenarkan hal itu.
Peat jadi canggung, apalagi Kiew terus memeluknya.
Mereka malah saling menggoda dan mengganggu.
Namun, kebahagiaan itu harus sirna karena
Chaya masuk ke dalam kamar mereka. Dan tanpa tahu malu, dia mendekati Peat dan
meminta maaf karena sudah datang terlambat. Dia sudah datang secepat mungkin
saat Peat menghubunginya.
Flashback
Saat
kedatangan Kiew, dan saat Kiew sedang berbicara dengan Khun Nai di telepon. Peat
ternyata menghubungi Chaya setelah membaca pesan dari Chaya. Dia sudah bertekad
akan menghancurkan rencana Khun Nai.
“Aku
merindukanmu. Bisakah kau datang menemuiku?”
“Tentu
saja aku bisa,” jawab Chaya dengan semangat.
“Dan
kau tidak bisa memberitahu orang lain kalau kau datang ke sini.”
“Kenapa?”
“Seseorang
memberiku kejutan. Dan aku ingin memberikan kejutan kembali.”
End
Chaya langsung menuduh Kiew yang pasti mengikuti
Peat hingga ke sini. Dan pantas saja saat Peat menelponnya, Peat terlihat
sangat terganggu. Eh, Peat malah diam saja dan seperti memihak pada Chaya.
“Benarkah? Tapi kelihatannya seperti Peat lupa
kalau kau datang. Dia tidak tampak khawatir padamu. Sebaliknya, dia malah mengkhawatirkan
ku yang tidak sehat,” ujar Kiew.
Chaya tidak terima dan berspekulasi kalau Peat
hanya berakting untuk menipu Kiew. Dan Peat malah membenarkan kalau dia hanya
berakting sedikit tapi Kiew sudah percaya padanya.
“Aku baru tahu kalau kau sangat hebat
berakting. Khun Chaya, kau tahu? Kemarin malam, ketika aku mabuk, Peat menjagaku.
Memperhatikanku. Tapi sayangnya, semua hanya akting. Lain kali, jika kau terkadang
ingin berakting seperti tadi, aku tidak masalah.”
“Tdak akan ada lain kali,” teriak Chaya. “Ketika
aku di sin, Peat hanya ingin bersamaku. Benarkan Peat?”
“Benar.”
“Walaupun kau ingin dengan Khun Chaya, aku
tidak akan mengizinkan. Ayah membuat kita berbulan madu. Kita harus mengikuti
perintah ayah. Jangan lupa, kalau aku dan Peat adalah suami istri. Dan untuk
kau… siapa kau?” tanya Kiew dengan tajam. Chaya terdiam, tidak sanggup menjawab
pertanyaan Kiew.
“Lebih baik kau tidak datang dan mengganggu
suami istri yang sedang bulan madu, Chaya!” terdengar suara Kris. Mereka berbalik
dan kaget karena Kris juga ada di Seoul.
Peat langsung bisa menebak kalau Khun Nai yang
mengirim Kris kemarin. Kris membenarkan. Khun Nai mengirimnya untuk memastikan
apakah Chaya benar pulang ke rumahnya atau tidak. Tapi, dia baru tahu kalau rumah
Chaya ternyata di sini. (Uwoooh, dia nyindir Chaya)!
Flashback
Khun
Nai meminta bantuan Kris untuk menjauhkan Chaya dari Peat dan Kiew. Dan Kris
menyetujuinya.
Kris
ternyata sudah mengintai Chaya sejak dari Chaya belum masuk ke dalam kamar Peat
dan Kiew. Chaya masuk dengan kartu kamar (yang entah dapat dari siapa. Masa resepsionis
bisa ngasih gitu aja), dan sebelum pintu menutup, Kris menahannya dan masuk ke
dalam kamar.
End
Kris berkata kalau dia yang akan menjaga Chaya.
Sementara Peat yang akan menjaga Kiew. Kris langsung menarik tangan Chaya dan
menyeretnya keluar. Peat protes, tapi Kiew langsung menahan Peat, karena Peat
harus tetap bersamanya.
Peat tetap mau pergi mengejar Chaya dan Kris. Tapi,
Kiew memohon agar Peat tidak pergi. Peat mengeraskan hatinya dan tetap pergi
mengejar Chaya. Tidak segan-segan, dia bahkan hampir menyakiti Kiew.
“Aku akan membuatmu mengaku kalah! Membuatmu terluka!
Hingga kau tidak ingin melihat wajahku. Jadi kau tahu, bagaimana rasanya ketika
kau mempunyai kebencian dan kemarahan,” ujar Peat. Dan mendorong tubuh Kiew
keluar kamar.
“Tapi aku tidak akan pernah membencimu. Karena
aku mencintaimu.”
“Tapi aku membencimu. Jangan mengganggu,”
tegas Peat dan mengunci pintu kamar.
Kiew memohon pada Peat untuk membukakan pintu,
tapi Peat tetap berkeras hati.
--
Kris menarik Chaya keluar dari hotel, tapi Chaya
memberontak. Kris bahkan menyuruh Chaya untuk tidak takut kalau dia akan melakukan
sesuatu apapun. Dia juga tidak berniat.
“Kalau begitu, jangan ikut campur,” perintah
Chaya.
“Aku juga tidak mau ikut campur jika kau tidak
menyakiti hati Kiew.”
“Oh! Kau melakukan ini karena dia! Sebenarnya,
kau juga ingin mencurinya dari Peat, kan? Itulah mengapa kau mengikutinya ke
tempat ini.”
“Jangan pikir orang lain akan melakukan hal
kotor sepertimu,” marah Kris. “Masih banyak pria lain, kenapa harus Peat?”
“Karena Peat mencintaiku!” (uuuuu… halu…)
“Apa yang bagus mengenai Ai-Peat? Yang membuatmu
mencintainya! Dan bersedia melakukan hal menjijikan seperti ini?! Atau kau tertarik
hingga tidak bisa melupakannya?”
Plak! Chaya menampar Kris dan menyuruh Kris
untuk tidak menghina-nya.
“Karena kau bertingkah seperti ini hingga aku
mau menghinamu. Kau menjadi wanita kejam. Sehingga aku tidak perlu menghormatimu
seperti sebelumnya,” ujar Kris dan mulai berusaha mencium paksa Chaya.
Chaya berteriak, memberontak dan menampar
Kris. “Aku membencimu! Kau dengar?! Aku tidak pernah mengira kalau orang yang paling
ku percayai akan menyakitiku! Kau bilang kalau kau akan membuatku bahagia. Tapi
lihat yang kau lakukan! Kejam!”
“Itu karena menjadi orang baik, tidak ada gunanya
(tidak di hargai)! Itulah kenapa aku mencoba melakukan hal yang jahat seperti
Peat. Mungkin kau akan tertarik.”
“Tapi Peat tidak pernah memaksaku!”
“Jadi kau mau bilang kalau kau bersedia
melakukan hal itu (menjadi selingkuhan Peat)? Kau sama saja, jahat!”
“Ya. Itu benar. Aku jahat! Jadi, kau tidak
perlu ikut campur lagi,” ujar Chaya dan berjalan kembali ke kamar Peat.
“Aku juga tidak mau mengganggu. Tapi aku
kasihan padamu,” ujar Kris dan hal itu menghentikan langkah Chaya. “Kau kira
Peat benar-benar mencintaimu? Dia hanya menggunakanmu. Orang sepertinya, jika
dia benar-benar mencintai seseorang, dia tidak akan pernah menikah dengan orang
lain. Dia hanya memikirkan Kiew. Mencintai Kiew. Dan untuk kau, kau hanya alat
yang di gunakannya untuk mencapai balas dendam-nya. Ketika kau sudah tidak
berguna lagi, dia akan membuangmu.”
“Tidak benar!” sangkal Chaya. “Aku tidak
percaya!”
“Tidak percaya? Kalau begitu tanyakan saja
padanya dan lihat! Cara terbaik adalah tidak mendengarkan apa yang di
katakannya, tapi lihat perilakunya. Dan kau akan mendapatkan jawaban mu!”
Chaya mencoba tidak peduli dan lanjut kembali
ke kamar Peat. Sementara Kris, dia tersenyum sinis melihat kelakuan Chaya.
--
Kiew masih terus memohon agar Peat membukakan
pintu. Dia meminta agar Peat tidak lagi terus kabur?
“Jika kau kabur dariku, kau bisa kabur
sementara. Tapi jika kau kabur dari hatimu sendiri, kau tidak akan bisa bebas,”
ujar Kiew.
Mata Peat berkaca-kaca dan berteriak menyuruh
Kiew untuk pergi. Dia tidak mau melihat wajah Peat. Kiew tidak menyerah, jika
Peat tidak mau membukakan pintu, dia bisa meminta kunci kamar. Dia tidak akan
mengaku kalah.
Dan karena Peat benar-benar tidak mau
membukakannya, Kiew langsung pergi sambil menelpon Khun Cho untuk meminta kunci
kamar. Dia beralasan kalau kunci kamarnya hilang
Peat mengira kalau Kiew sudah pergi. Tapi, dia
mendengar suara pintu lagi. Dengan kesal, Peat membuka pintu dan berteriak. Tapi
ternyata yang datang adalah Chaya yang menangis. Chaya langsung memeluk Peat dan
menangis. Peat khawatir dan bertanya, apa yang Kris lakukan? Dia mau pergi untuk
menghajar Kris, tapi Chaya melarang.
“Aku tidak mau sendirian,” ujar Chaya. “Tolong,
Peat!”
Dan setelah itu dia kembali memeluk Peat. Dari
luar kamar, dari pintu yang terbuka, Kris melihat hal itu. Tapi, dia tidak
melakukan apapun dan hanya diam.
Kiew telah mendapatkan kunci kamar dan segera
kembali ke kamar.
Chaya sudah agak tenang, dan Peat langsung
bertanya, apa yang Kris lakukan?
“Kris bilang aku jahat. Aku bodoh karena di
gunakan olehmu sebagai alat balas dendam. Dan kau tidak pernah mencintaiku. Itu
tidak benar, kan Peat?”
Peat diam, tidak menjawab. Chaya mendesaknya
untuk menjawab dan meminta Peat membuktikan kalau dia mencintainya. Dan tanpa
malu, Chaya mendekati Peat dan merangkul Peat.
“Aku mencintaimu. Aku bersedia melakukan
apapun untukmu. Kau memerintahku melakukan apapun, dan aku bersedia melakukan
segalanya. Tapi, aku hanya minta satu hal. JANGAN MENGKHIANATIKU! Karena aku
pasti tidak akan membiarkanmu bahagia,” ujar Chaya dengan nada menyeramkan.
“Tidak mungkin aku mengkhianatimu,” ujar Peat.
Dan Chaya hendak menciumnya. “Tapi cinta yang ku punya untukmu, tidak perlu di
buktikan dengan cara seperti ini.”
“Cara apa yang bisa membuktikan kau sungguh
mencintaiku?”
Peat diam. Tidak mampu menjawab. Dan Chaya
langsung menciumnya dengan dalam, walaupun Peat hanya berdiri kaku. Dan terlihat,
Chaya melepaskan jaket yang di kenakannya.
Kiew tiba di depan kamar.
Tags:
Pink Sin
Tetep semangat ya...
ReplyDeleteLanjut lg...tmbah greget😤😤😤
ReplyDeleteSll sehat..dan lanjut trs zaa..semangat
ReplyDeleteLanjuuuutt min...semangaatt
ReplyDelete