Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 16 – 2
Images : Channel 3
Kris membawa Kiew untuk sedikit bersantai di
café. Kiew kemudian curhat mengenai kekhawatirannya, apa Peat dan Chaya sudah
tidur bersama? Kenapa tiba-tiba bisa menjadi seperti ini? Mereka berdua bilang
hanya teman, tapi kelakuannya mereka tidak seperti itu.
“Jika mereka berdua benar-benar melakukannya,
apa yang akan kau lakukan?” tanya Kris.
“Jadi itu benar, kan?” tanya Kiew dengan
sedih.
“Aku hanya berasumsi.”
“Aku juga tidak tahu. Tapi jika itu benar, aku
mungkin akan marah. Dan sangat kecewa serta sedih! Dan mungkin meminta cerai.”
Kris bertanya, apa Kiew tidak akan berjuang
mendapatkan Peat kembali? Bukankah Kiew mencintai Peat? Kiew membenarkan kalau
dia mencintai Peat, tapi jika dia harus berjuang untuk mendapatkan kembali
orang yang tidak mencintainya, tidak peduli seberapa keras usahanya, dia akan
tetap kalah.
Kris menyemangati Kiew untuk tidak berpikiran
aneh, dan berjuang. Bagaimanapun, Kiew adalah istri sah Peat.
--
Kris mengantar pulang Kiew, dan ternyata Khun
Nai juga sudah pulang ke rumah. Khun Nai bertanya, Kiew habis darimana dengan
Kris? Kiew menjelaskan kalau tadi dia ada sedikit masalah, jadi dia pergi
keluar dengan Kriss dan berjalan-jalan. Kiew juga meminta maaf karena sudah
bolos dari kantor. Khun Nai tidak mempermasalahkan hal itu. Khun Nai bahkan
mengajak Kris untuk makan bersama. Kris dengan sopan menolak karna dia masih
harus kembali ke restorannya.
Pas sekali, Peat pulang. Dia pulang dengan
membawa Chaya dan bahkan meminta Taeng untuk membawakan koper Chaya ke dalam
kamarnya. Semua tentu terkejut. Tanpa malu, (benar-benar tidak ada urat malu),
Chaya mengumumkan kalau mulai hari ini dia akan tinggal di rumah ini. Taeng
benar-benar bingung, harus membawa koper Chaya atau tidak. Kalau boleh milih,
Taeng pasti milih nggak bawa. Khun Nai juga melarang Taeng untuk membawa-nya.
Khun Nai langsung bertanya, kenapa Chaya harus
tinggal di sini? Chaya punya rumah dan juga condo. Kenapa harus tinggal di
rumah orang lain? Peat beralasan kalau Chaya sedang dalam kondisi tidak sehat,
dan orang tua Chaya juga tidak ada di sini tapi di luar negeri, jadi dia tidak
mau Chaya sendirian. Dia akan menjaga Chaya.
“Jika kau mau bohong, buatlah kebohongan yang
lebih realistis,” ujar Kriss. “Tidak ada yang salah dengan Chaya.”
“Hei, ini urusan keluargaku. Tidak ada
hubungannya denganmu. Aku juga tidak tahu apa posisimu berada di sini,” sindir
Peat. “Temanku? Atau teman istriku?”
Khun Nai mengajak Peat untuk bicara berdua
dengannya, tapi Peat menolak. Kalau mau bicara, langsung di sini saja. Khun Nai
merasa kesal dengan kelakuan Peat. Dia bertanya apa yang sebenarnya hendak
Peat dan Chaya lakukan? Kenapa Peat
pergi di malam pernikahan dan sekarang membawa Chaya ke rumah.
“Seperti yang kau lakukan pada ibuku?” teriak
Peat. “Meninggalkan ibuku untuk pergi menemui kekasihmu. Ibu dari wanita itu
(menunjuk Kiew)! Dan untuk ibuku, dia kehilangan akal. Aku, aku yang seharusnya
menjadi putramu malah menjadi putra orang lain. Semua karena mu! Perbuatan
jahat yang kau lakukan. Tapi, aku lebih baik dari Ayah. Aku tidak pergi untuk
tinggal di rumah orang lain, aku membawanya untuk tinggal di sini bersama.”
Habis sudah kesabaran Khun Nai. Dia langsung
menampar Peat. Dia benar-benar marah dan kecewa. Dan darimana Peat tahu
mengenai hal itu?
“Tidak ada rahasia di dunia ini, ayah. Termasuk
mengenai hal buruk. Kau ingin menamparku berkali-kali, itu terserah padamu!
Tapi, aku akan memastikan kalau Chaya akan tinggal di sini! Jika ada yang
keberatan, aku akan tinggal di tempat lain saja.”
Khun Nai memperingati Peat, kalau yang Peat
lakukan akan menyakiti orang-orang di sekitar Peat. Dan juga diri Peat sendiri.
Tidak ada yang akan bahagia. Dia sendiripun tidak pernah merasa bahagia.
“Chaya, kau pikirkan dengan baik-baik. Sebelum
kau melakukan apapun, ku harap kau memikirkannya dengan masak-masak. Jika kau
tidak mau menyesal sepertiku,” saran Khun Nai.
“Chaya, tidak perlu memikirkan apapun lagi.
Karena kami saling mencintai. Kami tidak perlu peduli dengan yang lain,” ujar
Peat dengan tegas.
Kiew kecewa mendengarnya, “Lalu, kenapa kau
menikahiku?” tanya Kiew. Tidak ada jawaban. Kiew akhirnya pergi ke taman
belakang.
Kris merasa khawatir dan hendak mengejar Kiew,
tapi Khun Nai menyuruh Kris untuk pulang dulu. Dia yang akan mengurus masalah
ini. Setelah itu, Khun Nai melotot pada Peat dan Chaya, kemudian pergi
menenangkan Kiew.
“Ini… kalian bisa sampai sejahat ini, tidak ku
sangka kalau aku pernah mencintaimu dan berteman denganmu,” ujar Kris penuh
kesal dan pergi keluar rumah Kiew dan Peat.
Taeng juga kesal melihat kelakukan tuan
muda-nya dan memilih untuk masuk ke dapur.
Kiew
menangis penuh kesedihan. Khun Nai merasa sedih melihat kesedihan Kiew dan
menyalahkan dirinya sendiri. Kiew menangis di dalam pelukan Khun Nai.
--
Peat membawa Chaya ke dalam kamarnya (ini
kamar Peat dulu, bukan kamar pengantinnya dengan Kiew). Dan anehnya, Peat
bukannya merasa senang dengan yang telah di lakukannya, tapi wajahnya malah
terasa sedih dan bersalah.
--
Khun Nai memberitahu Kiew kalau dulu, di malam
pernikahannya dengan Khun Panee (ibu Peat), dia meninggalkannya dan pergi
mencari Khun Sa. Dan terjadilah hal itu, tapi, setelah itu Khun Sa mengusirnya
dan menyuruhnya untuk tidak pernah kembali lagi.
“Jika Peat tahu mengenai hal itu, aku yakin,
kalau Peat akan membalas dendam padaku saja. Aku minta maaf, Kiew. Aku akan
bicara dengan Peat, okay?”
“Ayah, kau tidak akan bisa bicara dengan Peat.
Masalah ini adalah antara ku dan Peat. Biar aku saja yang bicara padanya.”
--
Kiew pergi ke depan kamar Peat. Dia menguatkan
dirinya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar Peat. Dan Chaya, si wanita
bodoh itu, malah tersenyum melihat Kiew. Dia bahkan langsung merangkul Peat
saat Kiew mengajak Peat untuk bicara berdua. Dengan suara lembut, Chaya
menawarkan diri untuk menunggu di luar memberi waktu untuk Kiew dan Peat. Peat
menjawab tidak perlu, dan menyuruh Kiew langsung bicara saja.
Kiew mendekat ke Peat. Dia menatap Peat dan
Chaya. Setelah itu, dia bertanya, apa tujuan Peat menikah dengannya? Dia ingin
tahu kebenarannya.
“Kau seharusnya tidak bodoh,” jawab Peat.
“Kau menikahiku karena kau ingin balas dendam
pada ayah dan ibuku?” tebak Kiew. “Kau sudah berhasil. Ayah sekarang sedih dan
merasa bersalah. Dan untukku, sedih, dan sangat sedih! Jika kau sudah puas,
maka… ayo bercerai. Karena melakukan hal ini, itu artinya kau tidak
mencintaiku. Maka bercerai saja!”
Chaya langsung tersenyum senang mendengarnya.
Tapi, tidak dengan Peat. Dia tidak mau menceraikan Kiew. Chaya langsung
terkejut dan menatap Peat.
“Kenapa kau tidak ingin bercerai?”
“Kita akan tinggal seperti ini!”
“Kau gila? Kau sudah hilang akal, hah?!”
“Ya! Aku gila! Aku kehilangan akal! Tapi ini
masih belum berakhir sampai kau dan Ayah terluka lebih daripada ini!”’ tegas
Peat (sakit jiwa!)
“Kau setuju dengan hal ini?” tanya Kiew
menatap Chaya.
“Aku dapat menyetujui segalanya selama aku
bisa bersama dengan Peat,” jawab Chaya (tanpa malu!)
“Menjijikan!” maki Kiew.
“Jika kau sangat bersih, maka tidak masalah
jika kau tidak mau tinggal di sini. Tidak ada yang memintamu untuk tetap
tinggal,” ujar Peat, yang secara tidak langsung sama saja dengan mengusir Kiew.
“Tapi yang pasti, kau tidak akan mendapatkan kebebasan dariku. Kau tidak akan
pernah bisa memulai hidup baru dengan orang lain. Karena kau telah menjadi
istri sah-ku.”
“Aku
pasti akan pergi. Lanjutkan saja pikiran kotor kalian itu. Dan mulai dari
sekarang, aku akan melupakan kalau aku pernah mencintaimu.”
Dan usai mengatakan itu, Kiew pergi. Peat
mencoba menahan emosinya untuk menahan kepergian Kiew. Chaya bertanya dengan
menyindir pada Peat, apa Peat tidak akan mengejar Kiew? Peat menjawab tidak,
dia tidak peduli karena dia sudah memiliki Chaya.
Kiew mengemudi mobilnya pergi dari rumah
sambil menangis.
Sementara Kris, dia merasa sangat marah. Dia
teringat saat dia menyatakan perasaannya pada Chaya, dan berkata akan membantu
Chaya melupakan Peat. Saat itu, Chaya juga setuju untuk menerima bantuan Kris
untuk melupakan Peat. Dan Kris teringat saat melihat Chaya bermesraan dengan
Peat di kantor Peat.
Amarah Kris sudah memuncak. Dia meraih gelas
yang ada di atas meja dan melemparkannya ke kaca yang ada di depannya hingga
hancur berkeping-keping.
Khun Nai menelpon Kiew dan bertanya Kiew pergi
kemana? Kiew menangis dan memberitahu Khun Nai kalau dia tidak bisa tinggal di
rumah yang sama dengan Peat dan Chaya, dan karena itu, dia mohon agar Khun Nai
mengizinkannya tinggal di tempat lain. Khun Nai khawatir dan bertanya kemana
Kiew akan pergi? Kiew juga tidak tahu.
Dan tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang
memotong mobil Kiew, hingga Kiew refleks menge-rem dan berteriak. Khun Nai
panik mendengar teriakan Kiew dan berteriak memanggil Kiew, menanyakan
keadaannya. Peat yang baru mau turun, jadi panik mendengar Khun Nai yang
berteriak memanggil Kiew dengan panik.
“Ada mobil di depanku, yah. Tapi, aku
baik-baik saja,” beritahu Kiew. “Ayah, jangan khawatir.”
Khun Nai tetap merasa khawatir. Dia meminta
Kiew memberitahunya dimana posisinya, dan dia akan datang untuk menjemput. Kiew
menolak, dia tidak mau pulang ke rumah. Dia bahkan sampai memohon pada Khun
Nai.
“Baiklah, jad kau mau kemana?”
“Aku akan pergi ke rumah liburan (villa), yah.
Ayah, tidak perlu merasa khawatir. Aku akan terus menghubungi ayah.”
“Baiklah.”
Setelah Khun Nai mematikan telepon, Khun Nai
baru menyadari kalau Peat ada di belakang dan mendengar pembicaraannya dengan
Kiew. Tetapi, Peat tidak menanyakan keadaan Kiew dan hanya pergi keluar rumah.
--
Katha menerima telepon dari Kris. Entah apa
yang di katakan Kris, karena Katha terlihat panik dan langsung menuju tempat
Kris.
--
Chaya berada seorang diri di kamar. Wajahnya
tampak marah.
Flashback
Setelah
kepergian Kiew, Chaya marah pada Peat karena tidak mau bersedia bercerai dengan
Kiew tadi, padahal Peat bilang mencintainya. Tadi itu adalah saat yang tepat
bagi Peat untuk menceraikan Kiew, dan dengan begitu mereka bisa bersama-sama
secara sah.
“Bisa
nggak kau berhenti tanya ini itu?” kesal Peat.
“Kau
masih menginginkan dia kan? Itulah kenapa kau tidak mau menceraikannya! Kau
menipuku!” marah Chaya.
“Apa
yang ku tipu?” marah Peat. “Kita kan sudah bicarakan dari awal kalau kita akan
melakukan hal ini.”
“Tapi
kau tidak bilang kalau kau mendapat kesempatan bercerai, kau tidak akan
menceraikannya! Jadi, apa tujuanmu?”
“Aku
kan sudah bilang. Aku mau balas dendam. Aku mau orang yang bertanggung jawab
atas kematian ibuku menderita!”
“Tapi
aku bersedia melakukan apapun yang kau inginkan. Tapi, aku tidak akan
melakukannya untuk waktu yang lama, jika kau tidak jelas. Aku juga ingin
menjadi istri sah-mu. Dimana aku bisa berjalan kemanapun tanpa malu terhadap
siapapun.”
“Jadi
apa yang kau mau?”
“Aku
akan memberi waktu 1 bulan. Ceraikan dia! Dan nikahi aku!” tegas Chaya.
Peat
tidak menjawab, dan malah beranjak pergi. Chaya menghentikannya karena mereka
belum selesai bicara, tapi Peat tidak mau berhenti. Peat juga balas berteriak
kalau mereka sudah selesai bicara. Dia menyuruh Chaya untuk beristirahat saja,
dan mereka akan lanjut membicarakannya lain kali!
End
Chaya sangat kesal dengan sikap Peat tadi. Dia
melihat sekeliling kamar Peat. Dan dia merasa sangat kesepian karena di tinggal
sendirian!
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin
Bikin kesel nih chaya.... Peat jg, kok gitu sih....
ReplyDeleteTrimakasihh...sll dintunggu selanjut nya...dan semakin sebel ama pelakorrr
ReplyDeleteGak sabar sama kelanjutannya,,, tetap semangat ya min🤗🤗🤗
ReplyDelete