Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 7 - Part 2
Network : Channel 3
Ketika mengetahui bahwa Chai Pat tidak ada pulang dari semalam, Marathee langsung mengomel, dia mengatakan bahwa ingin melapor kepada Ayahnya, karena Chai Pat harus bertanggung jawab telah mengkhianati nya.
Sementara
Nenek Oon, dia langsung menuduh bahwa pasti Keaw lah yang telah membawa anak
baik seperti Chai Pat ke jalan yang salah.
“Berhenti
bicara omong kosong. Kita masih belum tahu apapun, kecuali Chai Pat tidak
pulang ke rumah. Sebelum mengambil kesimpulan, kita perlu tahu, kemana dia
pergi, apa yang di lakukan nya, apa masalah nya. Kita harus menemukan dia dulu.
Okay? Dan menanyakan alasan nya juga,” kata Nenek Aiet dengan tegas kepada
mereka berdua.
Chai
Pat tidur di sofa luar, dan ketika terbangun, dia langsung menuju ke kamar Keaw
dan memanggil Keaw, lalu karena tidak ada jawaban, maka dia pun masuk ke dalam
kamar Keaw. Didalam Chai Pat mencari dimana Keaw, tapi ternyata Keaw tidak ada
di dalam kamar.
Chai
Pat turun dan menyapa Chum serta Nuan yang sedang bersih- bersih. Lalu dia
menanyakan, apa mereka melihat dimana Keaw.
Ternyata
Keaw sedang memasak di dapur. Dan melihat itu, Chai Pat mendekati nya dari belakang, lalu dia
menghirup wangi masakan Keaw yang
tercium sangat harum. “Ini kelihatan enak,” puji Chai Pat. Dan Keaw tersenyum.
Sambil
tersenyum sendiri, Nuan memandangin Chai Pat dan Keaw yang sedang sarapan
bersama. Lalu melihat itu, Chum mendekat dan mengkagetkan nya dari belakang.
“Itu
pacar Khun Chai. Dia sangat cantik. Tapi dia bukan anak Taewaprom,” kata Nuan.
“Ini
begitu aneh. Biasanya kalau dua orang pergi bersama, mereka akan tinggal di
dalam satu kamar. Tapi Khun Chai tidur diluar. Jika aku adalah dia, aku tidak
akan melepaskan wanita secantik itu,” jelas Chum sambil tertawa. Dan Nuan
langsung menegurnya.
Keaw
dan Chai Pat saling mengobrol bersama sambil menikmati sarapan mereka. Dengan
sangat perhatian, Chai Pat merapikan poni Keaw dan mengambilkan air untuk Keaw.
Dan sambil tersenyum, Keaw membiarkan nya.
Chai
Pat dan Keaw berjalan menelusuri tepian pantai, sambil membawa sebuah sepeda.
Dan dengan senang, Keaw menikmati udara sekitar yang sangat segar. Lalu dengan
serius, Chai Pat menanyakan apa Keaw bisa tinggal sesaat di sini.
“Akhirnya,
aku membawa masalah untukmu,” kata Keaw dengan menyesal.
“Siapa
yang bilang? Itu kamu, aku dan saudara ku yang menculik mu ke sini,” balas Chai
Pat.
Dengan
cemas, Keaw menanyakan apa yang akan terjadi kepada Chai Pat dan yang lainnya,
jika General Pinit mengetahui tentang ini. Karena General Pinit adalah orang
yang memiliki kekuasaan. Jadi itu membuat Keaw merasa takut.
“Jangan
takut, Keaw. Aku akan melindungin mu,” kata Chai Pat dengan lembut.
“Aku
tidak takut untuk diriku sendiri, tapi aku takut untuk mu,” balas Keaw, cemas.
“Keaw.
Jika orang baik takut pada orang jahat, dan membiarkan mereka melakukan apapun
yang mereka inginkan, maka dunia ini tidak akan lagi bisa menjadi dunia,” jelas
Chai Pat.
Keaw
masih tetap merasa cemas. Dan Chai Pat menjelaskan bahwa dirinya tidak bodoh,
orang seperti nya, sebelum dia melakukan sesuatu, maka dia sudah memikir kannya
dengan baik, jadi yang perlu Keaw lakukan adalah tinggal di rumah nya ini, dan
beradaptasi dengan warga sekitar agar General Pinit akan kesulitan untuk
menemukan Keaw.
Dan
sambil tersenyum, Keaw menganggukan kepala nya pelan, tanda iya.
Chai
Pat membonceng Keaw menggunakan sepeda, dan membawa Keaw ke toko pakaian untuk
membeli beberapa pakaian. Kemudian setelah itu, dia dan Keaw berkeliling. Lalu
sementara Chai Pat pergi mengurus sesuatu, Keaw melihat bumbu- bumbu dapur.
“Keaw.
Aku sudah selesai. Aku telah mengirimkan telegram kepada Dokter Ayah mu untuk
menjaga Ayah mu secara rahasia dan tidak mengizinkan siapapun untuk datang
mengunjungin nya,” jelas Chai Pat, ketika telah menyelesaikan urusannya.
“Bagaimana
keadaan Ayah ku?” tanya Keaw.
“Tekanan
darah nya sudah lebih membaik, tapi berat badan nya terlalu rendah. Jadi mereka
perlu untuk memperkuat tubuhnya dulu sebelum dia dikirim kan ke Bangkok. Ketika
nantinya ada kesempatan, aku akan membawa mu untuk segera mengunjungin Ayah
mu,” jelas Chai Pat.
“Terima
kasih banyak ya, Khun Chai.”
Chai
Pat menjelaskan juga mengenai pekerjaan nya di rumah sakit. Dia mengatakan
bahwa selama dia bekerja disana, dia jarang mengambil libur, dan dia selalu
menggantikan dokter lain saat mereka memiliki urusan. Jadi kali ini, dia akan
membiarkan para dokter itu untuk menggantikannya sementara.
“Aku
tahu. Kamu sangat mencintai pekerjaan mu,” kata Keaw, mengerti.
“Ya.
Aku sangat mencintai pekerjaan ku. Karena itu sekarang, biarkan aku sejenak
mencintai hal yang lain nya juga,” balas Chai Pat sambil tersenyum.
Dengan
sedikit salah tingkah, Keaw mengalihkan pembicaraan, dan mengajak Chai Pat
untuk pulang, karena cuaca bertambah
sedikit panas.
“Tidakkah
kamu bahkan berpikir untuk bertanya?” tanya Chai Pat, menggoda Keaw.
“Bertanya
apa?”
“Contohnya.
Aku mengambil istirahat dari mencintai pekerjaan ku untuk mencintai apa atau
mencintai siapa?” jelas Chai Pat sambil tersenyum.
“Aku
tidak akan bertanya,” balas Keaw dengan malu- malu.
“Tidak
akan bertanya? Kamu tidak akan bertanya, karena kamu tidak ingin tahu… atau
kamu sudah tahu,” balas Chai Pat. Dan tanpa mengatakan apapun lagi, Keaw
langsung berjalan pergi meninggalkan Chai Pat.
Sesampainya
dirumah, Keaw langsung bersembunyi dibelakang Chai Pat, karena dua orang pria
yang tampak sangar berlari ke arah mereka dan meneriaki mereka. Dua orang itu
datang mencari Chai Pat, karena mereka ada mendengar bahwa seorang dokter
bernama Chai Pat di pasar tadi.
“Itu
aku,” kata Chai Pat dengan heran.
“Dokter.
Tolong istriku. Dia kontraksi sejak kemarin malam, tapi bayi nya belum keluar,”
jelas seorang dari dua orang tersebut.
“Dimana
dia?” tanya Chai Pat.
“Dia
ada di gunung Hua- Kalok,” jawab orang itu.
Chai
Pat serta Keaw mengikuti orang tersebut menaiki perahu kecil menuju ke gunung
Hua- Kalok. Dan sesampainya mereka berdua bersama kedua orang tersebut ke
tempat tujuan, banyak orang yang tidak mempercayai Chai Pat sebagai dokter,
karena penampilan Chai Pat yang masih tampak sangat muda.
“Aku
mohon padamu, Bu, Yah. Tolong izinkan dokter membantu bayi nya lahir. Dia
dokter dari rumah sakit di Ibu kota. Dia pasti akan bisa menolongnya,” pinta si
Suami kepada kedua orang tua nya, karena mereka tidak mengizinkan Chai Pat
untuk masuk ke dalam rumah.
Akhirnya
Chai Pat serta Keaw di izinkan masuk ke dalam rumah. Seorang bidan yang ada
disana menjelaskan kepada Chai Pat bahwa posisi bayi nya terbalik, dan dia
telah mengurut perut nya sangat lama, tapi bayi tersebut tetap sulit untuk
keluar.
“Aku
minta maaf. Orang yang tidak berhubungan, tolong tunggu di luar. Jika ada
terlalu banyak orang disini, pasien tidak bisa bernafas bebas. Aku mengharap
kan kerja sama kalian semua,” kata Chai Pat dengan tegas.
Keaw
pergi keluar untuk mengambil air panas, sesudah itu dia masuk kembali ke dalam
rumah dan menaruhnya ke dalam baskon yang berisi air biasa. Kemudian Chai Pat
menggunakan air hangat tersebut untuk mencuci tangannya.
“Baiklah.
Baiklah. Sejak kamu ingin dokter muda itu yang melakukannya, maka baiklah. Tapi
jika terjadi sesuatu yang buruk, jangan salahkan aku,” kata si Bidan dengan
kesal, lalu dia keluar dari rumah. Tapi semua orang langsung menahannya agar
jangan pergi dulu, dan menunggu sebentar. Tampaknya banyak orang masih tidak
mempercayai Chai Pat.
Setelah
selesai mencuci tangannya dan mengeringkan nya, Chai Pat langsung membantu si
Istri untuk melahirkan, dia menjelaskan kepada Keaw bahwa apa yang Bidan
tersebut katakan benar, bayi di dalam kandungan si Istri dalam posisi terbalik.
Mengetahui
hal itu, Keaw merasa cemas dan takut, karena jika terjadi sesuatu mereka tidak
mempunyai perlengkapan medis disini. Tapi Chai Pat langsung memberikan kode
agar Keaw jangan berbicara keras, dan jangan khawatir.
“Apa
kamu siap? 1, 2, 3,” kata Chai Pat sambil mengurut perut si Istri. Dan si Istri
pun langsung berteriak dengan kuat, berusaha untuk mendorong bayi nya agar
keluar. Tapi si bayi masih belum keluar juga.
“Lihat?
Sampai sekarang, bayi nya belum keluar. Aku sudah bilang padamu, dengan wajah
semuda ini, apa yang bisa dia lakukan? Aku akan pulang,” kata si Bidan kepada
semua orang, lalu dia pergi.
Akhirnya
si Bayi mulai kelihatan sedikit keluar, dan Chai Pat pun langsung
memberitahukan nya kepada Keaw. Lalu Keaw keluar dan menyampaikan itu kepada
setiap orang. Dan mendengar itu, setiap orang langsung berteriak kegirangan.
Setiap
kali Chai Pat memberitahukan tentang si Bayi, maka Keaw akan langsung keluar
dari rumah untuk memberitahukan kepada setiap orang. Namun selanjutnya, Chai
Pat menahan tangan Keaw dan meminta agar Keaw tetap disini untuk membantu nya.
“Lakukan
seperti yang aku katakan. Tarik nafas! Keluarkan! Tarik nafas! Keluarkan! Aku
melihat bayinya, tolong tahan sebentar
lagi. 1, 2, 3,” kata Chai Pat dengan fokus mengarahkan si Istri. Lalu dengan
keras, si Istri kembali berteriak dan berusaha keras untuk mendorong bayi nya.
“Bayi
nya keluar,” kata Chai Pat dengan keras. Dan setiap orang dengan gembira
langsung berteriak kegirangan. Sementara Keaw, dengan cepat dia langsung
mengambilkan kain dan memberikan nya kepada Chai Pat.
Setelah
semua selesai, Chai Pat dan Keaw berjalan di pinggiran laut. Chai Pat memuji
Keaw yang sama sekali tidak takut pada darah. Dan Keaw membalas bahwa dia
begitu, karena Chai Pat sangat bagus dalam hal itu, jadi dia tidak takut.
Chai
Pat menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak bagus dalam membantu kelahiran, tapi
seorang dokter harus memiliki kepercayaan diri, supaya pasien merasa tenang. Dan
mengetahui hal itu, Keaw merasa kagum kepada Chai Pat.
“Kita
beruntung karena tidak terjadi masalah yang terlalu besar, jadi kita bisa
menanganinnya. Tapi jika kita tidak beruntung, alih- alih menerima pujian, kita
mungkin bakal dipukuli oleh seluruh warga desa,” canda Chai Pat. Dan Keaw
tertawa mendengar itu.
Dirumah
sakit. Saat menerima telegram dari Chai Pat yang meminta cuti selama tiga hari,
Piangporn dan Yodsawin merasa tidak masalah, karena selama ini Chai Pat jarang
libur dan selalu menggantikan Dokter lain.
“Ini
hal yang bagus. Mari biarkan dia beristirahat,” kata Yodsawin.
“Ya.
Aku mengerti. Kemudian, aku akan memberitahu Direktur untuk meminta dokter lain
menggantikan tugas Chai Pat,” balas Piangporn.
Marathee
yang kebetulan mendengar itu, dia langsung mendekati Yodsawin, dan dia
menanyakan kepada Yodsawin kemana Chai Pat pergi berlibur. Dan Yodsawin
menjawab bahwa tidak ada satupun yang tahu, karena mereka juga baru tahu bahwa
Chai Pat pergi berlibur dari telegram yang Chai Pat kirim kan kesini.
Dengan
kasar, Marathee langsung mengambil telegram Chai Pat yang dipegang oleh
Yosadwin. “Dia mengirimnya dari Hua- hin!! Chai Pat pergi ke Hua- hin? Mengapa?
Dengan siapa?” tanya Marathee dengan cepat dan seperti memaksa.
“Khun
Chai pasti capek. Aku tidak tahu jika dia sakit pada sesuatu kemarin malam atau
dia melakukan ini karena seseorang. Apa Khun Chai tidak mengajak mu pergi
dengan nya? Kasihannya!!” balas Yodsawin, menyindir Marathee. Lalu dia pergi.
Dirumah.
Saat mengetahui bahwa hari ini Chai Pat tidak ada datang bekerja, Nenek Oon
langsung menjelaskan bahwa memang ada
yang aneh, karena ini tidak seperti Chai Pat yang biasanya, pergi tanpa
memberitahu pada mereka.
“Apa
sesuatu terjadi kepada Chai Pat?” kata Nenek Aiet, bertanya- tanya.
Marathee
datang, dan langsung mengomel kepada Nenek dengan kesal. Dia mengatakan bahwa
Chai Pat mencoba untuk melarikan diri darinya ke Hua- hin tanpa memberitahu kan
kepadanya sama sekali.
“Marathee,
dengarkan lah dulu alasan nya. Tenang ya. Dia pasti punya alasan,” balas Nenek
Aiet, menenangkan Marathee.
“Alasannya
adalah karena dia tidak menginginkan ku untuk pergi dengan nya. Itu berarti dia
tidak ingin aku menjadi bagian dari hidup nya,” kata Marathee terus mengeluh.
“Jangan
katakan itu. Kami tidak akan membiarkan Chai Pat berpikir begitu. Percayalah
padaku,” balas Nenek Oon, menenangkan Marathee.
“Aku
ingin percaya. Tapi selama ini, kalian tidak pernah melakukan apapun pada cucu
mu. Aku menyerah. Janji antara dua keluarga hanyalah janji palsu,” balas Marathee.
“Janji
ku bukan hanya kata- kata. Chai Pat pasti harus menepati janji itu demi
kehormatan keluarga Jutathep. Jika Chai Pat tidak akan mendengarkan ku, maka
aku sendiri yang akan mengurus pernikahan antara kamu dan Chai Pat,” tegas
Nenek Aiet.
Tags:
Khun Chai Puttipat