Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 04 - 2
Images by : Mango TV
Luo
Xi pulang ke rumah dan membuka lemari pakaiannya yang menyimpan pakaian Qin
Shang. Ternyata, Qin Shang membawa beberapa batu giok di pakaiannya, dan Luo Xi
mengambilnya. Setelah itu, dia langsung pergi lagi.
Esok
hari,
Luo
Xi membawa Qin Shang ke museum. Sebelum masuk, Luo Xi mengingatkan Qin Shang
untuk tidak membawa kekacauan.
Mereka
melihat-lihat benda-benda peninggalan sejarah. Dan juga menanyakan mengenai
benda kuno yang ditemukan baru-baru ini di berita, karena mereka ingin
membelinya. Tapi, ternyata sudah ada orang yang membeli benda itu terlebih
dahulu. Qin Shang langsung mengajak Luo Xi untuk pergi saja, tapi Luo Xi
meminta waktu sebentar.
Luo
Xi mengeluarkan batu giok-nya. Dia akan menjual salah satu batu giok yang Qin
Shang bawa dari masa kerajaan Qi. Qin Shang kaget karena Luo Xi bisa memiliki
batu giok-nya. Luo Xi membuat alasan kalau batu giok itu sebagai ganti makanan
dan baju yang Qin Shang kenakan selama ini. Qin Shang mengerti dan mengizinkan
Luo Xi untuk menjualnya dengan harga mahal.
Luo
Xi senang dan menjual salah satu batu giok itu. Pemilik museum itu melihatnya
dan menyuruh Luo Xi dan Qin Shang untuk melihat-lihat museum itu sembari dia
memeriksa keasliannya. Pemilik berbisik kepada anak buahnya kalau batu giok itu
asli dan jika di lelang pasti mereka bisa mendapatkan 2juta yuan, tapi karena
Luo Xi dan Qin Shang tampak seperti orang tidak pro, mereka akan membodohinya.
Pemilik
museum memanggil Luo Xi dan mulai memberikan harga. Dia hendak membeli 400ribu
yuan. Luo Xi langsung tidak mau menjual-nya. Akhirnya, pemilik menawarkan lagi,
dia akan membelinya 500ribu yuan. Dan Luo Xi langsung setuju.
Luo
Xi sangat senang mendapat banyak uang dan bahkan berteriak kalau mereka sudah
menjadi kaya. Sementara itu, Qin Shang merasa bingung karena batu giok nya yang
berharga malah di tukar menjadi sebuah kartu.
“Ini
namanya kartu ATM. Ini sangat berharga. Selama kau memiliki cukup uang di
dalamnya, kau tinggal menggeseknya seperti ini dan kau bisa membeli apapun yang
kau inginkan,” jelas Luo Xi. “Dan karena ini berasal dari giok-mu, aku akan
membuatkanmu kartu ATM suatu hari nanti dan membiarkanmu menikmati kehidupan
modern.”
Mereka
asyik berbicara mengenai hal itu dan tidak menyadari kalau seorang pria
memotret dan mengawasi mereka berdua.
--
Luo
Xi membawa Qin Shang ke mall dan membelikan beberapa baju untuk Qin Shang. Saat
belanja, Qin Shang memperhatikan Luo Xi yang membayar menggunakan kartu ATM itu
dan merasa kagum karena sangat mudah belanja menggunakan kartu.
Luo
Xi kemudian melihat-lihat tas dan hal itu membuat Qin Shang bingung kenapa
banyak sekali kulit-kulit yang di pajang?
“Kau
tidak mengerti. Ini itu tas untuk wanita. Sebuah tas dapat memperbaiki
segalanya. Tidak ada seorangpun wanita di dunia ini yang tidak menyukai tas.
Dan ada bunga juga. Tidak akan ada orang yang menolak sebuket bunga. Lihat saja
si Jingjing dan bunga yang dia dapat, membuatnya sangat pamer.”
“Siapa
itu Jingjing?”
“Wanita
kasar yang ingin kau hajar itu.”
Luo
Xi kemudian memeriksa harga tas-nya, dan begitu tahu harganya sangat mahal, Luo
Xi jadi batal membelinya.
--
Esok
hari,
Seorang
pria masuk ke dalam kelas Luo Xi sambil membawa sebuket bunga yang di letakan
di dalam tas. Wajah pria itu tertutup oleh tas itu. Semua mahasiswa/I langsung
berteriak heboho melihat hal itu. Mereka mengira kalau itu untuk Jingjing. Dan
Jingjing tampak bangga. Dia bahkan langsung berdiri untuk menerima buket bunga
itu. tapi, si pria melewatinya dan berhenti di depan Luo Xi.
Pria
itu adalah Qin Shang. Dan dia memberikan hadiah itu untuk Luo Xi. Itu adalah
hadiah pertunangannya karena ingin menikahi Luo Xi.
“Hadiah
pertunangan? Zaman apa ini sekarang?!” ejek Jingjing. “Apa diluar juga ada
keledai yang sedang menunggu juga?”
“Eh,
tapi dia membeli tas Hermes sebagai pot bunga-nya. Pacar barumu selalu punya
ide lucu,” ujar seorang mahasiswi pada Luo Xi.
Seorang
lagi langsung memeriksa ingin memeriksa tas itu, dan langsung iri karena itu
adalah tas asli. Semua langsung merasa iri pada Luo Xi. Jingjing tidak mau
kalah dan menuduh kalau itu hanyalah tas imitasi dengan kualitas tinggi.
“Luo
Xi, bukannya kau bilang kalau dia sepupumu?” tanya Fei Yan.
“Dia
adalah Ratu -ku,” tegas Qin Shang.
Dan
semua langsung berseru bersemangat. Luo Xi merasa malu dan memilih keluar
kelas. Qin Shang langsung mengikutinya.
Semua
mahasiswi langsung membicarakan Luo Xi yang beruntung bisa mendapatkan pacar
tampan dan kaya hingga menggunakan tas Hermes sebagai pot bunga. Jingjing
semakin kesal dan berteriak menyuruh semuanya diam. Para mahasiswi itu langsung
menuduh Jingjing yang cemburu pada Luo Xi. Tapi Jingjing membantah hal tersebut.
--
Qin
Shang mengikuti Luo Xi, walalupun Luo Xi mengabaikannya. Sebenarnya, diam-diam,
Luo Xi merasa senang juga. Tapi, dia penasaran, darimana Qin Shang mendapatkan
uang untuk membeli tas seharga 200.000 yuan itu?
“Dengan
ini,” jawab Qin Shang dan menunjukkan kartu ATM-nya.
Luo
Xi segera memeriksa tas-nya, dan benar itu kartu ATM miliknya. Dia langsung
marah karena Qin Shang mencuri kartunya dan juga darimana Qin Shang belajar
membayar pakai kartu ATM?
“Kemarin,
kau yang menunjukkan caranya padaku.”
Luo
Xi langsung memeriksa tas itu dan berharap agar tas itu masih bisa di
kembalikan karena belum rusak. Qin Shang jelas heran, “Kau tidak suka?”
“Aku
lebih suka 200.000 yuan.”
“Kalau
gitu, kau tidak perlu khawatir. Kau akan memiliki seluruh dunia begitu kau
kembali ke Kerajaan Qi.”
“Aku
hanya perlu kau tinggal di sini selama setengah tahun dan kemudian aku akan
mengirimkanmu kembali dan membawa Xue kembali. Tempat kalian tidak punya AC,
snack, aku tidak akan bisa tinggal di sana,” jelas Luo Xi. “Oh ya, ini ponsel
untukmu. Aku yang belikan.”
Luo
Xi kemudian mengajari cara Qin Shang untuk menggunakan ponsel. Dia menelpon ke
ponsel Qin Shang, dan mengajarkan cara mengangkat telepon itu. setelah itu, dia
menyuruh Qin Shang untuk menunggu di sini sementara dia berlari ke seberang
jalan.
Begitu
di seberang, Luo Xi dengan bahasa tubuh memberikan instruksi pada Qin Shang
untuk meletakkan ponsel itu di telinga. Qin Shang mengikutinya tapi dia
terbalik. Luo Xi memberitahunya dan Qin Shang menurutinya.
“Hello,
Qin Shang. Kau bisa mendengar suaraku? Kau sangat bodoh. Hello… kau bisa
mendengarku sekarang? Dengan ponsel ini, kau bisa bicara denganku dari jarak
yang sangat sangat sangat jauh. Qin Shang. Kau tidak lagi takut kan? Tidak usah
khawatir, cukup bicara seperti biasa saja.”
Tapi,
tidak ada jawaban dari Qin Shang.
“Qin
Shang. Apa kau marah karena aku bilang tidak ingin menjadi ratu-mu atau karena
aku tidak ingin ingin dengan mu kembali? Di dunia ini, jika kau ingin menikahi
seorang wanita, kau harus berkencan dengannya terlebih dahulu. Melamarnya. Dan
bilang padanya, aku suka padamu. Dan
itu harus tulus. Setelah itu, dia baru bisa memutuskan untuk menerima cintamu
atau tidak,” jelas Luo Xi. “Qin Shang. Qin Shang. Apa kau mendengarku?”
“Luo
Xi. Aku suka padamu,” ujar Qin Shang langsung dan secara tiba-tiba. Dia juga
menatap ke arah Luo Xi dengan tajam.
Luo
Xi sampai terdiam mendapat pengakuan tiba-tiba itu. Mereka saling menatap di
kejauhan.
Tapi,
tiba-tiba saja, sebuah mobil van putih berhenti di depan Luo Xi dan
menculiknya. Qin Shang langsung mengejarnya menggunakan taksi.
BERSAMBUNG
Tags:
Emperors and Me