Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 8 - Part 2
Network : Channel 3
Pagi
hari. Nenek Aiet memberikan tugas kepada Keaw untuk membersihkan semua
peralatan rumah yang terbuat dari kaca, dan setelah itu meletakannya kembali ke
dalam lemari. Namun Keaw harus mengerjakan semua itu sendirian, tanpa boleh ada
seorang pun pelayan yang membantu nya. Dan karena itu, maka semua pelayan pun
pergi.
“Kakak.
Mengapa kamu mempercayai nya dan meninggalkan barang antik mahal kepadanya? Dia
tidak tahu mengenai pekerjaan rumah, dia tidak pernah melihat dan menyentuh
barang seperti itu. Aku takut dia akan merusak nya,” kata Nenek Oon, menjelekan
Keaw.
“Itu
hal yang bagus. Mari kita lihat, jika Keaw adalah orang yang pura- pura baik
atau oran yang benaran baik, yang sesuai dengan Chai Pat,” balas Nenek Aiet.
Diteras.
Nenek Oon dengan senang mengatakan bahwa rencana Nenek Aiet sangat pintar untuk
menyingkirkan Keaw. Dan Nenek Aiet membalas bahwa tampak nya, Nenek Oon terlalu
banyak mendengarkan drama radio, sehingga Nenek Oon berbicara begitu.
“Itu
benar, kan , kak. Jika wanita ini menunjukan betapa kasar nya dia pada kita,
maka kita bakal punya alasan untuk membandingkan dia dengan Marathee, dan
mengusir dia dengan alasan yang bagus,” kata Nenek Oon sambil tertawa senang.
Taewaprom datang dan menyapa Nenek Aiet serta
Nenek Oon dengan sopan. Dia datang untuk membicarakan betapa malunya dia merasa,
karena keponakan tercintanya, Puttipat, membuat skandal. “Jika kalian tidak
bisa menghentikan cucu kalian sekarang, maka dari sekarang, skandal apa lagi
yang akan terjadi? Ini benar- benar membuat keluar kami kehilangan reputasi,”
katanya.
Dan
tanpa bisa mengatakan apapun, Nenek Aiet serta Nenek Oon pun sama- sama diam.
Para
pelayan mengintip Keaw yang sedang membersihkan peralatan kaca, dan melihat
betapa bagusnya Keaw dalam membersihkan semua itu, mereka memujinya. Dan mereka
juga bertanya- tanya, apa yang akan terjadi bila satu atau dua dari peralatan
itu pecah.
Tepat
disaat itu Marathee datang. Dan ketika dia melihat Keaw yang sedang
membersihkan peralatan, dia merasa terkejut, dan menanyakan apa yang sedang
Keaw lakukan. Dengan sopan, Keaw pun memberikan salam kepada Marathee.
“Jangan
memberiku salam!! Kamu wanita tidak tahu malu!! Siapa yang membawa mu ke sini?
P’Chai Pat, kan? Apa itu maksudnya?” tanya Marathee dengan marah.
“Khun
Marathee. Aku tinggal disini hanya untuk bersembunyi dari beberapa masalah,
ketika telah selesai, aku akan pergi dari sini,” jelas Keaw.
Tapi
Marathee tidak mau percaya. Dia menuduh Keaw berniat untuk menangkap seorang
pria dari keluarga kaya, dan mengubah status nya. Lalu Marathee mengambil
sebuah mangkuk kaca besar, dan melemparkannya ke arah Keaw. Tapi untungnya,
Keaw berhasil menghindar, sehingga dia tidak terluka.
Mendengar
suara barang pecah, Nenek Aiet, Nenek Oon, serta Taewaprom masuk ke dalam rumah. Dan ketika
mengetahui barang apa yang pecah, Nenek Aiet langsung menanyakan apa Keaw yang
memecahkan mangkuk kaca yang dibelinya dari Hungary itu.
Mendengar
itu, Marathee merasa terkejut. Dan sebelum Keaw sempat menjawab, Marathee pun
langsung berlari ke arah Nenek Aiet. “Keaw begitu kasar. Dia iblis! Aku
menanyakan jika dia mengarang cerita untuk mengambil P’Chai Pat dari ku. Lalu
dia marah dan melemparkan mangkuk ini,” kata Marathee, berbohong.
Keaw
ingin menjelaskan yang sebenarnya, tapi Marathee langsung menyela dan menyuruh
Keaw untuk diam. Kemudian Taewaprom
berbicara membela Marathee. “Kami adalah berlian. Jangan menggosok dengan ubin,
karena itu akan merusak martabat kami. Ooh… jadi ini ratu kecantikan yang
membuat Chai Pat terjatuh dengan atraksinya. Bibi, bagaimana bisa kamu
membiarkannya untuk tinggal di sini? Ini adalah apa yang orang kelas bawah suka
lakukan.”
“Tunggu
dulu, semuanya. Aku tidak ada menghancurkan apapun!” jelas Keaw. Tapi tidak ada
satupun yang tampak mau mempercayainya. Dan teringat kepada para pelayan yang
sedari tadi memperhatikannya, maka Keaw pun bertanya pada mereka.
“Apa
Keaw yang memecahkan itu?” tanya Nenek Aiet kepada para pelayan.
“Bilang.
Siapa yang melakukannya? Keaw? Jika bukan Keaw, kemudian siapa yang
melakukannya?” kata Nenek Oon, saat para pelayan hanya diam saja.
“Apa
yang salah dengan kalian? Mengapa kamu tidak bilang. Beritahu saja sejujurnya.
Kejujuran tidak akan pernah mati,” tambah Taewaprom.
Marathee
yang awalnya tersenyum, dia berubah menjadi tampak sangat ketakutan. Dan ketika
para pelayan serempak menyebutkan namanya. Dia pun langsung menyangkali hal itu
sambil menangis seolah- olah dia telah di fitnah, kemudian dia berlari pergi
keluar. Dan Taewaprom
pun ikut pergi menyusuli Marathee.
Sementara
Nenek Aiet serta Nenek Oon, mereka tampak bersalah karena telah merasa curiga
kepada Keaw barusan.
Marathee
datang ke rumah sakit menemui Chai Pat. Disana, dengan sikap yang tidak baik
dia menyalahkan bahwa Chai Pat telah merusak nama baiknya. Dan Chai Pat pun
membalas bahwa tidak ada seorang pun yang merusak nama baik Marathee, kecuali
Marathee sendiri yang melakukannya.
“P’Chai
Pat, kamu membawa wanita lain untuk tidur di Istana. Tapi kamu bilang ini
salahku? Kamu kotor!!” umpat Marathee.
“Perhatikan
perkataanmu! Karena kamu akan berakhir seperti apa yang kamu katakan,” balas
Chai Pat, mengingatkan.
“Bagaimana
dengan orang yang tidak mengatakan apapun, tapi dia melakukannya? Jenis orang
seperti apa dia?” balas Marathee, menyindir.
“Apa
yang aku lakukan? Aku yakin, aku tidak pernah bertingkah seperti aku
mencintaimu dan aku ingin menikahimu. Segalanya hanya pikiran mu dan Nenek,”
balas Chai Pat.
Marathee
mengungkit tentang pertunangan mereka. Dan dengan tegas, Chai Pat menyuruh agar
Marathee berhenti menghabiskan waktu dengannya, dan pergi mencari seseorang
yang mencintai Marathee. Karena dia hanya menganggap Marathee sebagai adik,
lebih dari itu dia tidak akan pernah bisa.
“Aku
mencintai Krongkeaw. Aku ingin hidup bersama- sama dengan Krongkeaw,” jelas
Chai Pat.
“Itu
tidak benar. Ini pasti karena Krongkeaw kan? Kamu tidur dengannya, dan kamu
berpikir bahwa itu cinta. Tapi itu tidak benar. Itu hanya nafsu,” balas
Marathee, tidak bisa menerima kenyataan.
“Marathee!!”
tegur Chai Pat.
“Jangan
memarahi ku! Bahkan jika aku melakukan banyak hal yang tidak layak, tapi aku
tidak sekotor kamu. Kamu tidak menjaga janji yang ada. Kamu ingin dua keluarga
bertarung besar selamanya!!” tuduh Marathee.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Yg semangat kak.. lanjut terussss
ReplyDeleteSemangat ya,,, jadi tambah penasaran nih
ReplyDeleteSemangat kak,lanjut y
ReplyDeleteDitunggu kelanjutan'y,
ReplyDeleteSemangattttt ya kak.
Semangat , lanjut y .ditunggu
ReplyDelete