Images : Channel 3
Pa menarik Katha agar berjalan lebih cepat.
Katha sampai heran kenapa Pa terburu-buru sekali? Khun Nai kan juga belum
selesai konferensi pers. Pa menjelaskan kalau dia merasa khawatir pada Kiew
yang membiarkan orang-orang berpikir kalau dia bukan putri kandung Khun Nai. Jika
dia yang mengalami kejadian ini, dia pasti sudah merasa sangat stress. Katha
mengerti maksud Pa.
Tapi, tidak lama mereka malah melihat Peat
yang menarik Kiew dengan kasar. Mereka jadi bingung mau ngejar Peat dan Kiew
atau menemui Khun Nai dulu. Eh, mereka malah melihat Chaya. Pa yakin kalau
Chaya pasti akan mengikuti Peat dan menampar Kiew. Katha menyuruh Pa untuk
tenang karena Chaya kan hanya berdiri di sana dan tidak melakukan apapun.
Peat memaksa Kiew untuk masuk ke dalam mobil
dan membawanya pergi. Chaya langsung berteriak memanggil Peat, tapi mobil Peat
tetap tidak berhenti. Dia malah melihat Pa dan Katha di sana. Katha bertanya
apa yang terjadi pada Chaya? Dan Chaya tidak menjawab, malah pergi.
“Mau kemana kau? Kau orang atau kerbau? Sudah
di tanya malah nggak jawab,” omel Pa.
Chaya berbalik dan menatapnya tajam.
--
Konferensi pers telah selesai. Dan pas sekali
Tee menerima telepon dan Tee berkata kepada si penelpon dia akan mengatasinya.
“Dari siapa itu?” tanya Kris yang berada di
belakang Tee.
“Bukan siapa-siapa,” jawab Tee.
Tee kemudian memberitahu Kris kalau Khun Nai
ingin bicara dengan Kris mengenai gossip yang tersebar. Karena kan hanya
beberapa orang yang tahu mengenai masalah itu. jadi Khun Nai hanya ingin
bertanya untuk memastikan kalau bukan salah satu orang mereka yang keceplosan
ngomong sama reporter.
“Jadi kami semua menjadi orang yang di curigai
paman Nai?” tanya Kris.
“Kau bisa menganggapnya begitu. Tapi, jika kau
tidak melakukannya, kenapa kau merasa takut?” sindir Tee dan kemudian permisi
untuk pergi duluan.
--
Peat membawa Kiew. Kiew bertanya kemana Peat
mau membawanya? Dia masih harus bekerja. Tapi, Peat tidak menjawab
pertanyaannya dan itu membuatnya kesal.
--
Chaya masuk kembali ke dalam perusahaan dan
menuju ruang kerja Peat. Pa mengikutinya. Katha menahan Pa, biar dia yang
mengurus temannya itu.
Katha masuk ke dalam ruang kerja Peat, dan
bertanya pada Chaya, “Apa yang terjadi?”
“Jangan menggangguku!”
“Aku juga tidak ingin mengganggu! Tapi kau
bertingkah seperti orang gila! Kenapa? Kau tidak tahan melihat Peat pergi
dengan Kiew, kan?”
“Khata!” marah Kiew.
“Jangan marah jika aku benar. Tapi menjadi
orang ketiga, kau harus kuat melihat hal seperti ini seumur hidupmu.”
Chaya semakin marah dan mengusir Katha keluar.
Dia bahka melempar bantal sofa pada Katha.
Pa tertawa begitu Katha keluar karena di teriaki
dan di lempari bantal sofa. Katha jadi ikut tertawa, dia juga merasa aneh,
padahal dia hanya bilang kebenaran. Mereka juga bertemu Kris, dan Kris bisa
menebak kalau mereka datang karena di panggil Khun Nai juga. Pa membenarkan.
Dan bahkan kalau dia yang jadi Khun Nai, dia pasti juga akan curiga. Katha
masih yakin kalau bukan salah satu dari mereka yang menyebarkan berita itu.
Mungkin salah seorang dari orang yang terliba test DNA dulu.
“Kita teman. Tidak mungkin saling mengkhianati
kan?” ujar Katha.
“Benar. Ktia teman. Bagaimana mungkin saling
menyakiti,” timpal Kris.
Dan Pa terlihat curiga dengan Kris. Kris
menyadari tatapan aneh Pa dan bertanya ada apa? Tapi, Pa mengatakan tidak ada
apa-apa dan hanya memikirkan sesuatu.
--
Akhirnya, Peat dan Kiew bicara di tempaty yang
sepi. Kiew langsung bertanya tujuan Peat membawanya kemari? Jika Peat hendak
menyakitinya, dia akan berteriak keras agar orang lain mendengarnya. Dia
menyuruh Peat cepat mengatakan apa maunya?
“Kau ingin tahu yang ku mau, kan? Aku mau kebenaran!
Sekarang hanya ada kita berdua. Tidak ada ayah. Tidak ada reporter. Kau tidak
perlu berakting seperti orang baik. Bilang padaku, kenapa kau melakukan
segalanya?”
“Aku tidak berakting. Semua yang sudah pernah
ku katakan adalah benar. Walau sebanyak apapun kau bertanya, jawabannya akan
tetap sama.”
Tapi, Peat terus tidak percaya. Kiew
menyatakan kalau dia sudah lelah dan ingin mengakhiri segalanya sekarang.
“Tidak bisa. Aku tidak mengizinkan segalanya
berakhir.”
“Kenapa kau masih bertahan? Kau masih belum
puas menyakiti hatiku?”
“Jawab aku! Kenapa kau melindungiku? Bilang
padaku yang sebenarnya. Bilang.”
“Aku melakukannya untukmu. Aku ingin
melindungimu! Aku tidak tahan melihat orang yang ku cintai terluka. Sudah puas?
Aku tanya, apa kau sudah puas?” marah Kiew dan berbalik pergi.
Peat memeluknya dan menahannya pergi. Kiew
benar-benar lelah dan dengan suara pelan berkata : “Sudah cukup, Peat. Tolong
jangan sakiti hatiku lebih dari ini lagi. Aku sudah tidak bisa bertahan lagi.
Jika kau sudah tidak mencintaiku lagi, biarkan aku pergi. Jangan menggangguku
lagi.”
--
Khun Nai dengan di dampingi Teee berbicara dengan
Katha, Kris dan Pa. Dia menjelaskan kalau dia mengumpulkan mereka untuk
memastikan kalau bukan salah satu di antara mereka yang menyebarkan mengenai
hasil test DNA Peat. Dan karena mereka bilang bukan, maka dia akan menyelidiki
lebih lanjut bagaiman cara reporter mengetahui hal itu.
Katha setuju, dia juga ingin tahu siapa orang
yang menyebarkan berita itu dan apa keuntungan yang mereka dapat dengan
tersebarnya berita itu.
Tee menatap penuh kecurigaan pada Kris.
Selesai berbincang dan setelah semuanya sudah
pergi, Tee bertanya pada Khun Nai, kenapa Khun Nai mengumpulkan semua
teman-temannya Peat dan bertanya secara langsung? Biarkan saja dia yang
menyelidiki dan mungkin mereka bisa menemukan sesuatu.
“Agar aku bisa melihat siapa yang bertingkah
mencurigakan,” ujar Khun Nai.
“Itu… Khun Nai, Anda merasa kalau salah
seorang dari mereka adalah orang yang menyebarkan berita itu?”
“Aku juga tidak yakin. Tapi, aku tidak bisa
yakin sepenuhnya. Situasai seperti ini, kita tdak bisa mempercayai siapapun.
Tee, tolong selidiki siapa pelakunya.”
“Ya, khun Nai.”
--
“Jika kau sudah memutuskan untuk bersama Khun
Chaya, maka pergi kepadanya,” tegas Kiew. “Biarkan aku sendiri,” lanjut Kiew
dan melepaskan pelukan Peat.
Peat hanya bisa diam melihat KIew yang
berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.
--
Chaya pulang ke rumah Khun Nai. Dan dia
langsung mencari Taeng, dan bertanya, apa Peat sudah pulang atau tidak?! dengan
kesal Taeng menjawab : “Belum.” Chaya langsung pergi lagi dengan kesal.
--
Tee pergi ke bawah jembatan dan bertingkah
mencurigakan. Dia tidak menyadari kalau Kris diam-diam mengikutinya dari
belakang.
Tee menemui seorang pria dan memberikan amplop
coklat berisi uang pada pria itu. Tee meminta pria itu untuk bersabar sedikit
lagi. tapi, pria itu malah mengeluarkan pistolnya dan memukul Tee. Dia tidak
bisa bersabar lagi setelah memberikan waktu 1 minggu pada Tee, dia ingin Tee
segera mengembalikan hutang 1 juta baht -nya. Jika tidak, dia akan membunuh
Tee. Dan jangan pernah berpikir untuk kabur!
Setelah pria itu pergi, Kris menghampiri Tee.
Dan Tee jelas kaget melihat Kris.
--
Kiew pulang ke rumah dengan mata sembab. Dan
Taeng yang melihatnya merasa khawatir dan bertanya siapa yang membuat Kiew
menangis? Bersamaan dengan itu, Peat juga tiba di rumah. Peat segera memberi
perintah pada Taeng untuk memindahkan semua barang di kamar Kiew kembali ke
kamar pengantin. Taeng tidak berani membantah dan hanya menjawab : ya.
Tapi, Kiew menolak. Dia tidak ingin pindah
sekamar dengan Peat lagi. Chaya yang berada di atas tangga mendengar
pembicaraan mereka. Dan dia juga mendengar Peat memaksa Kiew untuk kembali
tinggal di kamar bersamanya.
“Aku tidak akan pindah,” tegas Kiew.
“Aku tidak peduli. Karena kau sudah menjadi
istriku, tugasmu adalah tidur di kamar yang sama denganku! Kalau kau terluka,
patah hati hingga mau mati itu adalah urusanmu.”
Kiew jelas marah mendengar ucapan Peat. Tapi,
Peat menarik Kiew. Chaya panik dan bergegas turun. Dia memanggil nama Peat dan
kemudian terduduk di tangga karena pusing.
Peat langsung menghampirinya. Dan Chaya
meminta Peat untuk membawanya ke kamar. Peat ragu tapi akhirnya dia memilih
untuk mengantarkan Chaya ke dalam kamar. Hati Kiew semakin terluka melihat hal
itu.
--
Peat menanyakan keadaan Chaya dan menawarkan
untuk membawa Chaya ke rumah sakit. Chaya menolak dengan alasan kalau istirahat
sebentar juga sudah lebih baik. Peat memeriksa suhu tubuh Chaya dan tidak
panas.
“Ya udah, istirahat saja. Jika kau masih belum
baik, kita ke rumah sakit,” ujar Peat dan mau pergi.
Tapi, Chaya langsung menarik tangan Peat dan
meminta Peat untuk menemaninya. Dia tidak mau sendirian. Peat terdiam sesaat
sebelum menjawab setuju.
Kiew yang melihat dari depan pintu, tidak
mendengar pembicaraan mereka. Dia hanya melihat Chaya yang terus menggenggam
tangan Peat.
Kiew kembali ke kamarnya dan melihat Taeng
yang sudah menyusun pakaiannya dan akan memindahkannya ke kamar pengantin. Kiew
menyuruh Taeng untuk meletakkannya dan berkata dia tidak akan pindah.
“Khun Chaya tidak sehat. Khun Peat akan
menjaganya. Dia mungkin tidak akan kembali tidur di kamar itu. Dia menyuruhmu
melakukannya (memindahkan barang Kiew ke kamar pengantin) adalah karena dia ingin menang.”
“Tidak tidak. Aku rasa kalau Khun Peat
benar-benar ingin kau kembali,” pendapat Taeng.
“Dia hanya ingin menang melawanku,” tegas
Kiew.
Taeng masih berusaha membela Peat, tapi Kiew
sudah tidak mau mendengar apapun lagi. Taeng mengerti dan memilih keluar.
--
Kiew dan Khun Nai makan malam bersama. Tapi,
Kiew tampak tidak berselera. Hal itu membuat Khun Nai merasa khawatir. Dia
menyuruh Kiew untuk tidak memikirkan berita tadi dan kembali bersemangat. Kiew
mengiyakan dan menyuruh Khun Nai juga untuk makan lebih banyak.
Khun Nai kemudian bertanya pada Taeng, dimana
Peat? Taeng menjelaskan kalau Khun Chaya sedang tidak sehat dan Peat sedang
menjaganya.
“Taeng, kau yang harus menjaga Khun Chaya. Kau
tahu itu? jangan biarkan Khun Peat yang menjaganya sendiri,” perintah Khun Nai.
“Baiklah. Aku akan menjaga Khun Chaya,” ujar
Taeng bersemangat, mengerti maksud Khun Nai.
--
Peat berada di kamar Chaya dan menyuapi Chaya.
Chaya sangat senang karena Peat menjadi perhatian padanya. Dan Chaya mulai
bermanja-manja pada Peat walaupun Peat mengabaikan manjaannya itu. Dia hanya
menyuruh Chaya untuk beristirahat.
--
Kiew berada di dalam kamarnya. Dia kesulitan
untuk tidur.
Peat masuk ke kamar pengantin usai memastikan
Chaya tidur. Tapi, dia melihat kalau kamarnya masih kosong, belum ada barang
Kiew. Dia segera pergi ke kamar Kiew dan mengetuk pintu dengan keras. Kiew
membukakannya.
“Aku sudah bilang, kau harus tidur di kamar
itu. Kenapa kau tidak mendengarkanku?” marah Peat.
Chaya yang sedang tidur, terbangun. Dan dia
tidak melihat Peat. Dia langsung panik.
“Aku tidak mau mendengarkanmu. Aku tidak mau
menjadi korbanmu lagi!” tegas Kiew. “Kau tidak bisa memaksaku. Jangan memaksaku
dengan kata ‘tugas seorang istri’! Itu tidak berguna. Karena kau sendiri juga
tidak tahu apa itu ‘tugas seorang suami yang baik’,” tegas Kiew dan langsung
menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
Chaya mendengar pembicaraan mereka. Dan tampak
marah, apalagi saat Peat menggedor menyuruh Kiew membuka pintu.
Chaya kembali ke dalam kamarnya. Dan dia ingat
saat tadi Peat mengibaskan tangannya saat dia menghalanginya pergi dengan Kiew.
“Peat tidak benar-benar mencintainya!”
yakinkan Chaya pada dirinya sendiri.
--
Esok pagi,
Tee menyerahkan sebuah dokumen pada Kris dan
mengatakan kalau dia sudah membuat dokumen itu sesuai denga yang Kris inginkan.
Kris memeriksanya dan puas dengan hasilnya. Itu dokumen laporan keuangan dimana
yang menandatangani adalah Peat.
Flashback
Saat
Kris menghampiri Tee kemarin, dia memberitahu kalau dia sudah melihat semuanya
dan tahu kalau Tee membutuhkan uang sekarang ini, hingga Tee bekerja sama
dengan manager finance dan menggelapkan uang perusahaan. Dan dia juga tahu
kalau ada uang tanpa asal yang jelas masuk ke dalam rekening Tee.
“Jika
Khun Nai tahu masalah ini, dia pasti akan sangat marah. Karena anak buah
kepercayaan-nya, mengkhianatinya.”
“Aku
juga tidak ingin melakukan hal ini. Tapi, aku harus melakukannya, jika aku
tidak mendapatkan uang untuk membayar hutangku, aku pasti tidak akan bisa
hidup.”
“Aku
sudah percaya kalau uang bisa membeli segalanya!”
“Apa
yang kau inginkan? Aku bersedia melakukan segalanya, tapi aku hanya minta satu
hal. Jangan beritahu hal ini pada Khun Nai. Aku tidak ingin Khun Nai kecewa
padaku.”
“Aku
tidak meminta banyak. Hanya bekerja sama-lah denganku. Dan aku akan menjaga
rahasia ini.”
“Baiklah.
Aku bisa melakukannya. Tapi… apa yang kau ingin aku lakukan?”
“Hancurkan
hidup Ai-Peat,” ujar Kris dan tersenyum sinis. “Coba kau pikirkan, jika Ai-Peat
hancur, paman pasti akan sibuk terkait masalah Ai-Peat. Dia tidak akan punya
waktu untuk mencari kesalahan orang lain. Sekarang, rahasia penggelapan uang
itu akan terus menjadi rahasia. Aku juga punya uang untukmu juga. Tapi, jika
kau tidak mau melakukannya, hidupmu pasti akan hancur, Khun Tee.”
“Setuju!
Apapun yang kau inginkan, akan ku lakukan.”
Kris
mengulurkan tangannya dan Tee menyambut uluran tangan Kris. Mereka saling
bersalaman.
End
Kris memberikan segepok uang pada Tee. Dan
jika Tee memerlukan sesuatu lebih, bilang saja padanya. Tee menerima uang itu
dan berterimakasih.
“Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”
tanya Tee.
“Aku akan membuat Ai-Peat menjadi kambing
hitam masalah ini. Jadi, orang-orang akan menilainya sebagai orang jahat!”
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin
Ahir nya ada juga..mskasih sll semangattt
ReplyDelete