Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 14 - 1
Images by : Mango TV
Beberapa orang berpakaian hitam diam-diam
masuk ke kediaman Guo Yan di malam hari. Mereka membunuh para prajurit yang
berjaga. Dan juga menebas punggung Guo Yan yang sedang membaca buku di kamarnya.
Setelah Guo Yan terjatuh, mereka segera kabur.
Dong Cheng datang dengan penuh kegembiraan ke
tahanan Qin Shang dan Murong. Dia berterimakaih atas strategi Murong dan Qin
Shang hingga dia bisa melenyapkan Guo Yan. Bahkan dia segera memerintahkan pada
pengawalnya untuk menyediakan kamar terbaik dan juga makanan untuk Qin Shang
dan Murong Yu.
Murong meminta Dong Cheng untuk membantunya
sekarang meminjamkan pengawal agar dia bisa menyelamatkan temannya yang di kurung
di mansion. Dong Cheng setuju.
“Dong Cheng, akankah dia percaya pada kita?”
tanya Qin Shang pada Murong setelah Dong Cheng pergi.
“Dong Cheng memliki banyak kekuatan, tapi
tidak mengerti strategi. Alasan dia bisa seperti ini hari ini dan mempunyai
banyak kekuatan adalah karena keberuntungannya dan dia tidak punya hati (tidak
segan untuk membunuh). Ada banyak orang yang ingin membunuh Guo Yan, karena itulah
aku memilih Dong Cheng. Ada apa?”
“Guo Yan, apa dia bisa mati begitu mudah? Aku
takut ada yang salah,” ragu Qin Shang.
--
Luo Xi berlatih jurus kungfu yang di ajarkan
Qin Shang, dia ingin agar nanti Qin Shang menyelamatkannya, dia bisa membantu. Le
Xue menyuruh Luo Xi untuk tidak melakukan apapun karena itu hanya akan membuat
Qin Shang kesulitan. Luo Xi belum bisa jurus-jurus itu dan jika dia gunakan
pada prajurit, takutnya prajurit akan semakin kesal dan melukai Luo Xi.
Tiba-tiba saja para prajurit masuk ke dalam
ruangan mereka. Dan di belakang mereka ada … Guo Yan.
Flashback
Yang
di bunuh oleh para pembunuh adalah orang lain yang menggunakan baju kaisar-nya.
End
Guo Yan dengan tenang duduk di depan meja dan
mengajak Le Xue untuk bermain catur. Dia sudah tahu rencana mereka dan juga mengenai
Le Xue serta Luo Xi yang pasti sudah sadar. Dia sudah memperhitungkan semuanya dari awal.
“Jika tebakanku tidak salah, dia akan datang
menyelamatka kalian besok. Jika Dong Cheng datang, aku akan langsung membunuhnya.
Jika dia tidak datang, hanya jika aku bisa memastikan kalau prajurit itu adalah
anggotanya, aku akan bisa menghukumnya dengan hukuman mati karena kudeta.”
Le Xue tetap tenang karena dia tahu kalau
Dong Cheng mempunyai kekuatan jauh lebih besar dari Guo Yan. Guo Yan memberitahu
Le Xue kalau dia sudah meminjam pasukan 3000 prajurit dari negara lain. Caranya?
Dia memperlihatkan ponsel Luo Xi dan mengatakan kalau ada dewi di tempatnya, sehingga
dia bisa memperoleh 3000 prajurit dengan menukar Le Xue.
Dan Guo Yan segera memerintahkan para prajuritnya
untuk membawa Le Xue ke tempat orang yang telah meminjamkannya prajurit itu. Luo
Xi panik. Le Xue segera mengancam kalau dia akan membantu orang itu untuk
menghancurkan negara Guo Yan jika dia di serahkan ke sana.
Guo Yan tidak takut. Dia sudah merencanakan
semuanya. Dia akan menyebarkan berita kalau Le Xue adalah Dewi sehingga semua
kerajaan akan memperebutkan Le Xue. Perang akan pecah.
Dan dengan perintahnya, para prajurit membawa
Le Xue pergi. Luo Xi berteriak berusaha menolong Le Xue, tapi semua percuma. Luo
Xi semakin membenci Guo Yan.
“Ini hanyalah strategi. Terlebih lagi, kau …
kau juga ingin membunuhku. Penggantiku bisa mati. Pengawalku bisa mati. Aku bisa
mati. Hanya kau… kau tidak boleh mati! Dalam dunia ini, hidup dan mati hanyalah
permainan. Jika kau bertaruh, maka kau harus menerima kekalahanmu!” tegas Guo
Yan.
--
Esok hari,
Tidak perlu bertele-tele, penyerangan di
lakukan ke mansion untuk menyelamatkan Luo Xi dan Le Xue.
Mereka tidak tahu, kalau Le Xue telah di
serahkan ke pihak lain. Luo Xi terus berdoa agar Qin Shang dan Murong tidak
datang menyelamatkannya. Sayangnya, doanya itu tidak terkabul.
Qin Shang dan yang lain mengira kalau mereka
sudah hampir menang. Tapi, prajurit Guo Yan ternyata bertambah banyak, dan itu
di luar dugaan mereka. Mereka terkepung. Ditambah lagi, Dong Cheng terbunuh!
Mengerti kan, biasanya jika pemimpin terbunuh,
para pengikutnya tidak akan lagi bertarung jika tidak ada pemimpin karena takut
akan di habisi pihak lawan. Mereka lebih memilih menyerah dengan harapan nyawa
mereka masih akan di ampuni.
“Guo Yan, aku mohon padamu. Lepaskan mereka,”
pinta Luo Xi. “Xue dan aku datang dari dunia lain, mungkin kami akan bisa
menolongmu. Aku mohon padamu.”
“Aku tidak perlu bantuan dari orang lain. Apa
yang ku inginkan adalah mengontrol orang untuk mencapai situasi yang ku
inginkan. Aku tidak memerlukanmu lagi.”
Qin Shang dan Murong terkepung. Luo Xi tidak
diam, dia menggunakan jurus kungfu yang Qin Shang ajarkan untuk melepaskan diri
dari prajurit yang menahannya. Tapi, jelas saja mereka tetap kekurangan jumlah.
Luo Xi menggunakan cara terakhir. Menghunuskan
pedang pada Guo Yan. Memerintahkan mereka untuk berhenti dan kembalikan Le Xue
padanya.
“Bagaimana jika aku menolak?”
“Maka aku akan membunuhmu!” tegas Luo Xi.
“Tanganmu gemetar. Apa kau pernah membunuh
orang? Kau berani membunuh orang?” tantang Guo Yan.
Qin Shang berlari dan mengambil alih, “Dia
belum pernah membunuh. Tapi, aku berani membunuh.”
“Jika kalian ingin menyelamatkannya, bawa Le
Xue kemari!” perintah Murong pada adik Guo Yan.
“Guo Xie, abaikan aku! Tembak mereka. Lagipula,
cepat atau lambat aku akan segera mati. Tembak!” perintah Guo Yan.
Dan akhirnya, tembakan di lemparkan. Walau Qin
Shang bisa menebas beberapa tembakan, tapi tetap saja mereka kalah. Tembakan
mengarah ke arah Luo Xi, Qin Shang segera berlari melindungi Luo Xi. Tanda lahir
di tangan Luo Xi menyentuh dada Qin Shang (lebih tepatnya mengenai kalung giok yang dia berikan untuk Qin Shang), dan waktu kembali berputar maju!
Begitu mata di buka, mereka telah kembali
lagi ke masa depan!
“Dimana Le Xue?” cari Luo Xi. “Aku tidak
membawa Xue kembali. Ini semua salahku!”
Terdengar suara batuk-batuk.
“Kenapa kau bisa ikut kemari?” teriak Qin Shang
melihat Guo Yan. Guo Yan terbawa.
“Semua ini salahmu! Jika bukan karenamu, aku bisa
membawa Xue kembali kali ini. ini semua salahmu!!!” marah Luo Xi.
Tapi, batuk Guo Yan semakin parah hingga
mengeluarkan darah.
“Ku peringatkan kau, jangan bertingkah seperti
kau sakit parah!” maki Luo Xi.
“Aku tidak membawa Le Xue ke pihak lawan,”
beritahu Guo Yan.
“Benarkah?” tanya Luo Xi.
“Aku tidak bodoh. Memberikan orang sepenting
itu kepada lawanku.” Dan tidak lama, Guo Yan pingsan.
Luo Xi tidak tega dan ingin menelpon ambulans
dengan ponselnya yang ada di tangan Guo Yan. Tetapi Qin Shang melarang dan
menyuruh untuk membiarkan Guo Yan untuk mati saja.
“Kau kira aku mau menyelamatkannya?! Aku sudah
sering bilang, kita tidak bisa membunuh orang.”
“Kita hanya meninggalkannya. Dia mati karena penyakit.
Itu bukan urusan kita.”
Luo Xi tetap tidak bisa. Dia kebetulan melihat
CCTV dan menggunakan alasan itu. Qin Shang tetap berkeras. Tetapi Murong
mendukung keputusan Luo Xi.
--
Akhirnya, Guo Yan di bawa ke rumah sakit. Dia
masih belum sadarkan diri.
Luka Qin Shang juga sudah di obati.
He Mo datang dan bertanya apa yang terjadi?
“Ceritanya panjang. Tapi, aku membawa Guo Yan
kemari dari Chen Guo tanpa sengaja.”
“Guo Yan?”
“Dia sedang di rawat sekarang.”
“Kau menjelajahi waktu lagi?” kaget He Mo. “Chen
Guo ada sebelum dinasti An. Lalu bagaimana dengan Xiao Xue? Kau melihatnya?”
“Aku melihatnya. Tapi, aku masih belum bisa
membawanya kembali.”
He Mo jelas merasa kecewa. Murong membela Luo
Xi kalau itu bukan salah Luo Xi. Tapi, He Mo tidak mau mendengar dan butuh
waktu sendiri.
Murong menyarankan Luo Xi untuk pulang dan
biar mereka yang menjaga Guo Yan. Luo Xi tidak mau karena khawatir jika Guo Yan
sadar dan akan membuat masalah. Qin Shang menyuruh Luo Xi untuk tidak usah peduli
pada Guo Yan. Murong berjanji akan menelpon Luo Xi jika Guo Yan sudah sadar. Akhirnya,
Luo Xi mau pulang.
Tags:
Emperors and Me