Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 15 - 1
Images by : Mango TV
Guo Yan akhirnya sadar. Tapi, begitu melihat
wajah Qin Shang dan Murong yang menjaganya, dia malah buang muka. Qin Shang
jelas kesal dan emosi, tapi Murong menahannya agar tidak main kekerasan.
Suster masuk dan begitu melihat Guo Yan yang
sudah sadarkan diri, langsung mengomelinya.
“Kau kau sudah dewasa, sudah tahu mengidap
pneumonia malah tidak datang ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Sudah
parah baru kemari. Kau masih muda, tapi hidupmu adalah pemberian orang tuamu.
Jangan pernah bermain-main dengan hidupmu lagi ya. Ketika kamu ke sini kemarin,
kondisimu sudah parah, dokter memberimu penicillin. Sekarang, sepertinya kau
kelihatan sudah lebih baik,” nasihat dokter.
Guo Yan bingung, dia belum pernah
mendengarkan kata penicillin. Dia juga kagum saat suster menaikkan tempat
tidurnya dengan remote. Setelah suster keluar, Qin Shang memperingati Guo Yan
untuk tidak bertingkah macam-macam, atau dia akan segera menghabisi nyawa Guo
Yan.
Murong juga memperingatinya untuk tidak
macam-maca dengan mereka.
“Kalian seperti ini karena kalian takut aku
akan mencelakai Luo Xi, kan?”
“Baguslah jika kau tahu,” jawab Murong.
“Tenang saja. Yang aku inginkan hanyalah
mengikuti kalian kemari. Karena aku sudah di sini, aku tidak akan mencelakai
kalian lagi.”
“Maksdumu, kau menyuruh mereka untuk melukai
kami agar bisa kemari bersama kami?” simpul Qin Shang.
“Kenapa kau ingin ke sini?”
“Coba tebak,” jawab Guo Yan. Jelas Qin Shang
emosi. “Jika kau ingin membunuhku, kau seharusnya melakukannya sebelum aku
sadar. Tapi kalian tidak melakukannya, tetapi malah membawaku untuk di obati.
Itu artinya, kalian tidak bisa membunuhku.”
“Walaupun aku tidak bisa membunuhmu. Aku
tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang,” peringati Qin Shang.
“Sepertinya asumsi ku benar. Kau tidak bisa
membunuhku. Itu artinya, ada peraturan di dunia ini yang harus kau ikuti.
Karena kalian harus mengikuti aturan dan tidak bisa saling mencelakaki, kenapa
kita harus begitu defensif?” (pintar banget si Guo Yan ini).
--
Luo Xi menyelesaikan ujiannya dan langsung
pergi ke rumah sakit. Qin Shang dan Murong langsung menyambutnya, tapi Luo Xi
malah hanya memberikan makanan yang di belinya pada Qin Shang. Murong tampak
cemburu, tapi dia menyembunyikannya.
Murong memberitahu Luo Xi kalau penyakit Guo
Yan sekarang sudah membaik, jadi dia sudah bisa keluar dari rumah sakit. Tapi,
Qin Shang tetap memperingati Luo Xi untuk tidak dekat kepada Guo Yan karena
mereka tidak tahu Guo Yan punya rencana apa.
“Tapi, kita tetap tidak bisa meninggalkannya
begitu saja di sini,” ujar Luo Xi. “Tenang saja. Ini tempat-ku sekarang.
Sepintar apapun dia, dia tidak lebih daripada orang antik. Aku punya banyak
nasehat modern untuk menjinakkannya.”
Luo Xi dkk kemudian masuk ke dalam kamar
rawat Guo Yan. Begitu masuk, Luo Xi langsung bicara dengan suara keras pada Guo
Yan. Dia berbohong kalau ini adalah rumah sakit surga.
Guo Yan tertawa mendengarnya. “Surga? Ini
bukanlah surga. Ini adalah rencanaku untuk membuat kalian membawaku kemari.”
“Ku tanya kau, kemana kau membawa Xue?”
“Aku sudah bilang sebelumnya. Aku meminta Guo
Xie untuk menjaganya.”
“Apa kau serius? Kalau kau meminta Guo Xie
menjaganya, dia tidak akan dalam bahaya kan?”
“Tidak mungkin. Aku memberitahu Guo Xie kalau
dia ingin situasi berubah, dia perlu bantuan Le Xue. Jadi, dia pasti akan
memperlakukan Le Xue dengan sopan. Aku tidak berniat mencelakaimu. Hanya saja
aku punya beberapa alasan hingga harus menggunakanmu untuk mengirimku kemari.
Terimakasih, nona Luo Xi, sudah membawaku ke rumah sakit.”
“Tentu saja. Jika bukan karena aku, kau pasti
sudah mati di tempat aneh. Aku peringati, karena kau sekarang berada di
wilayahku, kau sebaiknya bertingkah baik.”
“Ya. Nona Luo Xi adalah wanita baik, aku
yakin, kau tidak akan meninggalkanku sendirian di sini dan tidak
mempedulikanku,” yakin Guo Yan.
--
Guo Yan yang tiba di tempat baru, sibuk
melihat-lihat sekeliling rumah yang penuh dengan benda-benda yang tidak pernah
di lihatnya. Qin Shang dan Murong tampak kasar pada Guo Yan, tapi mereka tetap
menunjukkan kamar yang bisa Guo Yan tempati.
Eh, tapi mereka menyuruh Guo Yan untuk terus
berada di dalam kamar dan berkelakuan baik. Makanan akan mereka antarkan ke
dalam kamar.
“Bagaimana dengan kamar mandi? Kalian tidak
menyuruhku untuk melakukannya (BAK dan BAB) di sini kan?” tanya Guo Yan.
“Kau bisa keluar dua kali dalam sehari dari
kamar ini. Kami akan bergantian mengawasimu. Sebaiknya kau tidak merencanakan
apapun,” jelas Murong.
Dan mereka langsung mengunci pintu dari luar
kamar dengan gembok.
Guo Yan melihat-lihat kamar dan melihat ada
buku di sana.
Sementara itu, Murong membahas kepada Qin
Shang mengenai orang yang membakar ruangan saat itu yang membuat mereka
melompati waktu. Siapa yang melakukannya? Dia kan baru tiba di sini, jadi pasti
tidak ada yang dendam. Sementara Luo Xi hanyalah mahasiswi biasa.
“Jadi, aku ingin tanya kau. Adakah orang yang
dendam padamu?” tanya Murong.
Dari dalam kamarnya, Guo Yan bisa mendengar
dengan jelas perbincangan mereka tersebut.
Qin Shang terdiam dan berpikir.
--
Qin Shang menemui Shan Gou, karena Shan Gou
adalah anak buah Wei juga. Shan Gou takut karena Qin Shang menatapnya dengan
tatapan menyeramkan. Dia memang anak buah tn. Wei, tapi tn. Wei selalu
memerintahkan Hao Bei melakukan sesuatu dulu sebelum menyuruhnya.
“Lalu, apa kemarin Hao Bei dan WeiWei ada
datang bekerja?”
“tn. Wei datang. Tapi, Hao Bei tidak.”
Qin Shang mengerti dan membiarkan Shan Gou
untuk pergi.
--
Guo Yan keluar kamar dan baru selesai
menggunakan kamar mandi, tapi Murong sudah menyuruhnya untuk masuk kembali ke
dalam kamar. Guo Yan menghela nafas dan bertanya kenapa Murong terburu-buru
menyuruhnya masuk ke dalam kamar lagi? Apa takut dia kabur atau mencelakainya,
hah?
“Dimana Qin Shang? Keluar? Dan meninggalkanmu
sendiri untuk mengawasiku?” tanya Guo Yan dengan santai dan duduk di kursi.
“Aku akan menjadi baik dan memberitahumu. Kau jangan menghabiskan waktu dan
tenaga untuk mengawasiku.”
“Aku sarankan kau untuk jangan membuat
masalah.”
“Masalah? Jika aku benar-benar ingin
melakukannya, dengan akal ku, kalian tidak akan bisa menghentikannya. Jadi,
kenapa kita tidak saling mempercayai satu sama lain?”
“Kenapa aku harus mempercayaimu?”
“Dengan otakku, aku bisa membantu kalian
menyelesaikan masalah kalian sekarang.”
“Kau adalah masalah terbesar kami sekarang,”
tegas Murong.
“Qin Shang pergi keluar pagi-pagi buta dan
meninggalkanmu sendiri dengan ku, sepertinya, dia punya musuh yang harus di
atasi. Qin Shang adalah orang yang sombong. Jika dia sangat memperhatikan hal
ini, itu pasti ada hubungannya dengan Luo Xi. Luo Xi tidak dalam masalah kan?
Dia melompati waktu ketika terkena masalah, itu artinya sebelum datang ke Chen,
kalian menemui masalah di sini kan? Qin Shang keluar pagi-pagi buta, mungkin
untuk mencari orang yang melakukan hal ini.”
Murong tidak suka karena Guo Yan tahu dan
bisa menebak terlalu banyak. Tapi, Guo Yan tidak peduli dan malah mengatakan
kalau mereka sepertinya bertakdir. Mereka bertiga adalah kaisar dan karena
keajaiban melompati waktu dan saling bertemu. Bukankah sebaiknya mereka saling
bekerja sama? Murong tidak mau mendengar dan hanya menyuruh Guo Yan untuk masuk
kembali ke kamar.
--
Qin Shang pergi ke perusahaan dengan penuh
amarah. Hao Bei sedang melapor pada tn. Wei kalau tidak di temukan siapapun di
tempat kejadian. Baru juga buat laporan, Qin Shang muncul.
Tanpa segan, Qin Shang menghajar Hao Bei dan
tn. Wei.
“Shang!” panggil Zhao Xin dan menghentikan
Qin Shang. “Shang! Shang!”
“Lepaskan aku! Aku akan menghabisi si
brengsek ini!”
Tapi, Zhao Xin melindungi tn. Wei. Qin Shang
sangat emosi dan memberitahu Zhao Qin kalau tn. Wei membakar gedung di tengah
hutan untuk membunuhnya. tn. Wei tertawa dan membantah hal itu. Qin Shang
semakin emosi.
“Shang, aku mohon padamu. Jangan
menghajarnya, Shang,” mohon Zhao Xin. Hal ini membuat Qin Shang teringat saat
ibunda ratu memohon padanya untuk tidak membunuh perdana menteri dulu.
Qin Shang akhirnya tidak jadi memukul tn. Wei
dan pergi dari sana.
--
Malam hari,
Hujan turun dengan deras.
Qin Shang berdiri diam di depan asrama Luo
Xi. Luo Xi yang baru pulang kuliah, jelas heran melihat Qin Shang berdiri di
tengah hujan. Qin Shang langsung memeluk Luo Xi begitu melhatnya.
“Ini salahku hingga kau terluka.”
“Kau di sini menungguku, hanya untuk
mengatakan ini padaku?”
“Di dunia ini, kapanpun kau bertemu masalah
dan bahaya, tidak ada yang bisa ku lakukan. Jika kita berada di negara Qi, jika
ada orang yang punya pikiran untuk mencelakaimu, bahkan sehelai rambutmu, aku
bisa membunuhnya langsung! Luo Xi, kembalilah ke negara Qi bersamaku. Aku akan
selalu ada untukmu, setiap detik, setiap jam, setiap hari, setiap tahun. Aku
tidak akan pernah membuatmu kesepian.”
Luo Xi tidak mengatakan apapun dan hanya
memeluk Qin Shang.
“Qin
Shang, lamaranmu sangat tulus. Aku tidak tahu harus menjawab bagaimana. Sebelum
hari ini, aku tidak pernah berpikir mengenai masa depan kita. Rumahku di sini.
Keluargaku di sini. Bahkan jika aku kembali ke Qi denganmu, aku pada akhirnya
harus membawa Xue kembali ke sini.”
--
Luo Xi pulang ke rumah. Ibunya membantunya
mengeringkan rambutnya sambil mengomeli Luo Xi yang sudah besar tapi tidak bisa
merawat diri sendiri. Mereka sekeluarga saling bercengkerama dan bercanda.
--
Qin Shang pulang dalam keadaan basah kuyup.
Murong yang melihatnya meyindir kalau Qin Shang basah karna tidak ada pelayan
yang memegang payung-nya?
“Aku suka berjalan di tengah hujan. Apa
masalah?” ketus Qin Shang.
“Guo Yan sangat sulit di atasi. Dia terlalu
pintar. Aku tidak mengatakan apapun, tapi dia bisa tahu tujuanmu keluar. Dan
dia tahu kalau kita menjelajahi waktu ketika dalam bahaya.”
“Apa yang dia katakan?”
“Dia meminta kita percaya padanya.”
“Kau percaya padanya?”
“Meskipun aku tidak punya alasan untuk tidak mempercayainya. Tapi, aku juga
tidak punya alasan untuk percaya padanya,” jawab Murong.
--
Esok hari,
Hao Bei bertanya pada tn. Wei apa yang harus
mereka lakukan sekarang? tn. Wei berteriak kesal, “Kita harus membunuhnya!!”
Tags:
Emperors and Me