Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin) Episode 21 – 2


Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin) Episode 21 – 2
Images : Channel 3
Katha yang sudah tahu yang terjadi, jadi kesal pada Peat yang malah mabuk-mabukkan. Harusnya Peat melakukan sesuatu untuk membuktikan kalau dia tidak bersalah. Tapi, Peat sudah pesimis, karena mengganggap tidak akan ada yang percaya padanya.
“Kau percaya padaku?” tanya Peat.
“Aku juga ingin percaya, tapi aku tidak bisa. Karena kau menyakiti orang-orang yang kau cintai.”
“Benar! Terutama Kiew dan ayahmu,” timpal Pa. “Siapa yang bisa percaya padamu?”
Katha langsung membekap mulut Pa dan menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Peat semakin marah karena Katha tidak percaya padanya. Katha menjelaskan kalau dia hanya akan menjadi penonton saja, dan jika Peat butuh bantuan, dia akan membantu. Bagaimanapun kita adalah teman.
“Teman? Aku akan mengatasinya sendiri. Aku tidak mau teman menyusahkan sepertimu!” ujar Peat dan langsung membayar minumannya dan pergi.
Katha jadi pusing melihat kelakuan Peat. Sementara Pa, dia mengomeli Katha yang tadi menghentikannya. Dia hanya ingin memarahi Peat hingga Peat bertobat. Katha menegaskan kalau dia hanya ingin menjelaskan masalah dulu dengan Peat. Pa menyindir Katha yang tadi bertingkah hebat dengan memarahi Peat tapi sekarang malah memasang wajah murung. Kenapa tadi Katha memarahi Peat?
“Karena aku ingin Ai-Peat bisa berpikir, bahwa rencana balas dendamnya hanya akan membuat kalah dan kehilangan. Hal yang akan di dapatkannya hanyalah kepuasan sebagai pengganti cinta, kepercayaan dan juga takdir hingga kebahagiaannya. Aku pikir, jika aku mengatakan hal ini, apa dia akan berpikir?”
“Tidak tahu. Mungkin harus tergantung amal dan karma. Jika Nai-Peat ada sedikit kepekaan, seharusnya dia bisa sadar sendiri. Tapi yang aku tahu, kau sudah melakukan yang terbaik sebagai teman.”
Katha terhibur mendengar perkataan Pa itu.
--
Taeng mengantar makanan untuk Chaya. Tapi, ternyata makanan yang sebelumnya dia antarkan juga belum di makan oleh Chaya.
“Peat masih belum kembali?” tanya Chaya.
“Belum,” jawab Taeng dengan ketus. “Khun Chaya, kau tidak akan menyentuh makananmu?”
“Itu urusanku. Pergi saja kau kemana kau mau. Jangan ikut campur.”
Taeng mengerti dan segera membawa makanan yang tidak di mana pergi sebelum Chaya mengamuk padanya.
Ponsel Chaya berbunyi, dan Chaya langsung mengangkatnya dan memanggil nama Peat dengan riang.
“Sayang sekali, aku bukan Peat,” ujar Kris.
Wajah Chaya langsung berubah kesal dan bertanya ada urusan apa Kris menelponnya? Kris hendak membahas sesuatu.
--
Peat pulang ke rumah. Tapi, entah kenapa, dia sedikit ragu untuk masuk. Mungkin, ada rasa bersalah dan malu.
Taeng yang baru turun dari kamar Chaya, melihat Peat dan heran karena Peat pulang lebih awal. Tapi, Peat malah bilang dia akan pergi melihat Chaya. Dia juga bertanya apa Taeng sudah memindahkan barang Kiew ke kamar pengatin?
“Tidak. khun Kiew tidak bersedia untuk pindah.”
“Pindahkan sekarang juga,” perintah Peat. “Sekarang!”
--
Chaya menunggu kedatangan Peat dan begitu melihat Peat, dia langsung bertanya apa yang bisa dia lakukan? Dia sudah mendengar yang terjadi di perusahaan. Peat langsung bertanya, siapa yang memberitahu?
“Kris. Tapi jangan khawatir, Peat. Aku percaya padamu. Aku tahu kalau kau tidak menggelapkan dana perusahaan.  Aku ada di pihakmu. Dan kita akan menemukan kebenarannya bersama.”
“Terimakasih. Tunggu sampai kamu sembuh baru kita bicarakan lagi hal ini.”
Chaya masih ingin bicara tapi Peat menyuruhnya untuk tidur dan isitirahat. Peat langsung mau keluar, tapi Chaya menahannya dan bertanya Peat mau kemana? Peat menjawab dia hanya mau mandi.

Flashback
Saat Kris memberitahunya kalau Peat menggelapkan dana perusahaan, Chaya langsung tidak percaya. Tapi, Kris menyebut kalau bagi Chaya, apapun yang Peat lakukan tidak pernah salah. Dan Chaya membenarkan, jadi untuk apa Kris memberitahunya hal itu? Apa Kris kira dia akan membuatnya melupakan Peat hanya karena masalah kecil seperti ini?
“Aku hanya ingin memberitahumu kalau tidak ada satupun yang percaya pada Peat selain kau. Jadi, tolong jaga dia. Aku khawatir sebagai seorang teman.”
“Aku akan berada di pihak Peat.”
“Di pihaknya, karena masih ada banyak masalah yang harus di hadapinya. Oh, jika kau ingin di sisi-nya, bagus juga. Tapi, dia tidak membutuhkanmu…”
“Peat membutuhkanku!”
“Ya. Aku juga tidak ingin melihatmu sedih.”
End
Chaya sepertinya menyadari sikap Peat yang seolah tidak membutuhkannya walaupun dia percaya padanya. Peat bahkan langsung keluar dari kamarnya. Chaya berusaha menahan kesedihannya.
--

Peat masuk ke kamar pengantinnya. Dia teringat saat Kiew mengobati lukanya di kamar itu. Saat Kiew berbaring di sampingnya, tapi dia mengabaikannya.


Dia membuka laci meja TV, dan mengambil sebuah kotak yang ada di dalam sana. Kotak itu berisi sapu tangan Kiew 4 tahun yang lalu, saat pertemuan pertama mereka. Peat tidak bahagia dengan semua perbuatan jahat dan aksi balas dendam yang telah di lakukannya.
--

Kris mengajak Kiew untuk makan malam bersama. Tapi, Kiew tidak berselera makan. Walau Kiew bersikap ceria, tapi Kris pasti sadar kalau Kiew tidak bahagia.
Saat mereka makan, Kris menerima telepon dari P’Ken, tapi Kris langsung mematikannya.
--
Pa dan Katha masih di restoran. Dan mereka menghabiskan waktu dengan minum bersama.
Tidak lama Katha menerima telepon dari P’Ken. Katha langsung menjauh dari Pa dan menjawab telepon. Entah apa yang di katakan P’Ken karena wajah Katha berubah menjadi terkejut.
--
Kiew dan Kris masih makan bersama. Kris menawarkan untuk memesankan Kiew dessert lagi jika Kiew tidak buru-buru pulang. Kiew memberitahu kalau dia tidak akan pulang ke rumah dan sudah memberitahu Khun Nai kalau dia akan pulang terlambat.
--

Peat tertidur di sofa di kamar pengantin sambil memegang sapu tangan itu. Saat dia terbangun, sudah jam 11 malam lewat. Dia langsung memeriksa ke kamar Kiew, tapi Kiew masih belum pulang.
Karena khawatir, Peat menelpon Kiew. Dan yang mengangkat teleponnya adalah Kris karena Kiew sedang ke kamar mandi. Peat jelas kaget dan marah mendengar suara Kris.
“Kenapa kau yang menjawab ponsel Kiew? Dimana Kiew?”
“Dia ke kamar mandi.”
“Dimana kalian?”
“Kenapa aku harus menjawab?”
Peat jadi marah dan menyuruh Kris tidak memancing amarahnya. Kris tetap tidak mau memberitahu. Kris malah menanyakan kapan Peat akan menceraikan Kiew?
“Aku tidak akan menceraikannya.”
“Tidak masalah. Aku akan menunggu,” jawab Kris dan mematikan telepon.
Peat berteriak kesal.
Sementara Kris meletakkan kembali ponsel Kiew dan tidak memberitahu mengenai Peat yang menelpon.
--
Katha selesai bicara dengan P’Ken. Dan dia bercerita kepada Pa kalau abang Kris menelponnya dan bilang ingin bertemu dengan Kris.
“Abang ingin bertemu adik. Tidak ada yang harus di bingungkan,” ujar Pa.
“Abang ingin bertemu dengan adik, itu tidak membingungkan. Tapi… kau tahu mengenai restoran Kris kan?”
“Sedikit.”
“P’Ken membantah mengirim orang untuk menghancurkan restoran Kris.”
“Dan kau lihat dengan mata kepalamu sendiri ketika orang-orang menghancurkan restoran Kris?”
“Tidak. ketika aku sampai, restorannya sudah hancur dan berantakan.”
“Lalu, darimana kau tahu itu perbuatan orang-orang P’Ken?”
“Karena Kris yang bilang. Tapi, baru saja P’Ken membantah dengan tegas melakukan hal itu! dan dia juga bilang kalau… dia tidak akan pernah melakukan hal buruk seperti itu.”
“Lalu kenapa Kris memfitnah saudaranya sendiri?”
“Itulah. Atau…,” curiga Katha.
--
Kiew akhirnya pulang juga. Dan baru pulang, dia bertemu dengan Peat yang sudah menunggunya dari tadi. Peat dengan sinis bertanya, “Apa kau senang sudah pergi dengan Kris?”
“Ya! Aku sangat senang. Khun Kris membuatku merasa nyaman.”
“Merasa senang… ketika suamimu sedang ada masalah,” sindir Peat.
“Aku sudah bilang sebelumnya, kan? Aku tidak peduli padamu lagi. bahkan jika kau sedang dalam masalah, hidup atau pun mati, aku juga tidak akan peduli. Kau mau di pedulikan? Pergi cari Chaya sana!”
“Aku sudah bilang kan. Kau harus melakukan tugasmu sebagai seorang istri! Jangan bicara dengan orang lain!”
“Aku bukan istrimu!”
  

BERSAMBUNG
  

10 Comments

  1. Kereeeeeeennnn 3 ep skaligus😂😂😂 tak sia sia penanatianku..trimakasih

    ReplyDelete
  2. Wiiii makin rame makin pnasaran...lanjuuut semangaat y min

    ReplyDelete
  3. Mantap.. sikap kiew sangat tepat.. Dari pada sakit hati terus dg sikap peat mending cuek.. Lanjut min episode selanjutnya.. Semangat..

    ReplyDelete
  4. Tetap semangat kami sll menunggu...

    ReplyDelete
  5. Yess...tinggal dikit lagiii..semoga sll sehat...

    ReplyDelete
  6. 👍👍👍👍👍👍👍. Kak cuma merekomendasi film how boss wants to marry me c-drama. Kalau bisa bikin sinopsis nya yahh. Tapi kalau engga bisa juga enggapapa😊

    ReplyDelete
Previous Post Next Post