Sinopsis J-Drama : Holiday Love Episode 4 - part 4

Network: TV Asahi

Keesokan harinya. Azu dan Junpei datang ke rumah Izutsu. Sebenarnya Azu merasa tidak percaya diri dengan penampilannya, tapi dia ingin bertemu dengan selingkuhan suaminya.


Didalam rumah. Rina berdandan secantik mungkin untuk menyambut kedatangan Junpei.


Masuk ke dalam rumah, Azu merasa tidak nyaman, karena mengingat cerita bahwa Junpei dan Rina ketahuan bermesraan di ruang tamu. Izutsu yang telah menunggu mereka, dengan dingin, dia mempersilahkan mereka semua untuk duduk.



Izutsu dengan tegas menjelaskan bahwa baik Rina maupun Junpei, mereka berdua tidak boleh berbohong dan harus jujur, jika tidak maka dia akan melakukan penyelidikan. Dan kemudian Izutsu pun mulai bertanya.

“Junpei-san benar- benar mencintai aku. Dia benar- benar seseorang yang menggemaskan. Aku selalu bersemangat setiap kali aku melihat dia. Kami berdua saling berkirim pesan. ‘Hari ini aku mengikuti Rina dengan mataku,’ itu yang dikatakannya padaku,” jelas Rina sambil memandang ke arah Junpei. Kemudian dia memandang ke arah Azu dan tersenyum senang, “Ketika aku menanyakan padanya, ‘Apa yang akan kamu lakukan jika Istrimu meminta kamu berpisah dengannya?’. Dia menjawab ‘Jika aku tidak memiliki anak, aku akan bersama dengan Rina.’,” kata Rina sambil tertawa.

“Itu tidak benar! Aku tidak mengatakan itu! Aku tidak ingin berpisah dengan Azu. Aku tidak pernah sekalipun memikirkan tentang itu,” sangkal Junpei langsung.


Izutsu memukul meja dengan keras, dan menghentikan pembicaraan mereka berdua. Dengan tegas, dia menyuruh Junpei untuk berhenti berbohong. “Bagaimana kamu terlibat dalam hubungan ini? Kamu jatuh cinta dengan Rina dan berkiriman pesan dengannya setiap malam kan? Itu tidak salah kan?” tanya Izutsu. Dan dengan pelan, Junpei membenarkan.

“Apa yang membawa mu ke rumah ini, dan berakhir dalam pelukan satu sama lain? Jelaskan secara detail! Seluruh pembicaraan waktu itu, dan posisi kamu berada saat itu!” tanya Izutsu dengan marah.



Flash back
Rina mengirimkan pesan kepada Junpei agar datang ke rumahnya, karena suaminya sedang pergi dinas keluar kota dan sekarang dia ingin bertemu dengan Junpei. Dan ketika membaca itu, Junpei awalnya merasa ragu, tapi akhirnya dia datang juga.
Flash back End



“Kamu yang mengundangnya, huh?” tanya Izutsu dengan geram.

“Iya. Tapi waktu itu, Junpei-san bilang, dia benar- benar hanya mencintai aku, itu mengapa aku yakin! Itu mengapa, aku berpikiran untuk merespon perasaan nya…” jelas Rina.

“Aku tidak pernah…” potong Junpei. Tapi sebelum Junpei selesai bicara, Izutsu langsung menengahi mereka berdua dengan marah.

Azu merasa sangat tidak nyaman sekali dan tidak kuat lagi dengan semua pembicaraan ini, sehingga dia meminta agar Izutsu mau menghentikan semua pembicaraan ini. Azu menjelaskan bahwa dengan cara ini, mereka tetap tidak bisa mendapatkan apapun, karena Junpei dan Rina memiliki pendapat yang berbeda terhadap perasaan satu sama lain.



“Apa kamu puas dengan ini? Mereka berdua… didalam rumah ini… di tempat ini!! Mereka berpelukan dengan bertelanjang. Bahkan walaupun mereka berdua ketahuan, tapi mereka masih saling bertemu di kantor!! Aku benci itu!!” teriak Izutsu dengan marah.

“Aku memutuskan untuk mempercayai dia!” kata Azu dengan tegas.

Izutsu merasa sangat heran, kenapa Azu bisa memilih untuk mempercayai Junpei dengan begitu mudahnya. Dan Azu menjelaskan perasaanya kepada Junpei yang selama ini telah menjadi pendampingnya.



“Itu karena aku ingin memulai dari awal. Itu karena aku mencintainya. Sehingga aku meragukannya seperti ini. Aku ingin membuat keputusan setelah tahu kebenarannya dengan jelas. Itu mengapa, aku terus mengejar kebenarannya sampai aku puas!!” jelas Izutsu.

“Aku mengerti kamu…” kata Azu. Tapi Izutsu langsung memotong.

Dengan cepat, Izutsu kembali mengajukan pertanyaan kepada Junpei dan Rina. Lalu karena benar- benar merasa tidak tahan, maka Azu pun langsung menyela dengan suara keras. “Bisakah aku meminjam kamar mandimu?” tanya Azu, kemudian dia mengajak Junpei untuk ikut bersamanya.


Didalam kamar mandi. Azu menjelaskan kepada Junpei. Dia  mengatakan bahwa dia tidak ingin berada di tempat ini lebih lama lagi, jadi dia mau Junpei berpura- pura menerima semua nya saja. Dan jika Izutsu meminta uang perdamaian, maka sanggupin saja, agar semuanya ini bisa segera berakhir.



Keluar dari dalam kamar mandi. Junpei langsung merminta maaf kepada Izutsu. “Aku minta maaf. Segala yang Rina katakan adalah benar”

“Aku tahu! Itu akhirnya telah jelas. Jelaskan semuanya!!” teriak Izutsu sambil merekam perkataan Junpei menggunakan hape nya.

“Benar. Aku bilang pada Rina bahwa aku ingin bersama dengannnya setelah berpisah dengan Azu. Itu bukan hanya pelarian atau hubungan terlarang. Aku berkencan dengannya secara seriua,” kata Junpei, mengaku dengan terpaksa apa yang tidak dilakukannya. Tapi mendengar hal tersebut, tidak peduli apa itu benar atau tidak., Rina tampak sangat senang sekali.


Karena semuanya telah selesai, Izutsu pun membahas uang perdamaian yang harus Junpei bayarkan padanya. Dan Azu menyanggupin hal tersebut, dia menanyakan berapa jumlah yang harus mereka bayarkan.

“Berapa banyak yang kamu ajukan? Katakan jumlahnya,” tanya Izutsu sambil duduk dengan tenang di kursinya kembali.

Orang ini masih menguji kami. Pikir Azu dalam hati.



“Aku dengar harga saham di pasaran sekitar 1 sampai 2 juta yen. Jadi aku akan membayar 2 juta yen padamu,” jawab Junpei. Dan Izutsu setuju sambil menyerahkan kertas kecil yang berisikan nomor rekeningnya.

Azu menyela dan menatap tajam kepada Rina. “Aku juga mau meminta hal yang sama seperti mu. Aku mau meminta uang perdamaian dari Istrimu,” kata Azu. Mendengar itu, Rina langsung terkejut.

“1 juta yen. Itu yang ku pinta,” jelas Azu.



“Kamu berubah begitu cepat, huh? Sampai tadi, kamu bahkan tidak berbicara satu kata pun, kan?” tanya Izutsu, tertarik.

“Seperti kamu yang dilukai oleh Junpei. Aku juga terluka oleh Istrimu. Junpei dipukul oleh mu, dan kamu membuat dia meninggalkan Shizuoka. Dengan semua kekuatan ku, aku akan membayar 2 juta mu secara perlahan. Tapi Istrimu bahkan tidak meminta maaf padaku. Hanya meminta maaf padaku, maka ini semua berakhir. Ketulusan mu hanya sebatas itukah?” jelas Azu.

“Baiklah. Itu di mengerti. Jadi claim lah itu dari Rina seperti yang kamu inginkan,” kata Izutsu dengan tenang. Dan Rina menatapnya dengan terkejut.



Azu menjelaskan bahwa Junpei berhutang kepada Izutsu senilai 2 juta, dan Rina berhutang padanya 1 juta, jadi dengan begitu, maka dia hanya akan membayarkan 1 juta saja kepada Izutsu nantinya. Tapi Izutsu tidak mau menerima itu, karena jika suatu saat nanti dia berpisah dengan Rina di masa depan, maka dia tidak mau menanggung beban Rina.

“Jika begitu, aku akan mengklaimnya dari Istrimu langsung,” kata Azu.


Izutsu menyindir Junpei yang sangat beruntung, walaupun Junpei telah menyelingkuhin Azu, tapi Azu masih mau menerima Junpei dan memaafkan Junpei. “Nyonya, apa kamu serius tidak mau berpisah dengannya?” tanya Izutsu pada Azu.

“Kami berpisah atau tidak, itu terserah pada kami sebagai pasangan,” jawab Azu.

Izutsu merasa kecewa karena Azu masih saja membela Junpei, dan dia pun menghina Azu yang bersikap seperti itu. Mendengar hinaan yang Izutsu katakan kepada Azu, dengan tegas Junpei menyuruh agar Izutsu tidak menghina Azu, jika itu dirinya yang dihina maka dia tidak masalah, tapi dia tidak mau Azu dihina karenanya.

Lalu Junpei dengan sikap yang sopan, menunduk meminta maaf kepada Izutsu dan Rina. Kemudian dia mengajak Azu untuk pulang.





Setelah Junpei dan Azu keluar dari dalam rumah, Izutsu langsung menarik kursi dan duduk dihadapan Rina. “Kita juga perlu membicarakan tentang masa depan kita.”

“Tidak. Tidak ada yang perlu di  bicarakan. Aku tidak berniat untuk kembali bersama-sama dengan kamu,” kata Rina dengan tegas.

“Sialan! Aku bilang, aku akan memaafkanmu, kamu tahu!! Aku lah yang menderita..!!”

“Tidak. Terima kasih,” potong Rina langsung.



Rina berlari keluar dari dalam rumah mengejar Junpei. Kemudian dia menunjukan foto Azu yang sedang bermesraan dengan Kuroi palsu di hotel. Dia menjelaskan bahwa foto tersebut dia temukan di sosial media. Dan melihat foto tersebut, Junpei merasa sangat terkejut.

“Azu, semua foto ini?” tanya Junpei. Dan Azu diam, tidak bisa menjawab.

“Istrimu mengatakan semua hal yang sangat bagus sekali tadi, tapi aku piki dia hanya menunjukan ku sisi alami manusia saja,” kata Rina, memanaskan situasi.

Post a Comment

Previous Post Next Post